PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA

Download 18 Feb 2017 ... 972. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN. BAHASA ANAK. Anika Candrasari, Dista Eka Faulam...

2 downloads 350 Views 74KB Size
THE 5TH URECOL PROCEEDING

18 February 2017

UAD, Yogyakarta

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK Anika Candrasari, Dista Eka Faulam Putri, Warraihan, Virgi Parisa Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: [email protected]

ABSTRACT Depkes RI in 2006 stated that 16% Indonesia’s childrens experienced a developmental disorder, both fine and gross motor development, hearing loss, less intelligence and speech delay and 62.02% of preschoolers impaired motor development, language and personal social. To achieve optimal growth and development needs the interaction of several factors, one of which is environmental bio-psycho-social. The study aims to analyze which are the environmental factors associated with the children’s language development. The study was conducted in posyandu Gonilan, Sukoharjo, Central Java in January 2016. The sample size is 50 children. Environmental data obtained by questionnaire. Data language development obtained by a denver developmental screening test. Language development of children affected by mother’s education (OR=5,095) and parenting patern (OR=0,155). Keywords: parenting patern, child’s language development, environment bicara. Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) 2006 sebesar 62,02% anak usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan motorik, bahasa, dan personal sosial. Walaupun kejadian gangguan perkembangan bahasa pada anak cukup banyak kejadiannya dalam populasi, tetapi penelitian yang mendalami hal tersebut masih belum cukup banyak bila dibandingkan dengan gangguan yang serupa seperti autis dan disleksia (Botting et al, 2016). Pada usia dini anak harus mendapat stimulasi, jika stimulasi yang didapat kurang akan mengakibatkan kemampuan sosialisasi, bahasa, motorik halus dan kasar menjadi terlambat (Depkes RI, 2006). Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal dari seorang anak tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku. Lingkungan yang menunjang akan mengoptimalkan potensi genetik yang dipunyai seorang anak (Soetjiningsih, 2012).

1.

PENDAHULUAN Masa anak usia dini merupakan masa keemasan atau sering disebut dengan golden age period karena pertumbuhan dan perkembangan berlangsung sangat singkat dan peka terhadap lingkungan. Dari konsepsi hingga anak usia dini merupakan periode dimana resiko dan kesempatan untuk tumbuh kembang anak (Martani, 2013, Engle and Huffman, 2010). Masa ini biasanya ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi fisik (motorik), intelektual, emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual (Widhianawati, 2011). Penelitian yang dilakukan di dua tempat penitipan anak di Piracicaba, SP, Brazil tahun 2010 mendapatkan 30% anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada subjek berusia 12-17 bulan (Saoza, 2010). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) 2006 menyatakan bahwa 16% balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan

972

THE 5TH URECOL PROCEEDING

18 February 2017

Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi faktor pranatal dan post natal. Lingkungan post natal secara umum dapat digolongkan menjadi lingkungan biologis (ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon), fisik (cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi), psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orangtua) dan keluarga beserta adat istiadat (pekerjaan, pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat istiadat, agama, urbanisasi, politik) (Soetjiningsih, 2012). Menurut Engle and Huffman (2010) intervensi perkembangan anak tidak hanya tentang intake makanan, tetapi juga parenting (pola asuh) dan kualitas interaksi ibu-anak, dan yang paling besar adalah status sosial-ekonomi. Gangguan perkembangan bicara, bahasa anak dan atau komunikasi berdampak pada banyak hal, di antaranya yaitu prestasi akademik sekolah, ketrampilan secara umum, hubungan sosial dan pekerjaan. Pencegahan gangguan ini akan memberikan outcome masa depan bangsa yang lebih baik (Brebner, C. et al, 2016). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis beberapa faktor lingkungan tersebut yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan bahasa anak.

UAD, Yogyakarta

lingkungan yang diteliti adalah berat badan lahir anak, proses kelahiran anak, urutan kelahiran anak, jenis kelamin anak, usia ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pola asuh keluarga, bentuk keluarga serta lokasi tempat tinggal. Alat ukur kuisioner dan pendataan dengan wawancara, skala kategorik. Kuesioner pola asuh telah dimodifikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nur Fitria Aziz dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Tingkat Perkembangan pada Anak Usia Prasekolah di TK Al Islam 1 Jamsaren Surakarta. Dengan hasil uji validitas yang diperoleh nilai r hitung > r tabel = 0,361, dan dari uji reabilitasnya didapatkan nilai alpha = 0,733 atau > 0,6. hasil pengukuran berupa pola asuh baik dan pola asuh kurang baik. Usia ibu dikategorikan menjadi ≤30 tahun dan > 30 tahun. Status pekerjaan ibu dikategorikan menjadi bekerja dan tidak bekerja. Pendidikan ibu dikategorikan menjadi SD, SMP dan SMA, PT. Pendapatan keluarga dikategorikan menjadi ≤2 juta dan >2 juta. Bentuk keluarga dikategorikan menjadi nuclear family dan extended family. Lokasi tempat tinggal keluarga dikategorikan menjadi lokasi di kampung dan perumahan. Usia anak dikategorikan menjadi ≤3 tahun dan >3 tahun. Jenis kelamin anak dikategorikan menjadi perempuan dan lakilaki. Urutan kelahiran anaka dalam keluarga dikategorikan menjadi anak yang lahir pertama dan anak yang lahir kedua ataupun seterusnya. Berat badan lahir anak dikategorikan menjadi 30 tahun Tidak bekerja Bekerja SD, SMP SMA, PT Baik Kurang baik ≤2 juta >2 juta Nuclear family Extended family Kampung Perumahan ≤3 tahun >3 tahun Perempuan Laki-laki Anak pertama Anak kedua dan seterusnya