VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2014

Download Pengaruh Karakteristik Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial ..... Untuk mengetahui pengaruh brand image...

0 downloads 474 Views 4MB Size
JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL

VOL. 2, NO. 2, Oktober 2014 Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pt Chandra Jaya Sukses (Produk Kursi Recliner Merek Lazboy) Florensy Natalia Perilaku Konsumen Dalam Membangun Intensi Pembelian Pada Produk Sepatu Converse Di Jakarta Barat Adi Prasetyo Widodo Peranan Citra Merek Tdr Racing Dalam Pembentukan Loyalitas Konsumen Andy Hendri Perilaku Konsumen Dalam Membangun Kepuasan Dan Loyalitas Pada Produk Laptop Asus Di Universitas Esa Unggul Anggrahini Puspitasari Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. JREAL Property Aprilia Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Waktu Dan Harga Terhadap Relationship Quality ( Studi Kasus Pada Produk Tas PT Garmindo Co ) Caecillia Aditya Wijaya Pengaruh Celebrity Endorser Dalam Iklan Freshcare Aromatherapy Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Di Wilayah Tanjung Duren, Jakarta Barat) Windi Asiani Analisis Bauran Pemasaran Mempengaruhi Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry Di Universitas Esa Unggul (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Reguler Aktif) Ferian Osman

Menguji Dampak Pemilihan Tipe Endorser Terhadap Minat Beli ( Studi Pada Iklan Garnier Bb Cream ) Intan Rosetti Arimbi Peranan Unit Kerja Teller Bca Kcu Pasar Baru Dalam Terciptanya Keterikatan Nasabah Stephanus Taniadi Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan, Kualitas Pesan Iklan, Frekuensi Penayangan Iklanterhadap Efektivitas Iklan Televisi Kartu Im3 Versi “Play With Jkt48 & Cesar” Regina Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Struktur Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 Sampai Dengan 2011 Darwis Chayady Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Akbar Pribadi Nurdin Putra Pencatatan Selisih Kurs Atas Pembelian Dan Penjualan Pada Transaksi Valuta Asing Pada Laporan Keuangan ( Studi Kasus Pt Sarana Refrigeratama) Corry Friska Hutagaol Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Nilai Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Elis Kartika Pengaruh Asimetris Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Industri Otomotif & Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2009 – 2011 Emi Karina

Job Insecurity, Job Satisfaction, Komitmen Organisasi Dan Turnover Intention Di PT Tiffakasih Primatama Tangerang Fei Ie Analisis Asosiasi Merek Dan Atmosfir Toko Mempengaruhi Niat Beli Produk Les Femmes (Study Kasus : Toko Les Femmes Di Mall Ciputra) Firly Rahayu Puspitaningrum

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan (Studi Kasus Pada PT Purna Baja Harsco) Gumarang Ade Himawan Persepsi Karyawan Terhadap Kebijakan Pengendalian Persedian Bahan Baku Dengan Metode Economical Order Quantity (Eoq) Pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk, Jakarta Herman Sugianto

Persepsi Karyawan Terhadap Kebijakan Pengendalian Persedian Bahan Baku Dengan Metode Economical Order Quantity (Eoq) Pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk, Jakarta Herman Sugianto

Pengaruh Current Ratio, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio Dan Total Asset Turnover Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007 – 2011 Agustina Cyntia

Analisis Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Di Indomaret Nina Merdiana

Analisis Pengaruh Suku Bunga Deposito Jangka Waktu 1 Bulan Terhadap ROA, LDR, Dan NPL Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2012 Pipit Tri Puspita Pengaruh Karakteristik Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus Di Universitas Swasta X) Rudy Setiawan

Celebrity Endorser Iwan Fals Terhadap Keputusan Pembelian Top Coffee Di Wilayah Rawa Buaya, Jakarta Barat Nurchalim Sikap Nasabah Dan Konstruk Technology Acceptance Model (TAM) Dalam Penerapan Penggunaan Sesungguhnya Internet Banking Oggi Makayasa Pengaruh Iklan Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ponds (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Reguler Aktif Angkatan 2010-2011) Kurniawan Sriprasetyo

Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan ( Study Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta ) Tika Permata Pengaruh Gender, Tekanan Anggaran Waktu, Kompleksitas Tugas Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment Pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta. Ussy Annisa Darusman

JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL VOLUME 2, NOMOR 2, OKTOBER 2014, HAL 1 – 384

Terbit 2 kali dalam setahun pada Bulan April dan Oktober. Berisi artikel yang diangkat dari hasil-hasil riset mahasiswa dalam bentuk Skripsi baik Manajemen dan Akuntansi. KETUA PENYUNTING: MF Arrozi WAKIL KETUA PENYUNTING: Dihin Septyanto PENYUNTING AHLI: Hasyim Achmad Lia Amalia Sugiyanto PENYUNTING PELAKSANA: Sri Handayani Abdurrahman Adrie Putra Rina Anindita STAFF ADMINISTRASI Jaka Suharna Delfian Aldeni Evalina Silitonga

Alamat Penyunting : JAME Fakultas ekonomi Universitas Esa Unggul. Jalan Terusan Arjuna No 09 Kebon Jeruk Jakarta Barat. Gedung Utama Lantai 3. Email : [email protected]

Kebijakan Editorial dan Pedoman Penulisan Artikel Kebijakan Editorial Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul setiap enam bulan sekali dengan tujuan sebagai media pertukaran informasi dan karya ilmiah staf pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat akademik yang tertarik pada penelitian dibidang akuntansi dan manajemen. Ruang Lingkup penelitian akuntansi dan manajemen yang dimuat dalam JAME meliputi bidang: akuntansi keuangan, pasar modal, akuntansi manajemen, akuntansi sektor publik, pemeriksaan akuntansi, perpajakan, sistem informasi (baik akuntansi dan manajemen), manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumberdaya manusia, manajemen operasional, manajemen bisnis, manajemen strategik, dan manajemen umum JAME menerima naskah/artikel yang belum pernah dipublikasikan/diterbitkan oleh media lain. Penentuan naskah yang diterbitkan dalam JAME melalui proses blind review oleh dewan redaksi JAME dengan mempertimbangkan: 1) Sesuai standar baku publikasi jurnal, 2) Metodologi penelitian yang digunakan, 3) Kontribusi penelitian dengan pengembangan pendidikan di bidang akuntansi dan manajemen. Dewan redaksi bertanggung jawab untuk memberikan telaah konstrukstif dan jika perlu menyampaikan hasil evaluasi kepada penulis artikel. Penulisan artikell dikirimkan ke alamat: JAME (Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Manajemen Esa Unggul) Gedung Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta Ruang 301, Lantai 3 Jl. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang, Keboin Jeruk, Jakarta Barat. Telp (021) 5674223 Fax (021) 5674248 Pedoman Penulisan Naskah/Artikel 1. Sistematika pembahasan dalam artikel yang dikirimkan memuat beberapa bagian sebagai berikut: a. Abstrak memuat ringkasan penelitian yang terdiri: masalah dan tujuan penelitian, metode, temuan dan kontribusi hasil penelitian. Abstrak disajikan diawal teks dan terdiri antara 150 s/d 400 kata yang ditulis dalam satu paragrap( abstrak disajikan dalam Bahasa Inggris jika naskah /artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia, jika artikel ditulis dalam Bahasa Inggris maka abstrak disajikan dalam Bahasa Indonesia). Dalam abstrak terdapat kata kunci (key word) untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. b. Pendahuluan memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kontribusi penelitian. c. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis memuat kerangka teoritis berdasarkan telaah literatur yang menjadi landasan logis dan mengembangkan hipotesis atau preposisi dan model penelitian. d. Metodologi Penelitian memuat metode pengumpulan data, pengukuran dan operasionalisasi variabel, dan metode analisis data. e. Analisis data memuat analisis data penelitian dan statistik deskriptif . f. Pembahasan dan simpulan memuat pembahasan dan hasil temuan penelitian. g. Implikasi dan Keterbatasan memuat implikasi hasil temuan dan keterbasan penelitian serta saransaran yang diberikan peneliti terhadap penelitian di masa akan datang. h. Daftar Pustaka memuat sumber-sumber yang dikutip dalam penulisan artikel. Sumber yang dimuat hanya yang diacu dalam penelitian yang bersangkutan. i. Lampiran memuat tabel, gambar dan instrumen(kuisioner) yang digunakan dalam penelitian tersebut. 2. Format Tulisan : a. Artikel diketik dengan jarak baris dua pada kertas kuarto (8,5” x 11”). Kutipan langsung yang panjang(lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan jarak baris satu dengan indent style (bentuk berinden). b. Panjang artikel tidak lebih dari 15 sampai dengan 25 halaman kuarto. c. Margin atas, bawah, kiri dan kanan sekurang-kurangnya 1 inci. d. Halaman cover setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. e. Tabel dan gambar harus diberi judul dan keterangan yang jelas serta diberi nomor urut halaman.

f.

Tabel dan gambar sebaiknya disajikan pada halaman terpisah (pada bagian akhir naskah) dan menyebutkan. g. Kepustakaan yang diacu menggunakan sistem nama tahun yang mengacu pada daftar acuan. Jika dipandang perlu penulis dapat mencantumkan halaman karya acuan. Contoh: 1) Satu sumber kutipan dengan satu penulis: ( Galbraith, 1997). Jika disertai nomor halaman: (Galbraith,1997:23) 2) Satu sumber kutipan dengan dua penulis ( Smith dan Watts, 1992). 3) Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis ( Bathala et al, 1994 atau Bathala dkk, 1994) 4) Dua Sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Rozeff,1982; Easterbrook,1984) 5) Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama( Myer and Majluf, 1984a,1984b) 6) Sumber kutipan berasal dari institusi menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan,(IAI, 1999). h. Daftar referensi hanya memuat sumber yang diacu serta disusun secara alfabetis sesuai dengan nama penulis atau nama institusi. Adapaun urutan susunan setiap referensi sebagai berikut: nama penulis, tahun publikasi, judul jurnal atau buku teks, nama jurnal atau penerbit, nomor halaman. Contoh: Anthony,R.N, and Vijay Govindarajan, 2000, Management Control System,Ninth Edition. Chicago,II: Irwin. Bapepam,1996, Himpunan Peraturan Pasar Modal Indonesia Diana, Nur, 2002, Analisis Hubungan Kompleksitas Organisasi, Keterlibatan Tim, Diversitas Ukuran Kinerja, Besar Kompensasi, Partisipasi Terhadap Kinerja Tim, Tesis, UGM, Tidak dipublikasikan. Mills,P.K, 1983, Sef Management: Its Control and Relationships to Other Organizational Properties. Academy of Management Review : 445-453. Rizzo, J.R., R.J. House, and S.I.Lirzman, 1970, Role Conflict and Abiguity in Complex Organizations, Administrative Science Quarterly, 150-163. Rockness, H.O, and M.D. Shields,1988. An Empirical Analysis of the Expenditure Budget in Research and Development, Contemporary Accounting Research: 568 –581. 3. Artikel diserahkan dalam bentuk 3 (tiga eksemplar) cetakan.

JAME JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ESA UNGGUL VOLUME 2, NOMOR 2, OKTOBER 2014

DAFTAR ISI

Halaman

Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pt Chandra Jaya Sukses (Produk Kursi Recliner Merek Lazboy) Florensy Natalia

1

Perilaku Konsumen Dalam Membangun Intensi Pembelian Pada Produk Sepatu Converse Di Jakarta Barat Adi Prasetyo Widodo

12

Peranan Citra Merek Tdr Racing Dalam Pembentukan Loyalitas Konsumen Andy Hendri

18

Perilaku Konsumen Dalam Membangun Kepuasan Dan Loyalitas Pada Produk Laptop Asus Di Universitas Esa Unggul Anggrahini Puspitasari

34

Pengaruh Motivasi Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT. JREAL Property Aprilia

42

Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Waktu Dan Harga Terhadap Relationship Quality ( Studi Kasus Pada Produk Tas PT Garmindo Co ) Caecillia Aditya Wijaya

54

Pengaruh Celebrity Endorser Dalam Iklan Freshcare Aromatherapy Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Di Wilayah Tanjung Duren, Jakarta Barat) Windi Asiani

76

Analisis Bauran Pemasaran Mempengaruhi Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry Di Universitas Esa Unggul (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi) Ferian Osman

84

Job Insecurity, Job Satisfaction, Komitmen Organisasi Dan Turnover Intention Di PT Tiffakasih Primatama Tangerang Fei Ie

93

Analisis Asosiasi Merek Dan Atmosfir Toko Mempengaruhi Niat Beli Produk Les Femmes (Study Kasus : Toko Les Femmes Di Mall Ciputra) Firly Rahayu Puspitaningrum

110

Persepsi Karyawan Terhadap Kebijakan Pengendalian Persedian Bahan Baku Dengan Metode Economical Order Quantity (Eoq) P ada PT Pelangi Indah Canindo Tbk, Jakarta Herman Sugianto

125

Analisis Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian Di Indomaret Nina Merdiana

136

Celebrity Endorser Iwan Fals Terhadap Keputusan Pembelian Top Coffee Di Wilayah Rawa Buaya, Jakarta Barat Nurchalim

148

Sikap Nasabah Dan Konstruk Technology Acceptance Model (TAM) Dalam Penerapan Penggunaan Sesungguhnya Internet Banking Oggi Makayasa

161

Pengaruh Iklan Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ponds (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi Reguler Aktif Angkatan 2010-2011) Kurniawan Sriprasetyo

171

Menguji Dampak Pemilihan Tipe Endorser Terhadap Minat Beli ( Studi Pada Iklan Garnier Bb Cream ) Intan Rosetti Arimbi

179

Peranan Unit Kerja Teller Bca Kcu Pasar Baru Dalam Terciptanya Keterikatan Nasabah Stephanus Taniadi

195

Analisis Pengaruh Daya Tarik Iklan, Kualitas Pesan Iklan, Frekuensi Penayangan Iklanterhadap Efektivitas Iklantelevisi Kartu Im3 Versi “Play With Jkt48 & Cesar” Regina

211

Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Struktur Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 Sampai Dengan 2011 Darwis Chayady

221

Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) Akbar Pribadi Nurdin Putra

234

Pencatatan Selisih Kurs Atas Pembelian Dan Penjualan Pada Transaksi Valuta Asing Pada Laporan Keuangan ( Studi Kasus Pt Sarana Refrigeratama) Corry Friska Hutagaol

247

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Nilai Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi Empiris : Pada Perusahaan Industri Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2011) Elis Kartika

259

Pengaruh Asimetris Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Industri Otomotif & Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2009 – 2011 Emi Karina

274

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan ( Studi Kasus Pada Pt. Purna Baja Harsco ) Gumarang Ade Himawan

284

Persepsi Karyawan Terhadap Kebijakan Pengendalian Persedian Bahan Baku Dengan Metode Economical Order Quantity (Eoq) Pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk, Jakarta Herman Sugianto

306

Pengaruh Current Ratio, Net Profit Margin, Debt To Equity Ratio Dan Total Asset Turnover Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007 – 2011 Agustina Cyntia

317

Analisis Pengaruh Suku Bunga Deposito Jangka Waktu 1 Bulan Terhadap ROA, LDR, Dan NPL Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009 – 2012 Pipit Tri Puspita

329

Pengaruh Karakteristik Sasaran Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus Di Universitas Swasta X) Rudy Setiawan

343

Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan ( Study Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta ) Tika Permata

355

Pengaruh Gender, Tekanan Anggaran Waktu, Kompleksitas Tugas Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment Pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta. Ussy Annisa Darusman

363

Analisis Profitabilitas, Keputusan Investasi, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Periode 2008-2012 Linawati

374

PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PT CHANDRA JAYA SUKSES (PRODUK KURSI RECLINER MEREK LAZBOY)

Florensy Natalia Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta ABSTRAKSI PT Chandra Jaya Sukses merupakan distributor tunggal di Indonesia untuk kursi recliner merek Lazboy, yang dimana merek Lazboy tersebut berasal dari Amerika Serikat yang hampir mayoritas penduduk Amerika Serikat sudah mengenal produk kursi recliner merek Lazboy tersebut, sedangkan di Indonesia sendiri untuk produk tersebut masih belum cukup dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Hal ini berdampak pada tingkat penjualan produk tersebut di Indonesia yang masih sangat rendah dibandingkan Negara asalnya, sehingga dalam pembahasan ini peneliti membahas dari sisi keputusan pembelian konsumen dimana brand image, kualitas produk, dan harga yang menjadi faktor keputusan pembelian. Pembahasan hasil penelitian ini dibuat dengan mendeskripsikan jawaban responden sehingga mampu memberikan suatu gambaran menyeluruh mengenai pengaruh brand image, kualitas produk, dan harga terhadap keputusan pembelian dalam membeli produk kursi recliner merek Lazboy . Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah studi studi lapangan dengan melakukan survey dan studi pustaka. Data primer yang dikumpulkan dari 100 responden melalui penyebaran Kuesioner. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan untuk analisis data penulis menggunakan analisis data diskriminan dimana analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel tersebut mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada produk kursi recliner merek Lazboy. Berdasarkan fungsi diskriminan dapat disimpulkan bahwa ternyata ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk kursi recliner merek Lazboy, dan yang paling kuat mempengaruhi adalah harga. Kata Kunci : Brand image, kualitas produk, harga, dan keputusan pembelian

PENDAHULUAN Latar Belakang Di zaman era modern saat ini perkembangan gaya hidup masyarakat sudah berubah sangat pesat. Kebutuhan demi kebutuhan dari masyarakat menjadi semakin banyak yang harus dipenuhi. Di Indonesia yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar sehingga tingkat kebutuhannya pun tinggi tercatat setiap tahunnya penduduk Indonesia bertambah sebanyak tiga juta jiwa pertahun, sehingga kebutuhan akan tempat tinggal serta perlengkapan furniture rumah akan meningkat juga untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat di Indonesia, Hal inilah yang dijadikan peluang bagi beberapa perusahaan furniture, untuk dapat menggarap seluruh pasar furniture di Indonesia karena jumlah penduduk di Indonesia yang terus meningkat. 1

Perusahaan sangat perlu untuk mengetahui faktor pendorong bagi pelanggan untuk dapat memutuskan membeli suatu produk, hal ini akan berdampak dengan tingkat penjualan perusahaan yang pada akhirnya juga akan berdampak pada laba dari sebuah perusahaan. Perusahaan dalam bidang furniture pada saat ini membutuhkan sebuah penelitian yang lebih khusus dalam bidang pemasaran karena pada zaman modern sekarang ini pesaing-pesaing di bidang yang sejenis cukup banyak yang bermunculan dan perubahan demi perubahan pada perilaku konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk atau jasa juga berubahubah akibat dari perubahan zaman saat ini. Penelitian inilah yang diperlukan PT Chandra Jaya Sukses untuk dapat bersaing dengan produk-produk luar negri yang sudah lebih lama dalam penjualan brand asing di Indonesia sebenarnya untuk produk kursi Lazboy memiliki keunggulan seperti kualitas produk yang sudah diakui oleh American Chriropratic Assoociation, dan harga yang standart untuk ukuran furniture import, hal inilah yang tidak dimiliki oleh beberapa pesaing lainnya,namun tingkat penjualan dari kursi Lazboy di Indonesia masih jauh dari target penjualan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka judul yang dipilih adalah “Pengaruh Brand image ,kualitas produk,dan harga terhadap keputusan pembelian pada PT Chandra Jaya Sukses (produk kursi recliner merek LA-Z-BOY)”.

Rumusan Masalah Dari Identifikasi masalah diatas maka penulis melakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan mengenai brand image, kualitas produk, dan harga terhadap keputusan pembelian pada produk kursi recliner merek Lazboy secara partial ? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan mengenai brand image, kualitas produk, dan harga terhadap keputusan pembelian pada produk kursi recliner merek Lazboy secara bersama-sama? 3. Faktor mana yang lebih dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk kursi recliner merek Lazboy?

Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian pada produk kursi LA-Z-BOY 2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada produk kursi LA-Z-BOY 3. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian pada produk kursi LA-Z-BOY

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan mengenai pemasaran. Dalam lingkungan bisnis ini yang berkembang semakin cepat,maka pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan dalam menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan faktor vital sebagai strategi perusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bisa juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran. Mengenai pemasaran menurut Eva Zhoriva Yusuf dan Lesley Williams (2007 :26)) mengungkapkan bahwa pemasaran adalah sebuah keseluruhan system kegiatan bisnis yang 2

dirancang untuk menyediakan sesuatu bagi kelompok,individu, atau organisasi yang memuasakan mereka, guna mencapai tujuan organisasi.

Brand Image(Citra Merek) Setiadi(2003:180) mengatakan bahwa citra merek merupakan representasi dari keseluruhan presepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian Brand image dapat dijadikan pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitas pada merek tersebut. Brand image itu sendiri dibentuk oleh adanya asosiasi merek. Asosiasi merek berfungsi sebagai, anatara lain (Keller Kevin Lane, 2000 : 332) : 1. Membantu proses penyusunan informasi Asosiasi-asosiasi yang terdapat pada suatu merek, dapat membantu mengikhtisarkan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan mudah dikenal oleh pelanggan. 2. Membedakan, suatu asosiasi dapat memberikan landasan yang sangat penting bagi usaha pembedaan, asosisasi-asosiasi merek dapat memainkan peran yang sangat penting dalam membedakan suatu merek dari merek yang lain. 3. Alasan membeli, pada umumnya asosiasi merek sangat membantu para konsumen untuk mengambil keputusan guna membeli produk tersebut atau tidak. 4. Menciptakan sikap dan perasaan positif, asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap produk yang bersangkutan.

Kualitas Produk Menurut Dr. Eva Zhoriva yusuf dan Dr. Lesley Williams (2007:132) mengatakan bahwa produk adalah sekumpulan atribut dasar yang dirangkai menjadi sebuah bentuk yang dapat dikenali, seperti perahu, kursi, atau hiburan Menurut Philip Kotler(Philip Kotler,2009:143), pengertian kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya utuk memuasakan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kita dapat mengatakan bahwa ekspektasi pelanggan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas, tetapi kita harus membedakan antara kesesuaian dan kinerja (atau tingkat kualitas). Berdasarkan klasifikasi Barang Konsumen , banyaknya jenis barang yang dibeli konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut(Philip Kotler,2009:451) : a Barang Convenience adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum b Barang Shopping adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan pembelian c Barang Khusus (specialty goods) adalah barang-barang dengan karakteristik unik dan identifikasi merek dimana untuk memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. d Barang Unsought adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya Menurut Husein Umar(2005:30), pengertian kualitas adalah suatu produk baik yang berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya yaitu sebagai berikut : 1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. 2. Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. 3. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. 3

4. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. 5. Durability, Yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.

Harga Philip Kotler(2003:430) menyatakan bahwa harga dalam arti sempit adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang atau jasa dan dalam arti luas harga adalah jumlah semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa . Sedangkan menurut Buchari Alma (2007:169) Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Bagi konsumen, harga merupakan segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk.Bagi perusahaan, penetapan harga merupakan cara untuk membedakan penawarannya dari para pesaing (Ali Hasan 2009 : 298) 1. Penentuan harga produk dan jasa memainkan peran sebagai kunci strategis dalam perusahaan. Munculnya penentuan harga sebagai konsekuensi dari derergulasi, kompetisi global yang ketat, pertumbuhan yang lambat dan kesempatan bagi perusahaan untuk memperkuat posisi pasar. 2. Harga mempengaruhi kinerja finansial dan memiliki pengaruh penting terhadap presepsi pembeli dan penetapan merek. 3. Harga dapat menjadi pengganti dari ukuran kualitas produk ketika pembeli sulit mengevaluasi produk yang kompleks. 4. Relasi antara permintaan dan harga mempengaruhi keputusan penentuan harga MODEL PENELITIAN

Gambar Model Penelitian

HIPOTESIS Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujiannya. Hipotesis ini dimaksudkan untuk memberi arah bagi analisis penelitian Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut 4

1. H1 = Diduga terdapat pengaruh yang signifikan pada brand image, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian secara partial 2. H2 = Diduga terdapat pengaruh yang signifikan pada brand image, kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama 3. H3 = Diduga bahwa faktor harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian METODE PENELITIAN

Variabel Brand Image

Variabel Penelitian Dimensi Merek terkenal Merek mudah diingat Merek memiliki citra yang positif

Kualitas Produk

Daya Tahan

Keamanan Kenyamanan Harga

Daftar harga

Potongan Harga Keputusan pembelian

Motivasi dan pengenalan kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Tingkah laku pasca membeli

Populasi dan Sampel Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah 100 responden. Metode yang digunakan adalah purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel yang memiliki beberapa kriteria pada responden, dimana peneliti memilih sampel secara subjektif. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah para pengunjung showroom Melandas furniture di Mall Taman Anggrek yang sudah melakukan pembelian produk kursi recliner merek Lazboy. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian yang ingin meneliti tentang keputusan pembelian produk kursi recliner merek Lazboy

Metode Analisis Penelitian -

Uji Validitas Uji Reliabilitas Uji Analisis Diskriminan

5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Reliabilitas dan Validitas Berdasarkan pada hasil uji reliabilitas, menunjukkan bahwa semua variabel memiliki Cronbach Alpha lebih besar dari standar Alpha yaitu sebesar0,749 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliable. Dan juga semua indicator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki r hitung > r table dan tingkat signifikasi < 0,05, sehingga semua indikator yang digunakan tersebut adalah valid.

Uji Analisis Diskriminan 1. Pengujian Variabel bebas Pada analisis diskriminan yaitu menguji apakah semua variabel independent (bebas) berbeda secara nyata dengan variabel dependent (tidak bebas), sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya dianalisis pada table dibawah ini: Tests of Equality of Group Means Wilks' Lambda brandimage kualitasproduk harga a

b

.843 .759 .572

F 18.290 31.102 73.219

df1

df2 1 1 1

Sig. 98 98 98

.000 .000 .000

Dengan angka Wilk‟s lambda berkisar 0 sampai 1, jika angka mendekati 0 maka data tiap group cenderung berbeda, sedangkan jika angka mendekati 1 group cenderung sama. Dari table diatas dapat dilihat angka Wilk‟s lambda berkisar 0,572 sampai 0,843. Dari kolom sig dapat dilihat bahwa variabel brand image, kualitas produk, dan harga yang cenderung berbeda. Hal ini berarti brandimage, kualitas produk, dan harga untuk kelompok membeli dan tidak membeli pada produk kursi recliner merek Lazboy memiliki perbedaan secara nyata. Dengan F-test, jika sig >0,05 berarti tidak ada perbedaan antar group, sedangkan sebaliknya jika sig 0.05, tidak signifikan) yang berarti job insecurity tidak mempengaruhi turnover intention secara langsung. b. diketahui hasil output SPSS menunjukkan adanya hubungan kausal antara kepuasan kerja (job satisfaction) dengan keinginan berpindah kerja (turnover intention) memberikan nilai koefisien regresi yang signifikan pada 0,034 ( < 0.05 ) menunjukkan variable job satisfaction mempengaruhi variable turnover intention. Dan nilai standardized coefficients beta job satisfaction pada persamaan adalah sebesar - 0.520 dengan hubungan negatif. c. Hasil regresi berikutnya, antara komitmen organisasi sebagai variable independent dan turnover intention sebagai variable dependent, output SPSS menunjukkan ( β = 0.156 ; t = -0.182 ; sig. = 0.469). hasil ini menggambarkan bahwa komitmen organisasi berbanding terbalik dengan turnover intention namun tidak secara signifikan. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut : Secara langsung job insecurity mempengaruhi job satisfaction, namun pengaruh nya positive, secara logika ketidak nyamanan kerja berpengaruh negative terhadap kepuasan kerja, semakin nyaman semakin dirasakan kepuasan. Hasil penelitian substruktur 1 ini gagal mendukung hipotesis 1 yang disajikan diawal. Ternyata karyawan devisi technical service di PT TIFFAKASIH PRIMATAMA mampu meningkatkan antisipasi terhadap job insecurity. Job satisfaction / Kepuasan kerja dapat juga berperan sebagai variabel intervening pada pengaruh faktor job insecurity terhadap komitmen organisasi. Karyawan PT TIFFAKASIH PRIMATAMA devisi technical service yang telah merasakan kepuasan kerja akan merasa aman dan bebas dari perasaan terancam dalam bekerja, serta dapat berkomitmen pada perusahaan dengan baik. Hal ini mengindikasikan bahwa devisi technical service PT TIFFAKASIH PRIMATAMA dapat mempertahankan kesinambungan yang diinginkan dalam kondisi kerja dalam kekompakan organisasi. Pengujian melalui substruktur 2 menemukan kepuasan kerja (job satisfaction) secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap komitmen organisasi, Hasil pengujian ketiga menunjukkan bahwa job insecurity secara negatif dan tidak signifikan terbukti tidak mempengaruhi turnover intention. Temuan ini mendukung hasil pengujian Nur Wening yang menunjukkan bahwa job insecurity secara signifikan dan negatif tidak berpengaruh terhadap turnover. Namun dicatat dalam jurnal Nur Wening, penemuan Pasewark dan Strawser menyatakan bahwa job insecurity bukan merupakan prediktor langsung terhadap keinginan berpindah. Ada hubungan kausal antara kepuasan kerja (job satisfaction) dengan keinginan berpindah kerja (turnover intention), variable job satisfaction mempengaruhi variable turnover intention, dengan hubungan negatif. Job satisfaction ( kepuasan kerja ) merupakan hal terpenting yang di rasakan oleh karyawan devisi technical service PT TIFFAKASIH PRIMATAMA. Hasil regresi juga menunjukkan bahwa job satisfaction / kepuasan kerja dapat berperan sebagai variabel intervening pada pengaruh faktor job insecurity terhadap keinginan berpindah kerja. 106

Hasil regresi berikutnya, antara komitmen organisasi sebagai variable independent dan turnover intention sebagai variable dependent, menggambarkan bahwa komitmen organisasi berbanding terbalik dengan turnover intention namun tidak secara signifikan. Hal ini menunjukkan komitmen organisasi, kesetiaan terhadap organisasi atau perusahaan tidak mempengaruhi keinginan karyawan devisi technical service PT TIFFAKASIH PRIMATAMA untuk pindah kerja. Atau dengan kata lain komitmen organisasi bukan salah satu penyebab keinginan berpindah kerja. Saran bagi perusahaan Melihat hasil pengolahan data kuesioner, terlihat bahwa subvariabel yang memiliki angka tertinggi adalah kekhawatiran karyawan dalam hal melakukan dan mengantisipasti kesalahan, atau kepuasan karyawan akan pekerjaan atau jobdes (tugas) mereka dan pengembangan karir. Hal ini yang diharapkan dapat memenuhi dan memberikan perasaan aman dan nyaman bagi devisi technical service PT TIFFAKASIH PRIMATAMA dan dapat meningkatkan kepuasan kerja Kepuasan kerja merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan kebutuhan di lingkungan kerja, seperti kebutuhan terhadap pekerjaan, tingkat supervisi, hubungan sesama karyawan, kesempatan promosi yang memadai. Berdasarkan hal hal tersebut maka penulis menyarankan kepada top management PT TIFFAKASIH PRIMATAMA untuk melakukan hal hal sebagai berikut : Memberikan kesempatan kenaikan jenjang atau tingkat jabatan, yang di iringi kenaikan gaji yang sesuai dan jelas untuk devisi technical service, dengan melakukan evaluasi kerja team secara berkala, agar karyawan memiliki motivasi kerja dan target jabatan, yang diharapkan akan memacu semangat kerja yang pada akhirnya dapat melahirkan kinerja yang baik Hasil analisa pengaruh komitmen organisasi terhadap turnover intention ternyata tidak memperlihatkan signifikansi, komitmen karyawan pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja pada organisasi terntu memiliki tingakat komitmen yang berbeda, di sarankan kepada perusahaan, melalui penelitian ini didapati besarnya pengaruh job satisfaction terhadap turnover intention maupun komitmen organisasi Saran penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini mempertimbangkan beberapa saran untuk penelitan selanjutnya diantaranya adalah sebagai berikut : Masalah turnover intention yang cukup komplek, sehingga ada banyak terdapat pengaruh faktor lain yang belum di pertimbangkan untuk di amati. Agar dapat diperoleh hasil yang lebih representative dan variabilitas data yang lebih banyak. Jumlah sample penelitian kali ini relative sedikit, walaupun telah memenuhi batas minimal, tapi tentunya mempengaruhi keandalan pengujian data. Jika memungkinkan untuk penelitian selanjutnya dapat mengumpulkan lebih banyak sample yang diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner, angket berupa kalimat kalimat pertanyaan, kelemahan metode ini adalah memungkinkan terjadinya bias oleh surveyor, ( common method bias ( Podsakoff et al.,)) tanggapan responden dimungkinkan tidak sesuai dengan maksud pertanyaan dalam kuesioner, dan responden juga dimungkinkan mengisi kuesioner secara asal dan tidak lengkap. Terima Kasih Segala Puji Sembah juga Syukur ku naikkan bagi MU TUHAN YESUS KRISTUS. Terima kasih kedua orang tua saya, suami dan anak anak, dosen pembimbing saya ibu Rina Anindita, SE. MM., ketua program studi jurusan manajemen bapak Sugiyanto., serta teman-teman Fakultas Ekonomi 2013. Terima kasih atas dukungan serta doanya 107

Daftar Pustaka Agus Arianto Toly;. (November 2001). "analisis faktor faktor yang mempengaruhi turnover intentions pada staf kantor akuntan publik". Jurnal akuntansi dan keuangan volume 3, no. 2, 102-125. Ariati, J. (Oktober 2010). Subjective well-being (kesejahteraan subjektif) dan kepuasan kerja pada staf pengajar (dosen) di lingkungan fakultas psikologi Universitas Diponegoro. Jurnal psikologi Undip vol. 8, no. 2, . Becker, Thomas, et.al.;. (n.d.). "Employee Commitment : Implications for Job Performance". Academy of Management Journal. Volume 39, no. 2, 464-482. Bonaventura Ridya Putra;. (2012). "pengaruh job stressor terhadap turnover intention dengan kepuasan kerja sebagai variabel pemediasi". Jurnal studi manajemen Indonesia, volume 1, no. 2, 72-81. Bram Hadianto, Rony Setiawan;. (Mei 2013). "job Insecurity dalam organisasi". staf pengajar fakultas ekonomi jurusan manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung, di unduh. Burich, B. a. (2010). " Creating Learning Organizations in Higher Education : applying a system perspective". The Learning Organization Volume 17, no. 3. Chien, Chi Tseng;. (2010). "The effects of Learning Organization on Organization Commitment and Effectiveness for Small and Medium-Sized Enterprises in Taiwan". Graduate School University of Minnesota. Gaertner, S. (1999). , “structural determinants of job satisfaction and organizational commitment in turnover models”. 479-493. Husein Umar;. (1998). Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Husein Umar;. (2005). Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Imam Ghozali;. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, edisi kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, ISBN 979.704.015.1. Indi Djastuti;. (April 2011). "pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap komitmen organisasi karyawan tingkat managerial perusahaan jasa konstruksi di jawa tengah". Jurnal bisnis dan akuntansi, volume 13, no. 1, 1-19. Ivancevich, et.al. (2005). "organisasi" edisi ke tujuh, penterjemah Gina Gania. Jakarta: Erlangga. Kristiana Haryanti, Estuning Ristaniar;. (mei 2013). " komitmen organisasi ditinjau dari kepuasan kerja dan kualitas hubungan atasan - bawahan (Q-LMX). salatiga. Lilis Endang Wijayanti, Inon Listyorini;. (February 2013). "pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap turnover intentions". Universitas Teknologi Yogyakarta. diakses dari perpustakaan jurnal universitas Esa Unggul. Lin, Yan-Tsan, et.al.;. (2011). "The Effect of Organizational Commitment on Employee Reactions to Educational training : An evaluation using the Kirk Patrick Four-level Model". International Journal of Management. volume 28, no.3. , Part 2. Luthans. (2006). "Perilaku Organisasi" edisi kesepuluh. Jogjakarta: Andi. M. Nursalim, Rezky Yulia Safitri;. (2013). " hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan intensi turnover pada guru ". Character, volume 01, no. 02. Mangaraja Agung;. (2007). "disonansi kognitif pada mantan narapidana anak yang bergabung dalam LSM sahabat Andik". Disonansi Kognitif, F. Psi UI. Meyer and Allen;. (2003). " A Three Component Conceptualization of Organization Commitment". Human Resources Management Review. volume 1, 61-89. Nur Endah Sumiwi Bonussyeani, Initiyas Utami;. (Juni 2009). "pengaruh job insecurity, kepuasan kerja, dan komitmen organisasional terhadap keinginan berpindah kerja". Jurnal akuntansi dan keuangan Indonesia, volume 6, no. 1, 117-139. 108

Okechukwu, E. A. (2009). “Job satisfaction and turnover intention relationship : The moderating effect of job role centrality and life satisfaction". Moderating : Research and Practice in Human Resource Management. 17(1),, 24-35. Robbin, S. P. (2006). "Perilaku Organisasi" edisi kesepuluh, penterjemah Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan, . Jakarta: Prenhalindo. Sunjoyo, Merry Christiana;. (mei 2013). " pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional yang di mediasi oleh identifikasi organisasional ". jurnal fakultas ekonomi universitas Kristen Maranatha, Bandung. Thomas, K. a. (2006). " The Learning Organization : a Meta Analysis of themes in Literature". The Learning Organization. volume 13, no. 2. Tri Sugiarti;. (2001). " Pengaruh Karakteristik Individu dan Pekerjaan terhadap Komitmen Organisasional". Jurnal Bisnis dan Manajemen, volume 1, no. 1, 42-55. Trisnaningsih, S. (2009). " Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Akuntansi". UPN Veteran jawa timur. Ulrich, Dave;. (1998). " Human resources Champion. The Next Agenda for Adding Value and Delivering Results". Boston. Massachussets.: Harvard Business Press. Ursa, Majorsy;. (Desember 2007). "Kepuasan Kerja, Semangat Kerja dan Komitmen Organisasi pada Staf Pengajar". Jurnal Psikologi, volume 1, no. 1, 67-79. Usmara. (2007). "Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia". Jakarta: Amara. Wening, Nur. (2005). "pengaruh ketidak amanan kerja (job insecurity), sebagai dampak restrukturisasi terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi dan intensi keluar survivor". Kinerja, volume 9, no.2,, 135-147. Wening, Nur. (Oktober 2005). "pengaruh job insecurity pasca- restrukturisasi terhadap kepuasan kerja, komitmen dan intensi turnover survivor". Usahawan no. 10 XXXIV. Yen, Poh Ng. (2011). " Learning Organization Dimensions on Knowledge Sharing : A Study of Faculty Members in the Private Universities in Malaysia". diunduh .

ANALISIS ASOSIASI MEREK DAN ATMOSFIR TOKO MEMPENGARUHI NIAT BELI PRODUK LES FEMMES (STUDY KASUS : TOKO LES FEMMES DI MALL CIPUTRA) Firly Rahayu Puspitaningrum Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul [email protected] ABSTRAKSI Diera globalisasi saat ini, kekuatan persaingan adalah persaingan antar merek. Untuk itu asosiasi merek suatu perusahaan harus semakin kuat. Dengan semakin kuatnya asosiasi merek pada suatu produk, maka semakin kuat pula daya tarik produk tersebut dimata konsumen untuk menimbulkan niat beli. Selain itu, faktor atmosfir toko dapat mempengaruhi niat beli pada konsumen, dengan menciptakan toko yang berbeda dengan yang lain, menjadi daya tarik tersendiri konsumen untuk berkunjung ke toko. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh asosiasi merek yang terdapat pada produk-produk Les Femmes dan atmosfir toko dari les femmes yang memiliki konsep yang 109

berbeda terhadap niat beli pengunjung toko Les femmes di Mall Ciputra. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh asosiasi merek dan atmosfir toko terhadap niat beli pada toko Les femmes Mall Ciputra. Kata kunci : Asosiasi Merek, Atmosfir Toko, Niat Beli

PENDAHULUAN Di era modern ini, barang branded menjadi gaya hidup (life style) yang sangat di minati. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang sangat penting di berbagai kalangan baik kalangan muda maupun tua. Banyak orang yang ingin tampil menarik dan berbeda dari orang lain, apalagi dalam pergaulan, penampilan sangat penting untuk diperhatikan, bahkan biasanya penampilan tersebut harus didukung dengan produk bermerek yang eksklusif. Di dunia mode, merek-merek dalam jajaran luxury brand bukanlah sekadar nama, juga bisa dibilang sebagai penunjang gaya hidup sampai simbol status si pengguna. Semakin ketatnya persaingan antar bisnis ritel modern, menyebabkan diperlukannya peningkatkan kekuatan dalam perusahaaan agar mampu menarik niat beli konsumen yang dapat dilakukan dengan cara memunculkan keunikan atau suatu ciri khas yang perusahaaan yang dapat membedakan dengan para pesaing.Pada kondisi persaingan yang ketat, maka brand association memegang peranan sangat penting. Nilai yang mendasari sebuah merek merupakan sekumpulan asosiasinya, berarti makna merek tersebut bagi khalayak yang menjadi pijakan dalam memutuskan pembelian. Namun disamping itu, atmosfir toko juga menjadi salah satu faktor yang dapat menarik perhatian konsumen untuk berkunjung ke toko les femmes menciptakan store atmosphere yang berbeda dengan toko fashion lainnya, oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa yang dapat meningkatkan niat beli konsumen pada produk Les femmes karena Les femmes itu sendiri merupakan fashion store terbaru khususnya dijakarta. Rumusan masalah 1. Apakah asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap niat beli produk Les Femmes? 2. Apakah atmosfir toko toko berpengaruh signifikan terhadap niat beli produk Les Femmes? 3. Apakah asosiasi merek dan atmosfir toko berpengaruh signifikan terhadap niat beli produk Les Femmes secara serempak? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh asosiasi merek terhadap niat beli produk Les Femmes. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh atmosfir toko terhadap niat beli produk Les Femmes. 3. Untuk mengetahui apakah asosiasi merek dan atmosfir toko berpengaruh terhadap niat beli produk Les femmes secara serempak

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Asosiasi Merek 110

Rangkuti menyatakan bahwa: “asosiasi merek adalah segala hal berkaitan dengan ingatan menegenai suatu merek. Asosiasi tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Ketertarikan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau terekspos dengan komunikasi dari pihak perusahaan. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek (brand image) di dalam benak konsumen”. Sedangkan menurut Susanto adalah : “ hal-hal lain yang penting dalam asosiasi merek adalah asosiasi yang menunjukkan fakta bahwa produk dapat digunakan untuk mengekspresikan gaya hidup, kelas sosial, dan peran professional atau yang mengekspresikan asosiasi-asosiasi yang memerlukan aplikasi produk dan tipe-tipe orang yang menggunakan produk tersebut, toko yang menjual produk atau wiraniaganya”. Pengertian Atmosfir Toko Store atmosphere merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh setiap toko. Setiap toko mempunyai tata letak fisik yang memudahkan atau menyulitkan pembeli untuk berputarputar didalamnya. Setiap toko mempunyai penampilan toko yang harus membentuk suasana terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan yang dapat menarik konsumen untuk membeli. Lili Karmela dan Jujun Junaedi menjelaskan bahwa store atmosphere yaitu suasana (atmosphere) merupakan kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi dan lingkungan sekitarnya

Pengertian Niat Beli Niat beli Assael dalam Alex menyatakan bahwa niat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian Niat beli menurut Engel dalam Clyo dan Anik mengatakan bahwa niat umumnya dirujuk sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya. Konsumen akan lebih bersedia menginvestasikan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli. Fatima Gillani bahwa dalam pembelian niat yang datang ke dalam pertimbangan ketika pelnggan mungkin mencoba untuk membeli beberapa produk atau jasa. Untuk pemasar pembelian niat sangat penting sebagai perilaku konsumen ramalan mereka sangat tergantung pada niat pembelian pelanggan. Model dan Hipotesis Penelitian Assosiasi Merek (X1)

Niat Beli ( Atmosfir Toko (X2)

(Y)

111

Hipotesis : H1: terdapat pengaruh positif asosiasi merek terhadap niat beli H2: terdapat pengaruh positif atmosfir toko terhadap niat beli H3 : terdapat pengaruh positif antara asosiasi merek dan atmosfir toko terhadap niat beli

Waktu dan Lokasi Penelitian Untuk pengumpulan data dan informasi data yang dibutuhkan, maka penulis dapat melakukan penelitian ini di toko les femmes mall Ciputra dan yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini pengunjung wanita yang berada di toko les Femmes. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2014. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pengunjung wanita yang berada di Mall Ciputra.Sementara itu, karena jumlah populasi tidak diketahui secara pasti maka perhitungan jumlah sampel didasarkan pada rumus sebagai berikut: n

=

Z2 4 (Moe)2

Dimana : Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penelitian sampel Moe = Margin of error, atau tingkat kesalahan maksimum yang dapat ditolerir. n = besarnya sampel. Untuk pengambilan sampel peneliti menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria yang dibutuhkan peneliti adalah 1. Wanita berumur lebih dari 18 tahun. 2. Wanita yang mengunjungi gerai Les Femmes di Mall Ciputra.

Metode Pengumpulan Data Uji Kaiser Mayer Olkin (KMO) dengan Uji Validitas Kaiser Mesyer Olkin (KMO) digunakan untuk mengukur kecukupan pengambilan sampel. Measure Sampling Adequacy (MSA) digunakan untuk memperhitungkan kecukupan penggunaan analisis faktor. Nilai KMO yang kecil memperlihatkan bahwa analisis faktor tidak dapat digunakan, karena korelasi antara pasangan-pasangan variabel tidak dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya. Bila nilai KMO dibawah 0,5 maka analisa faktor tidak dapat digunakan atau diterima. Sedangkan nilai KMO yang dapat diterima adalah nilai di atas 0,5 yaitu 0,6 hingga 0,9. Nilai KMO 0,9 menunjukkan harga yang sangat memuaskan, sedangkan nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak dapat diterima. 112

Uji Reliabilitas Digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukurdalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang, formula belah dua dari Spearman-Brown, formula Rulon, formula Flanagan, Cronbach‟s Alpha, metode formula KR-20, KR-21, dan metode Anova Hoyt.Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment. Atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Menurut Sekara, reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Analisis Faktor Score Faktor score spada dasarnya adalah upaya untuk membuat satu atau beberapa variable yang lebih sedikit dan berfungsi untuk menggantikan variabel asli yang sudah ada. Faktor score, sama dengan variabel aslinya, juga berupa angka sejumlah pada kasus yang ada. Pembuatan faktor score akan berguna jika akan dilakukan analisis lanjutan, seperti analisis regresi atau analisis deskriminan.

Analisis Regresi Linear Berganda Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut: Keterangan: Y = Variabel dependent a = Intercept (konstanta) b1 = Koefisien regresi untuk X1 b2 = Koefisien regresi untuk X2 b3 = Koefisien regresi untuk X3 bn = Koefisien regresi untuk Xn X1 = Variabel bebas pertama X2 = Variabel bebas kedua X3 = Variabel bebas ketiga Xn = Variabel bebas ke-n ε = Nilai residu

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Validitas 113

Uji Validitas dari hasil Tabel untuk α 0.05 dan uji satu sisi Tabel Hasil Uji Validitas Asosiasi Merek Butir Pernyataan

Anti Image Matrices

MSA

Keterangan

2 3 5 6 7 8 9

0,883 0,854 0,898 0,881 0,920 0,818 0,860

> 0,5 > 0,5 > 0,5 > 0,5 > 0,5 > 0,5 > 0,5

VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

Untuk uji validitas brand association yang terdiri dari 7 pernyataan. Dan semua pernyataan dinyatakan valid.terlihat pada uji KMO Barlet sudah diatas 0,5 dan signifikan, dan pada anti image terlihat nilai MSA semua diatas 0,5.

Tabel Component Matrix Asosiasi Merek 1 Component Matrixa Pernyataan

Component 1

2

Asosiasi Merek 1

.500

.508

Asosiasi Merek 2

.621

-.236

Asosiasi Merek 3

.750

-.312

Asosiasi Merek 4

.535

.710

Asosiasi Merek 5

.759

.248

Asosiasi Merek 6

.789

-.462

Asosiasi Merek 7

.603

-.033

Asosiasi Merek 8

.864

-.007

Asosiasi Merek 9

.878

-.057

Dilihat dari component matrix brand association diatas dapat dilihat bahwa asosiasi merek memiliki 2 componen matrix, untuk menjadikan komponen menjadi satu maka pernyataan 1 dan pernyataan 4 tidak diikut sertakan karena pernyataan 1 dan 4 mengelompok ke dalam komponen 2 dan dilakukan perhitungan ulang dan didapat nilai komponen tabel berikut ini: Tabel Component Matrix Brand Association ke-2 114

Component Matrixa Pernyataan

Component 1

Asosiasi Merek 2

.635

Asosiasi Merek 3

.777

Asosiasi Merek 5

.729

Asosiasi Merek 6

.850

Asosiasi Merek 7

.609

Asosiasi Merek 8

.860

Asosiasi Merek 9

.880

Setelah dilakukan penghitungan ulang dengan tidak mengikutsertakan pernyataan 1 dan 4, didapat 1 komponen matrix dengan nilai diatas 0,05 maka dapat dikatakan bahwa analisa faktor ini dapat diterima dan di analisis lebih lanjut. Tabel Hasil Uji Validitas Suasana Toko Butir Pernyataan 1 2 3 4 8 9 10 11

Anti Image Matrices 0,866 0,784 0,750 0,788 0,908 0,816 0,895 0,932

MSA >0,5 >0,5 >0,5 >0,5 >0,5 >0,5 >0,5 >0,5

Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

Untuk uji validitas suasana toko yang terdiri dari 8 pernyataan. Dan semua pernyataan dinyatakan valid. Terlihat pada uji KMO Barlet sudah diatas 0,5 dan sinifikan, dan pada anti image terlihat nilai MSA semua diatas 0,5.

Tabel Component Matrix Atmosfir Toko Component Matrixa Pernyataan

Component 1 2

Atmosfir Toko 1

.779

-.080

Atmosfir Toko 2

.817

-.155 115

Atmosfir Toko 3

.811

.040

Atmosfir Toko 4

.760

-.166

Atmosfir Toko 5

.618

.642

Atmosfir Toko 6

.535

.738

Atmosfir Toko 7

.414

.724

Atmosfir Toko 8

.778

-.231

Atmosfir Toko 9

.757

-.324

Atmosfir Toko 10

.852

-.195

Atmosfir Toko 11

.601

-.363

Dilihat dari data component matrix store atmosphere diatas dapat dilihat bahwa suasana toko memiliki 2 component matrix, untuk menjadikan 1 komponen matrix maka pernyataan atmofir toko 5, atmosfir toko 6, dan atmosfir toko 7 tidak diikutsertakan karena pada pernyataan 5, 6 dan 7 mengelompok pada komponen 2. Dan dilakukan penghitungan ulang maka di dapat nilai component tabel berikut ini: Tabel Component Matrix Suasana Toko ke-2 Component Matrixa Pernyataan

Component 1

Atmosfir Toko 1

.777

Atmosfir Toko 2

.842

Atmosfir Toko 3

.793

Atmosfir Toko 4

.773

Atmosfir Toko 8

.813

Atmosfir Toko 9

.805

Atmosfir Toko 10

.871

Atmosfir Toko 11

.654

Tabel Anti image matrices niat beli Butir Pernyataan 1 2 3

Anti Image Matrices 0,729 0,724 0,736

MSA >0,5 >0,5 >0,5

Keterangan VALID VALID VALID 116

4

0,744

>0,5

VALID

Untuk uji validitas niat beli yang terdiri dari 4 pernyataan. Dan semua pernyataan dinyatakan valid. Terlihat pada uji KMO Barlet sudah diatas 0,5 dan signifikan, dan pada anti image terlihat nilai MSA semua diatas 0,5. Tabel Componenet Matrix Niat beli Component Matrixa Pernyataan

Component 1

Niat Beli 1

.908

Niat Beli 2

.891

Niat Beli 3

.878

Niat Beli 4

.906

Untuk uji validitas minat beli yang terdiri dari 5 pernyataan. Dan semua pernyataan dinyatakan valid. Terlihat pada uji KMO Barlet sudah diatas 0,5 dan signifikan, dan pada anti image terlihat nilai MSA semua diatas 0,5. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur kuisioner merupakan indikator dari suatu variabel. Dengan asumsi suatu kuisioner dikatakan reliable apabila nilai Alpha positif dan > 0,6 dikatakan reliable sedangkan apabila niali Alpha positif dan < 0,6 dikatakan tidak reliable. Daftar kategori reliabilitas: 0,0 – 0,2 Sangat tidak reliabel 0,21 – 0,4 Tidak reliabel 0,41 - 0,6 Cukup reliabel 0,61 – 0,8 Reliabel 0,81 – 1,0 Sangat reliable Berikut hasil uji reliabilitas dari masing-masing variabel: Tabel Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha

Keterangan

Asosiasi Merek

0,871

Sangat Reliabel

Atmosfir Toko

0,903

Sangat Reliabel

Niat Beli

0,913

Sangat Reliabel

Variabel

Sumber : Hasil kuisioner yang diolah data di SPSS 117

Terlihat nilai Cronbach‟s Alpha dari X1 sebesar 0,871 dimana > 0,61 maka dikatakan pada uji reliabilitas asosiasi merek sangat reliable. Selanjutnya adalah uji reliabilitas untuk variabel X2 yaitu suasana toko. Terlihat bahwa nilai Cronbach‟s Alpha dari variabel X2 sebesar 0,903 > 0,61 sehingga dapat dikatakan sangat reliable.Dan uji reliabilitas untuk variabel Y yaitu niat beli terlihat bahwa nilai Cronbach‟s Alpha dari variabel Y yaitu niat beli adalah 0,913 dimana > 0,61 maka dikatakan bahwa reliabilitas niat beli sangat reliable.

3. Uji Faktor Score Setelah dilakukannya uji validitas dan reliabilitas, berikutnya pengujian faktor score. Pada uji ini, data yang digunakan adalah data real dengan jumlah responden sebanyak 100 dengan . Kemudian dilakukan pengujian menggunakan faktor score sehingga didapat hasil seperti dibawah ini:

1. Faktor Score Asosiasi Merek Component Matrixa

Asosiasi Merek 2

Component 1 .620

Asosiasi Merek 3

.771

Asosiasi Merek 5

.612

Asosiasi Merek 6

.781

Asosiasi Merek 7

.629

Asosiasi Merek 8

.832

Asosiasi Merek 9

.874

Pernyataan

Pada hasil data diatas didapat bahwa asosiasi mereek memiliki 1 componen matrix dengan nilai diatas 0,05. 2. Faktor Score Atmosfir Toko Component Matrixa Pernyataan

Component 1 118

Atmosfir Toko 1

.805

Atmosfir Toko 2

.791

Atmosfir Toko 3

.847

Atmosfir Toko 4

.553

Atmosfir Toko 8

.838

Atmosfir Toko 9

.803

Atmosfir Toko 10

.600

Atmosfir Toko 11

.599

Berdasarkan pengujian faktor score, atmosir toko memiliki component matrix 1 dengan nilai diatas 0,05. 3. Faktor Score Niat Beli Component Matrixa

Niat Beli 1

Component 1 .761

Niat Beli 2

.852

Niat Beli 3

.839

Niat Beli 4

.884

Pernyataan

Hasil pengujian faktor score, niat beli memiliki 1 nilai component matrix dan diatas 0,05. Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel independent yaitu asosiasi merek (X1), atmosfir toko (X2), terhadap variabel dependent yaitu niat beli. Perhitungan analisis ini menggunakan SPSS versi 2.1

Pengujian Uji F

119

Untuk menguji pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama diuji dengan menggunakan uji F. berikut hasil perhitungannya: Tabel Hasil Uji ANNOVA ANOVAa Model Regression Residual

Sum of Squares 49.402 49.598

df 2 97

Mean Square 24.701 .511

F 48.308

Sig. .000b

99.000 99 Total a. Dependent Variable: NIAT BELI b. Predictors: (Constant), ATMOSFIR TOKO, ASOSIASI MEREK Sumber : Hasil kuisioner yang diolah data di SPSS Hasil pengujian uji F menyatakan pengaruh variabel asosiasi merek dan atmosfir toko secara bersama-sama terhadap variabel niat beli ditunjukkan dengan hasil perhitungan nilai dalam kolom signifikan 0,000. Dengan menggunakan batas signifikan 0,005 maka diperoleh nilai signifikan dari uji F yang dilakukan 0,000 < 0,005 sehingga menyatakan bahwa secara bersama-sama variabel asosiasi merek dan atmosfir toko berpengaruh secara signifikan terhadap niat beli konsumen Les Femmes di mall Ciputra.

Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya adalah untuk mengatur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel Y (variabel dependent). Nilai koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan. Berikut tabel hasil perhitungan koefisien detreminasi penelitian: Tabel Koefisien Determinan (R2) Model Summary Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

.706a .499 .489 .71506857 a. Predictors: (Constant), ATMOSFIR TOKO, ASOSIASI MEREK 1

Sumber : Hasil kuisioner yang diolah data di SPSS Berdasarkan angka-angka hasil perhitungan yang terlihat pada tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa pengaruh asosiasi merek dan atmosfir toko terhadap niat beli pengunjung Les 120

Femmes Mall Ciputra sebesar 0,706dengan koefisien determinasi 0,499 atau 4,99%. Artinya tingkat niat beli pengunjung dipengaruhi oleh variabel asosiasi merek dan atmosfir toko, sedangkan sisanya 5,01% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian.

Pengujian Uji t Tujuan dari dilakukannya uji t adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh secara sendirisendiri masing-masing variabel bebas yaitu asosiasi merek dan atmosfir toko. Dengan uji t diperoleh informasi variabel bebas yang memiliki pengaruh paling dominan. Secara sendirisendiri pengaruh dari kedua independen variabel terhadap niat beli pengunjung, dapat dilihat dari tabel dibawah ini

Tabel Hasil Uji t

Model (Constant)

Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1.832E-17 .072

ASOSIASI .149 MEREK ATMOSFIR .582 TOKO a. Dependent Variable: NIAT BELI

T .000

Sig. 1.000

.119

.149

1.253

.213

.119

.582

4.910

.000

Sumber : Hasil kuisioner yang diolah data di SPSS

Pengaruh dari masing-masing variabel bebas yaitu asosiasi merek dan atmosfir toko terhadap niat beli dapat terlihat arah tanda dan tingkat signifikan (probabilitas). Uji t dilakukan dengan cara membandingkan tingkat signifikan < 0,05. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan diperoleh nilai koefisien parsial dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya seperti yang terlihat pada tabel diatas. Terlihat bahwa secara sendiri-sendiri variabel asosiasi merek tidak berpengaruh terhadap niat beli secara sendiri-sendiri dengan signifikan 0,213> 0,05, sedangkan variabel atmosfir toko berpengaruh terhadap niat beli dengan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

121

Dari hasil yang telah dikemukakan pada bab V, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Hasil analisis dari pengujian uji t mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi niat beli menunjukkan bahwa faktor asosiasi merek tidak memiliki hubungan atau tidak berpengaruh terhadap niat beli pada toko Les Femmes di mall Ciputra. 2. Hasil analisis dari pengujian uji t mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi niat beli menunjukkan bahwa faktor atmosfir toko memiliki hubungan atau berpengaruh terhadap niat beli pada toko Les Femmes di Mall Ciputra. 3. Hasil analisis dari pengujian uji f, mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi niat beli menunjukkan bahwa variable asosiasi merek dan atmosfir suasana toko berpengaruh terhadap niat beli secara bersama-saama pada toko Les Femmes di mall Ciputra.

Saran-saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran-saran yang dapat peneliti berikan sebagai bahan masukan untuk Les femmes yaitu sebagai berikut: Dalam upaya meningkatkan niat beli pada toko Les Femmes, sebaiknya pihak manajemen toko dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap hal-hal yang dapat meningkatkan asosiasi merek karena secara sendiri-sendiri asosiasi merek tidak berpengaruh terhadap niat beli. Dalam hal ini manajemen toko perlu melakukan inovasi terhadap produk-produk Les Femmes baik dari segi kualitas produk maupun varian produk yang dijual untuk wanita sehingga pangsa pasar yang ditujukkan lebih meluas tidak hanya untuk kalangan muda namun wanita dengan usia diatas 25 dengan berbagai macam profesi juga dapat menggunakan produk-produk dari Les Femmes tidak hanya itu dalam penggunaannya produk-produk Les femmes harus dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama maka dari itu kualitas bahan harus diperhatikan dengan baik serta penciptaan lingkungan toko yang indah,bersih,nyaman serta aman sehingga selain dapat menarik pengunjung untuk datang juga membuat betah pengunjung yang berada didalamnya. Dengan merasa betah dapat menimbulkan niat beli terhadap produk-produk yang dilihatnya. Tidak hanya itu, keramahan dan perhatian karyawan terhadap pengunjung dalam melayani dan memberikan informasi mengenai produk yang dijual dapat membangun hubungan yang baik antara Les femmes dengan pelanggan dalam jangka panjang serta dengan hal tersebut membentuk citra yang baik mengenai Les femmes dalam benak pelanggan. DAFTAR PUSTAKA Bilson Simamora,Aura Merek,PT.Ikrar Mandiri Abadi,Jakarta,2003 Bilson Simamora, Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2004 Christian Hadi Wijaya,2013,”Pengaruh Store Image, Store Atmospherics, dan Store Theatrics Terhadap Purchase Intention Pada The Body Shop Galaxy Mall Surabaya”hlm.3

122

Clyopaza Kartika dan Anik Lestari,2013,”Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga Terhadap Niat Beli Konsumen Pada Samsung Galaxy Tab”,Jurnal Ilmu Manajemen,Vol.1,No.5,hlm.1419 Darmadi Durianto, Sugiarpto dan Tony Sitinjak,”Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset dan Perilaku Merek”,PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2001,

Ekuitas

Fandy Tjiptono,Brand Management and Strategy,Andi,Yogyakarta,2005, Freddy Rangkuti, The Power of Brands:Tehnik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek,PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta,2002 Hasyim, Rina Anindita, Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Jakarta,UIEUUniversity Press, 2009 Ida Bagus dan Ni Made,2013,”Pengaruh Atmosfir Toko,Kualitas Pelayanan,Kelengkapa Barang dan Kewajaran Harga Terhadap Niat Beli Konsumen Seminyak Bali”,hlm 1243Pada Toko Painluva Seminyak Bali”,hlm 1243 Kevin Lane Keller,Strategic Brand Management:Building,Measuring and Managing Brand Third Edition,Pearson Inter,USA,2008.

Equity

Lili Karmela dan Jujun Junaedi,2009,”Pengaruh Store Athmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Toserba Griya Kuningan”,Vol.5,No.9 Malhotra, N. K. (2004). Marketing Research : An Applied Orientation. Pearson Education. Jersey.hal. 364

New

Philip Kotler,Manajemen Pemasaran Edisi Milenium,PT.Prenhallindo,Jakarta,2002 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management:Manajemen Benyamin Molan 2007,Edisi 12,Indeks,Jakarta,2006.

Pemasaran,Penerjemah

Resti Meldarianda dan Henky Lisan,2008,”Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Resort Café Atmosphere Bandung

pada

Reza Jalilvand, Neda Samiel dan Sayed Hassamaldin M,2011,”The Effect of Brand Equity on Purchase Itention”,Vol.2,No.2 Rima Zhuhriah,2009,”Pengaruh Citra Merek Terhadap Intensi Membeli”,hlm.35 Singgih, Santoso, Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS untuk Statistik Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006

Multivariant,

Susanto B.A dan Himawan Widjanarko, Power Branding:Membangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya, Quantum Bisnis dan Manajemen (PT.Mizan Publika),Cetakan Pertama,Jakarta,2004

123

PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU DENGAN METODE ECONOMICAL ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT PELANGI INDAH CANINDO Tbk, JAKARTA Herman Sugianto Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta Jakarta [email protected]

ABSTRAKSI Studi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap kebijakan pengendalian persediaan bahan baku dengan metode Economical Order Quantity (EOQ) yang dilakukan perusahaan dalam mendukung efisiensi proses produksi. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel demand, lead time dan reorder level secara parsial mempengaruhi efisiensi proses produksi. Variabel safety stock dan variabel stock out secara parsial tidak mempengaruhi efisiensi proses produksi. Pandangan responden terhadap penerapan pengendalian persediaan bahan baku terutama pada variabel safety stock dan variabel stock out belum secara jelas ditetapkan dan dikomunikasikan pada seluruh karyawan. Dengan melakukan sosialisasi secara rutin penerapan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku dan menyediakan koordinasi yang dekat antara karyawan perusahaan yang terlibat dalam proses produksi serta kegiatan produksi harus dilakukan sesuai perencanaan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi proses produksi. Kata Kunci : Sistem Pengendalian Bahan Baku

PENDAHULUAN 124

Dalam menghadapi kompetisi yang meningkat dan kemajuan teknologi yang cepat, mendorong setiap perusahaan untuk mempunyai manajemen yang baik dan mampu bekerja secara efektif dan efisien. Agar suatu perusahaan dapat mempertahankan kontinuitas perusahaan dan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan harus dapat menentukan kebijakan persediaan dan menjadikan sebuah senjata kompetitif. Hampir semua jenis perusahaan memiliki berbagai bentuk persediaan. Suatu perusahaan menyimpan persediaan untuk berbagai alasan penting. Dengan adanya pengendalian terhadap persediaan bahan baku, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi perusahaan. Karena dengan adanya pengendalian terhadap persediaan bahan baku yang secara optimal dapat menentukan besarnya persediaan. Untuk itu persediaan menjadi hal yang penting, sebab sukses tidaknya perencanaan dan pengawasan persediaan akan berpengaruh besar terhadap kelancaran proses produksi, salah satunya pada penentuan keuntungan perusahaan. Siklus berjalannya inventory dalam suatu perusahaan tergantung dari bagaimana bisnis perusahaan tersebut berjalan. Semakin tinggi tingkat transaksi yang dilakukan perusahaan, semakin tinggi tingkat pergerakan inventory-nya. Dalam hal ini, walaupun prosedur dan sistem yang kita miliki sangat hebat tetapi jika kontrol dari pergerakan inventory tersebut tidak baik, akan tetap merugikan perusahaan. Untuk itu ada beberapa tools inventory (alat bantu) untuk mengontrol status, mengukur, perencanaan dan pengambilan keputusan berupa model seperti EOQ, ROP, Periodic preview, Min Max analysis, ABC analysis, DRP dan MRP.26 Model kuantitas pesanan ekonomis (economic order quantity-EOQ) adalah salah satu teknik kontrol persediaan yang tertua dan paling dikenal. Teknik ini relatif mudah digunakan, tetapi berdasarkan pada beberapa asumsi.27 1. Jumlah permintaan diketahui, konstan dan independen. 2. Waktu tunggu-yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan-diketahui dan konstan. 3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya. Dengan kata lain, persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu kelompok pada suatu waktu. 4. Tidak tersedia diskon kuantitas. 5. Biaya variabel hanya biaya untuk menyiapkan atau melakukan pemesanan (biaya penyetelan) dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu (biaya penyimpanan atau membawa). Biaya-biaya ini telah dibahas pada bagian sebelumnya. 6. Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan) dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap kebijakan pengendalian persediaan bahan baku dengan metode Economical Order Quantity (EOQ) yang dilakukan PT Pelangi Indah Canindo Tbk dalam mendukung efisiensi proses produksi ? 2. Bagaimana pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap efisiensi proses produksi pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk ? 3. Bagaimana pengaruh dari ke lima indikator : Demand, Lead Time, Safety Stock, Reorder Level dan Stock Out. terhadap Efisiensi Proses Produksi pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk ? Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai berdasarkan perumusan masalah di atas adalah : 1. Untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap kebijakan pengendalian persediaan bahan baku dengan metode Economical Order Quantity (EOQ) yang dilakukan perusahaan PT Pelangi Indah Canindo Tbk dalam mendukung efisiensi proses produksi. 26

Holy Icun Yunarto & Martinus Getty Santika, Business Concepts Implementation Series in Inventory Management, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005, p.31 27 Jay Heizer and Barry Render, Manajemen Operasi, Edisi 9, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2006, p.92

125

2. Untuk menganalisis pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap efisiensi proses produksi pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk. 3. Untuk mengetahui dari ke lima indikator yang akan diteliti, yaitu : Permintaan Demand, Lead Time, Safety Stock, Reorder Level dan Stock Out., indikator apa yang paling berpengaruh terhadap Efisiensi Proses Produksi pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi manajemen perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam menentukan kebijakan mengenai masalah perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Deta Novian Wulandari dan Haposan Banjarnahor yang berjudul “Analisis Pengaruh Pengendalian Persediaan Bahan Baku Terhadap Proses Produksi Pada PT Hantong Precision Manufacturing Batam”. Berdasarkan uji pengaruh dan uji regeresi dari kelima variabel yang diteliti yaitu Demand, Lead Time, Safety Stock, Reorder Level, dan Stock Out, maka ke lima indikator dinyatakan berpengaruh terhadap Efisiensi Proses Produksi dan indikator Demand yang paling berpengaruh terhadap Efisiensi Proses Produksi pada PT Hantong Precision Manufacturing.28

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian yang merupakan langkahlangkah kegiatan penelitian untuk mempermudah menganalisis data yang digambarkan melalui kerangka pemecahan masalah berikut :

Mulai

Data Kuesioner

Analisis SPSS

Kesimpulan

Selesai

Gambar Kerangka Pemecahan Masalah Obyek penelitian ini adalah PT Pelangi Indah Canindo Tbk dengan waktu penelitian periode Agustus 2013 sampai dengan selesai. Jenis data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif. Sumber data yang digunakan oleh penulis berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer biasanya diperoleh dengan survei lapangan yang 28

Deta Novian Wulandari dan Haposan Banjarnahor, 2012, Analisis Pengaruh Pengendalian Persediaan Bahan Baku Terhadap Proses Produksi Pada PT. Hantong Precision Manufacturing Batam, www.google.com/http://share.pdfonline.com, diunduh pada tanggal 29 Mei 2013, p.4

126

menggunakan semua metode pengumpulan data original. Metode pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan penelitian kepustakaan (Library research) dan penelitian lapangan (Field research). Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 277 orang karyawan tetap dan masih bekerja pada PT Pelangi Indah Canindo Tbk, yang berkedudukan di Jl. Daan Mogot Km.14 No.700, Jakarta 11840 – Indonesia. Dalam kesempatan ini peneliti menggunakan populasi sebagai sampel, yaitu 60 orang karyawan tetap di Divisi Operation, dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel Sampel Penelitian Pada PT Pelangi Indah Canindo Tahun 2013 No. Divisi Operation Jumlah Persentase 1

LOGISTIC

6

10 %

2

PRODUCTION

44

73 %

3

QA & QC

4

7 %

4

WAREHOUSE

4

7 %

5

DELIVERY

2

3 %

60

100 %

Total Responden Sumber : PT Pelangi Indah Canindo

Metode pengambilan sampel (sampling) yang akan digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik judgment sampling atau purposive sampling. Adapun pertimbangan atau kriteria calon responden pada penelitian ini, yaitu : Karyawan Divisi Operation yang mengetahui dan menjalankan SOP penerapan pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan PT Pelangi Indah Canindo Tbk. Operasional Variabel Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel dependen (terikat) yaitu efisiensi proses produksi dan variabel independen (bebas) yaitu pengendalian persediaan bahan baku. Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah Efisiensi Proses Produksi. Variabel Independen Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah pengendalian persediaan bahan baku yang menggunakan analisis metode EOQ (Economic Order Quantity). Variabel independen terdiri dari sub variabel, yaitu : Demand, Lead Time, Safety Stock, Reorder Level dan Stock Out. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas

127

Uji Validitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer, dengan tujuan untuk mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, satu pertanyaan dianggap sah jika pertanyaan tersebut mengukur indikator/dimensi setiap variabel yang akan diukur. Secara statistik satu pertanyaan dianggap sah jika memiliki nilai tertentu. Uji terhadap kualitas pertanyaan harus dilakukan sebelum pertanyaan disebarkan kepada responden sebenarnya atau dengan kata lain uji kualitas data primer dilakukan dalam bentuk pra penelitian.29 2. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer, dengan tujuan untuk mengukur konsistensi seluruh pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, pertanyaan dianggap konsisten jika menghasilkan jawaban yang sama atau hampir sama dari kelompok responden yang berbeda. Secara statistik konsistensi pertanyaan jika memiliki nilai tertentu. Uji terhadap konsistensi pertanyaan harus dilakukan sebelum pertanyaan disebarkan kepada responden sebenarnya atau dengan kata lain uji kualitas data primer dilakukan dalam bentuk pra penelitian.30 3. Analisis Deskriptif Menjawab rumusan masalah deskriptif merupakan hal yang sangat mendasar dan penting dalam penelitian, karena data utama dari penelitian akan dapat diketahui dengan jelas dari hasil analisis deskriptif ini. Hasil penelitian ini akan dapat dideskripsikan lebih rinci apabila setiap pertanyaan dalam setiap instrumen dihitung nilainya. Dengan demikian setiap pertanyaan dari setiap instrumen untuk seluruh responden dapat diketahui mana yang mendapat nilai rendah, nilai tinggi atau nilai rata-rata.31 4. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independen minimal dua.32 Persamaan garis regresi untuk regresi berganda dalam analisis ini adalah :33 Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + Ei Dimana : Y = Efisiensi Proses produksi X1 = Demand X2 = Lead Time X3 = Safety Stock X4 = Reorder Level X5 = Stock Out bo, b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi Ei = Error Analisa Regresi Berganda dalam penelitian ini dianalisa meliputi : Uji koefisiensi determinan (R2), uji statistik F dan uji statistik t. 29

Hasyim & Rina Anindita, Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Edisi Pertama, UIEU University Press, Jakarta, 2009, p.92 30 Ibid, p.99 31 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R &D, Alfabeta, Bandung, 2012, p.177 32 Ibid, p.211 33 Deta Novian Wulandari dan Haposan Banjarnahor, op.cit., p.25

128

Dengan menggunakan salah satu teknik pengendalian persediaan bahan baku, yaitu : metode Economical Order Quantity (EOQ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebijakan pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan dalam mendukung efisiensi proses produksi, mengetahui pengaruh dari ke lima faktor yang akan diteliti, yaitu : Demand, Lead Time, Safety Stock, Reorder Level dan Stock Out terhadap efisiensi proses produksi dan mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh terhadap efisiensi proses produksi.

Hipotesis H1 : Diduga ada pengaruh antara Demand terhadap Efisiensi Proses Produksi H2 : Diduga ada pengaruh antara Lead Time terhadap Efisiensi Proses Produksi H3 : Diduga ada pengaruh antara Safety Stock terhadap Efisiensi Proses Produksi H4 : Diduga ada pengaruh antara Reorder Level terhadap Efisiensi Proses Produksi H5 : Diduga ada pengaruh antara Stock Out terhadap Efisiensi Proses Produksi H6 : Diduga faktor yang paling berpengaruh Efisiensi Proses Produksi adalah Demand HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Uji Validitas Hasil uji validitas menunjukkan nilai probabilitas korelasi (signifikan) < dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05 dan memiliki nilai korelasi minimal 0,361. Berikut ini hasil uji validitas, pada pengujian validitas dengan 60 responden, sebagai berikut : 1. Y_1 Pearson Correlation adalah 0,853 dan signifikan 0,000 < 0,05. 2. Y_2 Pearson Correllation adalah 0,756 dan signifikan 0,000 < 0,05. 129

3. Y_3 Pearson Correllation adalah 0,786 dan signifikan 0,000 < 0,05. 4. Y_4 Pearson Correlation adalah 0,868 dan signifikan 0,000 < 0,05. 5. X1_5 Pearson Correllation adalah 0,892 dan signifikan 0,000 < 0,05 6. X1_6 Pearson Correlation adalah 0,781 dan signifikan 0,000 < 0,05. 7. X1_7 Pearson Correllation adalah 0,900 dan signifikan 0,000 < 0,05. 8. X1_8 Pearson Correllation adalah 0,883 dan signifikan 0,000 < 0,05. 9. X2_9 Pearson Correlation adalah 0,786 dan signifikan 0,000 < 0,05. 10. X2_10 Pearson Correllation adalah 0,562 dan signifikan 0,000 < 0,05 11. X2_11 Pearson Correlation adalah 0,635 dan signifikan 0,000 < 0,05. 12. X2_12 Pearson Correllation adalah 0,815 dan signifikan 0,000 < 0,05. 13. X3_13 Pearson Correllation adalah 0,734 dan signifikan 0,000 < 0,05. 14. X3_14 Pearson Correlation adalah 0,715 dan signifikan 0,000 < 0,05. 15. X3_15 Pearson Correllation adalah 0,734 dan signifikan 0,000 < 0,05 16. X3_16 Pearson Correlation adalah 0,702 dan signifikan 0,000 < 0,05. 17. X4_17 Pearson Correllation adalah 0,868 dan signifikan 0,000 < 0,05. 18. X4_18 Pearson Correllation adalah 0,881 dan signifikan 0,000 < 0,05. 19. X4_19 Pearson Correlation adalah 0,884 dan signifikan 0,000 < 0,05. 20. X5_20 Pearson Correllation adalah 0,782 dan signifikan 0,000 < 0,05 21. X5_21 Pearson Correlation adalah 0,828 dan signifikan 0,000 < 0,05. 22. X5_22 Pearson Correllation adalah 0,808 dan signifikan 0,000 < 0,05. 23. X5_23 Pearson Correllation adalah 0,783 dan signifikan 0,000 < 0,05. 24. X5_24 Pearson Correlation adalah 0,834 dan signifikan 0,000 < 0,05. 25. X5_25 Pearson Correllation adalah 0,939 dan signifikan 0,000 < 0,05. 26. X5_26 Pearson Correlation adalah 0,800 dan signifikan 0,000 < 0,05. 2. Hasil Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha yang rata rata lebih besar dari 0,6 maka pada tingkat reliabilitas yang baik. Berikut ini hasil uji reliabilitas, pada pengujian reliabilitas dengan 60 responden, diperoleh nilai Cronbach‟s Alpha dari masing masing variabel, sebagai berikut :

Hasil Uji Reliabilitas Dimensi Efisiensi Proses Produksi Demand Lead Time Safety Stock Reorder Level Stock Out

Jumlah Butir Pertanyaan 4 4 4 4 3 7

Jumlah

Cronbach’s Alpha 0,834 0,888 0,640 0,691 0,851 0,922

Kesimpulan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel

26

3. Hasil Penelitian Analisis Deskriptif

130

Hasil pengujian deskriptif menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap penerapan pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan sangat sesuai atau sesuai dalam mendukung Efisiensi Proses Produksi. Berikut ini hasil pengujian deskriptif dengan 60 responden, sebagai berikut : Tanggapan Responden No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14

Butir Pertanyaan Penerapan pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan perusahaan Kemampuan Perusahaan Peranan Departemen PPC Kelancaran proses produksi Kesesuaian prosedur SOP terhadap permintaan pelanggan Kemampuan perusahaan memenuhi permintaan Kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan Perencanaan jumlah kebutuhan bahan baku Kesesuaian prosedur SOP terhadap pengaturan tenggat waktu Kemampuan Perusahaan untuk menentukan tenggat waktu agar tepat waktu Jadwal tenggat waktu persediaan bahan baku Perencanaan tenggat waktu persediaan bahan baku Kesesuaian prosedur SOP terhadap persediaan pengaman Perusahaan memiliki persediaan pengaman bahan baku

P15 Perencanaan persediaan pengaman P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26

Kesesuaian perencanaan persediaan pengaman dengan sistem pengendalian persediaan bahan baku Kesesuaian prosedur SOP terhadap tingkat pemesanan kembali bahan baku Perencanaan tingkat pemesanan kembali bahan baku Kesesuaian tingkat pemesanan kembali bahan baku dengan sistem pengendalian persediaan bahan baku Kesesuaian prosedur SOP terhadap mengantisipasi kehabisan persediaan bahan baku Perencanaan kehabisan persediaan bahan baku di perusahaan Kinerja Departemen PPC di perusahaan untuk mengantisipasi stock out (kehabisan bahan baku) Tanggung jawab departemen PPC untuk mengantisipasi stock out Kehabisan persediaan bahan baku merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi Kinerja seluruh departemen di perusahaan untuk mengantisipasi stock out Tanggung jawab pimpinan perusahaan untuk mengantisipasi stock out

Jumlah Skor

Kesimpulan

272

Sangat Setuju

275 277 271

Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju

286

Sangat Setuju

283 279 283

Sangat Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju

259

Sangat Setuju

255

Sangat Setuju

245 260

Setuju Sangat Setuju

285

Sangat Setuju

278

Sangat Setuju

276

Sangat Setuju

283

Sangat Setuju

277

Sangat Setuju

273

Sangat Setuju

276

Sangat Setuju

222

Setuju

231

Setuju

237

Setuju

222

Setuju

230

Setuju

227

Setuju

233

Setuju 131

4. Hasil Penelitian Analisis Regresi Berganda a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil uji R Square menunjukkan bahwa nilai R2 (R Square) sebesar 0,941 yang mendekati nilai satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Efisiensi Proses Produksi). Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 94 % variasi variabel dependen (Efisiensi Proses Produksi). Sedangkan sisanya sebesar 6 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. b. Uji F Hasil uji statistik F menunjukkan bahwa variabel Demand, Lead Time, Safety Stock, Reorder Level dan Stock Out secara serempak mempengaruhi Efisiensi Proses Produksi dengan Nilai Fhitung sebesar 172,140 terhadap Ftabel sebesar 2,386, jadi Fhitung > Ftabel. c. Uji t Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa variabel Demand, Lead Time dan Reorder Level signifikan terbukti secara parsial atau sendiri-sendiri mempengaruhi secara signifikan terhadap Efisiensi Proses Produksi. Hal ini menunjukkan responden memandang bahwa setiap kenaikan variabel Demand, Lead Time dan Reorder Level maka efisiensi proses produksi akan meningkat. Variabel Safety Stock dan variabel Stock Out berdasarkan hasil Uji t tidak terbukti secara parsial atau sendiri-sendiri mempengaruhi secara signifikan terhadap Efisiensi Proses Produksi. Hal ini menunjukkan responden mempunyai pandangan bahwa setiap kenaikan variabel Safety Stock dan Stock Out maka efisiensi proses produksi akan menurun. Perusahaan akan menanggung biaya penyimpanan, biaya modal yang akibat barang modal menganggur dan tidak berputar dan kerugian kehilangan penjualan atau kehilangan pelanggan, tetapi biaya ini akan sulit diperkirakan karena berhubungan dengan good will perusahaan. Dengan hasil nilai thitung maka dapat dilakukan pengurutan variabel bebas, ternyata yang lebih dominan mempengaruhi Efisiensi Proses Produksi adalah variabel Demand. Nomor Urut 1 2 3 4 5

Variabel Demand Reorder Level Lead Time Stock Out Safety Stock

T hitung 4,901 4,199 3,815 1,934 0,104

Sig. 0,000 0,000 0,000 0,058 0,918

132

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut : 1. Variabel Safety Stock dan variabel Stock Out berdasarkan hasil Uji t tidak terbukti secara parsial atau sendiri-sendiri mempengaruhi secara signifikan terhadap Efisiensi Proses Produksi. Hal ini menunjukkan responden mempunyai pandangan terhadap variabel Safety Stock dan variabel Stock Out tidak mempengaruhi Efisiensi Proses Produksi. Oleh karena itu pandangan responden terhadap penerapan pengendalian persediaan bahan baku terutama pada variabel Safety Stock dan variabel Stock Out belum secara jelas ditetapkan dan dikomunikasikan pada seluruh karyawan oleh manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan perlu melakukan sosialisasi secara rutin penerapan kebijakan pengendalian persediaan bahan baku dan menyediakan koordinasi yang dekat antara karyawan perusahaan yang terlibat dalam proses produksi serta kegiatan produksi harus dilakukan sesuai perencanaan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi. 2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Efisiensi Proses Produksi adalah variabel Demand. Keterbatasan Hasil penelitian ini mempertimbangkan beberapa keterbatasan setelah di evaluasi oleh peneliti. Keterbatasan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Penelitian hanya dilakukan pada satu perusahaan sehingga penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada semua perusahaan. 2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner yang memungkinkan terjadinya bias oleh tanggapan responden dimungkinkan tidak sesuai dengan maksud pertanyaan dalam kuesioner, dan responden juga dimungkinkan mengisi kuesioner secara asal dan tidak lengkap. Dengan demikian kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyarankan kepada perusahaan untuk : 1. Melakukan sosialisasi secara rutin penerapan pengendalian persediaan bahan baku untuk mendukung efisiensi proses produksi agar tetap bisa menjaga serta mempertahankan kelancaran proses produksi. 2. Meningkatkan pengendalian mutu, pemeliharaan dan pencegahan untuk meningkatkan komitmen kerja karyawan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini hendaknya dilakukan memberikan informasi awal mengenai variabel yang akan diuji atas kuesioner untuk keseragaman makna dan maksud dari setiap butir pertanyaan, agar dapat di adaptasi dengan baik dan sesuai maksud dari pertanyaan yang mewakili dimensi setiap variabel yang hendak diukur. Hal ini dilakukan dengan harapan supaya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat fokus dan dimengerti oleh responden, serta dapat dilakukan perbaikan apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden.

133

DAFTAR PUSTAKA Agoes, S., Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh Kantor Akuntan Publik, Jilid I, Edisi Ketiga, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2004 Assauri, S., Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi 2008, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2008 Baridwan, Z., Intermediate Accounting, Buku 1, BPFE, Yogyakarta, 2004 Handoko, T.H., Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Pertama, Cetakan 13, BPFE, Yogyakarta, 2000 Hansen, D.R. dan Mowen M.M., Akuntansi Manajerial, Edisi 8, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2009 Hasyim & Anindita R., Prinsip-Prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Edisi Pertama, UIEU - University Press, Jakarta, 2009 Heizer, J. and Render, B., Manajemen Operasi, Edisi 9, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2006 Herjanto, E., Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Ketiga, PT Grasindo, Jakarta, 2008 Keown, A.J., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Buku 13, Salemba Empat, Jakarta, 2004 Kuncoro, M., Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, Erlangga, Jakarta, 2003 Nasution, A.H., & Prasetyawan Y., Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008 Prihasdi, R. D. dan Rahardjo S.N., 2012, Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 1, Nomor 1, Efisiensi Metode Economical Order Quantity (EOQ) Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Bahan Baku Dan Pengaruhnya Terhadap Total Biaya Pembelian Pada PT Amitex (Amanah Mitra Industri) Buaran Kabupaten Pekalongan, www.google.com, diunduh pada tanggal 17 Februari 2013 Riyanto, B., Dasar–Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Buku 7, BPFE, Yogyakarta, 2001 Siregar, S., Statistika Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Bumi Aksara, 2013 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, 2012 Sukanto & Indriyo, Manajemen Produksi, BPFE, Jakarta, 2000 Supriyono RA.A., Manajemen Biaya, Buku Satu, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2000 Suswardji, E., Eman S., dan Ratnaningsih R., 2012, Journal Manajemen, Vol.1, No.1 Oktober 2012, Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT NT Piston Ring Indonesia di Karawang, www.google.com / jurnal.feunsika.ac.id, diunduh pada tanggal 31 Juli 2013 Taylor III B.W., Introduction to management Science-Sains Manajemen, Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2008, p.387 Weston, J.F., Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku 1 ,PT Gelora Aksara, Jakarta, 2001 Wulandari, D.N. dan Banjarnahor H., Analisis Pengaruh Pengendalian Persediaan Bahan Baku Terhadap Proses Produksi Pada PT Hantong Precision Manufacturing Batam, www.google.com/http://share.pdfonline.com, diunduh pada tanggal 29 Mei 2013 Yunarto, H.I. & Santika M.G., Business Concepts Implementation Serises in Inventory Management, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005

134

ANALISIS RETAILING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI INDOMARET

Nina Merdiana Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Faktor Retailing Mix (Store Design & Display) yang dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru Tangerang. Bagaimana kecenderungan keputusan pembelian dimasa mendatang sesuai dengan persamaan diskriminan yang terbentuk. Faktor Location, Merchandise Assortment, Pricing, Customer Service, Store Design & Display, Communication Mix sebagai variabel independen dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen. Sampel yang digunakan di dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang pernah melakukan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Metode analisis yang digunakan adalah diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Store Design & Display dan Communication Mix memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan faktor Customer Service tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, faktor Pricing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, faktor Location tidak memiliki pengaruh yang signifikan, dan faktor Merchandise Assortment tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang adalah faktor Store Design & Display. Kemudian dilakukan analisis kualitatif diperoleh hasil bahwa responden yang sering melakukan pembelian adalah perempuan usia dewasa dan karyawan swasta. Setelah melakukan analisis diskriminan maka diperoleh hasil persamaan diskriminan Z Score = -11,588 + 2,450 Store Design & Display + 2,545 Communication Mix. Kata kunci : Retailing Mix, Keputusan Pembelian.

Pendahuluan Latar Belakang Perdagangan besar dan perdagangan eceran sangat penting dalam proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha perdagangan besar dan eceran, sulit bagi produsen untuk menyaluran barangnya walaupun produsen dapat langsung menyalurkan barang kepada konsumen atau kepada pengecer. Perusahaan yang bergerak di bidang ritel atau perdagangan eceran selalu berusaha memikat hati para konsumennya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui produk yang berkualitas, harga yang bersaing, program promosi 135

yang menarik, kenyamanan berbelanja serta pelayanan yang prima. Industri ritel modern terbagi terbagi menjadi beberapa kelompok seperti hypermarket, supermarket dan minimarket. Segmen bisnis ritel tersebut biasanya dikelompokkan berdasarkan luas area penjualan, jumlah item serta jenis itemnya. Minimarket merupakan jenis ritel modern yang paling agresif memperbanyak jumlah gerai, misalnya Indomaret . Tidak heran, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini kita dapat melihat betapa menjamurnya pertumbuhan minimarket di sekitar kita. Menurut Data Consult, kenaikan jumlah gerai ritel terutama dipicu oleh pertumbuhan gerai minimarket yang fenomenal. Jika pada tahun 2007 total gerai minimarket hanya 8.889 maka pada 2010 melonjak pesat hingga mencapai sekitar 15.538 gerai. Sedangkan pada 2011 diperkirakan akan meningkat menjadi 16.720 gerai. Para peritel harus semakin memahami konsumen dalam berbelanja, khususnya Store Design & Display mengenai kenyamanan dan penataan barang. Menurut Sopiah dan Syihabudin di dalam bukunya mengatakan bahwa, desain toko merupakan 5 materi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa berat berada disuatu toko. Pada intinya, desain toko bertujuan memenuhi syarat fungsional sambil menyediakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan sehingga mendukung terjadinya transaksi. Menurut Bob Foster di dalam bukunya mengatakan bahwa, Display adalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan membeli. Display atau presentasi atau memajang barang sangat penting dilakukan oleh toko swalayan. Display yang baik akan membangkitkan minat pelanggan untuk membelinya. Definisi umum display adalah usaha yang dilakukan untuk menata barang yang mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan memutuskan untuk membelinya. Perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari produsen sampai kepada konsumen. Levy dan Weitz menyebutkan bahwa retailing adalah himpunan kegiatan bisnis yang menambahkan nilai ke produk dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk penggunaan pribadi atau keluarga. Retailing memiliki elemen yaitu Location (lokasi), Merchandise Assortment (ragam produk), Pricing (penetapan harga), Customer Service (pelayanan konsumen), Store Design & Display (desain toko dan display) dan Communication Mix (bauran komunikasi). Mengingat keinginan konsumen yang beragam, penting bagi pihak perusahaan untuk mengetahui dan memahami perilaku pembelian konsumen, sehingga perusahaan mampu mengembangkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Retailing Mix Terhadap Keputusan Pembelian di Indomaret (Studi kasus pada konsumen Indomaret di Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang).

Rumusan Masalah

136

1. Faktor-faktor Retailing Mix (Location, Merchandise Assortment, Pricing, Customer Service, Store Design & Display dan Communication Mix) manakah yang mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru Tangerang ? 2. Manakah faktor Retailing Mix (Store Design & Display) yang dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru Tangerang ? 3. Bagaimana kecenderungan keputusan pembelian dimasa mendatang sesuai dengan persamaan diskriminan yang terbentuk ? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru Tangerang. 2. Untuk mengetahui manakah faktor Retailing Mix (Store Design & Display) yang dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru Tangerang. 3. Untuk mengetahui bagaimana kecenderungan keputusan pembelian dimasa mendatang sesuai dengan persamaan diskriminan yang terbentuk. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan berguna sebagai: 1. Bagi Perusahaan Bahan masukan untuk perusahaan khususnya retailer untuk menentukan strategi dalam memasarkan produk yang dihasilkan dengan lebih baik. 2. Bagi Pembaca Bahan tambahan bacaan khusus untuk mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembelian produk yang dibutuhkan. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi yang selanjutnya dapat dijadikan dasar masukan bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi Peneliti Digunakan sebagai langkah awal bagi peneliti untuk menerapkan pengetahuan berupa teoriteori di bidang manajemen pemasaran yang didapat di bangku perkuliahan khususnya berkaitan dengan masalah yang menjadi obyek penelitian dan penerapannya di lapangan.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan selama bulan Februari 2014 sampai dengan Mei Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang.

2014 di

Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Oleh karena itu peneliti menggunakan alat yang disebut dengan kuesioner. 137

Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden. Kuesioner bertujuan untuk mengukur persepsi responden digunakan Skala Likert. Pertanyaan didalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala 1-4 untuk mewakili pendapat dari responden. Studi pustaka adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku literatur dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan untuk mengetahui berbagai pengetahuan atau teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Sumber data yang diperoleh yaitu data primer yang merupakan data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yaitu dengan melalui penyebaran kuesioner dan menggunakan data sekunder yang merupakan informasi yang diperoleh dari hasil publikasi dan diolah oleh pihak lain berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data documenter). Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh konsumen yang sudah pernah melakukan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru Tangerang yang jumlahnya tidak diketahui. Menetapkan populasi dalam penelitian ini menggunakan Quota Sampling dimana pengambilan sampel ini dilakukan jika populasi tidak diketahui jumlahnya sehingga peneliti harus menentukan sendiri jumlah sampel yang diinginkan. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling dimana pengambilan sampel ini dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan sendiri oleh peneliti sepanjang unsur-unsur yang akan diteliti merupakan anggota populasi. METODE ANALISA DATA 1. Uji Validitas Uji validitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer, dengan tujuan untuk mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian. Secara konsep, satu pertanyaan dianggap sah jika pertanyaan tersebut mengukur indikator/dimensi setiap variabel yang akan diukur.Secara statistik satu pertanyaan dianggap sah jika memiliki nilai tertentu. Penentuan kevalidan suatu instrument diukur dengan membandingkan r-hitung dengan r-tabel. Adapun penentuan disajikan sebagai berikut: 1) 2)

Nilai sig r < 0.05 dikatakan valid Nilai sig r > 0.05 dikatakan tidak valid

Jika ada butir yang tidak valid, maka butir yang tidak valid tersebut dikeluarkan dan proses analisis diulang untuk butir valid saja. Untuk menghitung nilai korelasi setiap pertanyaan dengan total jawaban, menggunakan rumus teknik korelasi product moment sebagai berikut : n( XY ) ( X )( Y ) r n X 2 ( X ) 2 (n Y 2 ( Y ) 2 ) Keterangan : r = Koefisien korelasi = Jumlah skor total item X Y

n

= Jumlah skor total item = Jumlah responden 138

2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Salah satu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. uji reliabilitas data digunakan rumus cronbach alpha yaitu:

Reliabilitas instrumen Banyaknya butir pertanyaan kuesioner Jumlah varians butir Varians total Suatu instrument dapat dikatakan reliable bila memiliki nilai koefisien keandalan atau alpha lebih dari atau sama dengan 0,6. Perhitungan uji reliabilitan ini juga dilakukan dengan bantuan komputer dengan program SPSS for Windows. Untuk menganalisa tingkat kecenderungan konsumen mengambil keputusan berdasarkan variabel dependent yang dibagi menjadi dua pada diskriminan dengan keterangan sebagai berikut : Kode

Nilai

0

Sering Membeli

1

Jarang Membeli

3. Analisis Diskriminan Analisis diskriminan adalah sebuah teknik untuk menganalisis data ketika criterion atau variabel dependen bersifat kategoris dan prediktor atau variabel independen bersifat interval. Teknik analisis diskriminan dijelaskan dengan sejumlah kategori yang dimiliki oleh variabel kriterion. Bila variabel kriterion mempunyai dua kategori, teknik analisisnya dikenal sebagai analisis diskriminan dua kelompok. Jika terdapat tiga atau lebih kategori, teknik analisisnya dikenal dengan analisis diskriminan majemuk. Perbedaan utama kedua jenis teknik ini adalah bahwa dalam analisis dua variabel, dimungkinkan untuk menurunkan hanya satu fungsi diskriminan. Dalam analisis diskriminan majemuk, dapat dihitung lebih dari satu fungsi. Model analisis diskriminan terdiri dari kombinasi linier dari bentuk berikut : D = b0 + b1 X + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 Dimana : D = Keputusan Pembelian b = koefisien diskriminasi atau bobot X1 = Location X2 = Merchandise Assortment X3 = Pricing X4 = Customer Service 139

X5 = Store Design & Display X6 = Communication Mix Untuk memprediksi responden mana masuk golongan mana, kita dapat menggunakan optimum cutting score. Rumus yang digunakan berbeda untuk grup yang proporsional (kedua grup memiliki jumlah anggota yang sama) dan yang tidak proporsional (jumlah anggota kedua grup berbeda). Untuk dua grup yang memilki anggota yang sama, cutting score dinyatakan dengan rumus: Zcu =

N AZ B NA

NBZ A NB

Dimana: Zcu = Cutting score untuk nilai yang sama NA = Jumlah anggota grup A NB = Jumlah anggota grup B ZA = Centoroid grup A ZB = Centroid grup B Definisi Operasional Variabel Didalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu : variabel dependent dan independent yang termasuk variabel dependentnya adalah, keputusan pembelian sebagai (Y) dan yang termasuk variabel independentnya adalah Retailing Mix. VARIABEL

DIMENSI

INDIKATOR 1. Strategis 2. Mudah dijangkau 3. Tersedia lahan parkir

Location (X1) Merchandise Assortment (X2)

1. Rentang produk 2. Kualitas produk 1. Harga tetap (fixed price) yang tertera jelas pada rak barang 2. Harga yang bersaing 1. Jam operasional gerai 2. Menangani keluhan 3. Kemudahan pembayaran 4. Penyediaan trolley dan keranjang dalam jumlah cukup 5. Jumlah kasir yang memadai 1. Kenyamanan 2. Penataan barang

Pricing (X3) Bauran Eceran (Retailing Mix) (X)

Customer Service (X4)

Store Design & Display (X5) Communication Mix (X6)

Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan Pembelian Produk

Kerangka Pikir Penelitian

1. Iklan 2. Promosi penjualan 3. Pemasaran langsung dan Pemasaran interaktif Pertimbangan Akhir Sebelum Membeli Produk 0 = Sering Membeli 1 = Jarang Membeli

Sumber : Data di olah peneliti PT. Indomarco Prismatama

Indomaret

Konsumen Indomaret di Perumahan Vila Tomang Baru - Tangerang

140

Retailing Mix (X)

Location (X1) Merchandise Assortment (X2)

Keputusan Pembelian

F e e d b a c k

Sumber : Data diolah Peneliti

Hipotesis : H1 : Terdapat pengaruh positif antara Location terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. H2 : Terdapat pengaruh positif antara Merchandise Assortment terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. H3 : Terdapat pengaruh positif antara Pricing terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. H4 : Terdapat pengaruh positif antara Customer Service terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Berdasarkan hasil tabulasi pada kuesioner, pengujian validitas dan reliabilitas maka peneliti melakukan uji diskriminan,untuk mengetahui faktor retailing mix manakah yang mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang.

Analysis Case Processing Summary Unweighted Cases N Percent Valid 100 100,0 Excluded Missing or out-of0 ,0 range group codes At least one missing 0 ,0 discriminating variable Both missing or out0 ,0 of-range group codes and at least one missing discriminating variable Total 0 ,0

141

Tests of Equality of Group Means

Location Merchandise Assortment Pricing Customer Service Store Design & Display Communication Mix

Wilks' Lambda ,992 ,988 ,997 ,997 ,959 ,954

F ,750 1,229 ,338 ,324 4,157 4,713

df1

df2 1 1 1 1 1 1

98 98 98 98 98 98

Sig. ,389 ,270 ,562 ,570 ,044 ,032

Sumber : Pengolahan Data SPSS 19

Variables Entered/Removed Min. D Squared Step 1

Entered Statistic Between Groups Communication ,190 Sering Membeli Mix and Jarang Membeli 2 Store Design & ,391 Sering Membeli Display and Jarang Membeli Sumber : Pengolahan Data SPSS 19

Statistic 4,713

Exact F df1 df2 Sig. 1 98,000 ,032

4,786

2 97,000

,010

Structure Matrix Function 1 Communication Mix Store Design & Display Pricinga Locationa Customer Servicea Merchandise Assortmenta Sumber : Pengolahan Data SPSS 19

,698 ,656 ,305 -,071 -,013 ,005

142

Pengaruh Keputusan Pembelian No.

Faktor

Fungsi

1.

Communication Mix

0,698

2

Store Design & Display

0,656

Sumber : Pengolahan Data SPSS 19 Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 Store Design & Display 2,450 Communication Mix 2,545 (Constant) -11,588 Dari tabel diatas terlihat bentuk dari fungsi diskriminan yang terben Sumber : Pengolahan Data SPSS 19

Untuk menjadi persamaan : Z Score = -11,588 + 2,450 Store Design & Display + 2,545 Communication Mix.

Functions at Group Centroids Function Keputusan Pembelian 1

Sering Membeli Jarang Membeli Sumber : Pengolahan Data SPSS 19

Jarang Membeli

Z = -0,344

,281 -,344

Sering Membeli

Z = 0,281

143

0

Kurva Titik Cutting Off Sumber : Pengolahan Data SPSS 19 Perhitungan : Zcu = 55 x -0,344 + 45 x 0,281 55 + 45 = -0,06275 – = berarti sama dengan 0. Classification Results

Keputusan Pembelian Original Count Sering Membeli Jarang Membeli % Sering Membeli Jarang Membeli a Cross-validated Count Sering Membeli Jarang Membeli % Sering Membeli Jarang Membeli Sumber : Pengolahan Data SPSS 19

Predicted Group Membership Sering Jarang Membeli Membeli 30 25 13 32 54,5 45,5 28,9 71,1 29 26 13 32 52,7 47,3 28,9 71,1

Total 55 45 100,0 100,0 55 45 100,0 100,0

Dari pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan analisis diskriminan. Dengan demikian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Tidak terdapat pengaruh positif antara location terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Hal ini dapat dilihat dari variabel location yang memiliki tingkat signifikan 0,389 > 0,05. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik bahwa location tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. 2. Tidak terdapat pengaruh positif antara merchandise assortment terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Hal ini dapat dilihat dari variabel merchandise assortment yang memiliki tingkat signifikan 0,270 > 0,05. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik bahwa merchandise assortment tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Tidak terdapat pengaruh positif antara pricing terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Hal ini dapat dilihat dari variabel pricing yang 144

4.

5.

6.

7.

8.

memiliki tingkat signifikan 0,562 > 0,05. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik bahwa pricing tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Tidak terdapat pengaruh positif antara customer service terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Hal ini dapat dilihat dari variabel customer service yang memiliki tingkat signifikan 0,570 > 0,05. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik bahwa customer service tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Terdapat pengaruh positif antara store design & display terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Hal ini dapat dilihat dari variabel store design & display yang memiliki tingkat signifikan 0,044 < 0,05. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik bahwa store design & display signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Terdapat pengaruh positif antara communication mix terhadap keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang. Hal ini dapat dilihat dari variabel communication mix yang memiliki tingkat signifikan 0,032 < 0,05. Hasil kesimpulan yang dapat ditarik bahwa communication mix signifikan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Adapun faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru Tangerang adalah faktor store design & display (kenyamanan, penataan barang). Fungsi diskriminan untuk kasus ini adalah : Z Score = -11,588 + 2,450 Store Design & Display + 2,545 Communication Mix. Berdasarkan fungsi ini kita dapat mengetahui bahwa kecenderungan seseorang untuk sering membeli dan jarang membeli adalah karena mereka melihat dari sisi Store Design & Display dan Communication Mix yang ada di Indomaret Perumahan Vila Tomang Baru, Tangerang.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti ingin memberikan masukan berdasarkan hasil kesimpulan yaitu : 1. Location mengenai letak yang strategis, mudah dijangkau dan tersedianya lahan parkir menurut peneliti akan lebih baik jika suatu saat Indomaret menambah gerai agar ditempatkan lebih dekat dengan tempat tinggal konsumen, gerai Indomaret bisa lebih dekat dengan konsumen sehingga mempermudah konsumen untuk melakukan pembelian, memperluas lahan parkir agar konsumen merasa aman ketika parkir saat berbelanja. Merchandise Assortment mengenai rentang produk dan kualitas produk, perusahaan seharusnya lebih memperbanyak jumlah produk yang dijual, menyediakan ukuran yang beragam pada tiap jenis produk, lebih menseleksi produk-produk yang berkualitas.. Pricing mengenai harga tetap (fixed price) yang tertera jelas pada rak barang dan harga yang bersaing, menurut peneliti akan lebih baik jika Indomaret lebih teliti dalam mencantumkan harga pada produk-produk yang dijual agar konsumen dengan mudah mengetahui, lebih cermat dalam memberikan informasi mengenai harga produk, menjual produk dengan harga yang lebih bersaing, menjual produk dengan harga yang lebih hemat. Customer Service yang meliputi jam operasional gerai, menangani keluhan, kemudahan pembayaran, penyediaan trolley dan keranjang dalam jumlah cukup, dan jumlah kasir yang memadai menurut peneliti akan lebih baik jika Indomaret menambah jam operasional hingga 24 jam, lebih tepat waktu membuka toko, karyawan Indomaret lebih memahami informasi setiap produk yang dijual oleh Indomaret agar ketika konsumen bertanya dapat memperoleh informasi yang benar mengenai produk, karyawan Indomaret semaksimal mungkin mampu memberikan solusi kepada konsumen mengenai produk, menambah fasilitas cara pembayaran, lebih memperhatikan keranjang belanja yang rusak kemudian menggantinya dengan yang lebih layak dan menambah jumlah keranjang belanja, menambah jumlah kasir agar aktifitas bertransaksi lebih efektif dan konsumen tidak terlalu lama antre. Store Design & Display menurut peneliti perusahaan tetap 145

mempertahankan mengenai kenyamanan dan penataan barang, akan lebih baik jika ditambahkan iringan musik dalam format audio visual dan lebih diperhatikan kebersihan lantai agar konsumen nyaman dalam berbelanja. Communication Mix, menurut peneliti perusahaan harus tetap mempertahankan yang sudah dilakukan mengenai iklan, promosi penjualan, pemasaran langsung dan pemasaran interaktif seperti melalui brosur, papan iklan, undian berhadiah, potongan harga pada produk-produk tertentu, katalog dan website namun akan jauh lebih baik jika perusahaan beriklan melalui media televisi. Terima Kasih Puji syukur kehadirat ALLAH SWT serta junjungan nabi besar Muhammad SAW atas rahmat dan hidayah-Nya. Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya Ibu Nani Wijaya, Bapak RD. Rusdiyono, Adik saya Ferdy Rahadian, Dosen pembimbing saya Ibu Dra. I‟in Endang Mardiani, S.E, M.E, Ketua program studi Bapak Drs. Sugiyanto, MM, Dekan Fakultas Ekonomi Dr. MF Arrozi A, SE, M.Si, Akt, CA serta teman-teman Fakultas Ekonomi angkatan 2010. Terima kasih atas dukungan serta doanya. DAFTAR PUSTAKA Asep ST Sujana, 2013, Manajemen Minimarket, Jakarta : Raih Asa Sukses. Bilson Simamora, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Bob Foster, 2008, Manajemen Ritel, Bandung: ALFABETA. Data

Consult, 2014, Perkembangan 2011ProfilIndustri.html.

Bisnis

Ritel

Modern,

http://www.datacon.id/Ritel-

Ecampinindonesia, 2014, Alasan Mengapa Indomaret dan Berdekatan,http://www.ecampindonesia.com/5-alasan-mengapa alfamart-selalu-berdekatan.

Alfamart selalu indomaret-dan-

Hasyim dan Rina Anindita, 2009, Prinsip-prinsip Dasar Metode Riset Bidang Pemasaran, Jakarta : UIEU-University Press. Husein Umar, 2003, Metode Riset Bisnis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. ___________, 2005, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Indomaret, 2014, Profil Perusahaan, http://www.indomaret.co.id/profil-perusahaan. Junitrianto Kantohe, Merlyn Karuntu. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Berbelanja pada Fiesta Pasar Swalayan Manado, Jurnal EMBA, Vol.2, No.1, Hal 6677.

Levy and Weitz, 2004, Retailing Manajemen, New York : Mc Graw Hill. Naresh, Malhotra, 2010, Riset Pemasaran, Jilid 2, Jakarta : Indeks. Philip Kotler and Kevin Lane keller, 2005, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua Belas Alih Bahasa Benyamin Molan, Jakarta : Indeks. 146

Philip Kotler and Gary Amstrong, 2006, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedua Belas, Jakarta : Penerbit Erlangga. ____________________________, 2008, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi Kedua Belas Jilid Satu, Jakarta : Penerbit Erlangga.

147

CELEBRITY ENDORSER IWAN FALS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TOP COFFEE DI WILAYAH RAWA BUAYA, JAKARTA BARAT

Nurchalim Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta Barat [email protected] ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan atas dasar gencarnya promosi iklan Top Coffee yang dilakukan oleh PT Wings Food di berbagai media. Dalam penelitian sebelumnya, dihasilkan bahwa penggunaan seorang celebrity endorser akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam memberi barang, namun survey yang dilakukan oleh abi callysta dalam artikelnya yang berjudul “Kuatnya Iklan Top Coffee belum mampu menggeser konsumen kopi sejati”, mengatakan bahwa promosi melalui iklan yang dilakukan tersebut belum efektif. Penelitian skripsi ini bertujuan untukmengetahui pengaruh celebrity endorser Iwan Fals terhadap keputusan pembelian Top Coffee: Studi kasus di wilayah Rawa Buaya, Jakarta Barat. Dalam pengambilan sampel menggunakan Purposive Samplingdan penentuan banyaknya jumlah sampel menggunakan quota samplingkarena jumlah populasi tidak diketahui. Data telah diuji validitas dan reliabilitas dengan menyebarkan kuesionerdan dilakukan analisis selanjutnya. Hasil analisis didapatkan bahwa 4 hipotesis yang diterima dari 5 hipotesis yang diajukan. Hipotesis yang pertama yaitu atribut celebrity endorser secara serempak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hipotesis yang kedua yaitu atribut credibility secara individu berpengaruh terhadap keputusan pembelian,hipotesis yang ketiga yaitu atribut attractiveness secara individuberpengaruh terhadap keputusan pembelian, hipotesis yang keempat yaitu atributpowersecara individu berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Kata kunci : Credibility, Attractiveness, Power, dan Keputusan Pembelian

Pendahuluan Disaat keadaan perekonomian yang semakin pelik ini banyak terjadi persaingan di berbagai bidang kehidupan, yang juga termasuk di dalamnya persaingan dalam dunia bisnis.Banyak perusahaan yang saling berlomba-lomba untuk mendapatkan konsumen atau pangsa pasar, sehingga hal ini membuat perusahaan terus maju dalam memperbaiki bisnisnya yang dengan maksud untuk mendapatkan profit.Selain itu dengan adanya kemajuan teknologi, perusahaan dituntut pula untuk dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal dengan perusahaan lainnya.Dengan adanya keinginan serta kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan bermacam-macam sepanjang waktu, baik itu dalam kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier, hal tersebut dapat menjadi peluang bagi suatu pelaku industri dalam bidangnya. Agar perusahaan dapat tumbuh serta berkembang sesuai tujuan, maka perusahaan harus dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi yang semakin kompetitif dengan melakukan 148

berbagai strategi yang tepat agar tidak tersisih dari persaingan bisnis. Selain itu perusahaan harus juga harus dapat mengantisipasi kecenderungan ekonomi di masa yang akan datang dan harus bisa bersaing dengan perusahaan lain yang berkecimpung di dalam jenis bisnis yang sama. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup serta kemajuan perusahaan dalam dunia bisnis ini. Saat memasarkan produknya, sebuah perusahaan memerlukan berbagai strategi yang jitu agar dapat menjaring banyak konsumen, yaitu salah satunya melalui media apa perusahaan memasarkan serta menggunakan siapa perusahaan dalam mengenalkan produk-produknya. Oleh karena itu perusahaan harus menunjuk dengan tepat siapa orang yang paling pantas untuk menjadi icon dari produk yang sedang diiklankannya, sehingga saat konsumen melihat orang tersebut melalui berbagai media, dalam benaknya langsung mengingat serta menggambarkan produk perusahaan yang pernah di perkenalkan olehnya. Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya yaitu dengan menggunakan celebrity endorser.Banyak perusahaan yang rela menggelontorkan uang banyak untuk menjadikan seorang selebriti terkenal sebagai endorser produknya. Dengan adanya celebrity endorser ini diharapkan akan berdampak positif terhadap penjualan produk suatu perusahaan, yang tentu saja perusahaan tersebut harus benar-benar memilih dengan tepat siapa yang cocok. Karena celebrity endorser tersebut harus dapat menciptakan atau merubah persepsi masyarakat terhadap suatu produk yang diwakilinya dan apabila perusahaan dengan gegabah dalam menentukannya bisa saja hal tersebut akan menjadi bumerang bagi perusahaan itu sendiri. Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hendra Saputra, penggunaan celebrity endorser (visibility, credibility, attractivenessdan power) akan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen secara simultan dan secara parsial variabel yang paling dominan adalah credibility. Frans M. Royan menyatakan bahwa seorang selebriti akan sangat berpengaruh apabila memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan. Serta menurutnya iklan yang menarik dan dibawakan oleh seorang selebriti yang sedang ngetop akan mempengaruhi keberadaan produk dalam segi penjualan. Dalam persaingan industri di Indonesia, salah satu perusahaan yang menggunakan celebrity endorser adalah PT Wings Food melalui anak perusahaannya PT Harum Alam Segar pada produknya yang bermerek Top Coffee.Dalam iklannya, Top Coffee menggandeng salah satu musisi ternama di Indonesia sebagai celebrity endorser-nya yaitu Iwan Fals. Keberanian PT Wings Food menggunakan salah satu legenda musik ternama di Indonesia sebagai endorsernya, serta menampilkan iklan yang berulang kali di berbagai media, tentu saja tidak menghabiskan biaya yang sedikit.Karakter Iwan Fals yang tegas dan selalu mencirikan Indonesia dalam setiap karya lagu-lagu yang diciptakannya sesuai dengan visi maupun misi yang dibawa oleh Top Coffee. Namun, dalam artikel yang dimuat dalam www.kompasiana.com pada tanggal 14 Desember 2012, survey yang dilakukan oleh Abi Calliysta di kabupaten Jombang, hasilnya menunjukkan bahwa gencarnya iklan dan hebatnya ide PT Wings Food dengan “mengawinkan” ketenaran citra Iwan Fals dengan Top Coffee di berbagai media belum mampu meraih pangsa pasar konsumen kopi instan, dan ia dalam surveynya menyimpulkan sesuai teori mowen bahwa penikmat kopi sejati mulai beralih ke merek lain hanya karena alasan ingin mencoba-coba bukan karena berpindah ekstrim 100%. Berdasarkanpenelitian sebelumnya dan teori yang dikemukakan, serta adanya fenomena, maka penulis tertarik untuk mengajukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan 149

Celebrity Endorser Iwan Fals Terhadap Keputusan Pembelian Top Coffee( Studi Kasus di Wilayah Rawa Buaya, Jakarta Barat)” Rumusan Masalah 1. Apakah celebrity endorser yang atributnya terdiri dari credibility (X1), attractiveness (X2), dan power (X3), secara serempak berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) Top Coffee? 2. Apakah credibility (X1) atribut dari celebrity endorser secara individu berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) Top Coffee? 3. Apakah attractiveness (X2) atribut dari celebrity endorser secara individu berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) Top Coffee? 4. Apakah power (X3) atribut dari celebrity endorser secara individu berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) Top Coffee? 5. Atribut celebrity endorser (Credibility (X1), attractiveness (X2), Power X3)) manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian (Y) Top Coffee?

Landasan Teori Celebrity Endorser Menurut Shimp (2004:6) yang dialih bahasakan oleh sahrial dan anikasari, Celebrity Endorser adalah iklan yang menggunakan orang atau tokoh terkenal dalam mendukung suatu iklan. Menurut Schlecht (2010:228) Celebrity Endorser adalah individu yang terkenal oleh publik atas prestasinya selain daripada produk yang didukungnya. Peni Hapsari, seorang selebriti yang

digunakan sebagai endorser harus Menurut Belch dan belch (2001:172) yang dimuat dalam penelitian Ajeng memiliki atribut credibility, attractiveness, danpower. a. Credibililty Kredibilitas selebritis menggambarkan persepsi konsumen terhadap keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang relevan yang dimiliki endorser mengenai merek produk yang diiklankan serta kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan informasi yang tidak biasa dan objektif, dan pada penelitian ini atribut credibility memiliki indikator yaitu (1). Expertise, merupakan pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dimiliki endorser yang berkaitan dengan produk yang diiklankan, (2). Trustworthiness, mengacu pada kejujuran, integritas, dapat dipercayainya seorang sumber. b. Attractiveness Attractiveness seorang endorser dengan tampilan fisik yang baik dan karakter yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan minat audiens untuk menyimak iklan, dan atribut attractiveness memiliki indikator, (1). similarity, merupakan persepsi khalayak yang berkaitan dengan kesamaan yang dimiliki dengan endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang 150

ditampilkan pada iklan, dan sebagainya. (2). familiarity yaitu pengenalan terhadap narasumber melalui exposure atau sebagai contoh, penggunaan celebrity endorser dinilai berdasarkan tingkat keseringan tampil di publik, dan (3). likability yaitu mengacu pada kesukaan audiens terhadap narasumber karena penampilan fisik yang menarik, perilaku yang baik, atau karakter personal lainnya. c. Power Power adalah kharisma yang dipancarkan oleh narasumber sehingga dapat mempengaruhi pemikiran, sikap, atau tingkah laku konsumen karena pernyataan atau pesan endorser tersebut, yaitu : 1) Responden paham bahwa Iwan Fals merupakan sosok selebritis yang patut responden ikuti atau teladani. 2) Responden paham bahwa Iwan Fals merupakan sosok selebritis mampu dijadikan sebagai idola acuan. Keputusan Pembelian Dalam sepanjang hidupnya, manusia akan terus menerus akan berusaha untuk memenuhi segala keinginan serta kebutuhannya yang makin bervariasi dan beragam dalam kehidupan. Hal tersebut menjadi peluang yang cukup menggiurkan bagi banyak produsen untuk mendapatkan laba dengan selalu menciptakan produk-produk yang baru dengan disertai dengan inovasi juga ide yang dapat menarik minat para konsumen untuk membeli. Namun, dengan banyaknya produsen yang mengeluarkan variasi dari setiap jenis produknya, dapat membuat kosumen bingung menentukan apa yang menjadi kebutuhannya. Pengertian keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2007:485) adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:179), saat menentukan keputusan dalam membeli suatu produk, konsumen akan melalui beberapa proses dan proses tersebut meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. a. Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan yaitu pembeli merasakan serta menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang seperti rasa haus, lapar, seks dan sebagainya timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga bisa dipicu oleh rangsangan eksternal. Contohnya, suatu iklan atau diskusi dengan teman bisa membuat anda berpikir untuk membeli motor baru. Pada tahap ini, pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis kebutuhsan atau masalah apa yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana masalah itu bisa mengarahkan konsumen pada produk tertentu. b. Pencarian Informasi Pencarian informasi yaitu tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen ingin mencari informasi lebih banyak. Konsumen yang telah tertarik mungkin akan mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. 151

Jika keinginan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen konsumen akan menyimpan kebutuhannya itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan. Contohnya, setelah anda memutuskan bahwa memerlukan mobil baru, paling tidak, anda mungkin lebih banyak mamperhatikan iklan mobil, mobil milik teman, dan percakapan tentang mobil atau mungkin anda dengan aktif mencari bahan bacaan, menelpon teman, dan mengumpulkan informasi dengan cara lain. c.

Evaluasi Alternatif Pencarian informasi yaitu tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi yang telah didapatkan untuk memilih serta mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif tergantung konsumen pribadi serta situasi pembelian tertentu. Ada beberapa konsumen yang hanya sedikit melakukan evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi sama sekali, yang kemungkinan mereka membeli berdasarkan referensi dari keluarga, teman, ataupun tetangga. Pemasar harus mengetahui dan mempelajari pembeli untuk menemukan bagaimana cara mereka dalam mengevaluasi pilihan merek. Jika mereka tahu bagaimana proses evaluasi apa yang dilakukan pembeli, pemasar dapat mengambil langkah untuk mendapatkan pembeli tersebut agar membeli produk dari perusahaannya.

d. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian yaitu tahap proses dimana konsumen menjatuhkan keputusan dan pilihannya untuk membeli produk. e.

Perilaku Pasca Pembelian Perilaku pasca pembelian yaitu tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah membeli suatu produk dan hal tersebut didasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Kewajiban seorang pemasar tidak berakhir ketika produknya telah dibeli oleh konsumen. Mereka harus mengetahui dan memperhatikan apakah konsumen akan merasa puas atau tidak terhadap produk yang baru saja dibelinya. Jika produk yang dibeli oleh konsumen tidak memenuhi harapan berarti konsumen itu tidak puas. Jika produk yang dibeli memenuhi harapannya berarti konsumen itu puas, sedangkan jika produk yang dibeli melebihi harapannya berarti konsumen itu sangat puas. (X3)) yang paling dominan mempengaruhi Keputusan Pembelian (Y) Top Coffee adalah Credibility (X1)

152

2.3

Model Konseptual Hipotesis

Ha5

Credibility

Ha1

Ha4

Attractiveness

Keputusan Pembelian Pembelian

Power

Ha3

Ha2

Ha1: Diduga atribut celebrity endorser (credibility (X1), attractiveness (X2), power (X3)) secara serempak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y) Top Coffee Ha2: Diduga credibility (X1) atribut dari Celebrity Endorser secara individu berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y) Top Coffee Ha3: Diduga attractiveness (X2) atribut dari Celebrity Endorser secara individu berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y) Top Coffee Ha4: Diduga power (X3) atribut dari Celebrity Endorser secara individu berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y) Top Coffee Ha5: Diduga Atribut Celebrity Endorser (credibility (X1), attractiveness (X2), dan power

Metodelogi Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang dilakukan di wilayah Rawa Buaya, Jakarta Barat. Waktu yang digunakan dalam penelitian mulai dari pengambilan data, pra survey hingga analisis data dilakukan pada bulan Maret–Mei 2014.

Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Oleh karena itu peneliti menggunakan alat yang disebut skala pengukuran. Skala pengukuran ini bertujuan untuk mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif. Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala semantic differensial dengan bobot penilaian antara 1 sampai dengan 10 point. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sumber data primer yaitu seluruh masyarakat di wilayah Rawa Buaya, Jakarta Barat. Data sekunder diperoleh dari 153

buku-buku, jurnal, internet, dan sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan topik yang sedang diteliti dan studi kepustakaan.

Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang ada di wilayah Rawa Buaya, Jakarta Barat. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu tidak diketahui. Sampel Dikarenakan populasi tidak diketahui, maka pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling sebanyak 100 responden dengan menggunakan metode non probability sampling dan menetapkan beberapa kriteria-kriteria (purposive sampling) untuk menentukan respondennya. Cara menentukan responden yang menjadi sampel digunakan tehnik Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan keputusan dari peneliti sendiri, dengan menggunakan kriteria-kriteria yang ditetapkan sendiri oleh si peneliti sepanjang unsur-unsur yang akan diteliti merupakan anggota populasi. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Masyarakat yang berdomisili di wilayah Rawa Buaya, Jakarta Barat b. Berusia minimal 17 tahun c. Pernah melihat iklan Top Coffee versi Iwan Fals d. Pernah meminum Top Coffee Metode Analisis Data Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang bertujuan untuk melihat sejauh mana suatu instrument (kuesioner) telah mengukur indikator dan variabel yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Korelasi Rank Spearman jika data yang diperoleh adalah data ordinal, sedangkan jika data yang diperoleh data interval kita bisa menggunakan produk moment. Valid tidaknya suatu instrument dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi sebagai nilai krisisnya dengan rumus sebagai berikut: Adapun penentuan disajikan sebagai berikut: nilai sig r < 0.05 dikatakan valid nilai sig r >0.05 dikatakan tidak valid Jika ada butir yang tidak valid, maka butir yang tidak valid tersebut dikeluarkan dan proses analisis diulang untuk butir valid saja. Rumus Person Products Moment :

n(

r n

X2

XY ) ( (

X ) 2 (n

X )( Y2

Y) (

Y)2 )

Keterangan : r = Koefisien korelasi X = Jumlah skor total item Y

= Jumlah skor total item 154

n

= Jumlah responden

Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah nilai yang menunjukkan konsistensi suatu instrumen terhadap pengukuran indikator/variabel. Salah satu angket dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas data digunakan rumus cronbach alpha yaitu:

Reliabilitas instrumen Banyaknya butir pertanyaan kuesioner Jumlah varians butir Varians total Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan cara : 1. Ukur ulang (repeat measure) adalah pemberian pertanyaan kepada responden atau calon responden dengan pertanyaan yang sama dalam waktu yang berbeda (sebulan lagi, dua bulan lagi, atau seterusnya), dan kemudian dilihat apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya. 2. Ukur sekali (one shot) adalah pengukuran angket yang hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan yang lain. Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah cara ukur sekali. Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda ini digunakan untuk mencari pengaruh antara nilai variabel yang ada biasanya variabel X dan Y menampilkan simbol dari suatu data dimana Y sebagai variabel tergantung dan X sebagai variabel bebas, nilai berganda dapat dicari dengan menggunakan rumus: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan: Y a b X1 X2 X3

:Keputusan Pembelian :Kostanta :Angka arah atau koefisian regresi :Credibility :Attractiveness :Power

Uji t, Uji f dan Koefisien Determinasi (R2) Kriteria pengujian hipotesis terdiri atas uji t, uji f dan perhitungan besaran R2. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial atau secara sendiri-sendiri (atau individu) variabel independen mempengaruhi variabel dependen atau tidak. 155

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam analisa regresi sudah tepat atau belum, dan melihat apakah secara simultan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Perhitungan besarnya R2 (koefisien determinasi) dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar variabel brand image (keunggulan asosiasi merek, kekuataan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek) mempengaruhi loyalitas. Nilai R2 yang mendekati 100% berarti pengaruh yang diberikan brand image (keunggulan asosiasi merek, kekuataan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek) terhadap loyalitas. Sebaliknya R2 yang mendekati 0% menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang diberikan olehbrand image (keunggulan asosiasi merek, kekuataan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek) terhadap loyalitas. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Uji Validitas Berkaitan dengan variabel credibility, attractiveness, power dan keputusan pembelian terdapat 20 butir pertanyaan. Hasil Uji Validitas menyatakan bahwa dari 20 butir pertanyaan terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 1 dan 5 karena hasil signifikanya diatas 0,05 (R > 0.05). Sehingga pertanyaan yang tidak valid tersebut dihapus. Sedangkan 18 pertanyaan lain yang memiliki nilai signifikannya dibawah 0,05 (R < 0.05 dianggap valid dan dapat digunakan untuk penelitian ini. Hasil Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan konsistensi alatukur yang digunakan atau sejauh mana alat ukur dapat dipercaya ataudiandalkan. Hasil uji reliabilitas dinyatakan reliabel jika hasil perhitunganmemiliki koefisien keandalan (reliabilitas) sebesar Cronbach Alpha > 0,6. Tabel 5.2Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach’s Alpha .905

N of Items 20

Sumber: Data pengolahan SPSS 16.0 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing-masing variabel yang meliputi variabel credibiltity (X1), attractiveness (X2), power (X3), dan keputusan pembelian (Y) memiliki koefisien keandalan (reliabilitas) lebih besar dari 0,6 (> 0.6) sehingga dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini reliabel

Hasil Uji Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independent yaitu variabel credibiltity (X1), attractiveness (X2), power (X3), terhadap variabel dependent yaitu keputusan pembelian (Y). Perhitungan analisis ini menggunakan SPSS versi 20.0.

156

Tabel 5.3 Hasil Olahan Regresi Coefficientsa Model

Unstandard ized Coefficients

Sig.

B 1.

(constant)

-,535

,324

2.

credibility

,193

,049

3.

Attractiveness

,247

,024

4.

Power

,578

,000

Sumber: Data pengolahan SPSS 20.0 Dari hasil tersebut didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Y = -0,535+ 0,193 X1 + 0,247X2 + 0,578X3 + e Keterangan : Y = Keputusan Pembelian A= constanta b= Koefisien X1 = Credibility X2 = Attractiveness X3= Power e = error disturbances Uji t Tabel 5.4 Uji t Coefficientsa Model

Unstandard ized Coefficients

Sig.

B 1.

(constant)

-,535

,324

2.

credibility

,193

,049

3.

Attractiveness

,247

,024

4.

Power

,578

,000

Sumber: Data pengolahan SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 5.4 di atas, pada variabel credibility (X1) memiliki nilai signifikansi 0,049 yang berarti < 0,05 dengan demikian, maka Ho ditolak. Kesimpulannya, bahwa variabel credibility (X1) secara sendiri-sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Top Coffee. Pada variabel attractiveness (X2) memiliki nilai signifikansi 0,024 yang berarti < 0,05 dengan demikian, maka Ho ditolak. Kesimpulannya adalah variabel attractiveness (X2) secara sendiri-sendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Top Coffee. Sedangkan pada variabel power (X3) memiliki nilai signifikansi 0,000 yang berarti > 0,05 dengan demikian, maka Ho ditolak. Kesimpulannya adalah variabel power (X3) secara sendirisendiri berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Top Coffee. 157

Uji F Tabel 5.5 Hasil Uji f ANOVAb 1. 2. 3.

Model Regression Residual Total

F 51.150

Sig. .000a

Sumber: Data pengolahan SPSS 20.0 Berdasarkan tabel 5.5 hasil uji f diperoleh F hitung sebesar 51,150 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena nilai probabilitas 1,984 terhadap sikap

Terdapat pengaruh

3

Persepsi kegunaan memiliki pengaruh terhadap -1,278 < 1,984 penggunaan sesungguhnya

Tidak terdapat pengaruh

4

Persepsi kemanfaatan memiliki terhadap penggunaan sesungguhnya

pengaruh 0,0005 < 1,984

Tidak terdapat pengaruh

5

Sikap mempunyai perngaruh penggunaan sesungguhnya

terhadap 2,587 >1,984

Terdapat pengaruh

0,9674

0,9664 Persepsi 1. Kegunaan

ρx1z = -0,126 (t = -1,278)

(X1)

2

ρx1y= 0,121

ρx2z = 0,253

(t = 1,243)

t = 2,587

Sikap

ρx1&y1= -0,008 (sig = 0,205)

Tidak terdapat pengaruh

(Y)

Penggunaan Sesungguhnya Internet Banking (Z)

1 ρx2y = 0,257 Persepsi Kemudahan

t = 2,628

ρx2z = 0,005 (t = 0,053)

(X2) Gambar 3 Diagram Jalur Model II Hasil Perhitungan

166

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis di atas, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Persepsi Kemudahan PenggunaanTerhadap Sikap Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan(X1) secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sikap. Hal ini ditunjukkan oleh variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan(X1) yang memiliki nilai signifikansi 0,010 yang berarti < 0,05, dan besarnya pengaruh yang diberikan sebesar 0,257 atau 25,7%. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian Mayasari yang menunjukan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif signifikan terhadap sikap. Tetapi persepsi manfaat dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap sikap. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Maharsi dan Yuliani serta hasil penelitian yang dilakukan oleh Arief yaitu persepsi kemanfaatan berpengaruh signifikan terhadap sikap. Pada kenyataannya dengan memanfaatkan i-banking banyak keuntungan yang dapat diperoleh nasabah terutama mengenai waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena i-banking terbebas dari antrian dan dapat dilakukan dimana saja selama nasabah memiliki sarana pendukung. Namun, yang terjadi nasabah masih enggan menggunakan i-banking karena banyak faktor seperti faktor keamanan dalam transaksi perbankan di internet rawan terhadap pengintaian dan penyalahgunaan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Banyaknya kejadian pembobolan ibanking karena komputer milik nasabah dapat disusupi virus dan trojan horse sehingga datadata yang berada di komputer pengguna (seperti nomer PIN, nomor kartu kredit, dan kunci rahasia lainnya) dapat disadap, diubah, dihapus dan dipalsukan. Hal ini salah satu faktor yang membuat nasabah enggan memanfaatkan dari penggunaan fasilitas internet banking. 2. Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan Sesungguhnya Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa variabel sikap(Y) secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan sesungguhnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi variabel sikap (Y) sebesar 0,011 yang berarti < 0,05, dan besarnya pengaruh yang diberikan sebesar 0,253 atau 25,3%. Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian Ericsson dan Arief bahwa sikap berpengaruh positif terhadap penggunaan sesungguhnya. Salah satu faktor yang mempengaruhi sikap nasabah kepada penggunaan sesungguhnya i-banking adalah faktor kepercayaan. Seperti pada penelitian yang dilakukan Risna yang membuktikan bahwa semakin tinggi tingkat kepercayaan nasabah terhadap internet banking, maka nasabah akan semakin mudah mengadopsi internet banking, begitu pula sebaliknya. Salah satu bentuk ketakutan yang kerap terjadi adalah bahwa internet banking akan mengarahkan orang untuk berurusan dengan lingkungan bisnis tanpa kertas.Nasabah takut bahwa jika mereka tidak memiliki bukti terulis setiap melakukan transaksi, yang mengakibatkan kekhawatiran jika terjadi sesuatu maka mereka tidak bisa mempunyai bukti yang kuat. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor kurangnya kepercayaan nasabah akan fasilitas internet banking yang mengakibatkan sikap mereka penuh dengan keraguan dalam menggunakan fasilitas tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a). Model TAM yang diperkenalkan oleh Davis dapat digunakan dalam penelitian ini, mengingat internet banking merupakan salah satu teknologi layanan perbankan oleh bank kepada nasabah yang kemudian teknologi ini akan digunakan berdasarkan 167

kemanfaatan ataupun kemudahan penggunaan layanan oleh nasabah yang akan menentukan sikap nasabah terhadap penggunaan sesungguhnya internet banking. b). Model akhir yang memenuhi kriteria fit-nya model penelitian adalah hasil modifikasi terhadap model awal penelitian TAM. c). Tidak signifikannya variabel kemanfaatan terhadap sikap dalam penelitian ini menjelaskan bahwa tidak adanya pengaruh antara variabel kemanfaatan terhadap sikap. Meskipun responden merasa bahwa internet banking memberikan manfaat dalam kegiatan perbankan mereka, namun hal ini tidak meningkatkan sikap maupun keinginan mereka untuk menggunakan kembali internet banking. Rasa takut akan keamanan fasilitas internet banking masih diragukan oleh nasabah setelah melihat beberapa kejadian pembobolan data nasabah dengan dimasukinya ruang data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. d). Persepsi kemudahan penggunaan membuat responden memiliki sikap positif untuk menerima layanan internet banking. Hal ini dikarenakan nasabah merasa mudah dalam menggunakan layanan internet banking dengan teknologi yang mereka miliki seperti handphone, PC ataupun laptop. e). Variabel independen dalam penelitian ini yakni persepsi kemudahan penggunaan merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling besar. Hal ini terlihat dari nilai Total Effect pada perhitungan pengaruh diagram jalur sebesar 0,489. f). Masih rendahnya penggunaan layanan internet banking oleh nasabah perbankan ternyata selama ini kebanyakan dari responden masih mempunyai persepsi yang kurang positif terhadap layanan internet banking. Walaupun nasabah mengeri akan manfaat atas kontribusi layanan internet banking terhadap kegiatan perbankan mereka, namun penggunaan internet banking masih minim dilakukan oleh nasabah untuk melakukan kegiatan perbankan. Dilihat dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka saran yang dapat penulis ajukan kepada perusahaan perbankan di Indonesia yang memberikan layanan internet banking kepada para nasabahnya, adalah sebagai berikut : a). Saran dari penulis kepada perusahaan perbankan, jika dilihat dari hasil penelitian terhadap nasabah yang ditemui oleh penulis yang menjadi responden bahwa variabel persepsi kemudahan penggunaan yang memiliki pengaruh paling besar. Perusahaan perbankan diharapkan dapat meningkatkan pengenalan dan memberikan pengetahuan kepada para nasabah mengenai nilai yang didapatkan dalam menggunakan layanan internet banking melalui publisitas maupun secara langsung kepada nasabah yang melakukan kegiatan perbankan di kantor cabang suatu bank sehingga nasabah dapat mengetahui manfaat dari penggunaan layanan internet banking. Perusahaan perbankan juga disarankan untuk meningkatkan sosialisasi pengenalan dari fitur-fitur yang terdapat dalam layanan internet banking lebih terperinci agar nasabah mengetahui akan suatu kegunaan dari fitur layanan internet banking dan mulai beralih menggunakan internet banking di masa yang akan datang. b). Saran dari penulis kepada peneliti selanjutnya, dalam penelitian ini yang diteliti hanya terbatas pada pengaruh persepsi kemanfaatan dan kemudahan penggunaan terhadap penggunaan sesungguhnya internet banking melalui sikap dimana pada penelitian ini hanya variabel persepsi kemudahan penggunaan yang berpengaruh positif terhadapa sikap dan variabel sikap berpengaruh positif terhadap penggunaan sesungguhnya internet banking,maka disarankan untuk penelitian selanjutnya agar dimasukkan variabel-variabel lainnya seperi variabel kepercayaan dan keamanan dimana dalam banyak penelitian sudah banyak dilakukan namun tidak pada penlitian ini serta memodifikasi model penelitian dengan variabel lain yang memperkuat suatu hubungan variabel yang satu dngan yang lainnya namun tetap mengacu kepada penelitian yang sudah ada serta sampel dan populasi penelitian lebih diperluas. Persantunan Terima kasih kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat dan segalanya dalam menyelesaikan skripsi saya dan para dosen dalam menyalurkan ilmu mereka 168

sehingga saya dapat terapkan ilmu tersebt pada dunia nyata serta para teman dan sahabat seperjuangan saya.

DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior andHumanDecision Processes. Vol. 50; 179-211. B.A., Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005." Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived ease of Use, and User Acceptance ofInformation Technology. MIS Quarterly. Vol 13 (3); 319-340. Deshpande, Rohit, and Gerald Zaltman. "A Comparison of Factors Affecting Use of Marketing Information in Consumer and Industrial Firms." Journal of Marketing Research (JMR) 24.1 (1987).Baca Online (http://www.jstor.org/discover/10.2307/3151759?uid=3738224&uid=2&uid=4&sid=2110 3783165911) Eriksson, Kent, Katri Kerem, and Daniel Nilsson. "Customer acceptance of internet banking in Estonia." International Journal of Bank Marketing 23.2 (2005): 200-216. Fiol, C. Marlene, and Marjorie A. Lyles. "Organizational learning." Academy of management review 10.4 (1985): 803-813. Fishbein, M and Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intentions and Behaviour: An Introduction toTheory and Research. Addison-Wesely. Boston. MA. Hartono, Jogiyanto. 2007. Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi Hartono Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisni. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta Jonathan Sarwono, Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2007 Juwaheer, Thanika Devi, Sharmila Pudaruth, and Priyasha Ramdin. "Factors influencing the adoption of internet banking: a case study of commercial banks in Mauritius." World Journal of Science, Technology and Sustainable Development 9.3 (2013): 204-234. King, William R., and Jun He. "A meta-analysis of the technology acceptance model." Information & Management 43.6 (2006): 740-755.Baca Online (http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0378720606000528) Maharsi, Sri, and Yuliani Mulyadi. "Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Nasabah." Jurnal Akuntansi dan Keuangan 9.1 (2008): pp-18. Mayasari, F., Kurniawati, E. P., & Nugroho, P. I. (2011). Anteseden dan Konsekuen Sikap Nasabah Dalam Menggunakan Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM)(Survey pada Pengguna KlikBCA). Semantik, 1(1). Rahardjo, Budi. "Aspek Teknologi dan Keamanan dalam Internet Banking." PT Insan Indonesia. PT INDOCISC (2001). Ramadhani, Risna. "Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Internet Banking di Semarang: Dengan Menggunakan Pendekatan TAM." Jurnal Akuntansi Indonesia. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia (2008). Sarwono, Jonathan. 2012. Path Analysis. Jakarta: PT Elex Media Computindo Sulistiyarini, Suci. "Pengaruh Minat Individu Terhdap Penggunaan Mobile Banking: Model Kombinasi Technology Acceptance Model (TAM) dan Theory of Planned Behavior (TPB). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 1.2 (2013). Tidak Dipublikasikan 169

Thanika, D. J., Pudaruth, S., & Ramdin, P. (2012). Factors influencing the adoption of internet banking: A case study of commercial banks in mauritius. World Journal of Science, Technology and SustainableDevelopment, 9(3),204234.doi:http://dx.doi.org/10.1108/20425941211250552 Whiteside, John, et al. "User performance with command, menu, and iconic interfaces." ACM SIGCHI Bulletin. Vol. 16. No. 4. ACM, 1985.Baca Online.(http://dl.acm.org/citation.cfm?id=317490) Wibowo, Arief. "Kajian Tentang Perilaku pengguna sistem informasi dengan pendekatan technology acceptance model (TAM)." Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan (2008). Wijayanti, Ratih. "Analisis Technology Acceptance Model (TAM) Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Nasabah Terhadap Layanan Internet Banking (Studi Empiris Terhadap Nasabah Bank Di Depok)." (2012).

170

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PONDS (STUDI KASUS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS EKONOMI REGULER AKTIF ANGKATAN 2010-2011)

Kurniawan Sriprasetyo Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Esa Unggul [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklan dan citra merek terhadap keputusan pembelian ponds. Variabel independen terdiri atas iklan dan citra merek, sedangkan variabel dependen adalah keputusan pembelian. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden. Responden penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Esa Unggul Fakultas Ekonomi regular aktif angkatan 2010 dan 2011 yang pernah melihat iklan dan menggunakan ponds. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 (