LAPORAN KHUSUS - kalbemed.com

LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS ... bahwa pada kasus infeksi Hepatitis C, ... CTS-1027, menghambat aktivitas matrix metall...

9 downloads 268 Views 597KB Size
LA P O RA N K H USUS • Selain edukasi dan modifikasi teknik radioterapi, salah satu obat yang berperan dalam menangani mukositis ialah benzydamine, untuk mencegah mukositis yang diinduksi radioterapi pada pasien kanker kepala dan leher yang mendapat radioterapi dosis menengah. Selain itu, palifermin direkomendasikan untuk mencegah mukositis oral pada pasien dengan keganasan hematologi yang mendapat kemoterapi dosis tinggi. Strategi lainnya yang direkomendasikan adalah krioterapi oral dan terapi laser dosis rendah. Sementara itu, pemberian chlorhexidine, acyclovir, atau analognya tidak dianjurkan. • Untuk menangani mukositis pada saluran cerna bagian atas, dapat digunakan ranitidine, omeprazole, dan amifostine. Untuk penanganan mukositis pada saluran cerna bagian bawah atau pelvis, dapat digunakan sulphasalazine atau enema sucralfat. Jika pasien mengalami diare, dapat diberikan loperamide bersama rehidrasi dan, jika tidak ada respons, dapat diberikan ocreotide dan dipertimbangkan pemberian antibiotik, seperti golongan fluoroquinolone oral.

C DK 1 8 5 / Vo l. 38 no. 4/M ei -Juni 2011

Anorexia Cachexia Syndrome – Declan Walsh (The Harry R. Horvitz Center for Palliative Medicine, Cleveland Clinic) • Kaheksia merupakan penyebab mortalitas utama pada pasien kanker. Semakin berkurang persentase massa bebas lemak (fatfree mass), semakin menurun kemampuan fisik dan kualitas hidup yang pada akhirnya menyebabkan mortalitas. • Perbedaan patofisiologi kaheksia dengan kelaparan terletak pada mobilisasi jaringan, laju metabolisme basal, ukuran hati, abnormalitas siklus energi dan glukosa, serta pemecahan protein. Pada kaheksia, juga terjadi perubahan pengecapan, yaitu kepekaan terhadap rasa manis, asam, dan asin meningkat, sementara kepekaan terhadap rasa pahit menurun. • Pada kondisi kaheksia akibat kanker, terjadi kondisi inflamasi sistemik, perubahan metabolisme akibat sitokin, katabolisme jaringan otot dan lemak, serta penurunan asupan kalori (perannya sedikit). Diagnosis sindrom anoreksia kaheksia ditegakkan bila terdapat penurunan berat badan 10% bersamaan dengan asupan

makanan yang menurun dan kadar CRP 10 mg/dL. • Terapi kondisi kaheksia pada pasien kanker meliputi: edukasi diet, intervensi nutrisi, terapi obat, dan psikis. Stimulan nafsu makan meliputi prokinetik (metoclopramide), hormon (megestrol acetate, dexamethasone), psikotropika, dan anti-sitokin. Pemberian omega-3 dalam dosis 2-18 g/hari dapat menurunkan kadar interleukin-6 dan PIF (proteolysisinducing factor) di samping menstabilkan dan meningkatkan berat badan. (LHS)

311

LA PO R A N K H USUS

Kongres ini merupakan kongres (tahunan) yang ke-46, dilaksanakan di International Congress Centrum Berlin - Jerman sejak 30 Maret hingga 3 April 2011, diikuti oleh lebih dari 8000 peserta. Acara diawali dengan workshop di hari pertama, dilanjutkan simposium untuk empat hari berikutnya. Secara umum, topik yang diangkat mencakup hepatitis virus, ASH/NASH, komplikasi penyakit hati, dan keganasan. ASH (Alcoholic Steatohepatitis)/ NASH (Non Alcoholic Steatohepatitis) • NASH secara independen berkaitan dengan peningkatan plasminogen activator inhibitor-1 (PA-1). PA-1 berhubungan dengan penumpukan lemak viseral dan inflamasi sehingga dapat meningkatkan kejadian tromboemboli pada obesitas. • Peranan pioglitazone dalam manajemen NASH (non alcoholic steato hepatitis) adalah dalam pengaturan gen yang terlibat dalam oksidasi lemak dan meningkatkan jalur antiinflamasi serta mengurangi proliferasi sel. • Studi in vitro pioglitazone menunjukkan efek hambatan terhadap proliferasi kultur sel stellate dan aktivasi PDGFBB (platelet derived growth factor BB). • Data preliminary menunjukkan bahwa kombinasi terapi rosiglitazone dan metformin atau rosiglitazone dan losartan selama 48 minggu tidak menunukkan manfaat yang berarti dibandingkan terapi rosiglitazone tunggal jika dinilai melalui parameter histopatologi . • Data epidemiologi di Amerika menunjukkan bahwa meskipun prevalensi penyebab mayoritas dan penyakit hati kronik tetap stabil atau menurun, prevalensi NASH terus meningkat. Suplementasi omega 3 (3000 mg/hari selama 1 tahun) dibandingkan dengan plasebo mampu menurunkan rasio omega-6 dan omega-3 eritrosit serta menurunkan kadar lemak hati tanpa tergantung olahraga atau penurunan berat badan, akan tetapi tidak memperbaiki kerusakan sel dan metabolisme insulin. • Terapi kombinasi silymarin-fosfatidilkolinvitamin E memperlihatkan perbaikan yang nyata pada studi multisenter, acak, tersamar ganda dengan pembanding plasebo di Italia atas 179 pasien steatosis/steatohepatitis. • Suplemen vitamin E 700 IU plus asam lipoat alfa memberikan perbaikan nyata dalam skor inflamasi dan steatosis pada pasien NAFLD (non alcoholic fatty liver disease) dan NASH.

312

• Studi nasional skala besar, berbasis populasi

• positif berhasil mencapai serokonversi dengan

menyatakan bahwa konsumsi kopi dapat menurunkan kejadian sindrom metabolik. Selain itu konsumsi kopi juga memiliki efek hepatoprotektif pada pasien NAFLD dengan cara meningkatkan ekspresi dari sitokrom P450S serta memiliki efek anti fibrosis. Kombinasi fosfatidilkolin 300 mg-4 kali/hari dan metformin 850 mg-2 kali sehari selama 60 hari memiliki kemaknaan klinis yang nyata dalam penurunan kadar ALT dan trigliserida pada pasien NASH. Melalui pemeriksaan proton magnetic resonance spectroscopy, pemberian probiotik strain Lactobacillus dan Bifidobacterium selama 6 bulan menurunkan kadar trigliserida sel hati. Olah raga dengan tingkat aktivitas sedang (tanpa penurunan berat badan) memperbaiki kerusakan sel hati secara histologis, sedangkan penurunan sedikit berat badan selain memperbaiki kerusakan sel juga memperbaiki aktivitas insulin. Studi imunohistokimia memperlihatkan peningkatan ekspresi protein p90RSK, fosforilasi dan translokasi nukleus pada sel hati pasien hepatitis alkoholik, sehingga p90RSK mungkin dapat menjadi target terapi hepatitis alkoholik. Sel induk untuk sel hati terkait erat dengan kondisi penyakit hati alkoholik, pada kondisi tersebut kemampuan regenerasi menjadi tidak efisien. Kombinasi losartan dengan simvastatin memperbaiki derajat perlemakan hati dan diameter VAT (visceral adipose tissue). Controlled Attenuation Parameter (CAP) merupakan metode yang efisien untuk mendeteksi steatosis minimalis; metode ini dapat diimplementasikan pada alat Fibroscan®.

terapi peginterferon alfa-2a 180 µg selama 48 minggu. Kadar HbsAg