PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DALAM

Download membentuk sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam ... yang bermakna bagi perilaku dan sikap anggo...

0 downloads 276 Views 75KB Size
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

Oleh : Dra. Giarti Slamet, SE., M.AB Dosen STIA ASMI Solo

Abstrak One goal in the work not only to earn money to meet life satisfaction, but also to seek the fulfillment of job satisfaction can be determined by comparing the results of his assessment of what to expect. Every employee has the desire anda hopes to achieve higher performance, with expectations of management within the organization able to create and develop a good organizational culture. Organizational culture and employee performance creates the behavior of members of the organization. With a strong organizational culture will enhance the performance of employees is high. Establishment of organizational culture is philosophy of the founders of the organization or company in which early founders of the organization able to create and develop a good organizational culture.

Keywords: Organizational Culture, Employee Performance daya manusia dengan latar belakang dan

PENDAHULUAN Budaya

organisasi

merupakan

tingkatan yang berbeda-beda, Perbedaan

sebuah sistem makna bersama yang dianut

tersebut mengindikasikan bahwa budaya

oleh para anggota yang membedakan suatu

organisasi dibentuk oleh karakter manusia

organisasi

yang ada di dalam organisasi, terutama

dari

organisasi-organisasi

lainnya (Robbin, S.P, 2008:256). Oleh

dari

karena

organisasi

itu

budaya

organisasi

sangat

orang-orang tersebut,

yang.mendirikan yang

selanjutnya

diperlukan oleh setiap perusahaan yang

berkembang sesuai dengan perubahan yang

perlu

terjadi setiap saat dalam setiap organisasi.

dikembangkan

dan

disesuaikan

dengan perubahan lingkungan organisasi. Lingkungan organisasi itu

Keutamaan

budaya

organisasi

terdiri dari

merupakan pengendali dan arah dalam

eksternal.

membentuk sikap dan perilaku manusia

Lingkungan internal terdiri dari sumber

yang melibatkan diri dalam suatu kegiatan

lingkungan

internal

dan

1   

organisasi.

Secara

maupun

tugas dan peran, serta tingkat motivasi

kelompok seseorang tidak akan terlepas

seorang pekerja. Semakin tinggi bobot

dengan

ketiga faktor di atas, maka semakin besar

budaya

individu

organisasi

dan

pada

umumnya mereka akan dipengaruhi oleh

kinerja karyawan yang bersangkutan.

keaneka ragaman sumber-sumber daya

Sebuah organisasi dapat memiliki

yang ada sebagai stimulus seseorang

suatu rencana yang sempurna, namun bila

bertindak.

tidak

mempunyai

orang-orang

yang

Suatu perusahaan yang sehat namun

berkualitas yang akan melaksanakannya,

tidak memiliki budaya organisasi yang

rencana tersebut kosong belaka. Artinya

kondusif,

bahwa

maka

kesehatan

perusahaan

manusia

adalah

sumber

daya

tersebut tidak akan berumur panjang.

terpenting dalam sebuah organisasi, sebab

Sebab perusahaan yang demikian berarti

mereka menyediakan bakat, ketrampilan,

memendam/menunda

konflik

pengetahuan, pengalaman untuk mencapai

karyawannya. Cepat atau lambat jika

tujuan organisasi. Kinerja yang tinggi dari

terjadi

atau

karyawan merupakan hal yang sangat

akan

diinginkan

unjuk

sejenisnya

rasa,

perusahaan

gejolak

pemogokan tersebut

oleh

organisasi.

Semakin

berubah menjadi tidak sehat bahkan bisa

banyak karyawan yang berkinerja tinggi,

terjadi gulung tikar/kebangkrutan.

maka

Mangkunegara

(2000:67)

produktivitas

organisasi

secara

keseluruhan akan semakin meningkat.

menjelaskan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas, baik secara kualitas

PERMASALAHAN Berdasarkan

uraian

tersebut,

maupun secara kuantitas sesuai tanggung

permasalahan

jawab yang diberikan kepadanya yang

pimpinan bagaimana membangun budaya

didasarkan atas kecakapan, pengalaman,

organisasi yang kuat yang berdampak pada

kesungguhan serta waktu. Secara singkat

peningkatan kinerja karyawan,

yang

sering

dihadapi

dikatakan bahwa kinerja adalah gabungan dari tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan

PEMBAHASAN

dan penerimaan atas penjelasan delegasi 2   

Robbins (2002:250) menjelaskan

perusahaan/organisasi

dapat

bahwa organisasi yang memiliki budaya

diidentifikasikan sebagai berikut:

yang kuat dapat mempunyai pengaruh

1. Seseorang (biasanya pendiri) datang

yang bermakna bagi perilaku dan sikap

dengan idea tau gagasan tentang sebuah

anggotanya. Nilai inti organisasi itu akan

usaha baru

dipegang secara intensif dan dianut secara

2. Pendiri membawa orang-orang kunci

meluas dalam suatu budaya yang kuat.

yang merupakan para pemikir, dan

Suatu

menciptakan

budaya

kesepakatan anggota

kuat

yang

tentang

memperlihatkan

tinggi apa

dikalangan yang

harus

kelompok

inti

yang

mempunyai visi yang sama dengan pendiri.

dipertahankan oleh organisasi tersebut.

3. Kelompok inti memulai serangkaian

Kebulatan maksud semacam ini akan

tindakan untuk menciptakan organisasi,

membina

dan

mengumpulkan dana, menentukan jenis

komitmen organisasional. Kualitas ini

dan tempat usaha dan lain-lain hal yang

selanjutnya

relevan

kohesifitas,

kesetiaan

akan

kecenderungan

mengurangi

karyawan

untuk

4. Orang-orang lain dibawa ke dalam

meninggalkan organisasi. Suatu organisasi

organisasi untukk berkarya bersama-

untuk

sama dengan pendiri dan kelompok

mencapai

keberhasilan

perlu

meningkatkan faktor kinerja karyawan

inti, memulai sebuah sejarah bersama.

dengan membentuk dan mengembangkan

Robbins (2002:250) mengemukakan ciri-

suatu budaya organisasi.

ciri budaya kuat, antara lain:

Membangun budaya perusahaan yang kuat memerlukan waktu yang lama dan

bertahap.

perjalanannya mengalami

Boleh

jadi

sebuah

pasang

surut

di

dalam

perusahaan menerapkan

budaya perusahaan yang berbeda dari satu waktu ke waktu lain. Tahapan-tahapan pembangunan

1. Menurunnya

tingkat

keluarnya

karyawan 2. Ada

kesepakatan

yang

tinggi

di

kalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi 3. Ada pembinaan kohesif, kesetiaan, dan komitmen organisasi

pembentukan

dan

Budaya yang lemah tidak akan

budaya

mampu memberikan dorongan kepada 3 

 

karyawan untuk mempunyai keinginan

1. Meningkatkan saling pengertian antara

maju bersama organisasi (Susanto, 1997).

karyawan tentang persyaratan kinerja

Hal ini terlihat dari kurangnya motivasi

2. Mencatat dan mengkui hasil kerja

atau semangat kerja, timbul kecurigaan,

seorang karyawan, sehingga mereka

komunikasi kurang lancar antar anggota

termotivasi untuk berbuat yang lebih

organisasi,

lunturnya

kesetiaan pada

tugas

loyalitas

atau

baik,

utamanya

dan

berprestasi

komitmen

atau

sekurang-kurangnya

sama dengan prestasi yang terdahulu

karyawan

pada

Akibatnya

3. Memberikan peluang kepada karyawan

organisasi menjadi tidak efektif dan kurang

untuk mendiskusikan keinginan dan

kompetitif.

aspirasinya

Ada

organisasi.

beberapa

ciri-ciri

budaya

organisasi lemah (Deal dan Kennedy; 1982) dalam Tika (2010:111) antara lain: 1. Mudahnya

terbentuk

dan

meningkatkan

kepedulian terhadap karier atau terhadap pekerjaan yang diembannya sekarang 4. Mendefinisikan

atau

merumuskan

kelompok-

kembali sasaran masa depan, sehingga

kelompok yang bertentangan satu sama

karyawan termotivasi untuk berprestasi

lain

sesuai dengan potensinya

2. Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi

5. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan ke

3. Anggota organisasi tidak segan-segan

butuhan pelatihan, khusus rencana

mengorbankan kepentingan organisasi

diklat,

untuk

rencana itu jika tidak ada hal-hal yang

kepentingan

kelompok

atau

kepentingan diri sendiri. Tujuan

penilaian

kinerja

meningkatkan kinerja organisasi melalui kinerja

karyawan

kemudian

menyetujui

perlu diubah

karyawan adalah untuk memperbaiki atau

peningkatan

dan

dalam

Kegunaan penilaian kinerja bagi karyawan antara lain: 1. Sebagai keputusan

dasar yang

dalam

pengambilan

digunakan

untuk

organisasi tersebut.

prestasi, pemberhentian dan besarnya

Secara spesifik, tujuan penilaian kinerja

balas jasa

adalah sebagai berikut: 4   

2. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan

dapat

menyelesaikan

pekerjaannya. 3. Sebagai

kinerja

organisasi/

karyawan

perusahaan

dalam

adalah

faktor

individu dan faktor lingkungan kerja

dasar

efektivitas

penentu

untuk

seluruh

mengevaluasi

kegiatan

dalam

perusahaan

organisasi. Pada

dasarnya

setiap

induvidu

yang berada dalam kehidupan organisasi

4. Sebagai indikator untuk menentukan

berusaha

untuk

menentukan

dan

kebutuhan akan latihan bagi karyawan

membentuk

yang berada di dalam organisasi

mengakomodasi kepentingan semua pihak

5. Sebagai motivasi

alat

untuk

kerja

meningkatkan

karyawan

sehingga

dicapai performance yang baik 6. Sebagai

alat

kekurangan

untuk atau

dapat

sesuatu

yang

dapat

agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari masing-masing induvidu.

melihat

kelemahan

dan

Sesuatu yang dimaksud itulah adalah budaya organisasi sebagai pedoman atau

meningkatkan

acuan bagi suatu organisasi/perusahaan

kemampuan karyawan selanjutnya

yang memuat tentang norma-norma dan

7. Sebagai kriteria menentukan,

seleksi

dan penempatan karyawan

nilai-nilai

yang

kebenarannya

8. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan

diakui

dan

tentang

dipatuhi

dalam

bertindak. Pembentukan

budaya

organisasi

9. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau

merupakan filosofi dari pendiri organisasi

mengembangkan uraian tugasn (job

atau perusahaan dimana sejak awal pendiri

description)

organisasi atau perusahaan mempunyai

Organisasi/perusahaan

dalam

keinginan tentang budaya yang harus

menilai kinerja karyawan harus memiliki

dimilikinya

suatu ukuran atau standar yang telah

organisasi

ditetapkan

untuk

Pattigrew (1979), besarnya peranan pendiri

mengetahui apakah kinerja karyawan telah

organisasi bukan saja menciptakan aspek-

sesuai dengan tujuan perusahaan yang

aspek rasional dan teramati seperi struktur

telah ditetapkan. Selain itu faktor-faktor

dan teknologi orgnisasi, tetapi juga sebagai

terlebih

dahulu

untuk atau

diterapkan

perusahaan.

dalam Menurut

5   

pencipta

simbol-simbol,

ideologi,

anggota dari pada kepentingan induvidu, 4)

aspek-aspek

sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu

komponen

organisasi, 5) membentuk perilaku bagi

menyatakan perasaan kehidupan

para karyawan, 6) sebagai acuan dalam

keyakinan, ritual, mitos, yang

bersifat cultural, dan

yang

organisasi.

oleh

menyusun perencanaan perusahaan, 7)

Budaya organisasi yang diciptakan

mempromosikan stabilitas sistem sosial, 8)

manajemen

kemudian

puncak

tersebut

sebagai alat komunikasi.

diimplementasikan

menjadi

Robbins

(1994:83)

mengatakan

visi/filosofi atau strategi bisnis. Kemudian

budaya organisasi yang kuat tercipta

visi

tersebut

karena nilai inti yang dipegang secara

diimplementasikan oleh anggota organisasi

intensif dan dianut bersama secara meluas.

sehingga

organisasi.

Jika anggota organisasi atau perusahaan

Kepada anggota yang baru, bisa diajarkan

menerima nilai-nilai inti dan semakin besar

kebiasaan-kebiasaan yang harus diterapkan

komitmen pada nilai-nilai tersebut maka

dalam

makin kuat budaya organisasinya. Oleh

dan

strategi

menjadi

perilaku

aktivitas

sehari-hari

di

organisasi/perusahaan tersebut. Sehingga

karena

karyawan dapat menyesuaikan diri dengan

mempunyai pengaruh yang besar pada

baik dengan lingkungan kerjanya.

kepuasan kerja dan kinerja anggotanya

Budaya di dalam organisasi atau

itu

karena

budaya

dan tingginya

pembeda terhadap lingkungan, organisasi

tingkat kebersamaan.

2) memberikan

kuat

akan

mempunyai harapan yang sama

perusahaan mempunyai fungsi: 1) sebagai

maupun kelompok lain,

yang

Hal

ini

dapat

dijelaskan

image bagi organisasi dan identitas bagi

bagaimana budaya organisasi berdampak

anggota

terhadap

timbulnya

organisasi, komitmen

3)

mempermudah

terhadap

semua

kepuasan

kerja

dan

kinerja

karyawan:

6   

Kekuatan Faktor obyektif

Tinggi

• Inovasi dan pengamPerformance bilan resiko •SatisfactionSatisfaction Perhatian ke rincian • Orientasi hasil • Orientasi orang • Orientasi tim • Keagresifan • Kemantapan

Kinerja

Budaya Organisasi Kepuasan

Rendah

Gambar 2.4 : Bagaimana Budaya Organisasional Berdampak pada Kinerja dan Kepuasan Sumber

Para

: Robbins, Perilaku Organisasi, (2008)

karyawan

membentuk

persepsi

Oleh karena itu dapat dikatakan

subjektif yang utuh tentang organisasi

bahwa budaya organisasi yang kuat akan

berdasarkan faktor-faktor seperti tingkat

menghasilkan kepuasan kerja dan kinerja

toleransi terhadap resiko, penekanan pada

yang tinggi pula dan sebaliknya budaya

tim, dan dukungan orang. Persepsi ini

organisasinya rendah akan menciptakan

membentuk

kepuasan kerja dan kinerja yang rendah.

budaya

atau

kepribadian

organisasi. Persepsi yang baik atau yang tidak baik akan mempengaruhi kepuasan kerja

dan

kinerja

karyawan,

dengan

dampak yang semakin besar dengan semakin kuat budayanya.

KESIMPULAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi menuntut organisasi untuk melakukan perubahan sehingga cita-cita 7 

 

organisasi yang memiliki keuanggulan

Keberhasilan sebuah perusahaan

bukan sekedar sebuah impian. Akibat dari

/organisasi terletak pada kuat tidaknya

perubahan

organisasi

budaya organisasi tersebut, karena kinerja

dituntut untuk memiliki sumber daya

para karyawan dan kinerja perusahaan

manusia yang berkualitas dan handal

serta

sesuai dengan perkembangan zaman saat

karyawan terhadap perusahaan tidak akan

ini.

dapat

tersebut

Setiap

budaya

karakteristik

organisasi

yang

masing-masing

setiap

mempunyai

berbeda-beda dan saling

kekhususan

menunjukkan

bagaimana

dengan

dipahami

sense

dengan

memahami

of

belonging

baik

budaya

kecuali

organisasi

tempat bekerja.

diantara

organisasi yang satu dengan organisasi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2005. Evaluasi Kinerja SDM, PT Refika Aditama, Cetakan Keempat, Bandung. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2008. Perilaku Dan Budaya Organisasi, Cetakan kedua, Refika Aditama, Bandung. Robbins, Stephen P. 2002. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, applications, Eighth Edition, Alih Bahasa, Handyana Pujaatmaka, PT Prenhallindo, Jakarta. Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008, Perilaku Organisasi, Edisi kedua belas, Salemba Empat, Jakarta. Schein, H., Edgar, 1991. What is Culture? Dalam P. Frost, L. Morre, M.Louis, c. Lundberg and J. Martin (eds), Reframing Roganizational Culture, 243-253, Sage, Newbury Park, San Francisco. Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional, Edisi Satu, Penerbit Andi, Yogyakarta Tika, M. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan, Cetakan ketiga, PT Bumi Aksara, Jakarta. STIE YKPN, Yogyakarta.

8   

9