PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN

Download Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona. Program Studi Bahasa dan Sastra I...

0 downloads 215 Views 142KB Size
Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP Dwi Fitriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: [email protected]

Abstract Writing is a language skill used to communicate indirectly. Writing is a productive and expressive activity. Writing skill or composing is an ability to construct sentences properly and appropriately based on the language grammatical rules; good writing and effective depend on the sentence. This study examines the correlation between effective sentence mastery and diction mastery with exposition writing ability on SMP Negeri 1 Banyumas VII class the second semester. This study uses correlational method. Based on the result, the correlation between effective sentence mastery and diction mastery with exposition writing ability shows the determination coefficient in effective sentence mastery and diction mastery with exposition writing ability is 0,68 with effective sentence mastery and diction mastery toward exposition writing ability is 68%. The higher students’ effective sentence mastery the exposition writing ability is increasing. Otherwise, the diction mastery has close correlation with exposition writing ability. Key Words : Effective Sentence, Diction, Exposition Writing Ability

prinsipnya

1. PENDAHULUAN

agar

siswa

terampilan

Bahasa Indonesia memiliki beberapa

menyimak, membaca, berbicara, dan

fungsi, di antaranya ialah sebagai bahasa

menulis. Setiap keterampilan berbahasa

pengantar

pendidikan.

ini erat sekali hubungannya dengan

Bahasa Indonesia juga merupakan salah

proses yang mendasari bahasa. Bahasa

satu mata pelajaran pokok yang harus

seseorang

diajarkan di seluruh lembaga pendidikan

“Semakin terampil seseorang berbahasa,

formal

hingga

semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.

perguruan tinggi. Henry Guntur Tarigan

Keterampilan hanya dapat diperoleh dan

(1986: 1) menyatakan bahwa tujuan

dikuasai dengan jalan praktik dan banyak

pengajaran

latihan”.

dalam

dari

dunia

tingkat

bahasa

dasar

Indonesia

pada

mencerminkan

Diterbitkan Oleh: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/pesona Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

pikirannya.

129

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

Dari empat keterampilan berbahasa,

memberitahu,

mengupas,

dan

menulis merupakan suatu keterampilan

menerangkan sesuatu sehingga dapat

berbahasa

untuk

menambah pengetahuan si pembaca.

berkomunikasi secara tidak langsung,

Akan tetapi, karangan ini bukan untuk

tidak secara tatap muka dengan orang

menyakinkan

lain. Menulis merupakan suatu kegiatan

pembaca atas apa yang dipaparkan.

yang

ekspresif.

Kalimat merupakan salah satu faktor

Keterampilan menulis atau mengarang

yang menunjang sebuah karangan efektif

merupakan

bagi pembaca karena kalimat membawa

yang

dipergunakan

produktif

dan

kemampuan

menyusun

kalimat-kalimat secara benar dan tepat sesuai dengan kaidah gramatikal bahasa, karya

tulis

yang

baik

dan

efektif

mempengaruhi

si

pembaca berkenalan isi suatu tulisan. Kalimat yang baik dan efektif akan mempermudah

tergantung pada kalimat (Abdul Razak,

menguraikan

1985: 2).

tulisan

Keterampilan menulis salah satunya

dan

mengantar atau

tersebut

menambah

pembaca

menerangkan sehingga

pengetahuan

isi

dapat pembaca.

berbentuk karangan, yaitu penjabaran

Adapun yang dikatakan tulisan yang

suatu gagasan secara resmi dan teratur

efektif adalah tulisan yang menggunakan

tentang suatu topik atau pokok bahasan

kalimat efektif dan pilihan kosa kata yang

(Lamuddin Finoza, 2001: 189). Adapun

tepat. Dengan kalimat efektif dan kosa

karangan menurut jenisnya terdiri dari

kata yang tepat, pikiran atau gagasan

karangan narasi, persuasif, eksposisi,

yang

argumentasi, dan deskripsi. Karangan

pembaca untuk memahaminya sehingga

eksposisi adalah salah satu jenis tulisan

pembaca

yang berusaha untuk menerangkan dan

membacanya dan memahami isi tulisan

menguraikan

tersebut yang menghasilkan perubahan

hakikat

suatu

tulisan

pokok

eksposisi

pikiran, berusaha

memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang

mengenai

objek

yang

digarapnya (Gorys Keraf, 1998: 3). Karangan wacana

yang

eksposisi

pun

akan

tertarik

memudahkan

untuk

terus

dalam pengetahuan pembaca. Kalimat efektif merupakan kalimat yang benar dan jelas sehingga akan dengan mudah untuk dipahami orang lain

merupakan

bertujuan

dituliskan

untuk

secara tepat. Kalimat yang dikatakan kalimat yang efektif adalah kalimat yang

130

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

mengandung ciri kalimat efektif yaitu

dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kalimat

antara penguasaan kalimat efektif dan

yang logis,

hemat,

paralel,

kesatuan, koheren dan tegas. Selain

penguasaan

menggunakan kalimat efektif penulis pun

eksposisi

harus memperhatikan kata atau diksi

signifikan. Penelitian ini pun diharapkan

yang tepat, kata yang sesuai dengan

dapat bermanfaat bagi pembaca, guru dan

maksud atau tujuan dari tulisan yang

siswa.

dibuat, yaitu tulisan ekposisi.

diksi

dengan

memiliki

Dalam

penulisan

hubungan

penelitian

ini,

yang

peneliti

Melihat betapa pentingnya kalimat

mangajukan hipotesis antara lain: 1)

efektif dan pilihan kata yang tepat bagi

Terdapat hubungan antara penguasaan

seorang penulis dalam membuat sebuah

kalimat efektif (X1) dan kemampuan

tulisan maka di sekolah-sekolah siswa

menulis

harus menguasai kalimat efektif dan

hubungan antara penguasaan diksi (X2)

pilihan kata. Karena dengan kalimat

dan kemampuan menulis eksposisi (Y),

efektif dan pilihan kata yang tepat dapat

dan

membantu pula dalam menempuh studi

penguasaan kalimat efektif (X1) dan

yang sedang dijalaninya. Seperti yang

penguasaan

kita ketahui bahwa dalam proses belajar

kemampuan menulis eksposisi (Y).

3)

ekposisi

(Y),

Terdapat

diksi

2)

Terdapat

hubungan

(X2)

antara

dengan

mengajar sebuah informasi akan lebih mudah

diterima

diungkapkan

orang

dalam

lain

apabila

bentuk

kalimat

2. METODE PENELITIAN Metode

yang

digunakan

dalam

dengan menggunakan kata-kata yang

penelitian ini adalah metode korelasional,

tepat.

karena penelitian ini terdiri dari tiga

Penelitian

ini

akan

meneliti

variabel

yaitu:

X1

dan

X2

yang

hubungan antara penguasaan kalimat

merupakan variabel bebas dan Y yang

efektif, penguasaan diksi, dan penguasaan

merupakan variabel terikat, yang akan

kalimat efektif dan penguasaan diksi

dilihat

dengan kemampuan menulis ekposisi

secara timbal balik.

pada siswa SMP kelas VIII semester II.

korelasinya

Dengan

metode

antara

ketiganya

korelasional

ini

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1

peneliti dapat mengetahui seberapa besar

Banyumas. Peneliti meneliti hal tersebut

keeratan korelasi antar ketiga variabel,

131

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

yaitu penguasaan kalimat efektif (X1)

efektif (X1) dan kemampuan menulis

dengan kemampuan menulis eksposisi

ekposisi

(Y), penguasaan diksi (X2) dengan

“Terdapat hubungan yang positif dan

kemampuan menulis eksposisi (Y), dan

signifikan antara penguasaan diksi

penguasaan kalimat efektif (X1) dan

(X2)

penguasaan

eksposisi (Y)”, menggunakan korelasi

diksi

(X2)

dengan

kemampuan menulis eksposisi (Y).

SMP

kelas

VIII

semester

2

dan

sederhana

Populasi penelitian ini adalah siswa

product

yang

12% yaitu 38 siswa yang diambil dengan menggunakan teknik sample random sampling, yaitu dengan melakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam

populasi

itu.

Peneliti

menggunakan teknik ini karena populasi homogen. pengumpulan

data

yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan tes karena peneliti ingin mengetahui atau mengukur kemampuan obyek yang diteliti. Tes yang digunakan yaitu tes tertulis untuk ketiga variabel. Penelitian ini menggunakan statistik

parametris

untuk

pengujian

hipotesisnya karena hipotesis penelitian ini berjenis asosiatif dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Hipotesis

pertama

hipotesis

kemampuan

dengan momen

kedua

menulis

rumus

korelasi

untuk

menguji

N ∑XY – (∑X) (∑Y) rxy= {N∑X − (∑X) }{N∑Y − (∑Y) } Keterangan: rxy

= koefisien korelasi antara X dan Y

xy

= hasil kali antara X dan Y

n

= jumlah data

x

= skor ganjil

y

= skor genap (Sugiyono, 2009: 255) Hasil

Teknik

,

korelasi, di bawah ini:

berjumlah 268 siswa. Sampel dalam penelitian ini peneliti tentukan sebesar

(Y)”

korelasi

diinterpretasikan

tersebut

terhadap

tabel

interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2009: 257) di bawah ini: Tabel 1 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

“Terdapat

Setelah

hubungan antara penguasaan kalimat

korelasinya,

diketahui diuji

koefisien

signifikansinya

132

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

hubungan kedua variabel tersebut dengan

=

menggunakan rumus t di bawah ini:

Korelasi product moment antara X1 dengan Y

t = r√ n – 2 √ 1 – r2

=

Korelasi product moment antara X2 dengan Y

(Sugiyono, 2009: 266).

Keterangan:

Setelah ditemukan korelasinya, diuji t

= koefisien signifikansi korelasi variabel r = koefisien korelasi antar dua variabel Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel,

signifikansinya koefisien

untuk

korelasi

digeneralisasikan

mengetahui

tersebut

dapat

tidak,

dengan

atau

menggunakan rumus di bawah ini:

dengan kesalahan 5%. Dengan ketentuan =

bila r hitung lebih kecil dari r tabel (rh < rt), maka Ho diterima, dan Ha ditolak.

(1 −

)

( −

− 1)

Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar

Keterangan:

dari r tabel (rh > rt) maka Ha diterima.

R = Koefisien korelasi ganda K = Jumlah variabel independen/bebas N = Jumlah anggota sampel Hasil Fh dikonsultasikan dengan F

2) Hipotesis kedua “Terdapat hubungan antara penguasaan kalimat efektif (X1)

tabel, dengan dk pembilang = k dan dk

dan penguasaan diksi (X2) dengan

penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan

kemampuan menulis eksposisi (Y)”,

yang ditetapkan 5%. Dalam hal ini

untuk

korelasinya

berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari

menggunakan korelasi ganda dapat

Fb maka koefisien korelasi ganda yang

dihitung dengan rumus di bawah ini:

diuji adalah signifikan, yaitu dapat

menguji

diberlakukan untuk seluruh populasi.

R= √

Pada korelasi ganda dilanjutkan dengan regresi

Keterangan:

ganda.

Untuk

memprediksi

kualitas kemampuan menulis eksposisi = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersamasama dengan variabel Y.

maka digunakan analisis regresi ganda dua dengan persamaan di bawah ini: Ŷ = а + b1X1 + b2X2

133

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini terdiri atas tiga variabel

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa skor penguasaan kalimat

penelitian yaitu, penguasaan kalimat

efektif dengan frekuensi tertinggi terletak

efektif (X1), penguasaan diksi (X2) dan

pada interval keempat 66 – 70 dengan

kemampuan menulis eksposisi (Y). Hasil

jumlah

penelitian

terhadap

frekuensi terendah terletak pada interval

penelitian

diambil

variabel-variabel dari

38

siswa

9

atau

23,68%

dan

sampel

pertama 51–55 dan kesembilan 91 - 95

penelitian kelas VIII siswa SMP sebagai

sebanyak 1 siswa atau 2,63%. Sementara

berikut:

itu, untuk posisi tertinggi dua terletak

Hasil penelitian terhadap penguasaan

pada interval, kedua, kelima, dan keenam

kalimat efektif siswa SMP diperoleh data,

dengan sebanyak siswa masing-masing 6

bahwa skor tertinggi yang diperoleh

siswa atau 15,79%. Tertinggi ketiga

siswa pada variabel ini adalah 93, Skor

terletak pada interval ketujuh 81–85

minimal yang diperoleh siswa adalah 53.

sebanyak 5 siswa atau 13,16% dan

Rata-rata skor penguasaan kalimat efektif

tertinggi keempat interval ketiga dan

siswa adalah 72,13. Median adalah 83.

kedelapan sebanyak 2 siswa atau 5,26%.

Modus skor pada variabel ini adalah 68

Varibel bebas yang kedua adalah

dan standar deviasinya 9,71. Dari data

penguasaan diksi (X2). Hasil penelitian

tersebut, dapat didistribusikan dalam

penguasaan

kategori sebagaimana tertera pada tabel

diperoleh

berikut ini:

diperoleh siswa pada tes penguasaan

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Skor Penguasaan Kalimat Efektif (X1) No

Interval

Frekuensi Absolut

1 2 3 4 5 6 7 8 9

51 – 55 56 – 60 61 – 65 66 – 70 71 – 75 76 – 80 81 – 85 86 – 90 91 – 95 Jumlah

1 6 2 9 6 6 5 2 1 38

Frekuensi Relatif (%) 2,63 15,79 5,26 23,68 15,79 15,79 13,16 5,26 2,63 100

Frekuensi Komulatif (%) 2.63 18.42 23.68 47.37 63.16 78,95 92,11 97,37 100,00

diksi data

pada

skor

siswa

SMP

tertinggi

yang

diksi adalah 93 dan skor terendah adalah 58. Rata-rata atau mean panguasaan diksi siswa adalah 76,42. Modus dan median dari data di atas masing-masing adalah 78 dan 88, sedangkan standar deviasi dari data penguasaan diksi siswa adalah 9,04. Data penguasaan diksi siswa SMP dapat didistribusikan dalam kategori pada tabel di bawah ini.

134

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Skor Penguasaan Diksi (X2) No

Interval

Frekuensi Absolut

1 2 3 4 5 6 7 8

56 – 60 1 61 – 65 6 66 – 70 3 71 – 75 7 76 – 80 8 81 – 85 6 86 – 90 6 91 – 95 1 Jumlah 38 Sumber: Hasil penelitian

Frekuensi Relatif (%) 2,63 15,79 7,89 18,42 21,05 15,79 15,79 2,63 100

adalah

75

dan

standar

deviasi

kemampuan menulis eksposisi adalah

Frekuensi Komulatif (%) 2,63 18,42 26,32 44,74 65,79 81,58 97,37 100,00

9,31.

Dari

data

tersebut,

dapat

didistribusikan data dalam kategori pada tabel berikut ini. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Eksposisi(Y) No

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui skor penguasaan diksi dengan frekuensi tertinggi pada interval kelima 76–80 sebanyak 8 siswa atau 21,05%. Frekuensi terendah terletak di interval pertama dan kedelapan sebanyak 1 siswa atau 2,63%. Frekunsi tertinggi kedua

Interval

Frekuensi Absolut

1 2 3 4 5 6 7 8 9

51 – 55 1 56 – 60 3 61 – 65 6 66 – 70 7 71 – 75 8 76 – 80 6 81 – 85 4 86 – 90 2 91 – 95 1 Jumlah 38 Sumber: Hasil penelitian

Frekuensi Relatif (%) 2.63 7,89 15,79 18,42 21,05 15,79 10,53 5,26 2,63 100

Frekuensi Komulatif (%) 2,63 10,53 26,32 44,74 65,79 81,58 92,11 97,37 100,00

Berdasarkan tabel di atas, terlihat

terletak pada interval kedua, keenam, dan

bahwa

ketujuh sebanyak 6 siswa atau 15,79%

eksposisi

dan frekuensi tertingi ketiga terletak pada

pertama sebanyak 8 siswa atau 21,05%

interval ketiga 66–70 sebanyak 3 siswa

pada interval kelima. Frekuensi terendah

atau 7,89%.

terletak

Hasil penelitian kemampuan menulis

skor

kemampuan

dengan

pada

mengarang

frekuensi

interval

tertinggi

pertama

dan

kesembilan sebanyak I siswa atau 2,63%.

eksposisi terhadap siswa kelas VIII SMP

Hipotesis

Negeri 1 Banyumas diperoleh skor

penelitian ini ada tiga, yaitu hubungan

tertinggi yang diperoleh siswa pada

yang

variabel kemampuan menulis eksposisi

penguasaan kalimat efektif (X1) dan

siswa

kemampuan

kelas

VIII

SMP

Negeri

1

yang

positif

dan

akan

diuji

signifikan

menulis

ekposisi

dalam

antara

(Y),

Banyumas adalah 95. Skor minimal yang

hipotesis kedua hubungan yang positif

diperoleh siswa adalah 55. Rata-rata skor

dan signifikan antara penguasaan diksi

kemampuan menulis eksposisi adalah

(X2) dan kemampuan menulis eksposisi

73,95. Median dari data tersebut adalah

(Y), dan hipotesis ketiga hubungan yang

73,67, sedangkan modus dari data di atas

positif dan signifikan antara penguasaan

135

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

kalimat efektif (X1) dan penguasaan diksi

diperoleh tersebut menunjukkan bahwa

(X2)

setiap kenaikan satu skor penguasaan

dengan

kemampuan

menulis

eksposisi (Y). Ketiga

kalimat efektif akan menyebabkan skor

hipotesis

ini

akan

diuji

dengan menggunakan analisis regresi dan korelasi. Pengujian hipotesis pertama dan

kemampuan mengarang deskripsi sebesar 0,682X1 pada konstanta 24,757. Setelah analisis regresi dilakukan

kedua menggunakan korelasi sederhana

pengujian berikutnya

dengan rumus Product Momen

dan

korelasi sederhana. Analisis korelasi ini

untuk

dilakukan untuk mengetahui kekuatan

dikorelasikan dengan

t

tabel

adalah analisis

menguji keeratan korelasi. Sedangkan

hubungan

hipotesis ketiga menggunakan korelasi

dengan

ganda dan dikonsultasikan dengan F

hubungan antara penguasaan kalimat

tabel. Untuk menguji keeratan varibel

efektif (X1) dengan kemampuan menulis

tersebut menggunakan regresi ganda.

eksposisi (Y) ditunjukkan oleh koefisian

Hipotesis

pertama

antara

variabel

predictor

variabel

respon.

Kekuatan

menyatakan

korelasi r = 0,71. Hasil uji signifikansi

terdapat hubungan yang signifikan antara

koefisien korelasi tersebut menunjukkan

penguasaan kalimat efektif (X1) dengan

bahwa hipotesis nol ditolak karena rhitung

kemampuan

(Y).

= 0,71 > rtabel = 0,32. Berdasarkan data

dengan (Y)

tersebut menunjukkan bahwa thitung = 6,07

menulis

eksposisi

hubungan antara (X1)

ditunjukkan dengan persamaan regresi Ŷ = 24,757 + 0,682X1. Hasil pengolahan

> ttabel = 1,68. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan

data tersebut menunjukkan bahwa harga

bahwa

Fhitung regresi sebesar 36,876 lebih besar

penguasaan

di bandingkan harga Ftabel sebesar 4,10

kemampuan menulis eksposisi sangat

pada taraf nyata α = 0,05. Hasil yang

signifikan. Dengan demikian, terdapat

diperoleh

hubungan yang positif antara penguasaan

ini

menunjukkan

bahwa

koefisien kalimat

korelasi

antara

efektif

dengan

hipotesis nol ditolak. Dengan demikian,

kalimat

efektif

model persamaan regresi Ŷ = 24,757 +

menulis

eksposisi.

0,682X1 secara statistik sangat berarti

dikatakan

signifikan karena Fhitung = 36,876 > Ftabel =

penguasaan kalimat efektif maka semakin

4,10.

Dengan

melihat

hasil

dengan

bahwa

Hal

kemampuan ini

semakin

dapat tinggi

yang

136

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

tinggi kemampuan menulis eksposisi

kedua

siswa.

koefisien korelasi r = 0,75. Hasil uji

Hipotesis

ditunjukkan

dengan

menyebutkan

signifikan koefisien korelasi tersebut

terdapat hubungan yang signifikan antara

menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak

penguasaan

diksi

karena rhitung = 0,75 > rtabel = 0,32.

kemampuan

menulis

hubungan

kedua

tersebut

antara

(X2)

dengan

eksposisi

penguasaan

(Y). diksi

dengan kemampuan menulis eksposisi

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa thitung = 6,91 > ttabel = 1,68. Berdasarkan

data

tersebut

dapat

ditunjukkan oleh persamaan regresi Ŷ =

disimpulkan bahwa koefisien korelasi

14,84 + 0,78 X2. Hasil pengolahan data

antara

tersebut menunjukkan bahwa harga Fhitung

kemampuan menulis eksposisi sebesar

= 47,71> Ftabel = 4,1 pada taraf nyata α =

0,75 adalah sangat signifikan. Dengan

0,05.

Hasil

penguasaan

diksi

dengan

yang

diperoleh

ini

demikian, terdapat hubungan yang positif

bahwa

hipotesis

nol

antara penguasaan diksi (X2) dengan

model

kemampuan menulis eksposisi (Y). Hal

persamaan regresi Ŷ = 14,84 + 0,78X 2

ini dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

secara statistik sangat signifikan. Dengan

penguasaan diksi maka semakin tinggi

melihat hasil yang diperoleh tersebut,

kemampuan mengarang deskripsi siswa.

menunjukkan ditolak.

persamaan

Dengan

Ŷ

demikian

=

14,84

+

0,78X2

Hipotesis

ketiga

menyebutkan

menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu

terdapat hubungan yang signifikan antara

skor penguasaan diksi akan menyebabkan

penguasaan kalimat efektif (X1) dan

kenaikan

penguasaan

skor

kemampuan

menulis

diksi

(X2)

dengan

eksposisi sebesar 0,78 pada konstanta

kemampuan menulis eksposisi (Y). Uji

14,84.

yang

Setelah analisis regresi dilakukan, pengujian berikutnya

digunakan

untuk

mengetahui

keeratan hubungan ketiga variabel secara

adalah analisis

bersama-sama dengan menggunakan uji

korelasi sederhana. Analisis korelasi ini

korelasi ganda. Analisis korelasi ganda

dilakukan untuk mengetahui kekuatan

ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan

hubungan antara penguasan diksi (X1)

hubungan ketiganya .ditunjukkan dengan

dengan kemampuan menulis eksposisi

koefisien korelasi r1,2 = 0,82.

(Y).

Kekuatan

hubunngan

hipotesis

137

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

Hasil uji signifikan koefisien korelasi

penguasaan

kalimat

efektif

dan

tersebut menunjukkan bahwa hipotesis

penguasaan diksi dengan kemampuan

nol ditolak karena rhitung = 0,82 > rtabel =

menulis eksposisi menunjukkan koefisien

0,32. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

determinasi penguasaan kalimat efektif

koefisien

varibel

dan penguasaan diksi dengan kemampuan

dan

menulis eksposisi sebesar 0,68 dengan

penguasaan diksi dengan kemampuan

kontribusi penguasaan kalimat efektif dan

menulis

penguasaan diksi terhadap kemampuan

korelasi

penguasaan

antara

kalimat

eksposisi

efektif

adalah

signifikan.

Dengan demikian terdapat hubungan yang positif antara ketiganya.Hal ini

menulis eksposisi sebesar 68%. Berdasarkan hasil analisis seperti

dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

yang

penguasaan

terdapat hubungan yang erat antara

kalimat

efektif

dan

telah

diuraikan

kalimat

sebelumnya,

penguasaan diksi maka semakin tinggi

penguasaan

efektif

dan

kemampuan menulis ekspoisi siswa.

kemampuan menulis eksposisi. Dengan demikian, semakin tinggi penguasaan kalimat efektif siswa maka kemampuan

4. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

menulis

eksposisi

siswa

semakin

pula

dengan

pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

meningkat.

terdapat hubungan antara penguasaan

penguasaan diksi pun memiliki hubungan

kalimat

kemampuan

yang erat dengan kemampuan menulis

munulis eksposisi siswa kelas VIII SMP

eksposisi. Dengan demikian penguasaan

Negeri 1 Banyumas yang menunjukkan

kalimat efektif dan penguasaan diksi

bahwa semakin baik penguasaan kalimat

merupakan faktor penting yang perlu

efektif

pula

diperhatikan dalam rangka meningkatkan

kemampuan menulis eksposisi siswa.

kemampuan menulis siswa kelas VIII di

Sementara

itu,

SMP N 1 Banyumas.

penguasaan

diksi

efektif

maka

dengan

semakin

baik

hubungan dan

antara

Begitu

kemampuan

menulis eksposisi menunjukkan bahwa semakin baik penguasaan diksi maka semakin baik pula kemampuan menulis

5. DAFTAR PUSTAKA Gorys Keraf. 1998. Ekposisi. Jakarta: PT Gramedia.

eksposisi siswa. Hasil hubungan antara

138

Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Januari 2015 Hlm. 129-139

Lamuddin Fnoza. 2001. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Henry Guntur Tarigan. 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

139