MODUL

Download Anamnesis tambahan: • Duh dari saluran kemih berupa nanah, awalnya sedikit kemudian bertambah banyak. ...

0 downloads 368 Views 300KB Size
TEAM BASED LEARNING

MODUL GONORE

Diberikan pada Mahasiswa Semester Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof.Dr. Muh. Dali Amiruddin, dr., Sp.KK(K), FINSDV,FAADV dr. Alwi A. Mappiasse, Ph.D, Sp.KK, SH, FINSDV

SISTEM UROGENITAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat

mengaplikasikan

pengetahuan

biomedik

dan

patomekanisme penyakit-penyakit urogenital untuk: 1. Melakukan anamnesis yang baik dan benar kepada pasien dengan gonore 2. Melakukan pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang pasien dengan gonore 3. Menegakkan diagnosis banding dan diagnosis kerja pasien dengan gonore 4. Menjelaskan

penatalaksanaan

farmakologis

pasien

dengan gonore 5. Menjelaskan komplikasi pasien dengan gonore

Referensi: 1. Fitz Patrick Dermatology in General Medicine,seventh edition 2. Sexually Transmitted Disease, fourth edition

PROBLEM TREE Riwayat penyakit, kebiasaan penderita

Gejala

Laboratorium Radiologi

Pemeriksaan fisis

Pemeriksaan penunjang

Anamnesis KLINIS

MEKANISME DASAR: Anatomi Fisiologi Biokimia PA

DIAGNOSIS BANDING

GONORE

PREVENTION

REHABILITATION

PENATALAKSANAAN

PROMOTION

FARMAKOLOGI

NON FARMAKOLOGI

KASUS

SKENARIO : Seorang laki-laki, 40 th, menikah, datang ke poliklinik kulit dan kelamin, dengan keluhan keluar cairan dari kemaluannya sejak 3 hari lalu.

Tugas: 1. Tentukanlah diagnosis dan diagnosis banding yang paling memungkinkan pada kasus di atas! 2. Tentukanlah penunjang

informasi yang

tambahan,

dibutuhkan

untuk

pemeriksaan menentukan

diagnosis dan penatalaksanaan pada kasus di atas!

3. Tentukanlah komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus diatas!

INFORMASI TAMBAHAN 1. Diagnosis : Gonore Diagnosis banding Gonore pada laki-laki: - Uretritis Non Gonore (UNG) 2. Anamnesis tambahan:  Duh dari saluran kemih berupa nanah, awalnya sedikit kemudian bertambah banyak.  Disertai rasa nyeri pada saat berkemih.  Adanya bercak berwarna putih yang menempel di celana dalam pada pagi hari.  Riwayat berhubungan dengan bekas pacarnya yang bekerja di rumah bilyar yang ditemuinya pada waktu reuni teman-teman SMAnya. Dia tidak menggunakan kondom saat berhubungan dengan bekas pacarnya tersebut. Dia belum minum obat untuk mengatasi keluhannya. Pemeriksaan Fisik:  Inspeksi : Tampak orifisium uretra dengan duh tubuh mukopurulen disertai edema dan eritem di daerah tersebut. Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan pada kasus ini:  Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan gram Ditemukan gonokok gram negatif, intraselular, dan ekstraselular. Bahan duh tubuh pria diambil dari daerah fosa navikularis, dan wanita diambil dari uretra, muara kelenjar bartolin, serviks dan rektum. Pewarnaan gram

dengan menggunakan methylene blue merupakan tes yang

cepat

pewarnaan

dan gram

tidak ini

mahal.

tergantung

Tingkat

sensitifitas

gejala klinis

dari

penderita. Untuk pria sensitifitasnya sekitar 95% dan pada wanita sekitar 50%.2,12  Pemeriksaan kultur Isolasi

dari

Neisseria

Gonorrhoeae

adalah

standar

diagnosis dari infeksi gonokokal. Koloni muncul dalam waktu 24-36 jam.7,8,10 Dua macam media yang dapat digunakan: media transpor dan media pertumbuhan.1,4,13 1.

Media Transpor 

Media Stuart: hanya untuk ditranspor saja



Media Transgrow: media ini gabungan antara

media transport dan perumbuhan yang bertahan hingga 96 jam.2,4 2.

Media Pertumbuhan  Mc Leod’s chocolate agar: berisi agar coklat, agar serum, dan agar hidrokel.  Media Thayer Martin: mengandung vankosimin yang

menekan

pertumbuhan

positif-gram,

kolestimetat, yang menekan negative gram, dan nistatin menekan pertumbuhan jamur.

 Modified Thayer Martin agar: isinya ditambah dengan

trimetropim

untuk

mencegah

pertumbuhan kuman Proteus spp.2,4  Tes Definitive - Tes Oksidasi Mengandung

larutan

tetrametil-p-fenilendamin

hidroklirida 1% ditambahkan pada koloni gonokok tersangka.

Reaksi

positif

akan

memberikan

perubahan warna koloni yang semula bening menjadi merah muda. - Tes Fermentasi Tes oksidasi dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa, maltose, dan sukrosa. Gonokok hanya meragikan glukosa.2,4  Tes Beta-laktamase Mengandung

chromogenic

chepalosporin,

akan

menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila kuman mengandung beta-laktamase  Tes Thompson Berguna

untuk

mengetahui

sampai

dimana

berlangsung. Syarat-syaratnya adalah:  Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi

infeksi

 Urin dibagi dalam 2 gelas  Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II Syarat mutlak ialah kandung kencing harus mengandung air seni paling sedikit 80-100 ml.2,4 Gelas I

Gelas II

Gelas III

Jernih

Jernih

Tidak ada infeksi

Keruh

Jernih

Infeksi

urethritis

anterior Keruh

Keruh

Panuretritis

Jernih

Keruh

Tidak mungkin

 Tes Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA) Tes Elisa menjadi tes yang paling sensitif dibandingkan pewarnaan gram. Tes ini memiliki sensitifitas dan spesitifitas yang tinggi. Dengan tes ini, bahan dari penderita

diabsorbsi

ke

dalam

bead

plastic

lalu

ditambakan dengan antibodi gonokokkus. Antibodi yang terlalu

berlebihan

diinkubasi

dengan

lalu

dicuci

konjugasi

dan

bead

peroksidase

plasticnya antibodi-

horseradish. Setelah itu diperiksa dengan spektrometer.2

Dari pemeriksaan langsung dengan pewarnaan gram ditemukan:

Pada sediaan apus duh tubuh uretra dengan pewarnaan Gram tampak diplokokus Gram negatif berada di dalam dan di luar sel lekosit PMN disertai banyak lekosit PMN.

Penatalaksanaan dari Gonore: Farmakologi:  Ceftriaxon 250 mg intramuskular  Cefixime 400 mg per oral dosis tunggal  Spektinomisin 2 gram intramuskular  Kanamisin 2 gram intramuskular  Tiamfenikol 3,5 gram per oral dosis tunggal  Ofloxacin 400 mg/ciprofloxacin 250-500 mg/norfloxacin 800 mg/lefofloxacin 250 mg per oral Non farmakologi:  Semua pasien dengan infeksi gonore seharusnya melibatkan pasangan seksualnya dalam evaluasi dan pengobatan.  Penggunaan kondom untuk proteksi.  Pasien hendaknya diberikan edukasi mengenai resiko komplikasi dari infeksi gonore.  Pasien

seharusnya

menghindari

kontak

seksual

sampai pengobatan selesai dan juga sampai pasangan seksualnya selesai dievaluasi dan diobati.

3. Komplikasi GO pada laki-laki:  Tysonitis Kelenjar ini menghasilkan smegma. Biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan kurang baik. Ditemukan pus, pembengkakan serta nyeri tekan pada preputium. Apabila duktus tertutup, akan menyebabkan abses. 1,3,6  Parauretritis Sering terjadi pada orang hipospadia. Ditemukan pus pada muara duktus pararuretritis. Perlu pengamatan cermat dengan cara menekan kelenjar yang terletak pada tepi lubang kencing akan terlihat keluar nanah dari saluran kelenjar.1,3  Littritis Tidak ada gejala spesifik, hanya ditemukan butir-butir atau benang- benang pada urin. Manifestasi klinis berupa abses kecil pada dinding uretra.1,3  Cowperitis Bila hanya duktus yang terkena, biasanya tanpa gejala. Bila infeksi terjadi pada kelenjar Cowper dapat terjadi abses.

Keluhan berupa nyeri dan adanya benjolan pada daerah perineum disertai rasa penuh dan panas, nyeri pada waktu defekasi, dan disuria. Jika tidak diobati, abses akan pecah dan bisa menyebabkan proktitis. 1,3

 Prostatitis Prostatitis akut ditandai dengan demam, malaise, disuria, retensi urin, obstipasi dan rasa tidak enak pada daerah suprapubis. Pada pemeriksaan ditemukan pembesaran prostat dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan dan fluktuasi apabila ada abses.1,3 Bila prostatitis kronik, gejala ringan dan intermiten. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam apabila duduk terlalu lama. Pada pemeriksaan teraba prostat dengan konsistensi kenyal, berbentuk nodus, dan sedikit nyeri tekan. 1,3  Epididimitis Epididimitis akut biasanya unilateral, dan biasanya disertai dengan deferentitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya epididimitis adalah trauma pada uretra bagian posterior yang di sebabkan oleh salah penanganan atau kelalaian penderita sendiri.1

Epididimitis dan tali spermatika membengkak dan terasa panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel sekunder, pada penekanan terasa nyeri sekali. Bila mengenai kedua epididimis, akan menyebabkan sterilitas. 1  Vesikulitis Radang akut yang mengenai vesikula seminalis dan duktus ejakulatoria, dapat timbul menyertai prostatitis akut atau epididimitis akut. Gejala berupa demam, polikasuria, nyeri pada saat ereksi dan ejakulasi, hematuri terminal, dan spasme mengandung darah. 1 Perabaan melalui rektum terasa pembesaran vesikula seminalis membengkak seperti sosis, memanjang di atas prostat. 1,10  Vas Defentitis Gejala berupa perasaan nyeri pada daerah abdomen bagian bawah pada sisi yang sama. 1

 Trigonitis Infeksi asendens dari uretra posterior dapat mengenai trigonum vesika urinaria. Gejala berupa poliuria, disuria terminal, dan hematuria. 1