metode pengajaran bahasa inggris - ACICIS

buku teks, materi mengajar dan ketrampilan-ketrampilan yang dipakai oleh guru- guru ... siswa bahasa Inggris hams berbic...

36 downloads 460 Views 4MB Size
-r

METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI BEBERAPA SMU DI KOTAMADYA MALANG

Oleh :

SHARON KRAUSE

Program ACICIS Studi Lapangan - Language Teacher Option Universitas Muhammadiyah Malang Februari - Juni 2000

Dedication

To Jim

For all his support andtireless encouragement Thank You

To my children Melissa, James, Matthew, Tameika, Steven and Natalie For their love and understanding I am very proud of you all

-jr

KATA PENGANTAR

Laporan Studi Lapangan ini tidak bisa diselesaikan tanpa bantuan banyak orang. Jika ada kesalahan atau ketidaklengkapan dalam laporan ini, adalah merupakan tanggung jawab sayatanpa melibatkan pihak lain. Dalamkesempatan ini, saya inginmengucapkan terimakasih kepada: •

DosenPembimbing saya, Drs. Soeparto, M.Pd, atas bantuannya.



Dra. Indrawati atas keramahan dan bantuannya.



Dosen-dosen dan karyawan-karyawan Universitas Muhammadiyah

Malang, terutama Drs. Achmad Habib MA dan Dra. Vina SalvianaDS, MSi.



Karyawan ACICIS baik di Australia maupun di Indonesia. Prof. David Hill, A-Prof. David Reeve, Dr. Gerry van Klinken, Helene van Klinken, Laura Wimsett, Lia Thorpe dan Lestari Widiastudi.



Kepala Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kotamadya Malang, Drs. H. Shofwan, asisten Kepala Kantor A. Subakir dan karyawan-karyawan.



Kepala-kepala sekolah, guru-guru dan siswa-siswa di SMU Negeri 1, SMU Katolik St. Albertus, SMU Negeri 8 dan SMU Islam untuk waktu dan kesabaran mereka.

Malang, 2 Juni 2000 Penulis

11

METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI BEBERAPA SMU DI KOTAMADYA MALANG

PROPOSAL - STUDI LAPANGAN OLEH: SHARON KRAUSE 99250026

Latar Belakang Penelitian:

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia. Tetapi sebagai bahasa

kepariwisataan dan bisnis, bahasa Inggris harus dianggap penting sekali. Siswa-

siswa saat ini adalah pemimpin pada masa depan. Orang-orang yang bisa berbahasa Inggris dengan lancar lebih untung dari pada orang lain yang tidak bisa berbahasa

Inggris, karena mereka bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan di bidang keparawisataan dan bisnis.

Tujuan Penelitian:

Tujuan studi lapangan ini adalah untuk mengetahui profil guru-guru bahasa Inggris di berberapa SMU di Malang dengan mengetahui tingkat pendidikan, pengalaman mengajar di bahasa Inggris. Setiap guruakandiminta supaya mengisi angket tentang hal-hal ini dan wawancara untuk menjelaskan datayangdiperoleh dari angket. Sample dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di empat SMU di Malang. Dua SMU negri, SMUN 1 dan SMUN 8, dan dua SMU swasta, SMUK St. Albertus dan SMU Islam. Waktu

yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni tahun 2000.

Kegunaan Penelitian:

Kegunaan penelitian ini adalah untuk memberikan masukan di Departmen

Pendidikan Nasional di Kotamadya Malang tentang profil guru bahasa Inggris SMU di Malang yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar pengambilan kebijakan dan untuk memberikan keterampilan-keterampilan mengajar dalam kelas.

Ill

ABSTRAKSI

METODE PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI BEBERAPA SMU DI KOTAMADYA MALANG

Oleh: Sharon Krause 99250026

Program ACICIS

Studi Lapangan - Language Teacher Option Universitas Muhammadiyah Malang 2 June 2000

Latar Belakang Penelitian:

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia. Tetapi bahasa Inggris harus dianggap bahasa yang penting sekali. Fakta ini diketahui oleh Departemen Pendidikan Nasional oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris adalah wajib untuk semua siswa Sekolah Lanjut Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Umum. Menurut Direktur

Jenderal, Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Pada dasarnya bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan. pikiran, pendapat, dan perasaan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya serta untuk membina hubungan dengan bangsa-bangsa laindi dunia.1 Tujuan Penelitian:

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengajaran bahasa Inggris di beberapa SMU di Kotamadya Malang dan juga untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan atau keahlian guru dalam bahasa Inggris mempunyai pengaruh lerhadap 1Ali Saukah and Arwijati Wahyudi, English For the Senior High School Book J, Jakarta: DsoEnemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, hal v

IV

proses belajar mengajar di kelas. Selanjutnya, saya akan mendokumentasikan bukubuku teks, materi mengajar dan ketrampilan-ketrampilan yang dipakai oleh guru-guru bahasa Inggris ini sebagai studi banding pengajaran bahasa Indonesia di Australia.

Populasi dan Sampel:

Populasi penelitian diambil dari guru-guru bahasa Inggris di SMU-SMU di Kotamadya

Malang. Sebagai sample, diambil empat SMU di Malang, yaitu: SMU Negri 1 Malang, SMUK St. Albertus, SMU Negri 8 dan SMU Islam. SMU Negri 1 karena sekolah itu adalah sekolah negri yang favorite. Juga, SMUK St. Albertus karena sekolah itu adalah

sekolah swasta yang favorite. Sebaliknya, SMU Negri 8 dan SMU Islam karena mereka sekolah negri dan sekolah swasta biasa.

Pilihan dua SMU negri dan dua SMU swasta supaya bisa membandingkan antara sekolah negri dengan sekolah swasta. Selain daripada itu, dipilih dua sekolah favorite

dan dua sekolah biasa supaya bisa membandingkan antara sekolah favorite dengan sekolah biasadalam bidang belajar mengajar. Kegunaan Penelitian:

Kegunaan penelitian ini adalah memberikan masukan ke Departmen Pendidikan

Nasional di Kotamadya Malang tentang metode mengajar guru bahasa Inggris di SMUN 1, SMUK St. Albertus, SMUN 8 dan SMU Islam. Selanjutnya, laporan penelitian ini diharapkan menjadi masukan untuk Kepala Sekolah masing-masing untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dalam metode belajarmengajar bahasa Inggris di sekolah masing-masing untuk memperbaiki tingkat pembelajaran siswa-siswa. Laporan ini dapat dipakai sebagai dasar pengambilan

kebijakan untuk memberikan keterampilan-keterampilan mengajar dalam kelas yang inovative.

Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori:

Untuk mengetahui topik laporan ini secara mendalam, saya mempelajari buku-buku tentang Kurikulum Nasional Bahasa Inggris, metode belajar-mengajar bahasa asing yang dipakai oleh guru, sifat-sifat dan kemampuan guru-guru bahasa Inggris dan alat

bantu yang dipakai untuk melengkapi proses belajar-mengajar.

Sebagai akibat mempelajari buku-buku tentang pengajaran bahasa Inggris di Indonesia, kerangka teori studi lapangan ini sebagai berikut:



guru hams berkemampuan bahasa Inggris dan strategi mengajar yang baik serta mengetahui cara-cara belajar siswa



materi mengajar hams termasuk film-film, acara-acara televisi, kaset-kaset dan

materi yang ditulis dalam bahasa Inggris



gum hams menjadi model lisan bukan hanya mengajar tatabahasa dan kosa kata



siswa bahasa Inggris hams berbicara dalam bahasa Inggris selama berada dalam kelas



kelas bahasa Inggris hams menarik dan bermakna

Kesimpulan:

Dengan menganalisis studi lapangan ini, kekuatan-kekuatan yang muncul adalah:

• satu gum dari SMUN 1 dan satu dari SMUN 8 pemah menetap di negara Inggris danAmerika

• satu gum dari SMUN 1 dan satu dari SMUN 8 sudah ikut Program Pertukaran Gum

di Australia, Oleh karena itu, mereka lebih bersemangat dan berpengalaman dalam belajar-mengajar

• SMUN 8 sudah menerima beberapa pertukaran gum dansiswa dari Australia

• kebanyakan gum bahasa Inggris berpengalaman banyak mengajar bahasa Inggris • banyak gum-gum mengajar di lembaga bahasa Inggris yang lain untuk meningkatkan kemampuannya dalam memakai dan mengajarkan bahasa Inggris

VI



gum-gum dari SMU-SMU mengadakan pertemuan untuk berdiskusi tentang pengalaman dalam belajar-mengajar



semua sekolah, kecuali SMU Islam, mempunyai lab bahasa

Dengan menganalisis studi lapangan ini, kelemahan-kelemahan yang muncul adalah:



siswa-siswa tidak mendapat cukup waktu untuk menonton film-film atau menyimak kaset-kaset bahasa Inggris



jumlah siswa di semua kelas besar,



karena gum-gum tidak ada ruang kelas sendiri, mereka tidak bisa mendekorasi

mang itu dengan gambar-gambar atau cindramata dari negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa Ibu

• fasilitas seperti lab bahasa, lab internet lab komputer dan perpustakaan perlu diperbaiki di beberapa SMU



ada kesalahan pengetikkan dan kesalahan dengan kalimat yang bisa menimbulkan kesalahpahaman di buku teks bahasa Inggris

Rekomendasi dan Saran-saran:

Harapan-harapan yangmuncul setelah melakukan penelitian ini adalahbahwa:

• setiap gum bahasa Inggris yang mampu boleh mengikuti Program Pertukaran Gum

di negara yang memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar

• sekolah-sekolah akan mengikuti atau menemskan Program Tukar Siswa dengan negarayangmemakai bahasaInggris sebagai bahasapengantar

• siswa-siswa mendapat cukup waktu untuk menonton film-film dan menyimak kasetkaset bahasa Inggris

• siswa-siswa akan mendapat kesempatan untuk berbahasa Inggris dalam kelas. • lab-lab bahasa, internet dan komputer akan diperbaiki supaya bisa dipakai secara maksimal

Vll

papan pamer diletakkan di ruang-mang kelas supaya siswa-siswa dan gum-gum bisa mempertunjukkan contoh pekerjaan kelas mereka, termasuk pekerjaan bahasa Inggris

kelas percakapan, dengan ukuran kelas kecil, diperkenalkan atau ditemskan ke semua SMU

buku teks diperiksa oleh penutur asli memeriksa sebelum diterbitkan

Vlll

DAFTARISI

KATA PENGANTAR

i

PROPOSAL

iii

ABSTRAKSI

iv

DAFTAR ISI

viii

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian:

1

Tujuan Penelitian:

2

Kegunaan Penelitian:

2

TINJAUAN PUSTAKA/KERANGKA TEORI

Pengembangan Kurikulum

3

Kemampuan Guru

7

Alat-alat Bantu

g

Kerangka Teori

8

METODE PENELITIAN

Dasar Penelitian

10

Populasi dan Sampel

10

Waktu dan Tempat Penelitian

10

Teknik Pengumpulan Data

10

Teknik Analisis Data

H

NEGERI 1 MALANG

Latar Belakang Sekolah

12

Program Bahasa Inggris Siswa

12 13

IX

Guru

13

Profil Guru-guru Bahasa Inggris

13

Pengamatan

15

SMUK ST. ALBERTUS

Latar Belakang Sekolah

17

Program Bahasa Inggris

17

Siswa

18

Guru

18

Profil Guru-guru Bahasa Inggris

19

Pengamatan

20

SMU NEGERI 8 MALANG

Latar Belakang Sekolah

22

Program Bahasa Inggris

22

Siswa

23

Guru

23

Profil Guru-guru Bahasa Inggris

23

Pengamatan

26

SMU ISLAM

Latar Belakang Sekolah

,

28

Program Bahasa Inggris

28

Siswa

28

Guru

28

Profil Guru-guru Bahasa Inggris

29

Pengamatan

30

HASBL DAN PEMBAHASAN

Latar Belakang Sekolah

32

Program Bahasa Inggris

32

Siswa

32

Profil Guru-guru Bahasa Inggris

33

Pengamatan

36

PENUTUP

40

Evaluasi

41

Kesimpulan

42

Rekomendasi dan Saran-saran

43

DAFTAR ISTILAH-ISTILAH

44

ALAMATINSTTTUT PENDIDIKAN DAN SEKOLAH-SEKOLAH

45

DAFTARPUSTAKA

46

LAMPIRAN-LAMPIRAN

47

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian:

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara Indonesia. Tetapi bahasa Inggris hams

dianggap bahasa yang penting sekali. Fakta ini diketahui oleh Departemen Pendidikan karena mata pelajaran bahasa Inggris adalah wajib untuk semua siswa Sekolah Lanjut Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Umum. Menurut Direktur Jenderal, Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan

dan

Kebudayaan:

Pada dasarnya bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan. Bahasa Inggris adalah bahasa asing pertama di Indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya serta untuk

membina hubungan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.1 Tujuan Penelitian:

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengajaran bahasa Inggris di

beberapa SMU di Kotamadya Malang dan juga untuk mengetahui apakah tingkat

pendidikan atau keahlian gum dalam bahasa Inggris mempunyai pengaruh terhadap

proses belajar-mengajar di kelas. Selanjutnya, saya akan mendokumentasikan bukubuku teks, materi mengajar dan keterampilan-keterampilan yang dipakai oleh gum-

gum bahasa Inggris ini sebagai studi banding pengajaran bahasa Indonesia di Australia.

Populasi dan Sampel:

Populasi penelitian diambil dari gum-gum bahasa Inggris di SMU-SMU di Kotamadya Malang. Sebagai sample, diambil empat SMU di Malang, yaitu: SMU Negri 1 Malang, SMUK St. Albertus, SMU Negeri 8 dan SMU Islam. SMU Negeri 1 karena sekolah itu adalah sekolah negri yang favorite. Juga, SMUK St. Albertus karena sekolah itu adalah sekolah swasta yang favorite. Sebaliknya, SMU Negeri 8 dan SMU Islam karena mereka sekolah negri dan sekolah swasta biasa.

1AliSaukah and Arwijati Wahyudi, English Forthe Senior High School Book I, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996, hal v

Pilihan dua SMU negeri dan dua SMU swasta supaya bisa membandingkan antara sekolah negri dengan sekolah swasta. Selain daripada itu, dipilih dua sekolah favorite dan dua sekolah biasa supaya bisa membandingkan antara sekolah favorite dengan sekolah biasa dalam bidang belajar-mengajar. Kegunaan Penelitian:

Kegunaan penelitian ini adalah memberikan masukan ke Departmen Pendidikan

Nasional di Kotamadya Malang tentang metode mengajar gum bahasa Inggris di SMUN 1, SMUK St Albertus, SMUN 8 dan SMU Islam. Selanjutnya, laporan penelitian ini akan dimasukkan kepada Kepala Sekolah masing-masing untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dalam metode

belajar mengajar bahasa Inggris di sekolah masing-masing untuk memperbaiki tingkat pembelajaran siswa-siswa. Laporan ini dapat dipakai sebagai dasar pengambilan kebijakan untuk memberikan keterampilan-keterampilan mengajar dalam kelas yang inovative.

TINJAUAN PUSTAKA/KERANGKA TEORI

Untuk mengetahui topik laporan ini secara mendalam, saya mempelajari buku-buku tentang Kurikulum Nasional Bahasa Inggris, metode belajar mengajar bahasa asing yangdipakai oleh guru, sifat-sifat dankemampuan gum-gum bahasaInggris dan alat bantuyangdipakai untuk melengkapi proses belajar-mengajar. Pengembangan Kurikulum:

Menurut Tabadalam buku Curruculum Development: Theory andPractice? sebuah kurikulum adalah rencanauntuk pembelajaran. Oleh karena itu, kurikulum itu hams

dibentuk berdasarkan proses pembelajaran dan pengembangan siswa sendiri.3 Taba menganjurkan tujuh langkah untukpembangunan kurikulum, yaitu: Step 1: Diognosis of needs Step 2: Formulation of objectives Step 3: Selection of content Step 4: Organization of content Step 5: Selection oflearningexperiences Step 6: Organization of learning experiences

Step 7: Determination of what to evaluate and of the ways and means of

doing it4 Prinsip-prinsip kurikulum Bahasa Inggris 1994 yang tetap dipertahankan untuk

tahun Pelajaran 1999/2000,5 ditulis dalam Suplemen GBPP Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kurikulum 1994 SMU/MA. Prinsip-prinsip itu sebagai berikut:

a. tujuan pengajaran bahasa Inggris tetap ditunjukan pada pengembangan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang meliputi keterampilan membaca, menyimak, berbicara dan menulis secara

seimbang karena tujuan ini sesuai dengan kebutuhan di era globalisasi dan informasi abad 21;

b. penguasaan unsur-unsur bahasa digunakan

untuk

mendukung

kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis; Hilda Taba, Curriculum Development: Theory andPractice, New York: Harcourt, Brace & World 1962

3/6ft/.,hal. 11-12 4ibid., hal. 12

Penyempurnaan/Penyesuaian Kurikulum 1994 (Suplemen GBPP): Mata Pelajaran: Bahasa Inggris, Satuan Pendidikan: SMU/MA, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudyaan, 1999

c. silabus bahasa Inggris merupakan gabungan dari bentuk silabus

fungsional, situasional, keterampilan dan struktural, sehingga organisasi materi tidak didasarkan pada unsur bahasa tetapi didasarkan pada tema

danketerampilan fungsional;

d. pendekatan tetap menggunakan pendekatan kebermaknaan/komunikatif; e. sistem penilaian menggunakan penilaian integratif (lebih dari satu keterampilan/komponen bahasa) dan komunikatif, bukan pada penguasaan unsur-unsur bahasa;

f. tidak semua tujuan pembelajaran dapat diukur ketercapaiannya melalui tes (misalnya membaca untuk mendapatkan rasa senang).6

Menurut Suplemen GBPP Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kurrikulum 1994

SMU/MA, unsur-unsur bahasa 'penggunaan bahasa dan unsur bahasa disajikan bersama dalam bentuk keterampilan-keterampilan fungsional beserta ungkapan komunikatif.'7

Pada tahun 1999, seorang mahasiswa ACICIS, Russell Yule, ikut Program Language Teacher Option. Menurut Yule, dalam laporan 'Keterampilan bahasa Inggris dan kemampuan guru adalah faktor yang cukup penting supaya pendekatan komunikatif sangat tergantung bagi guru untuk memberikan contoh bahasa Inggris yang cukup baik dan benar pada siswanya. Siswa belajar grammar langsung dari contoh yang diberikan dan kalau contohnya kurang baik karena keterampilan guru kurang baiksiswa tidak dapat belajar dengan baik.8 Pada tanggal 4 Desember 1999, Seminar Metodologi Terbaru Pengajaran Bahasa Inggris dilakukan di Politeknik Negeri Malang. Di seminar itu, Zaini Machmoed, M.A., Ph.D., dari IKIP Malang, menyampaikan makalah tentang 'The Teaching of

Speaking'.9 Menurut Zaini Machmoed, ada perbedaan antara bahasa Inggris tulis dan ucapan. Walaupun, bahasa yang ditulis harus mempunyai tatabahasa, kosa kata dan ejaan yang tepat, bahasa yang diucapkan sering memakai kata-kata, intonasi,

6/««/., hal. 2 7ibid, hal. 3 Russell Yule, 'Pendekatan komunikatif: Studi banding dalam kelas bahasa Inggris sekolah-sekolah dan lembagaswasta di Jawa Timur dan Bali', belumterbit, hal. 55-56

Zaini Machmoed, 'The Teaching of Speaking', Seminar Metodologi Pengajaran Bahasa Inggris, Malang Indonesia, tanggal 4 Desember 1999

tekanan yang terletak pada suku kata, pola titik nada dan kecepatan untuk memberi pesan-pesan. Penutup Machmoed adalah bahwa:

... since the Communicative Approach, which took hold in the 1980's, is currently dominant in language teaching, and since the primary purpose of language learning is communication, using language to communicate should be central in all classroom language instruction. This focus on language as communication brings renewed urgency to the teaching ofpronunciation as a vital part of speech instruction, since both empirical and anecdotal evidence indicates that there is a threshold level of pronunciation for nonnative speakers of English; if they fall below this threshold level, they will have oral communication problems no matter how excellent and extensive their

control ofEnglish grammar and vocabulary might be.

To develop skill in communication in the foreign language the student must have continual practice in communicating, not merely in performing well in exercises, no matter how carefully these maybe designed. The teacher's reward comes on the day when students use the new language without prompting, and without embarrassment, for communicating their own concerns. This is language control. When students have acquired confidence at this level, they will be able toprogress on their own, experiencing freedom of expression beyond theconfines of learned patterns.10

Di seminar yang sama, Ali Saukah dari Departemen Inggris di Universitas Negri Malang menyampaikan makalah 'The Teaching of Writing and Grammar in

English'.11 Menurut Saukah, penulis buku English for the Senior High School, metode pengajaran pendekatan komunikatif mengutamakan bahasa Inggris sebagai bahasa tulisan untuk memberi observasi, informasi, pikiran atau ide-ide kepada dirinya sendiri atau orang lain.12 Saukah berpendapat '... the objective of the teaching of English in Indonesia is that the students will be able to use English for cornmunication\13 Dia meneruskan:

In the context of teaching English at secondary schools in Indonesia, the teaching of grammar is intended to support the development of the four

language skills. According to the 1994 English Curriculum at the secondary schools, the instructional objectives to beachieved include the mastery of the four language skills. Teachers, or textbook writers, can select certain grammatical points to be included in the systematic teaching of grammar. 10

ibid., hal 21

Ali Saukah, 'The Teaching of Writing and Grammar in English', Seminar Metodologi Pengajaran BahasaInggris, Malang Indonesia, tanggal 4 Desember 1999 12 ibid., hal2 13 ibid, hal 1

Teachers, however, should not teach the grammatical points by sacrificing the time for the involvement of the students in language activities, that is, in using the language to listen, read, speak, and write. The tendency of many

English teachers at secondary schools to be too absorbed at the teaching of grammar for the sake of mastering the rules of the language should be avoided. Teachers should be aware that they teach grammar to help the students to be able to use English accurately, meaningfully, and

appropriately.14 Suplemen GBPP Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kurrikulum 1994 SMU/MA

mencakup tema-tema yang harus diikuti oleh guru dan buku bahasa Inggris tahun

pelajaran 1999/2000. Kelas I belajar tema: pendidikan, kebersihan, kehidupan keluarga, astronomi, kesehatan, olahraga, pakaian, pariwisata, media massa dan

polusi. Kelas II belajar geografi, kebudayaan dan kesenian, pertanian, kesejahteraan, sejarah, komunikasi dan teknologi informasi, mata pencaharian, dan hubungan antar

bangsa. Kelas III belajar tema-tema: ekononi, EPTEK, politik, kebudayaan dan

kesenian, masyarakat dan kependudukan, lingkungan dan peles-tariannya, perdagangan dan industri, hubungan antar bangsa, energi, perbankan dan peranan wanita.15

Menurut Suplemen itu, kelas I dan II seharusnya mendapat alokasi waktu sebanyak seratus tiga puluh enam jam setahun. Kelas III, seratus tujuh puluh jam dan kelas Bahasa tiga ratus tujuh puluh empat jam bahasa Inggris setiap tahun. 'Jumlah jam pada Program Bahasa yang lebih banyak' menurut suplemen itu, 'dapat digunakan untuk melakukan latihan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Selain tema yang

iikuti oleh para siswa kelas III, kelas bahasa harus belajar tema lain yaitu, Pergaulan Lintas Budaya, 'Kesusastraan' dan, kalau bisa, belajar mengapresiasi Sastra.16 Menurut buku New Designs for the Elementary School Curriculum, ketika siswa-

siswa belajar bahasa asing, tidak saja mereka belajar bahasa tersebut, tetapi mereka juga belajar mengenai sifat-sifat dan kebudayaan asing17 Supaya siswa-siswa bisa ,4/*/