Nota Kuliah 5 BBM3202 Fitur Distingtif

Nota Kuliah 5 BBM3202 Pendahuluan  Fitur Distingtif (ciri pembeza) ialah unit terkecil nahu yang membezakan makna. C...

2 downloads 278 Views 1MB Size
Nota Kuliah 5 BBM3202

Pendahuluan  Fitur Distingtif (ciri pembeza) ialah unit terkecil nahu

yang membezakan makna. Cth: Pasangan minimal [pagi] dan [bagi] yang dibezakan maknanya pada fitur tak bersuara [p] dan fitur bersuara [b].  Kajian tentang fitur distingtif telah dimulakan oleh golongan Prague School.  Trubetzkoy dan Jakobson dari Prague School telah memperkenalkan konsep dedua fitur distingtif.  Konsep dedua ini telah diberi lambang (+) dan (-) oleh Chomsky dan Halle. Mereka telah memanfaatkan kajian fitur distingtif ini utk memperkenalkan teori fonologi generative melalui karya mereka, The Sound Pattern of English (SPE). 13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

2

Teori Fitur Distingtif  Berdasarkan teori fitur distingtif, fonem dalam sesuatu bahasa itu boleh dianalisis atau dipecahkan kepada seberkas fitur.  Fitur distingtif yang sering digunakan dalam

analisis fonologi boleh dibahagikan kepada 4 bahagian, iaitu fitur kelas utama, fitur titik artikulasi, Fitur badan lidah, dan fitur cara.

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

3

Fitur Kelas Utama Silabik [+sil]/tak silabik [-sil]

1.

 Bunyi-bunyi silabik ialah bunyi yang menjadi puncak suku kata, manakala bunyi tak silabik tidak boleh berbuat demikian.  Bunyi-bunyi silabik juga biasanya lebih nyaring berbanding dengan bunyi-bunyi tak silabik. [+sil] vokal, nasal, dan likuida silabik. [-sil] separuh vokal, geluncuran glotal, dan konsonan-konsonan lain.

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

4

2. Konsonantal [+kons]/tak

konsonantal [-kons]  Bunyi konsonantal ialah bunyi yang dihasilkan dengan cara berlakunya penyekatan atau penyempitan pada terusan ujaran.  Bunyi-bunyi tak konsonantal dihasilkan tanpa sebarang sekatan.

[+kons] [-kons]

13-Sep-12

hentian, frikatif, nasal, likuida. vokal, separuh vokal, geluncuran glotal.

Adi Yasran, UPM

5

3. Sonoran [+son]/ tak sonoran [-son]  Bunyi sonoran dihasilkan dengan terusan ujaran terbuka luas dan dengan itu tekanan udara di

bahagian dalam dan luar mulut menjadi seimbang.  Bunyi obstruen pula dihasilkan dengan cara berlakunya penyempitan pada terusan ujaran, dan ini meningkatkan tekanan udara di bahagian dalam mulut berbanding dengan udara di bahagian luar. [+ son] vokal, separuh vokal,likuida, nasal [- son] hentian, frikatif, geluncuran, glotal 13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

6

Fitur Titik Artikulasi 4. Koronal [+kor]/tak koronal [-kor]  Bunyi koronal dihasilkan dengan cara menaikkan daun lidah ke bahagian antara gigi

(dental) dan lelangit keras (palatal). [+kor] dental, alveolar, palatal [-kor] labial, velar, uvular, faringeal

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

7

5. Anterior [-ant]/tak anterior [- ant]  Bunyi anterior dihasilkan dengan cara berlakunya penyempitan di bahagian depan gusi (alveolar).

[+ant] [-ant]

13-Sep-12

labial, dental, alveolar palatal, velar,uvular, faringeal

Adi Yasran, UPM

8

Fitur Badan Lidah 6. Tinggi [+ting]/tak tinggi [-ting]  Bunyi tinggi dihasilkan dengan cara mengangkat badan lidah ke arah palatal.

[+tinggi] [- tinggi]

13-Sep-12

palatal, velar, separuh vokal, vokal tinggi. bunyi-bunyi lain.

Adi Yasran, UPM

9

7. Rendah [+ren]/ tak rendah [-ren]  Bunyi rendah dihasilkan dengan cara menarik badan lidah jauh ke bawah dari bumbung mulut.

[+rendah] [-rendah]

13-Sep-12

faringeal, konsonan yang difaringealisasikan, vokal rendah. bunyi-bunyi lain.

Adi Yasran, UPM

10

8. Belakang [+bel]/depan [-bel]  Bunyi belakang dihasilkan dengan keadaan badan lidah

ditarik ke belakang. [+belakang] velar, uvular, faringeal, separuh vokal, vokal tengah, vokal belakang. [-belakang] bunyi-bunyi lain.

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

11

9. Bundar [+bun]/hampar [-bun]  Bunyi bundar dihasilkan dengan cara membundarkan bibir, manakala bunyi hampar dihasilkan dengan cara menghamparkan bibir.

[+bundar] vokal bundar, konsonan yang dilabialisasikan. [-bundar] bunyi-bunyi lain.

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

12

10. Advanced Tongue Root [+ATR]

lwn non-advanced tongue root [ATR] 

13-Sep-12

Bunyi [+ATR] berlaku apabila pangkal lidah dikedepankan, manakala bunyi [-ATR] adalah sebaliknya. [+ATR] vokal tinggi, separuh tinggi, dan tengah. [-ATR] bunyi lain.

Adi Yasran, UPM

13

Fitur Cara 11. Kontinuan [+kont]/tak kontinuan

[-kont]  Bunyi kontinuan dihasilkan dengan keadaan

terusan ujaran membenarkan pengaliran udara di dalam rongga mulut tanpa sebarang sekatan. [+kontinuan] vokal, separuh vokal, likuida, frikatif. [-kontinuan] hentian oral, nasal. 13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

14

12. Nasal [+nas]/oral [-nas]  Bunyi nasal dihasilkan dengan merendahkan

lelangit lembut supaya udara keluar melalui rongga hidung.  Bunyi oral dihasilkan dengan cara menaikkan lelangit lembut supaya udara tidak keluar melalui rongga hidung. [+nasal] konsonan nasal, vokal yang dinasalisasikan. [-nasal] bunyi-bunyi lain. 13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

15

13. Lateral [+lat]/ tak lateral [-lat]  Bunyi lateral dihasilkan dengan cara udara keluar melalui sisi lidah.

[+lateral] [-lateral]

13-Sep-12

sisian. bunyi-bunyi lain.

Adi Yasran, UPM

16

14. Striden [+strid]/tak striden [-

strid]  Bunyi striden dihasilkan dengan cara udara keluar dengan intensiti bunyi yang tinggi.

[+striden] [-striden]

13-Sep-12

frikatif, afrikat bunyi-bunyi lain

Adi Yasran, UPM

17

15. Lepas lewat [+LL]/tak lepas lewat

[-LL]  Bunyi yang dihasilkan dengan cara udara dilepaskan dengan kadar yang agak lewat.

[+LL] [-LL]

13-Sep-12

afrikat. bunyi-bunyi lain.

Adi Yasran, UPM

18

16. bergetar [+getar] lwn tak bergetar

[-getar] 

13-Sep-12

Bunyi bergetar dihasilkan apabila daerah artikulasi digetarkan. [+getar] konsonan getaran [-getar] Bunyi lain

Adi Yasran, UPM

19

17. Malar [+malar] lwn tak malar [-

malar] 

13-Sep-12

Bunyi malar(an) (approximant) dihasilkan apabila dua alat artikulasi (articulator) yang hampir bertemu menghasilkan bunyi antara geseran (fricative) dan vokal. [+malar] lateral, separuh vokal. [-malar] bunyi lain.

Adi Yasran, UPM

20

Fitur Laringal 18. Bersuara [+sua] & tak bersuara [-

sua]  Bunyi yang dihasilkan sambil menggetarkan pita

suara. [+sua] [-sua]

13-Sep-12

hentian bersuara, likuida, nasal, geluncuran dan vokal. bunyi lain.

Adi Yasran, UPM

21

19. Glotis tersebar [+GT] lwn glotis

tak tersebar [-GT] 

Bunyi glotis tersebar dihasilkan apabila udara yang bergeser di pita suara disebarkan, manakala bunyi glotis tak tersebar adalah sebaliknya. [+GT] Frikatif glotis [h], bunyi beraspirasi [p] dll. [-GT]

13-Sep-12

Bunyi lain.

Adi Yasran, UPM

22

20. Glotis tersekat [+GS] lwn glotis

tak tersekat [-GS]  Bunyi glotis tersekat (tersesak) dihasilkan apabila

udara yang keluar dari paru-paru disekat di pita suara. Bunyi glotis tak tersekat adalah sebaliknya. [+GS] hentian glotis. [-GS] bunyi lain.

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

23

Penggunaan Fitur Distingtif  Penggunaan fitur distingtif ini agak fleksibel mengikut

keperluan sesuatu bahasa. Misalnya, fitur terbahagi (distributed) tidak dimasukkan dalam matriks fitur distingtif BM kerana fungsinya sama dengan fitur lepas lewat yang diwakili oleh bunyi afrikat [d] dan [t] sahaja.  Dalam rumus fonologi generatif hanya satu atau beberapa

fitur sahaja digunakan bagi menyatakan kelas alamiah bagi sesuatu atau sekumpulan bunyi kerana penggunaan fitur yang banyak akan menyebabkan berlaku pertindanan fungsi atau kelewahan.

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

24

Kelewahan  Sesuatu fitur itu dikatakan lewah apabila

kehadirannya dapat diramalkan berdasarkan nilai fitur yang lain dalam menspesifikasikan sesuatu segmen atau kelas alamiah/natural.  Misalnya, fitur labial, dental, palatal dan velar adalah lewah kerana ia dapat diramal berdasarkan fitur anterior dan koronal.  Cth lain: Dalam BM, fitur [+sil] sudah cukup bagi menggambarkan kesemua vokal, dan tidak perlu [-kons] kerana tiada konsonan silabik dalam BM. 13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

25

Kelas Natural/Alamiah  Dua atau lebih segmen dikatakan menganggotai satu

kelas natural jika segmen itu dapat dispesifikasikan dengan menggunakan sebilangan fitur yang sedikit berbanding dengan fitur yang diperlukan utk menspesifikasikan mana-mana segmen dalam kelas itu secara individu.  Konsep kelas natural ini penting kerana lazimnya proses fonologi itu berlaku ke atas segmen yang tergolong dalam satu kelas natural dan bukannya pada segmen tertentu secara individu.  Cth: Pembelakangan nasal dlm dialek Terengganu. 13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

26

Teori Fitur Distingtif  Berdasarkan teori fitur distingtif, fonem dalam

sesuatu bahasa itu boleh dianalisis atau dipecahkan kepada seberkas fitur.  Fitur distingtif adalah elemen yang terkecil yang membina sesuatu fonem.  Setiap fitur lazimnya ditandai dengan dua kualiti yang berbeza (campur dan tolak) yang dikenali sebagai fitur binari/dedua.

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

27

FITUR DISTINGTIF BAHASA MELAYU DAN KEBANYAKAN DIALEK MELAYU Fitur Distingtif/Segmen

b d  p

1. Silabik

- - - - - - -

-

- - -

- - - - - - - - + + + + + + + +

2. Konsonantal

+ + + + + + +

+

+ + +

+ + + + - - - - - - - - - - - -

3. Sonoran

- - - - - - -

-

- + +

+ + + + + + - - + + + + + + + +

4. Koronal

- + - - + - +

+

+ + -

- + + - - - - - - - - - - - - -

5. Anterior

+ + - + + - -

-

+ + -

+ + - - - - - - - - - - - - - -

6. Tinggi

- - + - - + +

+

- - -

- - + + + + - - + - - + - - - -

7. Rendah

- - - - - - -

-

- - -

- - - - - - + + - - - - - - + -

8. Belakang

- - + - - + -

-

- - -

- - - + + - - - - - - + + + - +

9. Bundar

- - - - - - -

-

- - -

- - - - + - - - - - - + + + - -

10. ATR

- - - - - - -

-

- - -

- - - - - - - - + + - + + - - +

11. Kontinuan

- - - - - - -

-

+ + +

- - - - + + + - + + + + + + + +

12. Nasal

- - - - - - -

-

- - -

+ + + + - - - - - - - - - - - -

13. Lateral

- - - - - - -

-

- + -

- - - - - - - - - - - - - - - -

14. Striden

- - - - - - +

+

+ - -

- - - - - - - - - - - - - - - -

15. Lepas lewat

- - - - - - +

+

- - -

- - - - - - - - - - - - - - - -

16. Bergetar

- - - - - - -

-

- - +

- - - - - - - - - - - - - - - -

17. Malar

- - - - - - -

-

- + -

- - - - + + - - - - - - - - - -

18. Bersuara

+ + + - - - -

+

- + +

+ + + + + + - - + + + + + + + +

19. Glotis Tersebar

- - - - - - -

-

- - -

- - - - - - + - - - - - - - - -

20. Glotis Tersekat

- - - - - - -

-

- - -

- - - - - - - + - - - - - - - -

t

k t d s

l

r

m n   w

j

h



i

e



u o 

a



Kesimpulan  Fitur distingtif perlu digunakan dalam analisis

fonologi kerana ia merupakan unit terkecil nahu yang membezakan makna.  Analisis di peringkat fonem tidak dapat menggambarkan secara tepat proses fonologi yang berlaku.

13-Sep-12

Adi Yasran, UPM

29