PROBLEMATIKA KETERAMPILAN MENULIS DALAM PENGAJARAN BAHASA

Aimansyah, Problematika Keterampilan Menulis dalam Pengajaran Bahasa Indonesia Di SMP 89 Dalam evaluasi pembelajaran Bah...

4 downloads 479 Views 298KB Size
PROBLEMATIKA KETERAMPILAN MENULIS DALAM PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP Aimansyah

SMP Negeri 14 Balikpapan, Jl. Kutilang Kelurahan Gunung Bahagia, Balikpapan e-mail: -

Abstract: The learning of Bahasa Indonesia for linguistic aspects namely listening, speaking, reading, and writing. Of all the four skills, writing is the most complex. The regulation of writing in Bahasa Indonesia stated in Ejaan Umum Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) in its development, has been through many obstacles such as variatios of form, functional deviation and some writing peculiarities cause by habid, unawareness, lack of conditioning, performance, and lack of care of many parties. Mistakes in writing skill surely will give bad effect toward the learning results of Bahasa Indonesia. It would be unfortunate if our young generations were unaware of the determined writing rules. In this case, the teacher has a role as the key to solve the problems in Bahasa Indonesia writing. Key Words: writing skills, finding, solution

Menulis merupakan keterampilan keempat atau yang terakhir dalam tingkatan kemampuan berbahasa. Setelah anak melalui proses menyimak atau mendengarkan sesuatu, biasanya akan diikuti dengan aktivitas membaca dan menirukan apa yang diucapkan melalui berbicara. Pada usia tertentu, setelah alat berpikirnya berkembang maka akan timbul keingintahuannya tentang lambang-lambang bunyi yang tertera dan tertangkap oleh penglihatannya. Melalui suatu proses, maka dapatlah dia mengucapkan lambanglambang tersebut sesuai dengan bunyinya. Pada tingkatan ini, seorang anak sudah masuk pada tingkatan membaca. Langkah terakhir yang dilakukannya adalah menirukan lambang-lambang yang terbaca tadi dalam tulisan yang sama melalui aktivitas menulis. Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasi dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih berpikir termasuk menulis.

PERMASALAHAN MENULIS Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Akan tetapi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hal ini merupakan suatu kesulitan yang dialami siswa. Kesalahan-kesalahan yang ditemukan oleh guru dalam penulisan yang dilakukan oleh siswa menggambarkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih perlu mendapatkan perhatian yang serius. Kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia jelas sangat mengganggu keberhasilan dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Kesalahan-kesalahan itu harus mendapat penanganan demi tercapainya tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia secara maksimal. Kesalahan yang berlanjut dan tanpa penanganan dari guru sebagai pengajar maupun pihak lainnya akan menyesatkan kemampuan siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Lambat laun, ketentuan kebahasaan yang berlaku akan samar atau tidak jelas.

88

Aimansyah, Problematika Keterampilan Menulis dalam Pengajaran Bahasa Indonesia Di SMP

Dalam evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia, sasaran evaluasi adalah hasil dan proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil belajar merupakan tingkah laku yang dapat diubah dari proses pembelajaran sedangkan proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sebagian orang mengatakan bahwa menulis itu mudah. Sekali duduk mereka dapat menulis hingga selesai. Hasil tulisan mereka sangat bagus, tetapi apakah tulisan itu sudah sesuai dengan kaidah yang berlaku? Sebaliknya, banyak juga orang yang merasa takut untuk memulai menulis. Segala yang dianganangankan sulit untuk dituliskan. Ide cemerlang yang mereka tuangkan ternyata bertele-tele, karena menggunakan diksi sehingga kalimatnya tidak terstruktur. McCrimmon (dalam Depdiknas, 2002b) mengatakan bahwa menulis itu merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan secara bertahap, yaitu perencanaan tulisan (pra menulis), penulisan, dan revisi. Dengan memperhatikan pendapat

Tabel 1

Jenis Kesalahan

1

Kesalahan penulisan huruf kapital: a. Huruf pertama kata pada awal kalimat. b. Ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, dan nama ganti Tuhan. c. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan sebagai kata sapaan). Kesalahan penggunaan huruf kapital a. Jabatan tanpa nama orang. b. Di tengah kata. Kesalahan pada pemutusan kata. Penyingkatan kata yang tidak dibenarkan. Kesalahan pada tanda baca: a. Penempatan tanda baca titik. b. Koma yang salah setelah kata hubung.

3 4 5

6 7 8

tersebut, dapatlah kita katakan bahwa menulis bukan sesuatu yang tidak mungkin, tetapi untuk bisa dan berhasil haruslah melalui beberapa tahap. Kesalahan dalam menulis adalah hal yang wajar dalam pembelajaran, tetapi dari kesalahan itu kita harus berusaha untuk memperbaikinya. Percuma isi tulisan bagus dan menarik tetapi aturan kebahasan tentang tulisan dilanggar. Beberapa kesalahan yang sering ditemui dalam aktivitas menulis dapat dilihat pada tabel 1. PENYEBAB TIMBULNYA KESALAHAN MENULIS BAGI SISWA Setelah melalui pengamatan dan wawancara, maka penulis menemukan penyebab munculnya kesalahan menulis bagi siswa. Pertama, kurang pahamnya siswa tentang penulisan huruf dan tanda baca. Siswa beranggapan bahwa semua huruf itu sama dan tanda baca itu tidak terlalu mempengaruhi isi bacaan sehingga ketidakmengertian siswa bukan menjadi penghambat/penghalang dalam menulis. Dari sinilah tim-

Kesalahan dalam Keterampilan Menulis

No.

2

89

c. Tidak menggunakan tanda baca pada bagian tertentu dalam penulisan surat. Penggunaan huruf dan tanda baca yang beraneka ragam. Kesalahan penulisan di dan ke sebagai imbuhan dan kata depan. Kesalahan struktur kalimat dalam pengembangan paragraf.

Contoh a. tidak biasanya kami gelisah menunggu ibu pulang. b. ■ Saat hari waisak semua siswa libur sekolah. ■ Selain alquran, islam juga punya hadist. ■ Memohonlah padanya dalam berdoa. c. ■ Mengapa saudara tidak datang saat kejadian itu? ■ Hari ini ayah mau pergi kemana? a. Kemarin Presiden membuka MTQ tingkat nasional. b. denGan, tiDak, iBu, beRasal, aTuran, baPak den-gan, ya-ng, menggan-ggu, ketidakadila- n yg, tdk, dpt, dlm, u/, kepunyaanx, hrs, ber7an a. Mulyo Budi. C, Hikayat Abu Nawas. b. Kita harus menjaga sekolah dan tempat-tempat lain dari sampah karena, sampah dapat merusak keindahan kota. c. ■ Dengan hormat (,) ■ Hari/tanggal: Sabtu / 18 - Agustus - 2007 Lihat tabel 2 dan tabel 3. ■ Buku itu di beli ibu ditoko buku kemarin. ■ Kemarin kekasihnya berangkat keluar negeri. Lingkungan Bersih Di rumah saya halamannya bersih dan beberapa tanaman bunga disekitarnya. Setiap hari saya selalu menyiram makanya bunga yang saya tanam subur. Setelah saya siram kadang-kadang saya memandanginya. Kalau daunnya guguran saya memungutnya dan saya membuangnya ditempat sampah, lalu saya membakarya.

90

Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 2, Maret 2009, hlm. 88-91

bul tulisan asal-asalan atau sejadinya saja. Selain itu kekurangpahaman siswa terhadap tanda baca dan huruf juga karena kurang dimasyarakatkannya EYD kepada siswa. Kedua, bervariasinya bentuk huruf yang dimiliki oleh siswa dalam menulis. Siswa berlomba mempercantik tulisan dengan huruf yang unik. Padahal bentuk tulisan yang unik tersebut belum tentu benar atau sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku. Tabel 2 dan tabel 3 memperlihatkan beragam variasi penulisan huruf dan tanda baca oleh siswa. Tabel 2

Asli A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Variasi Huruf

Variasi

-

Tabel 3

Huruf Asli a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z

Variasi

-

Variasi Tanda Baca

Nama

Simbol Asli

Titik Koma Tanda hubung Tanda kurung

. , ( ... )

Variasi Simbol

Ketiga, kurang penekanan penggunaan huruf latin atau huruf berkait pada setiap penulisan dalam pengajaran Bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa menggunakan huruf cetak disetiap aktivitas menulis-

nya. Penggunaan huruf cetak memang tidak disalahkan. Namun, siswa kurang menyadari bahwa penggunaan huruf cetak dapat mengakibatkan ketidakkonsistenan dalam penempatan huruf besar. Tidak jarang dijumpai peletakan huruf besar di tengah ataupun di akhir suatu kata yang tentu saja ini menyalahi aturan penulisan Bahasa Indonesia. LANGKAH-LANGKAH MENUNTASKAN MASALAH KESALAHAN MENULIS Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi kesalahan siswa dalam menulis adalah meningkatkan pengetahuan guru Bahasa Indonesia tentang penulisan yang baik dan benar. Guru adalah faktor penunjang utama untuk memperbaiki kesalahan penulisan siswa. Bagaimana mungkin penulisan siswa akan menuju ke arah yang benar jika seorang guru kurang memahami penulisan yang sesuai kaidah penulisan Bahasa Indonesia. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat ditempuh guru untuk mengembangkan kemampuan penulisan yang baik dan benar. Langkah-langkah tersebut adalah: (1) mengadakan pertemuan guru Bahasa Indonesia untuk membicarakan kesalahan penulisan siswa beserta penyelesaiannya. (2) Bertukar pikiran antara guru dari jenjang yang sama atau antar jenjang seperti guru SD dengan guru SMP. (3) Mengikuti lomba karya ilmiah, seminar, maupun diskusi-diskusi. (4) Penyebaran buku-buku Pedoman Penulisan Bahasa Indonesia ke sekolah-sekolah. (4) Memasyarakatkan lagi penulisan huruf latin/berkait pada setiap jenjang pendidikan. Hal ini paling tidak dapat mengurangi tingkat kesalahan penulisan dalam pengajaran Bahasa Indonesia. (5) Mengharapkan guru bidang studi lain untuk turut andil dalam membantu untuk memperbaiki tulisan siswa sehingga kesalahan dalam. penulisan dapat ditekan seminimal mungkin. (6) Mengoreksi kesalahan penulisan siswa. (7) Memberikan hukuman untuk kesalahan yang terulang seperti pengurangan nilai dari pekerjaan siswa. Hal ini dimaksudkan agar timbul kesadaran siswa tentang kesalahannya. (8) Memberikan tugas tambahan yang berhubungan dengan menulis. SARAN Hendaknya setiap guru Bahasa Indonesia dan guru mata pelajaran lainnya secara bersama-sama senantiasa memperhatikan dan memperbaiki kesalahan penulisan siswa.

Aimansyah, Problematika Keterampilan Menulis dalam Pengajaran Bahasa Indonesia Di SMP

91

DAFTAR RUJUKAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2002a. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi: Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Departemen Pendidikan Nasional. 2002b. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi: Menulis. Jakarta: Depdiknas. Nurkancana, W. 1986. Evaluasi Pendidikan. Suraba-

ya: Usaha Nasional. Pophan, J. 1992. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, H. G. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H. G & Tarigan, D. 1990b. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H. G & Tarigan, D. 1990b. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.