MAKNA PLURALISME AGAMA PADA KOMUNITAS

Download terhadap pluralisme agama. Dalam memaknai pluralisme ... memperkenalkan dirinya sebagai bangsa yang majemuk aka...

0 downloads 155 Views 105KB Size
MAKNA PLURALISME AGAMA PADA KOMUNITAS KEMBANG JEPUN SURABAYA (Studi Pada Masyarakat Kembang Jepun Kota Surabaya)

JURNAL

Disusun Oleh: Mangatur Yosafita Natassya Sianturi 071211433002

PROGRAM STUDI S1 SOSIOLOGI DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

SEMESTER GENAP TAHUN 2016

Makna Pluralisme Agama Pada Komunitas Kembang Jepun Surabaya (Studi Pada Kembang Jepun Surabaya) Oleh : Mangatur Yosafita Natassya Sianturi NIM: 071211433002 Program Sarjana Sosiologi Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik Universitas Airlangga Semester Genap/Tahun 2015/2016

Penelitian ini tertarik untuk melihat bagaimana komunitas masyarakat Kembang Jepun Surabaya memaknai pluralisme agama sebagai salah satu faktor dari kehidupan masyarakatnya yang harmonis. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji apakah terdapat hubungan antara pemaknaan masyarakat akan pluralisme agama dengan tingkat pendidikannya. Metode penelitian kualitatif digunakan peneliti dalam menelaah fenomena tersebut serta terdapat dukungan data Kuantitaif sehingga pertanyaan ilmiah yang telah dirumuskan dapat terjawab serta dijelaskan secara lebih detail. Temuan data menunjukkan bahwa sebanyak 100 orang responden yang ditentukan menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive dan Snowball, memiliki variasi dalam tingkat pendidikannya. Hal tersebut berpengaruh pada ragamnya pemaknaan mereka terhadap pluralisme agama. Dalam memaknai pluralisme agama terdapat dua perspektif yakni, secara Sosiologis dan secara Teologis. Kesimpulan yang didapat ialah mayoritas responden memaknai pluralisme agama secara Sosiologis dan Teologis. Terdapat hubungan antara pemaknaan pluralisme agama oleh masyarakat dengan tingkat pendidikannya. Hal tersebut terlihat dari tabel silang yang mempresentasikan bahwa terdapat pengaruh dari tingkat pendidikan seseorang dalam memaknai pluralisme agama tersebut.

Kata Kunci: Pluralisme, Pluralisme Agama, Makna

pluralisme saja tidak cukup untuk

PENDAHULUAN

menyokong keharmonisan di tengah

Keberagaman merupakan jati diri Indonesia sebagai salah satu bangsa di dunia. Indonesia memperkenalkan

dirinya

bangsa

majemuk

yang

sebagai akan

keberagaman latar belakang suku, budaya, etnis, serta agama dan kepercayaan.

Kehidupan

masyarakatnya beragam

yang

terdiri

etnisitas

menimbulkan

dari

tersebut

berbagai

macam

pemikiran serta pandangan hidup yang

berbeda

setiap

kelompok

masyarakatnya.

Sehingga,

membangun

serta

untuk

masyarakat Indonesia. Perlu adanya pengamalan yang nyata akan nilainilai pluralisme di tengah kehidupan sosial

negara

pluralisme

ini.

Nilai-nilai

sebenarnya

ditanamkan

sejak

mendeklarasikan

sudah Indonesia

kemerdekaannya

bahkan sebelum Indonesia merdeka. Semboyan Bhineka Tunggal Ika merupakan bukti bahwa kehidupan bernegara Indonesia adalah plural yang sebenarnya merupakan budaya Indonesia.

menjaga

Surabaya

sebagai

kota

keharmonisan dan integrasi sosial,

terbesar kedua di Indonesia memiliki

paham

wajah sebuah kota yang plural.

akan

diperlukan

pluralisme

oleh

setiap

sangat elemen

agama

masyarakat Indonesia. Kemajemukan

Keragaman

merupakan

bagian dari budaya Indonesia itu sendiri. Sehingga, kesadaran akan

Surabaya

kelompok

yang

dianut

memicu

etnis

dan

masyarakat

masyarakatnya

untuk bersikap toleran dan tidak diskriminatif

dengan

sesamanya.

Sejarah

mencatat,

bentuk-bentuk

integrasi

masyarakat

terlihat

sejak

Surabaya

masa

awal

kemerdekaan. Tepatnya peristiwa 10 November 1945. Selain

Keharmonisan Antarumat Beragama bulan Juli 2015 silam. Kesadaran akan kehidupan plural yang harmonis di Surabaya, tercermin

dari

kehidupan

masyarakat

masyarakatnya yang toleran dan

Surabaya yang toleran sejak dahulu,

egaliter dalam menyikapi perbedaan-

yang ditandai dengan keikutsertaan

perbedaan

seluruh elemen masyarakat Surabaya

kehidupan plural di Surabaya yang

tanpa memperhatikan latar belakang

harmonis

etnis maupun agama, dalam upaya

masyarakatnya yang memiliki latar

mempertahankan

belakang

Indonesia,

pola

nyata

hal

kedaulatan lain

yang

yang

ada.

Cerminan

antar

berbeda

sesama

terutama

agamanya, dapat ditemui di kawasan

mengindikasikan bahwa Surabaya

Kembang

sebagai salah satu contoh kota yang

tersebut terindikasi dari kegiatan-

pengamalan kehidupan toleransinya

kegiatan

cukup baik ialah, minimnya konflik

masyarakat setempat. Seperti kerja

horizontal yang terjadi di masyarakat

bakti yang dilakukan oleh seluruh

Surabaya.

terbukti

warga muslim maupun non muslim,

dengan terselenggaranya Pernyataan

arisan PKK yang dilakukan sebulan

Sikap

Hal

Bersama

Menjaga

tersebut

Jepun

yang

Surabaya.

dilakukan

Hal

oleh

Dalam

Rangka

sekali, saling menghormati kegiatan

Kerukunan

dan

keagamaan masing-masing dengan menyediakan

lahan

parkir,

mengadakan

diskusi

yang

pengurus

antar

keagamaan

bermasyarakatnya, peneliti tertarik

Klenteng,

untuk meneliti bagaimana komunitas

Masjid, dan Gereja, serta berbagi

masyarakat

kebahagiaan serta berkat ketika hari-

agama. Dimana, dalam memaknai

hari besar keagamaan. Seperti ketika

pluralisme

perayaan Idul Adha, warga yang

belakang

beragama Muslim membagi-bagikan

salah satu faktor yang mempengaruhi

daging kurbannya kepada warga

seseorang

yang non muslim. Ketika hari raya

pluralisme agama tersebut. Latar

Natal dan Paskah warga Kristiani

belakang masyarakat yang dimaksud

membagi-bagikan kue kepada warga

terdiri dari berbagai variabel yang

lainnya dan mengadakan bakti sosial

menjelaskan kedudukan seseorang

bagi warga yang membutuhkan. Hal

dalam sebuah setting masyarakat.

serupa juga dilakukan oleh warga

Dalam

Budha ketika merayakam Imlek.

membatasi pada satu variabel saja

Mereka membagi-bagikan angpao

yakni,

kepada

masyarakat,

anak-anak

sekitar

dan

memaknai

agama

pluralisme

tersebut,

masyarakatnya

dalam

penelitian

tingkat dalam

latar

menjadi

memaknai

ini,

peneliti

pendidikan menjalaskan

membagikan sebako kepada warga

pengaruhnya terhadap pemakanaan

sekitar.

pluralisme Berdasarkan

agama

masyarakat

fenomena

khususnya, di kawasan Kembang

dalam

Jepun kelurahan Bongkaran Kota

memaknai keberagaman aspek-aspek

Surabaya. Sehingga, peneliti telah

masyarakat

fundamental

Surabaya

di

kehidupan

merumuskan dua rumusan masalah,

masyarakat sehingga menghasilkan

yaitu:

pola kehidupan masyarakat yang

1. Untuk mengetahui bagaimana

memiliki

komunitas

Kembang

Integrasi juga dapat didefinisikan

memaknai

sebagai

masyarakat

Jepun

Surabaya

suatu

beradaptasi Untuk

keadaan

dimana

kelompok-kelompok

pluralisme agama.

2.

fungsi.1

kesetaraan

mengetahui

etnik

dan

bersikap

apakah komformitas terhadap kebudayaan

pemaknaan

pluralisme

agama mayoritas masyarakat namun masih

komunitas

masyarakat

Kembang tetap mempertahankan kebudayaan

Jepun Surabaya berhubungan dengan mereka

masing-masing.

Integrasi

tingkat pendidikannya. memiliki

dua

pengertian,

yakni,

pengendalian terhadap konflik dan Kajian

Teori

dan

Metode penyimpangan sosial dalam suatu

Penelitian sistem sosial tertentu serta membuat Teori Integrasi Sosial

suatu keseluruhan dan menyatukan

Integrasi berasal dari bahasa Inggris

yaitu

Integration

unsur-unsur tertentu.

yang

Menurut

Durkheim,

memiliki pengertian kesempurnaan

keseluruhan ilmu pengetahuan tentang

atau keseluruhan. Integrasi sosial

masyarakat harus didasarkan pada

dimaknai sebagai proses penyesuaian

prinsip-prinsip

di antara unsur-unsur yang saling

1

berbeda

dalam

kehidupan

fundamental

yaitu

Wikipedia. 2015. Integrasi Sosial, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosi al, diakses pada tanggal 14 Oktober 2015, pukul 22.07 WIB)

realitas objektif dan kenyataan/fakta

pertama,

sosial.

eksternal terhadap individu. Walaupun

Emile

mengembangkan

Durkheim

konsep

masalah

pada

gejala

akhirnya

sosial

proses

pokok sosiologi menjadi penting dan

tersebut

mempengaruhi

kemudian

tersebut,

individu

empiris.

diujinya Secara

melalui singkat,

studi Pokok

bersifat

sosialisasi individu

sedari

awal

menyadari bahwa fakta sosial sebagai

bahasan dari sosiologi adalah studi

suatu

atas

Kedua, bahwa fakta itu memaksa

fakta

sosial.

Fakta

sosial

kenyataan

yang

didefenisikan sebagai seluruh cara

individu.

bertindak, baku maupun tidak, yang

bahwa

dapat berlaku pada diri individu

dibimbing, diyakinkan, dan didorong

sebagai sebuah paksaan eksternal; atau

dengan cara tertentu oleh nilai dan

bisa juga dikatakan bahwa fakta sosial

norma yang berlaku dalam suatu

adalah seluruh cara bertindak yang

lingkungan sosial. Namun, hal tersebut

umum dipakai suatu masyarakat, dan

bukan berarti seseorang dipaksa secara

pada saat yang sama keberadaannya

negatif

terlepas dari manifestasi-manifestasi

mengekang mereka untuk melakukan

individual.2

apa yang hendak mereka lakukan

Dalam

membedakan

Durkheim

eksternal.

seorang

oleh

menyatakan

individu

fakta

dipaksa,

sosial

yang

gejala

malah, sejatinya jika proses sosialisasi

sosial dengan individual, Durkheim

tersebut berhasil seorang individu

mengemukakakn

karakteristik

tidak menganggap bahwa fakta sosial

sebagai pembedanya.15 Karakteristik

merupakan suatu hal yang biasa dan

tiga

tidak 2

George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004, hlm.81.

bertentangan

dengan

kehendaknya. Dan karakteristik yang

terakhir, fakta itu bersifat umum atau

suatu integrasi nasional yang tangguh

tersebar secara meluas dalam satu

hanya

masyarakat. Jelas, apa yang dimaksud

konsensus nasional mengenai batas-

Durkheim adalah bahwa fakta sosial

batas suatu masyarakat politik dan

adalah

sistem

milik

perorangan

bersama

yang

bukan

bukan juga

akan

berkembang

poltik

yang

di

berlaku

atas

bagi

seluruh masyarakat tersebut. Yang

merupakan sekumpulan fakta sosial

pertama,

merupakan

dari beberapa individu namun fakta

sejumlah

sosial bersifat kolektif.

bersama-sama merupakan warga dari

orang

kesadaran

bahwa

mereka

suatu bangsa, sedangkan yang kedua merupakan

Teori Integrasi Nasional

konsensus

nasional

mengenai bagaimana suatu kehidupan Integrasi nasional adalah usaha bersama sebagai suatu bangsa harus dan proses mempersatukan perbedaan diwujudkan

atau

diselenggarakan,

perbedaan yang ada pada suatu negara suatu konsensus nasioal mengenai sehingga terciptanya keserasian dan sistem nilai yang akan mendasari keselarasan secara nasional. William hubungan-hubungan sosial di antara Liddle menyatakan, Integrasi nasional para

anggota

masyarakat

bangsa.

yang tangguh akan terjadi jika terjalin Menurut Max Weber sistem nilai konsensus pada dua hal yaitu, batasmerupakan

dasar

pengesahan

batas suatu masyarakat politik, dan (legitimacy)

daripada

kekuasaan

(authority)

struktur

sistem politik (bagaimana kehidupan bersama

sebagai

suatu

bangsa masyaraakat.

diselenggarakan).Berdasarkan pendapat Liddle, menurut Nasikun,

suatu

yang sebenarnya mereka kerjakam dalam dunia nyata. Dan yang terakhir, menurut filusuf John Dewey pikiran

Teori Interaksionisme Simbolik Interaksionisme simbolik pada

bukanlah sebagai struktur melainkan,

umunya adalah filsafat pragtisme dan

sebagai proses berpikir yang meliputi

behaviorisme psikologis. Pragmatisme

serentetan

adalah

pendefinisian

pemikiran

filsafat

yang

tahapan objek

yakni,

dalam

dunia

meliputi banyak hal dan beberapa

sosial, melukiskan kemungkinan cara

aspeknya

bertindak,

menurut

Mead,

membayangkan

mempengarhi orientasi sosiologis yang

kemungkinan akibat dari tindakan,

pertama

realitas

menghilangkan kemungkinan yang tak

sebenarnya tidak berada di luar dunia

dapat dipercaya dan memilih cara

nyata melainkan, realitas diciptakan

bertindak yang optimal.

secara aktif saat bertindak di dalam

Metode Penelitian

adalah

bahwa

dan terhadap dunia nyata. Kedua, manusia

mendasarkan

pengetahuan

mereka mengenai dunia nyata pada apa yang telah terbukti berguna bagi mereka.

Ketiga,

manusia

mendefinisikan objek sosial dan fisik yang mereka temui di dunia nyata menurut kegunaan mereka. Keempat, dalam memahami aktor, pemahaman harus didasarkan pada apa-apa saja

Penelitian ini menggunakan metode kualitaif yang didukung oleh data kuantitatif. Dilihat dari tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong pada penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian bentuk untuk

deskriptif

penelitian

adalah

yang

mendeskripsikan

suatu

diyujukan atau

menggambarkan fenomena-fenomena

yang ada, baik fenomena alamiah maupun rekayasa manusia.

Setelah

peneliti

menggali

data terhadap 100 orang responden

Teknik pengambilan sampel

dengan

menggunakan

instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini

kuesioner,

data-data

tersebut

adalah

kemudian

diinterpretasi

sesuadi

Purposive

sampling

dan

Snowball sampling. Kedua teknik pengambilan sample ini digunakan dalam

penelitin

kualitatif.

dengan

prosedur

metodologi

penelitian yang digunakan.

Dalam

penelitian ini, peneliti menentukan responden yang memiliki karakteristik

Tingkat

pendidikan

responden merupakan variabel yang

telah bermukim di kawasan Kembang

mempengaruhi

Jepun Kelurahan Bongkaran Surabaya

Kembang Jepun Surabaya memaknai

selama minimal lima tahun. Peneliti

pluralisme

menentukan

sebanyak

orang

pendidikan terdiri dari tiga tingkatan

responden

dengan

pertimbangan

dan diukur berdasarkan kepemilikan

100

bagaimana

agama.

warga

Tingkat

penentuan

ijazah terakhir. Tingkat pendidikan

sample juga dilakukan dengan bantuan

rendah merupakan responden yang

ketua RW setempat yang mengenal

memiliki

serta mengetahui warga yang telah

jenjang SD atau SMP. Tingkat

bermukim di kawasan Kembang Jepun

pendidikan

selama lima tahun. Sehingga, dalam

responden

validitas

data.

menentukan

Proses

responden

sampling juga digunakan.

PEMBAHASAN

Snowball

ijazah

terakhir

menengah yang memiliki

hingga

ialah ijazah

terakhir hingga tingkat SMA. Serta, tingkat pendidikan tinggi meliputi responden

yang memiliki

ijazah

hingga

tingkatan

perguruang

ada

dan

upayanya

tinggi.Berikut merupakan data yang

mempertahankan

telah dihimpun.

Hasil

integrasi

sosial.

data

diatas

temuan

menunjukkan

Tabel 1.1 Kepemilikan Ijazah Terakhir Responden

dalam

bahwa

responden

mayoritas

memiliki

tingkat

pendidikan

menengah

dimana

Kepemilikan Ijazah Terakhir

Frekuensi

1.

Tidak ada

0

0

2.

SD

2

2

3.

SMP

19

19

4.

SMA

29

29

khususnya dalam konteks keragaman

50

50

agama dan mampu mengupayakan

100

100

No.

menurut para ahli, dimana mayoritas

Perguruan

5.

%

Tinggi Jumlah

seharusnya memiliki sikap yang dapat

menerima

integrasi

sosial

perbedaan

di

kehidupan

bermasyarakatnya. Tingkat pendidikan menurut Hasley

dan

mempengaruhi

Dalam memaknai pluralisme

Psacharopoulus carapandang

dan

agama

terdapat

dua

perspektif.

manusia.

Yakni, memaknai pluralisme agama

Semakin tinggi tingkat pendidikan

secara teologis yang memandang

seseorang

bahwa

daya

kritis

terhadap

semakin

ia

terbuka

agama-agama

yang

memandang

ada

terhadap pengetahuan dan dunia

sebenarnya

kepada

sekitar. Durkheim juga berpendapat

Tuhan yang sama namun, melihat

bahwa tingkat pendidikan seseorang

dari perspektif serta jarak yang

dapat mempengaruhi sikapnya dalam

berbeda-beda. Perspektif yang kedua

menerima perbedaan-perbedaan yang

yakni memaknai pluralisme agama

secara sosiologis

yang memiliki

pandangan bahwa pluralisme agama merupakan

kebersamaan

beragama

dalam

teologis

dan

sosiologis.

Berikut

merupakan data yang telah didapat.

umat

komunitas

keduniaan atau immanent dalam pengamalannya

akan

Bhineka

Tunggal Ika atau unity in diversity karena setiap agama di luar teologi dan

ritualnya

pasti

ada

ruang

humanisme dan disitulah umat lintas agama bertemu.3 Pada penelitian ini, peneliti membagi melalui empat klasifikasi dalam memaknai pluralisme agama yakni, tidak memaknai pluralisme agama, memaknai pluralisme agama secara teologis, memaknai pluralisme agama

secara

sosiologis,

dan

memaknai pluralisme agama secara

Tabel 1.2 Pemaknaan Pluralisme Agama No. Pemaknaan Frekuensi % Pluralisme Agama 1. Tidak 0 0 Memaknai Pluralisme Agama 2. Memaknai 12 12 Pluralisme Agama Secara Teologis 3. Memaknai 32 32 Pluralisme Agama Secara Sosiologis 4. Memaknai 56 56 Pluralisme Agama Secara Teologis dan Sosiologis 100 100 Jumlah Berdasarkan tabel 1.2 diatas,

3

Zulha, Anisya dan Warsono. 2013. Makna Pluralisme Agama Bagi Masyarakat Di Daerah Kembang Jepun Surabaya. Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3. Universitas Negeri Surabaya.

dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat

Kembang

Jepun

Surabaya yang menjadi responden

Hubungan

antara

tingkat

memaknai pluralisme agama secara

pendidikan

masyarakat

Teologis

pemaknaan

pluralismenya

dan

Sosiologis

dengan

prosentase sebesar 56%. Hal ini

dengan juga

terlihat melaui tabel silang berikut

menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kembang Jepun Surabaya, memiliki disertai

kesadaran

yang

pengamalan

yang

juga nyata

dalam memaknai pluralisme agama. Kesadaran akan pluralisme agama tercermin

secara

memandang

Teologis

bahwa

yang

hakekatnya

setiap agama adalah sama namun hanya cara dan ibadahnya saja yang berbeda. Selain itu, melalui tindakan yang

tolelir

seperti

membantu

mempersiapkan acara keagamaan, memberikan melakukan

salam, diskusi

Tabel 1.3 Tabel Silang Antara Tingkat Pendidikan dengan Pemaknaan Pluralisme Agama

dan

bahkan

lintas

agama

Tingkat Pendidikan Pemaknaan Pluralisme Agama Tidak Memaknai Pluralisme Agama Memaknai Pluralisme Agama Secara Teologis Memaknai Pluralisme Agama Secara Sosiologis Memaknai Pluralisme Agama Secara Teologis dan Sosiologis TOTAL

membuktikan

bahwa

responden

memaknai pluralisme agama secara Sosiologis.

Rendah

Menengah

Tinggi

0 (0%)

0 (0%)

0 (0%)

10 (47,6%)

1 (3,4%)

1 (2%)

5 (23,8%)

25 (86,2%)

2 (4%)

6 (28,5%)

3 (10,3%)

47 (94%)

21 (100%)

29 (100%)

50 (100%)

Pengaruh yang dapat terlihat dalam penelitian ini adalah tinggi atau rendahnya pendidikan yang

dimiliki

oleh

masyarakat

yang

yang

berbeda

yang

ada

pada

berdampak pada pemaknaan mereka

sekitarnya. Menurut data yang telah

terhadap

dihimpun,

pluaralisme

agama.

seperti

data

yang

Berdasarkan hasil analisis data yang

ditampilkan pada tabel silang antara

dilakukan, peneliti menyimpulkan

tingkat pendidikan dan pemaknaan

bahwa pendidikan masyarakat yang

pluralisme agama terlihat bahwa

tergolong

semakin

rendahnya

tingkat

pendidikan

masyarakat

semakin

pemaknaannya

terhadap

kecenderungan

tinggi,

maka

yang

dimiliki

masyarakat tersebut adalah lebih

sempit

terbuka

serta

pluralisme agama. Masyarakat yang

ada.

tingakat pendidikannya menengah

dalam

menerima

menyikapi

perbedaan

Mereka

mampu

yang

memaknai

mayoritas

memaknai

pluralisme

pluralisme agama secara teologis

agama hanya secara sosiologis saja.

sekaligus sosiologis dengan kata lain

Sedangkan masyarakat yang tingkat

mereka mampu menerima perbedaan

pendidikannya

baik dari segi wacana keagaman dan

memaknai pluralisme agama secara

juga mampu mengamalkannya di

teologis saja yang hanya berupa

ruang humanisme dimana umat lintas

wacana keagamaan tanpa adanya

agama bertemu. Sementara, semakin

pengamalan toleransi yang riil.

rendah

tingkat

rendah

hanya

pendidikan KESIMPULAN

masyarakat

semakin

terbatas dalam

1. Makna pluralisme agama bagi

menerima dan menyikapi hal-hal

komunitas masyarakat Kembang

keterbukaan

wawasannya

Jepun kota Surabaya

Hasil yang didapat adalah bahwa

komunitas

komunitas Kembang Jepun Surabaya

masyarakat

yakni dengan prosentase sebesar

Kembang Jepun Surabaya tidak ada

56%, memaknai pluralisme agama

yang tidak memaknai pluralisme

secara teologis dan sosiologis. Hal

agama. Komunitas masyarakat ini

ini

memaknai pluralisme agama namun

individu

melalui persepektif yang berbeda-

komunitas tersebut, dalam merespon

beda. Kondisi masyarakatnya yang

simbol-simbol

sangat memaknai pluralisme agama

menunjukkan bahwa sebagian besar

ini didasari oleh realita sosialnya

masyarakat

yang memang sedari dulu terbiasa

menyikapi pluralisme agama tidak

untuk hidup berdampingan walaupun

hanya

perbedaan agama menjadi ancaman

wacana teologisnya namun juga

renggangnya interaksi yang terjadi.

dibarengi

oleh

Hal tersebut didapat dari studi-studi

nyata

seperti

terdahulu yang menyatakan bahwa

mempersiapkan acara keagamaan,

kehidupan

melakukan diskusi, dan menjalin

komunitas

masyarakat

diindikasikan yang

dari

individu-

tergabung

sosial

yang

tersebut

secara

ada

mampu

pemahaman

baik

dalam

akan

tindakan-tindakan membantu

Kembang Jepun Surabaya diselimuti

hubungan

dengan

sesama

oleh suasana yang harmonis dan

masyarakat yang berbeda agama.

tolerir. 2. Data

yang

telah

diperoleh

menunjukkan bahwa dari 100 orang responden sebagian besar masyarakat

Hubungan

pendidikan

antara dan

tingkat

pemaknaan

pluralisme agama pada komunitas

masyarakat Kembang Jepun Kota

agama

Surabaya

sebelumnya.

Berdasarkan

hasil

analisis

data yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat hubungan antara variabel

tingkat

pendidikan

masyarakat

terhadap

pemaknaan

pluralisme agama dalam kehidupan bermasyarakat

warga

Kembang

Jepun Kota Surabaya. Hubungan variabel x dan variabel y tersebut terlihat dari hasil tabel silang yang menunjukkan adanya korelasi yang disebabkan oleh tingkat pendidikan masyarakat

dengan

Korelasi yang ditunjukkan adalah

semakin

pendidikan

tinggi

masyarakat,

tingkat semakin

telah Hasil

menyimpulkan

dijelaskan

analisis

bahwa

data

penduduk

yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi memaknai pluralisme secara teologis dan sosiologis. Hal tersebut

megindikasikan

masyarakat

tersebut

bahwa mampu

menerima perbedaan baik dari segi wacana keagaman dan juga mampu mengamalkannya

di

ruang

humanisme

umat

lintas

dimana

agama bertemu. SARAN

pemakanaan

masyarakat akan pluralisme agama.

yang

Berdasarkan hasil penelitian akan pemaknaan pluralisme agama pada

masyarakat

khususnya

di

daerah Kembang Jepun, peneliti memiliki beberapa saran:

terbuka

pemikiran

masyarakat

1. Saran akademik ialah jika terdapat

tersebut

terhadap

pemaknaan

penelitian yang akan dilakukan dan

pluralisme agama. Terdapat empat

berkaitan

dengan

pemaknaan

kategori dalam memaknai pluralisme

pluralisme agama, akan lebih baik

jika meneliti pengaruhnya dengan

masyarakat yang heterogen seperti

variabel-variabel yang lain dan lebih

Indonesia untuk mencapai suatu

bervariasi.

keharmonisan serta stabilitas sosial.

Sehingga,

kedepannya

studi mengenai pluralisme agama

Sehingga,

memiliki

dan toleransi bukan lagi hal yang

reverensi

yang

lebih

pengamalan

pluralisme

banyak dibandingkan saat ini.

asing bahkan harus menjadi budaya

2. Bagi pemerintah, penanaman nilai

yang dilestarikan agar integrasi sosial

pluralisme agama dapat ditanamkan

berjalan dengan baik.

lebih melalui bidang pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Karena,

berdasarkan

hasil

yang

didapat diketahui bahwa pendidikan memainkan peran yang penting bagi masyarakt dalam memaknai serta

Buku: Abbas

Tashakkori Teddlie.

dan

Charles

2010.

Mixed

Methodology;Menombinasika n Pendekatan Kualitatif dan

mengamalkan pluralisme. Sehingga,

Kuantitatif.

upaya

Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

integrasi

sosial

dapat

berlangsung dengan baik jika seluruh lapisan penduduk mengerti akan

Armstrong, Karen. 2001. Sejarah Tuhan: Kisah 4.000 Tahun Pencarian

pentingnya

nilai-nilai

pluralisme

Tuhan

Agama-agama

Dalam Manusia.

Bandung: PT Mizan Pustaka.

agama. 3. Bagi masyarakat, pengamalan nilai

Ghea, Antonius. 2002. Relasi dengan

pluralisme merupakan harga yang

Sesama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

harus

dibayar

khususnya

bagi

penduduk yang bertempat tinggal di

Handayani, Oktaviana Nur. 2014. PLURALISME

DAN

TOLERANSI (Studi Pengaruh

Jakarta:

Pemahaman

Utama.

Mahasiswa

Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Sunan Atas

Islam

Negeri

KalijagaYogyakarta Pluralisme

Agama

Terhadap Tingkat Toleransi Agama).

Yogyakarta:

Universitas

Islam

Negeri

Sunan Kalijaga. Hick,

John.

Ritzer,

George Douglas.

Kharisma

dan

Putra

Goodman,

2004.

Sosiologi.

Teori

Yogyakarta:

Kreasi Wacana. Sembiring, Sentosa. 2006. Himpunan Perundang-undangan Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Nuansa Aulia.

1991.

Religious

Pluralism,

dalam

Eliade

(cd),

Mircea The

Encyclopedia of Religion Vol. 12. New York: Macmillan

Singarimbun,

1995.

Penelitian Survey Methods. Jakarta: LP3ES. Singarimbun, Masri dan Effendi, Soffian.

Publishing Company.

Masri.

1999.

Metode

Penelitian Survai. Jakarta: Ibrahim,

Gufran

Ali.

Mengelola

2004.

Pluralisme.

Jakarta:

Penerbit

PT.

Lawang, Robert J (terj.), Jhonson, Paul.

Sosiologi: ModernJilid

1988.

Teori

Klasik

dan

I.

Jakarta:

Gramedia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung:Penerbit

Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian

Ritzer, George. 2014. Teori Sosiologi Modern

Sjafril, Akmal. 2011. Islam Liberal 101. Depok: Indie Publising.

Grasindo.

Doyle

LP3ES.

Edisi

Ketujuh.

Kombinasi. Bandung:Penerbit Alfabeta.

Thoha,

Zainal

Arifin.

Kenyelenehan

Gus

2001.

Dikominfo. 2012. Informasi Data

Dur

Pokok Kota Surabaya Tahun

Gugatan Kaum Muda NU

2012, (Online),

dan Tantangan Kebudayaan.

(http://www.surabaya.go.id/b

Yogyakarta: Gama Media.

erita/8210-informasi-data-

Wahid,

Abdurrahman. Membangun Bandung:

1999.

Demokrasi. PT

Remaja

Rosdakarya.

pokok-kota-surabaya-tahun2012, diakses pada tanggal 12 Oktober 2015, pukul 14.05 WIB) Dinkominfo.

Wahid,

Abdurrahman.

2001.

2015.

Kerukunan

dan

Pergulatan Negara, Agama,

Keharmonisan

dan

Beragama,

Kebudayaan.

Depok:

Desantara. Wahid,

Surabaya

Abdurrahman.

1992.

Pluralisme Agama dan Masa Depan Indonesia, makalah pada seminar

agama

masyarakat. Universitas

dan

Salatiga: Kristen

Satya

Pertahankan

Elemen

Antarumat Walikota

Ajak

Semua

Masyarakat,

(Online), (http://www.surabaya.go.id/p emerintahan/7929pertahankan-kerukunan-dankeharmonisan-antarumatberagama,-walikota-

Wacana.

surabaya-ajak-semua-elemenZulha, Anisya dan Warsono. 2013. Makna

Pluralisme

Agama

Bagi Masyarakat Di Daerah

masyarakat-,

diakses

pada

tanggal 12 Oktober 2015, pukul 14.45 WIB).

Kembang Jepun Surabaya. dan

Gernandes, Heru. 2014. Struktur

Kewarganegaraan Nomor 1

Masyarakat Indonesia dan

Volume 3. Universitas Negeri

Masalah Integrasi Nasional,

Surabaya.

(Online),

Kajian

Moral

(http://heru2273.blogspot.co.i Internet:

d/2014/04/struktur-

Nusantaraku. 2009. Biografi Gusdur,

masyarakat-indonesiadan.html,

Bapak

diakses

pada

Demokrasi-

Pluralisme,

(Online),

tanggal 14 Oktober 2015,

(https://nusantaranews.wordp

pukul 18.05 WIB).

ress.com/2009/12/30/gus-dur-

Jupri. 2014. Fatwa Ulama Seputar Natal Bersama dan Ucapan Selamat

Natal,

(Online),

(https://jupri.wordpress.com/ 2014/12/23/fatwa-ulamaseputar-natal-bersama-dan-

selamat-jalan-pahlawandemokrasi-dan-pluralisme/, diakses

pada

tanggal

14

Maret 2016, pukul 21.07 WIB) Roen, Ferry. 2011. Emile Durkheim:

ucapan-selamat-natal/,

Pendiri Sosiologi Integrasi

diakses pada tanggal 6 April

Sosial,

2016, pukul 10.41 WIB).

(http://perilakuorganisasi.com

Majelis Ulama

Indonesia. 2005.

Keputusan Fatwa Tentang Pluralisme, Liberalisme, dan Sekularisme Agama. Majelis Ulama

Indonesia

(MUI),

(Online),

/david-emile-durkheim.html, diakses

pada

tanggal

Oktober 2015, pukul 19.23 WIB). Sarim, Muhammad Nurdin. 2013.

dalam Musyawarah Nasional

Telaah

Kritis

MUI

Agama

(Sejarah,

VII,

14

Faktor,

(Online),(http://www.voa-

Dampak,

islam.com/read/liberalism/20

(Online),

10/01/18/2686/fatwa-mui-

(http://kemenag.go.id/file/dok

tentang-pluralisme-

umen/TELAAHKRITISPLU

agama/#sthash.WssLdj09.dpu

RALISMEAGAMA.pdf,

f, diakses pada tanggal 9

diakses

Maret 2016, pukul 10.20

Februari, pukul 18.38 WIB).

WIB).

dan

Pluralisme

pada

Solusinya),

tanggal

25

Sawabi,

Gusti.

2011.

Minimalisasi

FKUB

Wikipedia. 2013. Sikhisme, (Online),

Konflik,

(https://id.wikipedia.org/wiki/

(Online),

Sikhisme,

(http://www.tribunnews.com/

tanggal 25 Februari 2016,

regional/2011/01/23/fkub-

pukul 18.33 WIB).

minimalisasi-konflik, diakses pada tanggal 13 Oktober 2015, pukul 20.08 WIB). Suryadinata,

Endang.

2015.

Surabaya dan Keberagaman, (Online), (http://www.tempo.co/read/k olom/2015/06/01/2143/suraba ya-dan-keberagaman, diakses pada tanggal 12 Oktober 2015, pukul 17.00 WIB). Wikipedia. 2015. Integrasi Sosial, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/ Integrasi_sosial, diakses pada tanggal 14 Oktober 2015, pukul 22.07 WIB) Wikipedia. 2015. Kota Surabaya, (Online), (https://id.wikipedia.org/wiki/ Kota_Surabaya, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015, pukul 23.08 WIB).

diakses

pada