MEDIA FILM PADA PEMBELAJARAN SEJARAH

Download MEDIA FILM. PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. (studi penelitian di SMPN 3 Gorontalo). JURNAL. Oleh. Nur Eka Wijayanti...

0 downloads 209 Views 264KB Size
MEDIA FILM PADA PEMBELAJARAN SEJARAH (studi penelitian di SMPN 3 Gorontalo) JURNAL

Oleh Nur Eka Wijayanti 231 411 024

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN SEJARAH PRODI PENDIDIKAN SEJARAH T.A 2015

MEDIA FILM PADA PEBELAJARAN SEJARAH STUDI PENELITIAN DI SMPN 3 GORONTALO Nur Eka Wijayanti1, Trisnowaty Tuahunse2, Lukman Dadi Katili3

Jurusan Pendidikan Sejarah Nur Eka Wijayanti, 2015. “Media Film Pada Pembelajaran Sejarah” dengan pembimbing I Dra, Hj. Trisnowati Tuahunse, M.Pd dan pembimbing II Lukman Dadi Katili, S.Ag, M.Th.I. skripsi, jurusan pendidikan sejarah fakultas ilmu sosial universitas negeri gorontalo. Penelitian kualitatif ini dilakukan di SMPN 3 Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk pertama: mengetahui bagaimanakah peran media film pada pembelajaran sejarah di SMPN 3 Gorontalo. Kedua: untuk mengetahui upayaupaya yang dilakukan untuk meningkatkan penggunaan media film di SMP Negeri Gorontalo. Dalam pembelajaran penguasaan materi sangat penting pada pelajaran sejarah, karena bukan hanya hafalan saja melainkan dengan penguasaan materi akan memudahkan siswa dalam memahamai materi pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa materi bukan sekedar dihafal saja, tetapi siswa harus memahami materi dengan baik dan benar. Penelitian ini dilakukan pada semester genap untuk tahun pelajaran 20142015 yang berjumlah 201 orang dan tersebar dalam 7 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purpose sampling. Dari populasi ini diambil 1 kelas dengan cara penarikan sampel karena tujuan tertentu. Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan wawancara. Data yang didapatkan kemudian di analisis secara deskriptif. Analisis deskriptif dilakukan melalui wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa penggunaan media film pada pembejalaran sejarah sangat membantu meningkatkan pemnegtahuan dan pemahaman siswa terhadap setiap materi yang diajarkan. dari hasil wawancara siswa penggunaan media film ini sangat menarik ehingga sswa tidak merasa bosan dan jenuh. Dari hasil wawancara dari keenam subjek bahwa banyak subjek yang mendukung penggunaan media film ini karena sangat efektif digunakan sebagai media pembelajaran Kata kunci : Media Film, Pembelajaran Sejarah

1

Nur Eka Wijayanti. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. 2 Dra. Hj.Trisnowaty Tuahunse, M.Pd, Dosen Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo 3 H. Lukman Dadi Katili, S.Ag, M.Th. I Dosen Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo.

PENDAHULUAN Sejarah manusia adalah sejarah pendidikan Semenjak manusia lahir, pendidikan menunujukan eksistensinya karena pendidikan adalah sebuah proses interaksi antara individu dan subjek lain seperti manusia, masyarakat, maupun alam sekitar. Berdasarkan proses interaksi tersebut individu akan mendapatkan informasi, pengalaman, dan keterampilan baru untuk bisa menikmati kehidupan yang lebih baik. Pendidikan merupakan investasi paling utama bagi setiap bangsa, apalagi bangsa yang sedang berkembang yang giat membangun negaranya. Pembangunan hanya apat dilakukan oleh manusia yang berpendidikan. Setiap pendidikan selalu berurusan dengan manusia, kerenanya hanya manusia yang dapat dididik dan harus selalu dididik, manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikaruniai potensi untuk selalu menyempurnakan diri melalui proses belajar. Belajar pada hakikatnya proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusialaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Perkembangan pendidikan dewasa ini semakin dirasakan kemajuannya dalam menunjang pembangunan bagi bangsa Indonesia. Hal tersebut sudah menjadi kebutuhan untuk kelangsungan hidup, bahkan telah meningkatkan mutu kehidupan

masyarakat.

Oleh

karena

itu,

pemerintah

berusaha

untuk

menyempurnakan sistem pendidikan guna mengimbangi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di mana pendidikan diharapkan akan menghasilkan tenaga-tenaga terdidik, terlatih dan kreatif untuk dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan tujuan pendidikan. Upaya untuk menyempurnakan pendidikan telah ditempuh berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan dalam bentuk kurikulum dan adanya penyempurnaan fasilitas, adanya lokakarya bagi guru-guru

yang

kesemuanaya

ini

dimaksudkan

sebagai

usaha

dalam

meningkatkan mutu pendidikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya pendidikan mengharuskan guru harus aktif dan kreatif mensiasati, mencari, memilih strategi, model dan pendekatan yang paling tepat untuk mencapai tujuan belajar yang terkait dengan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Berbagai upaya dikembangkan dalam meningkatkan kualitas proses dangan hasil pembelajaran harus sejalan dengan kemampuan seorang guru dala spesifik ilmunya masing-masing. Karena dilihat pada realita yang ada sekarang ini kurangnya minat belajar seorang siswa itu diakibatkan oleh minimnya kemampuan seorang guru dalam bidang ilmunya sendiri. Hal tersebut berpengaruh

terhadap

prestasi

siswa

karena

guru

kurang

melakukan

pengembangan materi pelajaran sehingga berdampak kepada siswa. Di antara dampak tersebut siswa kurang memperhatikan apa yang diterangkan, kurang mampu menemukan ide, kurang mampu mengajukan pertanyaan / memberi jawaban, sulit memecahkan masalah serta kurang mengerjaka tugas atau latihan. Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membantu kelancaran Efektifitas dan efisien pencapaian tujuan pembelajaran. Media merupakan salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam mengembangkan sistem pembelajaran yang dimanipulasi dalam bentuk media pembelajaran dapat menjadikan siswa belajar, bermain dan bekerja. Dengan menggunakan suatu media dalam belajar akan lebih menyenagkan siswa dan sudah tentu pembelajaran akan benar-benar bermakna. Salah satu alasan penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah berkenaan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfikir manusia mengikuti taraf perkembangan, dimulai dari taraf berfikir abstrak ke konkrit, di mulai berfikir sederhana sampai berfikir yang bersifat kompleks. Seperti defnisi berikut ini: “media presentasi yang paling canggih adalah media yang dapat menyampaikan lima macam bentuk informasi yaitu gambar, garis, simbol, suara, dan gerakan. Media itu adalah gambar hidup (film) dan televisi / video. Film disebut juga gambar hidup, yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film juga sangat membantu dalam proses pembelajaran, apa yang terpandang oleh maa dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang

hanya dapat dibaca saja atau hanya didengar saja”. (Haney dan Ulmer:1981 dalam bukunya yusuf dadi marsono :2004 ) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gorontalo yang bertempat di Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan Liluwo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Waktu penelitian ini berlangsung dari tanggal 11 april sampai dengan 25 april 2015. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Karena bertujuan memberikan suatu deskriptif secara rinci, penuh makna dan mendalam tentenag masalah yang berhubungan dengan media film pada penelitian sejarah. Sumber data Penelitian ini manusia bisa menjadi sumber data. Sumber data manusia berfungsi sebagai subjek atau informan kunci (key informan) sumber data diambil secara positif dan tidak melakukan secara acak. Sumber data ini menghendaki peneliti atau dengan bantuan orang lain sebagai alat utama untuk mendapatkan data yang diinginkan. Hal ini dilakukan agar mudah untuk menyeusaikan dengan kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. Teknik Pengumpulan Data Penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan datan yang relevan. Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperoleh data yang objektif. Dibawah ini akan diuraiakan teknik penelitian sebagai cara yang ditempuh untuk mengumpulkn data. 1.

Observasi Peneltian ini, pada observasi dilakukan dengan cara turun langsung kelokasi

penelitian guna melihat secara detail kondisi sebenarnya yang terjadi di SMPN 3 Gorontalo . Kegiatan observasi ini peneliti hanya bertindak sebagai partisipan pasif atau pengamat karena peneliti tidak terlibat secara langsung dalam proses pengajaran melainkan hanya mengamati situasi yang berlangsung selama proses pengajaran 2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.. Proses wawancara akan dilakukan setelah kegiatan pembelajaran, dimana yang menjadi objek wawancara adalah siswa dan guru mata pelajaran sejarah di SMPN 3 Gorontalo. Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan ditanyakan selama wawancara. Kegiatan wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan cara yang tidak formal, terbuka, lentur dan tidak ketat. Artinya wawancara dilakukan sesuai dengan selera informan tapi megarah pada kedalaman informasi yang dibutuhkan oleh peniliti. 3. mencatat arsip dan dokumen peneliti mencatat berbagai hal yang berkaitan dengan masalah pokok yang diteliti. Arsip-arsip yang diperlukan dalam penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan profil sekolah Teknik Cuplikan(Sampling Sesuai bentuk dan strategi penelitian ini maka teknik sampling digunakan dalam rangka membangun generalisasi teoritik. Dalam penelitian kualitatif sampling yang diambil lebih selektif. Penelitian didasarkan pada landasan kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi karakteristik empiris yang dihadapi dan sebaginya. Sumber data digunakan tidak dalam rangka mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya. Karena pengambilan cuplikan didasarkan atas berbagai pertimbangan, maka pengertiannya sejajar dengan jenis tehnik sampling yang dikenal sebagai purposive sampling , dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap Validitas Data Menurut azwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Sehingga validitas ini meruakan faktor penting dalam penelitian.

Data yang telah berhasil digali di lapangan dikumpul dan dicatat dalam kegiatan penelitian, diusahakan bukan hanya untuk kedalaman dan kemantapan dan kabanarannya. Didalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber atau disebut juga sebagi trigulasi data. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dari berbagai sumber untuk pengecekan atau sebagai pembanding data. Hal ini dilaksanakan dengan cara membandingkan dan mengecek baik tingkat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari eumber data yang berbeda. Cara ini mengarahkan peneliti agar didalam pengumpulan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang berbeda dan tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarankan bila digali dari berbagai sumber data yang berbeda. Triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis Data Pada dasarnya pengolahan data (analisis) ada dua cara, hal ini tergangung dari data nya, analisis non stastistik (kualitatif) dan analisis statistik (kuantitatif). Analisis non statistik dilakukan terhadap data kualitatif. Pada penelitian ini menggunakan Analisis secara kualitatif

dengan

memperhatikan data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian. Sedangkan refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru observer dan dimaksudkan untuk melatih apakah tindakan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Menurut miles dan huberman (dalam Sugiono :2006: 159). Dalam proses analisis interaktif dan kualitaif ada tiga komponen yang harus dipahami oleh seorang peneliti yaitu reduksi data, sajian data dan pemeriksaan simpulan atau verivikasi HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa sekarang ini proses belajar-mengajar telah mengalami perubahan-perubahan yang signifikan dalam sistem pembelajaran, sehingga diharap pembelajaran dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mengikuti perkembangan zaman. Penyesuaian tersebut salah satunya dengan penggunaan media karena media

menjadi bagian yang integral dalam progam pengajaran. Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang merangsang minat siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu media pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut dan efektif serta menghibur yang diberikan dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan media film, karena media film sebagai media pembelajaran telah diterima sebagai salah satu media audio visual yang paling populer dan digemari baik dari kalangan anak-anak ataupun orang dewasa, baik dari kota-kota besar maupun kecil, karena media film sangat lekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Saat ini film telah mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Film memiliki berbagai peran, selain sebagai sarana hiburan, film juga dapat berfungsi sebagai media pembelajaran. Seperti di sekolah SMPN 3 Gorontalo yang menggunakan media film sebagai media pembelajaran. Film dipilih karena banyak keuntungannya. Film sendiri merupakan media yang dipakai untuk merekam suatu keadaaan atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan, atau kenyataan, karena keunikan dimensinya. Dari penelitian ini sendiri juga mengungkapkan bahwa film terbukti secara signifikan lebih baik dari media yang lain dalam hal mengingat dan mampu mempengaruhi emosional dari para siswa. Dalam banyak hal media film sangat membantu dalam menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang diinginkan secara tepat dan akurat, karena mampu untuk memperkaya dan memperkembangan pengetahuan, kebudayaan serta dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari.seperti pernyataan ibu nona dalam wawancara (5 mei 2015) mengatakan bahwa media film yang saya gunakan dalam pembelajaran sejarah sangat memebantu saya, selain materi yang igunakan mudah didapat diinternet siswa juga sangat senang dengan film-film yang saya tampilkan. Terbukti siswa di SMPN 3 Gorontao

khusunya siswa dikelas VIII sangat senang dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran menggunnakan media film Dalam menggunakan media film juga diperlukan langkah-langkah agar pengguanaanya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Langkah-langkah dalam penggunaan media film tersebut seperti harus memperhatikan: 1) Langkah persiapan guru, sehingga seorang guru dapat menetapkan tujuan yang akan dicapai dari penggunaan film yang berhubungan dengan pelajaran yanga akan dijelaskan. 2) Langkah persiapan kelas, yaitu menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pemutaran film tersebut serta persiapan siswa agar dapat mengikuti, mencatat, menganalisis, mengritik, dan lain-lain dari isi film pendidikan tersebut. 3) Langkah penyajian film, ini berhubungan dengan kecepatan atau kelambatan pemutaran film serta film bisa diputar ulang apabila ada hal-hal penting yang harus dianalisis. 4) Langkah lanjutan atau aplikasi, maksudnya setelah pemutaran film tersebut diadakan kegiatan belajar sebagai tindak lanjut dari penggunaan film, seperti halnya diadakan diskusi, laporan, ringkasan, pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pemutaran film tersebut Berdasarkan hasil penelitian Setiap media film tak luput dari keunggulan dan kelemahan dalam proses pembelajaran. Demikian pula dengan media film yang digunakan di SMPN 3 Gorontalo sejatinya merupakan salah satu bagian dari media pembelajaran. Keunggulan dan kelemahan tersebut telah dijelaskan dalam hasil penelitian diatas. Seperti dalam keunggulan film harus menarik perhatian, dapat menunjukkan langkah atau tahapan yang diperlukan untuk melakukan tugas tertentu, dapat menayangkan peristiwa atau acara yang telah terjadi. Dapat dipercepat dan diperlambat untuk menganalisis tindakan atau pertumbuhan tertentu, dapat diperbesar agar dapat dilihat dengan mudah. Dapat diperpendek dan diperpanjang waktunya, dapat memotret kenyataan. Dapat menimbulkan emosi, dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan secara jelas dan cermat. Sedangkan dari segi kelemahan film selain mahal juga jika digunakan kurang tepat akan berdampak kurang baik, kurang efektif untuk memberikan pengajaran yang sesungguhnya, baru bermanfaat jika digunakan sebagai pelengkan dari metode pengajaran yang lain.

Penerapan media film pada proses pembelajaran di SMPN 3 Gorontalo harus lebih dimaksimalkan lagi. Kerena media film adalah media yang sangat tepat untuk lebih meningkatkan jiwa nasionalisme kepada siswa, mengenang sejarah masa lalu, dan dapat mengamalkan nilai-nilai sejarah terhadap siswa itu sendiri. SMPN 3 Gorontalo merupakan sekolah unggulan yang ada di kota Gorontalo, yang memiliki berbagai fasilitas sarana an prasarana yang engkap, ini dibuktikan engan hasil penelitian dilapangan. Fasilitas tersebut banyak yang dapat membantu dalam proses pembelajaran dan juga befungsi bagia keberlangsungan aktifitas kehidupan didalam sekolah. Tinggal tergantung dari masyarakat sekolah tersebut mepergunakannya dengan baik dan benar. Selain itu dilihat ari prestasi siswanya bisa dikatakan sudah sangta baik dan tingkat pendidikan dari guru-guru yang ada di sekolah tersebut suah sangat berpengalaman, berprestasi, dang tingkat pendidikannya rata-rata sudah mendapat gelar sarjana S1. Semua tinggal dari gurunya saja untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran di kelas khususnya penggunaan media film, karena dilihat dari sswanya sangat menyukai penggunaan media film yang diterapkan pada mata pelajaran Ips khususnya Sejarah. Hanya tinggal beberapa hal saja yang perlu diperhatikan

dalam

meningkatkan

proses

pembelajaran

searah

dengan

menggunakan media film. Demikianlah penelitian dari media film pada pembelajaran sejarah di SMPN 3 Gorontalo yang agar dengan penggunaan atau penerapannya dapat mencapai tujuan materi pembelajaran yang ingin disampaikan, serta media film dapat membantu dalam membentuk karakteristik siswa menuju ke arah yang lebih dinamis dan kreatif. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut pembelajaran di SMPN 3 Gorontalo cukup baik dan efektif. Hal ini dikarenakan guru mata pelajaran ips sejarah di SMPN 3 Gorontalo melaksanakan pembelajaran sejarah banyak menggunakan metode dan media. Salah satunya adalah penggunaan media film yang dapat menciptakan suasana pembelajaran di

kelas menjai aktif tidak monoton dan membosankan. Dalam oenggunaan media film ini bukan hanya guru yang dituntut untuk aktif siswa juga sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran yhang menggunakan media film. Adapun keungggulan dan kekurangan media film itu tergantung dari masing-masing guru bagaimana cara mengambil sikap untuk menjadikan kekurangan menjadi kelebihan pada penggunaan media film itu sendiri. Upayaupaya yang dilakukan oleh sekolah sudah cukup banyak, sehingga penggunaan media film ini bisa efektif dan bisa lebih berkembng lagi. Pada intinya penggunaan media film ini sangat membantu meningkatkan pemnegtahuan dan pemahaman siswa terhadap setiap materi yang diajarkan. Fakta dilapanagan menunjukan bahwa pemberian materi dnegan menggunakan media film dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menambah wawasan siswa. Hal ini disebabakan karena guru mata pelajaran ips menggunakan media film yang menarik dan tidak membosankan. Sehingga mata pelajaran ips khususnya sejarah menjadi mata pelajaran yang diminati siswa. Adapun saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut: 1. bagi sekolah SMPN 3 Gorontalo a. lebih meningkatkan hasil yang sudah dicapai sekarang dalam penggunaan media, khususnya penggunaan

media film

pada

pembelajaran sejarah. b. Meningkatkan keteresediaan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan aktifitas pembelajaran siswa, khususnya sarana dan rasarana yang menunnjang proses pembearan di smpn 3 gorontalo c. Setiap sekolah dan bahkan setiap kelas disarankan punya LCD, spikker dan alat-alat lain yang dibutuhkan dalam penggunaan media film sesuai dengan tinggat kebutuhan pelajarannya. 2. Guru SMPN 3 Gorontalo a. Diharapkan guru ips lebih menguasai dan mendalami pengetahuan tentang penggunaan meida film dan pemanfaatannya. b. Media film dalam pembelajaran sejarah harus dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dan siswa utuk mencapai tujuan pembelajaran secara tuntas.

c. Diharapkan guru harus mamapu menguasai berbagai jenis media bukan hanya meia film sehingga pembelajaran akan berkembang dan tidak terpaku pada satu media. DAFTAR PUSTAKA Adi Sastro. 2005. KBBI. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Ady Prasetyo Nugroho. 2010. Pengertian, sejarah, dan unsur-un sur film. http://alhafizh84.wordpress.com diakses pada 9 Januari 2015 Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Amir Hamzah Sulaeman. 1981. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Djamarah, Saiful Bahri dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarata: PT RINEKA CIPTA Dhoni. 2013. Media Pembelajaran Sejarah http://dhoni-ds.blogspot.com diakses pada tanggal 9 april 2015 Ervina Djibu. 2012. Penggunaan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Pkn. Sripsi Guru Pak. 2010. Proposal Media Pembelajaran. http://www.gurutrenggalek.com diakses tanggal 6 appril 2015 Hadari Nawawi. 1995. Metodologi penelitian bidang sosial. Yogyakarta: GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS I Gede Widja. 1989. Belajar n Pembelajaran. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Jamal Ma’mur Asmani. 2012. 7 Tips Aplikasi Pakem. Yogyakarta: DIVA Pres

Lutfyah. 2012. Pembelajaran Sejarah. http://neozonk.wordpress.com diakses pada tanggal 9 januari 2015 Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Muhammad Rahman & Sofyan Amir. 2003. Pembelajaran modern. Jakarta: Bumi Aksara

Nana Sudjana. 1995. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Nelson Pomalingo. 2009. Think Teacher Think Professional. Bandung: MQS Publishing Noke. 2010. Pempebajaran Ips Sejarah di SMA Se-Kecamata Banggai. Sripsi

Nursyamsi. 2012. Film Sebagai Media Pembelajaran. http://www.bimbingan.org/ definisi-film.htm diakses pada 10 januari 2015 Saleh Sukarman. 2011 . Media Pembelajaran. http://timotiussukarman.blogspot.c om diakses pada tanggal 8 januari 2015 Saiful Bahri Djamarah .2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT ANEKA CIPTA Sardan Jukiro. 2013. Penerapan model sisiodrama di SMA Negeri 3 Gorontalo. Skripsi Sugiono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Yusuf hadi marsono. 2004. Media audio visual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar