JURNAL TUGAS AKHIR TUMBUHAN SEBAGAI TANDA DALAM

Download JURNAL TUGAS AKHIR. TUMBUHAN SEBAGAI TANDA DALAM. FOTOGRAFI JALANAN. PERTANGGUNGJAWABAN TERTULIS. TUGAS AKHIR K...

0 downloads 404 Views 1MB Size
JURNAL TUGAS AKHIR TUMBUHAN SEBAGAI TANDA DALAM FOTOGRAFI JALANAN

PERT PE RTAN RT ANGG AN GGUN GG UNGJ UN GJAW GJ AWAB AW ABAN AB AN T TER ERTU ER PERTANGGUNGJAWABAN TERTULIS TUGA TU GAS GA S AKHIR AKHI AK HIR HI R KARYA KARY KA RYA RY A SENI SE TUGAS

Andri William

NIM 0710389031

PROGRAM STUDI S-1 FOTOGRAFI JURUSAN FOTOGRAFI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

ABSTRACT The creation of works of art about the human and the plant, see the definition of the new form will sign from plants, found in streets is present as a result of the pattern of human behaviour, with the construction of different every day. by construction into the street photography.See the results of the construction of the plant as a marker in a street photography is not just as a silent picture. With no sign of man cannot communicate, study of the coat of arms (including sign) that represents the object (objects, ideas, feelings, situations, circumstances) out of him. This concept is integrated in many theories related to the language, discourse, and non verbal activities. The meaning arises from the triangular relationship (triad of meaning): object (referent), mind (reference), and the coat of arms semantic knowledge , about the direct relationship between symbol and its object. A dictionary is a book reference sematic. Sintaktika, about the relationship between coat of arms. alone, but rather with other ms. Coat of arms does d not stand alon er symbol system em ccal alle al led le d code. Here, the symbol can be verbal or symbols, in a larger called non-verbal. Pragmatics, about practical matics, ab abou outt the ou the pr prac acti ac tica ti call usefulness ca usef us eful ef ulne ul ness oof the human in the midst ne e. F From thee perspective pers pe rspectiv rs ivee of sem iv of a particular culture. semiotics, for successful ot eeno nough no h to u und nder nd erst er stan st and an d th thee sy symb mb communication is not enough understand symbols separately, but also whi hich hi ch rreg egul eg ulat ul ates at es the the relationships rrel elat el ations at nshi ns hips hi ps between b grammar (Syntax) w which regulates patterns-coat of tura tu rall ra arms, as well as cultural esen es entt to rec en ecor ec ord or d th thee me memo mori mo ries off th ri thee in Photography was pres present record memories incident or the memory of cula cu larr sp la space that that n nev ever ev er eexp xperienc xp nced nc ed aand nd known or he believes at its history in a particular never experienced et pho hoto ho togr to grap gr aphy ap hy is is a po port rtra rt rait ra it o off a social soci so cial community of the city. ci a given time. street photography portrait ontain inss al in also so h hav avee social av soci cial ci al mission mis issi is sion si on aand nd inv Messages that it contains have invite others to ponder the uch works. work wo rks. rk s. N Nev everthel ev eles ess, es s, iitt is preci meaning behind such Nevertheless, precisely not a few of the et photography is is th thus us v viewed it as the perpetrators of street their personal papers make it for personal ambitions for the sake of satisfaction in creating the work. Keywords: human, plants, signs and street photography

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

ABSTRAK Pembuatan karya seni tentang manusia dan tumbuhan ini, melihat bentuk pemaknaan baru akan tanda dari tumbuhan, yang ditemui dijalan-jalan hadir sebagai tanda hasil dari pola perilaku manusia, dengan konstruksi yang berbedabeda setiap harinya. Merangkainya masuk ke dalam fotografi jalanan.Melihat hasil konstruksi tumbuhan sebagai penanda dalam sebuah fotografi jalanan bukan hanya sebagai gambar bisu. Tanpa tanda manusia tidak dapat berkomunikasi, studi tentang lambang (termasuk tanda) yang merepresentasikan objek (benda, gagasan, situasi, perasaan, kondisi) di luar dirinya. Konsep ini terpadu dalam banyak teori yang berhubungan dengan bahasa, wacana, dan kegiatan non verbal. Makna muncul dari hubungan segitiga (triad of meaning): objek (referent), pikiran (reference), dan lambang. Semantika, tentang hubungan langsung antara lambang dan objeknya. Kamus merupakan buku acuan semantika. mantika. Sintakti Sintaktika, tika ti ka, tentang hub ka hubungan antar-lambang. Lambang tidak berdiri rdiri sendiri,melainkan sendiri,melai aink ai nkan nk an bersama lamban lambang-lambang lain, dalam suatu sistem lambang ang yang ng le lebi lebih bih bi h be besa besar sarr ya sa yang ng d dis disebut iseb is ebut eb ut kod kode. Di sini, lambang dapat verbal atau non-verbal. verbal.. Pr Pragmatika Pragmatika, ka,, te ka tent tentang ntang ke nt kegu kegunaan gunaan praktis lambang pada gu manusia di tengah ah bbud budaya uday ud aya te ay tert tertentu. rtentu rt tu.. Da tu Dari ri p persp perspektif spek sp ekti ek tiff semiotika, untuk sukses ti komunikasi tidak cukup ukup uk up me mema memahami maha ma hami ha mi llam lambang-lambang amba am bang ba ng-la ng lamb la mban mb ang an g se secara terpisah, tetapi juga tata bahasa (sintaks) s) ya yang ng mengatur mengat me atur at ur p pol pola olaa hu ol hubu hubungan bung bu ngan ng an an anta antar-lambang, serta budaya masyarakat yang menggunakannya. engg en ggun gg unak un akan ak anny an nya. ny a. Fotografi hadir untuk merekam kenangan atau tukk me mere rekam re m ke kena nang na ngan ng an aata tau memori ta memo me mori mo ri aatas kejadian sejarahnya dalam ruang tertentu entu yyan yang angg pernah an pern pe rnah rn ah d dia dialami iala ia lami la mi d dan an d dik diketahui iket ik etah et ahui atau diyakininya pada ah suatu waktu tertentu.fotografi entu.f .fot otog ot ogra og rafi ra fi jalanan jjal alanan mer al merupakan erup er upak up akan ak an potret pot sosial dari sebuah masyarakat kota. Pesan-pesan Pesan-pe pesa pe san sa n ya yang ng dikan dikandungnya andu an dung du ngny ng nya pun me ny memiliki misi sosial dan mengajak orang lain ain untuk merenu merenungi nung nu ngii ma ng makna di balik ka karya tersebut. Meskipun demikian, justru tak sedikit dari para pelaku fotografi jalanan ini justru memandangnya sebagai karya personal mereka membuatnya untuk ambisi pribadi demi kepuasannya dalam menciptakan karya. Kata kunci: Manusia, tumbuhan, tanda dan fotografi jalanan

Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penciptaan Foto telah ada sejak tahun 1826 pada saat fotografi lahir. Gambar pemandangan dari jendela Nicephore Niepce sering disebut sebagai foto pertama yang ada. Foto tersebut merupakan suatu bidikan pemandangan taman yang kasar dan sederhana. Sebagaimana kamera telah berubah dari alat yang sederhana cang ca nggi ng gih, gi h, pemahaman tentang t menjadi perangkat yang sangat canggih, foto juga telah ografi jalanan jjal alanan atau al ata tauu biasa ta bias bi asa disebut as dise di sebu se butt street bu stre photography adalah berkembang. Fotografi sala sa lah la h satu satuu objek obje ob jekk di jalanan. je jjal alan al anan an an. Di mana an mana sebuah pesan dari sang kegiatan memotret salah isam is ampa am paik pa ikan ik an kepada kkep epad ep adaa khalayak ad khalay kh ayak ay ak umum umu mum mu m atau para penikmat foto fotografer untuk disampaikan kan momen mome mo men atau me atau kketer erta er tari ta rika ri kan (point ka (poi (p oint oi nt of o interest) tersendiri dari mendokumentasikan ketertarikan fotografer. maan ‘fotografi jalanan’ jala ja lana la nan’ na n’ ini i lebih merupakan merupa Penamaan istilah yang mengacu fot fi yang ada. ad Terutama T ut gk lokasi dan situasi suatu pada objek fotografi menyangkut objek di ‘jalanan’ tertentu. Namun karena dari sisi sejarahnya bahwa fotografi ditemukan dan berkembang pada abad XIX dengan mengabadikan berbagai objek yang ada di dalam kota, maka konteks ‘jalanan’ di dalam kota. Kota yang dimaksud adalah ‘wadah’, yang berisikan berbagai aspek kehidupan manusia urban dengan segala interaksinya dengan lingkungannya. (Soedjono, 2006: 146)

Salah satu yang paling berkembang saat ini adalah fotografi. Di antara perkembangannya yang signifikan dibuktikan dengan banyaknya bermunculan terminologi baru dalam dunia fotografi, baik yang berkenaan dengan peralatan teknis, ataupun jenis dalam fotografi. Beberapa tahun belakangan ini berkembang istilah fotografi jalanan (street photography), yaitu sebagai salah satu genre baru dalam fotografi. Jenis fotografi ini bersifat dokumenter dan humanistik. Objek

1 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

sentral dari genre ini menyangkut manusia dan kehidupan perkotaan. Melingkupi potret keseharian manusia-manusia kota dari berbagai latar belakang dan status sosial, arsitektur bangunan kota dan area-area publik. Bahkan potret kesemrawutan visual kota akibat ulah sekelompok manusia. Selain ruang-ruang publik yang menjadi domain penting dalam fotografi jalanan, yang tidak kalah penting lainnya adalah aneka ragam simbol atau tanda, bentuk grafik dan tekstur. Fotografi genre ini tidak menjustifikasi bahwa manusia selamanya yang menjadi subjek utama ini dikarenakan subjek yang terdapat di lingkungan sekitar yang sangat bervariasi, ber erva er vari va rias ri asi, tergantung pengamatan dan pikiran as cermat yang secara ra spontan spo pont po ntan nt an menang menangkap ngka ng kapp sesuat ka sesuatu atuu yang at ya ttampak di jendela bidik kamera. Dengan memperhatikan empe em perh pe rhatik rh ikan ik an aara arah rahh datangnya ra data da tang ta ngny ng nya cahaya ny caha ca haya ha ya ddan kreativitas mengolah bentuk, tekstur dan simbol simb si mbol mb ol tersebut ters te rseb rs ebut eb ut ke ke dalam dala da lam la m satu satu fr frameing. fram amei am eing ei ng Dengan adanya nyaa liberalisasi ny libe li beralisa be sasi sa si m med medium, ediium, fotografi ed ffotogra rafi ra fi bbuk bukan uk hanya sebagai media dokumentasi saja, melain melainkan inka in kann dapat ka dapa da patt juga seb pa sebagai ebag eb agai ag ai media med m edia dalam ed d menampung segala bentuk ekspresi diri ri dari setiap penga pengalaman gala ga lama la man masing-masing individu. Terlepas dari ma segala fungsi dan kegunaan rambu-rambu lalu lintas yang telah ada di masyarakat, sudut pandang penulis merasa tertarik pada pola prilaku manusia terhadap tumbuhan, yang dijadikan tanda berdasarkan pertimbangan praktis hasil dari pemikiran manusia, sebagai pengganti rambu-rambu yang telah ada di masyarakat. Sehingga merangsang timbulnya inspirasi di dalam menunjang segala tuntutan dan keinginan emosional yang bersifat estetis untuk selanjutnya dituangkan dalam sebuah karya fotografi jalanan. Dokumentasi tentang pola

2 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

prilaku, manusia terhadap tumbuhan yang menjadi artistik sebuah karya seni, yang dikemas dalam bahasa simbol. Dalam hal ini sebuah karya fotografi memiliki nilai historis karena kemampuannya mengabadikan suatu objek kejadian, dan peristiwa penting masa lampau yang dapat dikaji ulang pada masa kini. Karya-karya fotografi dan etnofotografi merupakan contohnya, dalam konteks ini karya fotografi lebih bermakna sebagai karya dokumentasi yang eksploratif sebagai pendukung ilmu pengetahuan karena memiliki makna dan nilai ilmiah yang dapat dijadikan data kajian.

B. Penegasan Judul dul Berdasarkan penjelasan diatas, akan penj pe njel nj elasan el an ddia iata ia tas, ta s, aaka kann dijelaskan ka dije jela je lask la skan sk an tentang judul makna: “Tumbuhan Sebagai Fotografi baga gaii Tanda ga Tand Ta ndaa dalam nd dala da lam la m Fo Foto togr to graf gr afii Jalanan” af Jala lana la nan” na n” 1. Tumbuhan uhan aada dala da lahh ya la yang ng tumbu buh, bu h, m ma akhluk hidup yang berinti sel Tumbuhan adalah tumbuh, makhluk mengandung Sedangkan ng klorofil. Sed edan ed angk an gkan gk an tumbuh-tumbuhan ttumbuh-tumbuh adalah segala yang hidup berbatang, berdaun, berakar dan lain sebagainya (KBBI, 2005: 1220). Tumbuhan merupakan bagian dari alam, salah satu makhluk hidup yang terdapat di alam. 2. Tanda Sebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya tentu membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa saling memahami tentang suatu hal. Apa yang perlu dipahami. Banyak hal salah satunya adalah tanda. Supaya tanda itu

3 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

bisa dipahami secara benar dan sama membutuhkan konsep yang sama supaya tidak terjadi misunderstanding atau salah pengertian. Namun pada kenyataannya tanda itu tidak selamanya bisa dipahami secara benar dan sama di antara masyarakat. Setiap orang memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan yang melatar belakanginya. Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik (the study of signs). Masyarakat selalu bertanya apa yang dimaksud dengan tanda. Banyak tanda dalam kehidupan kita sehari-hari, seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda adanya ada dany da nyaa suatu ny su peristiwa atau tanda-tanda lainnya. Semiotik meliputi melipu puti pu ti studi sstu tudi seluruh tu selur uruh ur uh tanda-tanda tand ta nda-tan nd anda an da tersebut tterse sehingga masyarakat berasumsi bahwa bahw ba hwaa semiotik hw semi miot mi otik ot ik hanya hhan anya an ya meliputi melipu me puti pu ti tanda-tanda tand ta visual (visual sign). Awal al mulanya mula mu lanyaa kkon la konsep onse on sepp semiotik se semi se miot mi otik ot ik diperkenalkan ddip iper ip erke er kena ke na oleh Ferdinand de Saussure me mela melalui lalu la luii dikotomi lu ddikot otom ot omii sistem om sist si stem st em tanda: a: signified sign si gn dan signifier atau signifie dan an significant sign gnif gn ific if ican ic antt yang an yang bersifat bersi sifa si fat atomistis. fa atom at omis om isti is tis. Ko ti Konsep ini melihat bahwa makna muncul ncul ketika ada hubungan hhub ubun ub unga un gan yang bersifat ga bersifa asosiasi atau in absentia antara ‘yang ditandai’ (signified) dan ‘yang menandai’ (signifier). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. (Berger, 2000: 11-12)

4 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

3. Fotografi Jalanan Diterangkan Soeprapto Soedjono dalam buku Pot-Pourri Fotografi (Soedjono, 2006: 145-146). Karya-karya ‘foto-jalanan’ atau ‘street photography’ merupakan tradisi pemotretan dengan objek-objek atau tema di jalanan sudah sejak lama dilakukan oleh master-master fotografi di Barat. Eugène Atget yang dikenal karena memotret sudut-sudut kota Paris di awal abad XIX. Foto-foto Atget memperlihatkan bentuk-bentuk arsitektur, situasi jalanan, toko-toko, Henry Cartier Bresson dengan oment yang juga jug ugaa menampilkan mena me namp na mpilkan kehidupan mp kehidu decisive moment masyarakat di jalankan sejak seja se jakk zaman daguerreotype ja daggue da uerr rreoty rr type pe hal ha tersebut te jalan. Bahkan sudah dilakukan. adii ketika ad keti ke tika Mande ti Man M ande an de Daguerre Dag D ague ag uerr ue rre memotret rr memo me motr mo tr suasana jalan dengan Hal ini terjadi cura cu ra dari dari atas aata tas gedung ta gedu ge dung du ng yang yyan angg tinggi an ting ti nggi ng gi tentang tten en camera obscura suasana jalanan di Boulevard du T Tem Temple, empl em ple, Pa pl Pari Paris riss (1 ri (183 (1835) 835) 83 5) ya yang akh akhirnya khir kh irny ir ny dikatakan oleh majalah life sebagai kary karya photography ryaa fo ry foto to ‘t ‘the he first st pho hoto ho togr to grap gr aphy ap hy of person’(life, 1998: 10). enaa ka en kary ryaa tersebut mer ry Dikatakan demikian karen karena karya merupakan karya foto yang pertama yang sempat mengabadikan manusia. Sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi karena sifat manusia tidak bisa diam secara still dalam waktu yang lama bagi pengambilan foto yang memerlukan waktu yang lama. Sedangkan Frederick Hartt menyebutnya sebagai ‘’The earliest known photograph of human being, taken by Daguerre in 1839. Disebut demikian karena baru kali itulah seseorang yang sedang disemir sepatunya (terpaksa harus diam) secara kebetulan dapat terabadikan oleh kamera dengan waktu eksposur yang relatif lama. Karya foto ini merupakan

5 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

tonggak perkembangan dunia fotografi karena keunikan yang dimilikinya dalam menghadirkan sosok manusia yang nantinya akan mendominasi subjek-subjek foto yang ada. Tampilan yang beragam dari sisi objek foto menggambarkan keluasan objek foto yang bisa direkam untuk ditampilkan kembali sebagai refleksi zaman. ‘historical social evident’ yang mungkin bisa dikonotasikan sebagai karya etnografi karena menampilkan pengabadian budaya/tradisi masa lalu.

C. Rumusan Masalah salah Fotografi Jalanan n sangat sa populer pop opul op uler ul er di d negara-negara nega gara ga ra--nega besar seperti Inggris, ra Jerman, Brasil, Cina, Cina na,, Si na Sing Singapura ngap ng apur ap uraa da ur dann ju juga ga Indonesia. IIndon ones on esia es ia. Karena tingginya arus ia kesibukan manusia dan dan kepadatan kepada ke data da tan ruang-ruang ta ruan ru angan g-ru gruan ru angg pu an publ publik blik bl ik menjadi men m en perhatian tersendiri bagi fotografer street. et.. Sebab et Seba Se bab kebanyakan ba keba ke bany ba nyakan ny an ffot fotografer otog ot ografe og ferr yang fe yang bermukim di kota besar hampir tidak memiliki emilik ikii waktu ik wakt wa ktuu khusus untuk kt uunt ntuk nt uk hu hunting foto, apalagi harus huntin mengeluarkan biaya ya besar untuk m mel melakukan elak el akuk ak ukan perjalanan jauh tetap dalam rangka uk berburu foto. Dalam street photography, subjek bisa terdapat dimana-mana meski seringkali diluar rencana (spontanitas), sehingga subjek foto dan fotografer menjadi lebih dekat. Namun, bukan berarti dari kedekatan itu si fotografer hanya sekadar memotret situasi di sekelilingnya. Sebab, pada dasarnya genre apapun yang dijadikan lokomotif berkarya fotografi tetap mengacu pada konsep dan terapan kaidah-kaidah fotografi konvensional. Tentunya juga tidak lepas dari kreativitas.

6 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Selain ruang-ruang publik yang menjadi domain penting dalam fotografi jalanan, yang tidak kalah penting lainnya adalah aneka ragam simbol atau tanda, bentuk grafik dan tekstur. Fotografi genre ini tidak menjustifikasi bahwa manusia selamanya yang menjadi subjek utama ini dikarenakan subjek yang terdapat di lingkungan sekitar kita sangat bervariasi, tergantung pengamatan dan pikiran cermat yang secara spontanitas untuk menangkap sesuatu yang tampak di jendela bidik kamera. Melihat relasi manusia terhadap tumbuhan, tumbuhan yang dikonstruksi menjadi suatu susunan memiliki nan bentuk yang g me memi miliki nilai dalam kebudayaan masyarakat. mi galaman an em empirik, ke keti tika ti ka m melih ihat ih at bberba Diawali dari pengalaman ketika melihat berbagai jenis tumbuhan yang ipak aksa ak sa’’ me sa menj njad nj adii penanda, ad pena pe nand na nda, nd a, jjalan anan an an rusak rrus us oleh manusia, tanpa secara sengaja, ‘dipaksa’ menjadi jalanan terl te rleb rl ebih ddah eb ahul ah ulu. ul u. harus berkompromii terlebih dahulu. ngha hada ha dapi da pi dunia dun unia un ia ffis isik ddan is an hubungan hhub ubunga ub gann sosial, ga sos so Dalam menghadapi fisik manusia tidak hanya ada pe peng nget ng etah et ahua ah uan mengenai ua ai ssim imbo im bol-sim bo menyadarkan diri pada pengetahuan simbol-simbol yang mereka miliki, lanya juga menda dasa da sark sa rkan rk an atas pertimbang akan tetapi ada kalanya mendasarkan pertimbangan praktis. Penciptaan karya fotografi jalanan dalam mendokumentasikan (found objects) tumbuhan ini merupakan hubungan antara manusia dengan tumbuhan. Tumbuhan yang secara literal menunjukan bagaimana tumbuhan dipindahkan bukan pada tempat dimana tumbuhan itu hidup, merupakan hasil dari ekspresi manusia dan difungsikan lain oleh manusia, sehingga menimbulkan suatu pemaknaan bentuk yang baru dalam budaya masyarakat. Pada perkembangan dokumentasi fotografi kemudian lebih dilihat dalam perspektif yang lebih kritis, lebih dari sekedar mendokumentasikan tumbuhan. Imaji visual tetang hubungan

7 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

manusia terhadap tumbuhan, termasuk di antaranya tumbuhan alami. Berfokus pada gagasan bagaimana praktik kehidupan sehari-hari sesungguhnya juga mencerminkan kemampuan menciptakan seni. Mencari bentuk-bentuk rekaan manusia, orang-orang biasa, yang kemudian diberi bingkai sebagai ‘karya seni’. Apa yang diketahui oleh fotografer hanya yang seperti digambarkan dalam fotonya. Apa yang dilihat dalam sebuah foto menggambarkan apa yang diketahui. John Berger menulis dalam Ways of Seeing,’’Cara kita melihat sesuatu dipengaruhi oleh apa yang kita ketahui atau apa yang kita percayai (Berger, 1972: akan suatu penam ampi am pila pi lann atau suatu kumpulan la kum 140). Foto merupakan penampilan penampilan, yang ari te temp mpat mp at dan waktu wak w aktu ak tu di d mana na foto f telah dipisahkan dari tempat pertama kali dibuat dan tuk be bebe bera be rapa ra pa ssaa aatt atau aa atau beberapa bbeb eber eb erapaa abad. er abad ab ad. Kesan ini menimbulkan ad dipertahankan untuk beberapa saat ng tentang tten enta en tang ddun ta unia un ia yyan angg dikelilingi an dike di keli ke lili li ling li ngii ol ng oleh eh masyarakat lain pada kesaksian langsung dunia yang da. Ka Kare rena re na itu tu kkes esan es an tter erse er sebu se but menj bu njad nj adii bernilai ad be waktu yang berbeda. Karena kesan tersebut menjadi bagi sejarah sosial ra panda dang da ng’’ ng ’’ fotografer ffot otog ot ografe og fer ju fe juga ga hhar arus ar us diing yang bahkan ’’cara pandang’’ harus diingatkan pada hal tersebut emandang masya yara ya raka ra katt luas ka lu dan asumsi m bagaimana cara memandang masyarakat mereka tentang realita.

8 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan a. Menampilkan fotografi jalanan sebagai studi tentang perilaku suatu masyarakat. b. Memahami pola-pola sosial masyarakat dengan melihat kenyataan visual secara fotografis c. Menampilkan karya fotografi jalanan yang memiliki nilai estetis dan informatif tentang tumbuhan sebagai tanda

2. Manfaat mbah ah k ker eragam er aman am an ppen enci en cipt ci ptaa pt aann ka aa kary ryaa fo ry a. Menambah keragaman penciptaan karya fotografi dalam lingkup ik JJur urus ur usan us an F Fot otog ot ogra og rafi ra fi,, Fa fi Faku kult ku ltas lt as Sen eni Me en akademik Jurusan Fotografi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni sia Yo Yogy gyakar gy arta ta. ta Indonesia Yogyakarta. erikan b bah ahan ah an rref eferensi ef si ddal alam al am m mempe b. Memberikan bahan referensi dalam mempelajari bidang fotografi ma yang terkait de deng ngan ng an ttem ema fotografi jalanan. em ja terutama dengan tema c. Menumbuhkan sikap kritis, peka, dan arif pada mahasiwa fotografi dalam memahami dan melihat masalah manusia dan lingkunganya dengan landasan nilai estetika.

9 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

E. Metode Pengumpulan Data Ada beberapa metode yang dilakukan untuk pengumpulan data guna memperkuat karya fotografi ini, yaitu: 1. Observasi Melakukan suatu pengamatan terhadap suatu objek dengan maksud memahami dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan tentang ide penciptaan, untuk mendapatkan bentuk-bentuk visual yang dibutuhkan untuk melajutkan penelitian tentang relasi manusia dan tumbuhan kemudian merekamnya emudian merekam amny am nyaa secara fotografis. ny fotografi 2. Wawancara a Memberikan serangkaian mber mb erik er ikan ik an sser eran er angk an gkai gk aian ai an pertanyaan pper ertany er nyaa ny aann yang diajukan kepada aa responden secara langsung untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan. seca se cara ca ra llangs gsun gs ung un un untu tukk me tu meng nget ng etah et ahui ah ui iinf nf Untuk memperkuat memahanmi mper erku er kuat ku at karya ya fotografi ffot otog ot ogra og rafi ra fi dan dan mem emah em ahan ah an tentang pola perilaku masyarakat memilih tumbuhan memi mili mi lihh tu li tumb mbuh mb uhan dijadikan uh dija di jadi ja dika di kann penanda. ka pena pe nanda. na 3. Literasi Informasi yang didapat untuk menyusun penulisan tugas akhir ini berupa informasi secara lisan dan tulisan, berikut ini sumber-sumber tertulis yang digunakan untuk menyusun tugas akhir karya seni : a. Soeprapto Soedjono. Pot-Pourri Fotografi. Penerbit Universitas Trisakti. Jakarta. 2006. Buku ini merupakan kumpulan tulisan-tulisan yang pernah penulis hadirkan untuk seminar, katalog dan juga dimuat sebagai artikel lepas jurnal seni. Buku ini berisi kumpulan tulisan tentang wacana fotografi dan dilengkapi karya foto sebagai bahasa

10 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

gambar. Penjelasan tentang fotografi di buku ini sangat bermanfaat sebagai acuan dalam penulisan tugas akhir. b. Seno

Gumira

Kisah

Ajidarma.

Mata. Penerbit

Galangpress.

Yogyakarta. 2007. Buku perbincangan filsafat atas makna fotografi dalam kehidupan manusia dimana fotografi sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari – hari. c. Sumbo

Tinarbuko.

Semiotika

Komunikasi

Sosial.

Penerbit

JALASUTRA. Yoyakarta. 2006. Analisis semiotika dalam buku ini memperlihatkan an,, tidak an tida ti dak saja struktur semiotika, tetapi lebih da mampu memperlihatkan, ‘mua uata ua tan ta n lo lokal’ dar arii semiotika. ar semi se miotik mi ika. ik a. penting ‘muatan dari aran anin an ingr in grat. Pengantar gr Peng Pe ngan ng anta an tarr Il ta Ilmu mu Antropologi. Antro A ropo ro polo po logi Penerbit Aksara Baru. lo d. Koentjaraningrat. 198 985. 98 5. Dipaparkan Dip D ipap ip apar ap arka ar kann mengenai ka meng me ngen ng enai en ai ilmu ilm lmuu yang lm ya berhubungan dengan Jakarta. 1 1985. olog ogii dibahas og diba di bahass mulai ba mula mu lai da la dari ri lingkup llin ingkupp terkecil in terk te rkec hingga terluas secara rk antropologi ap bertahap

mel m elip el iput ip utii ut meliputi

pembah pe ahasan ah an pembahasan

tten enta en tang ta tentang

m manusia,

kepribadian,

akat, kebudayaan an dan dan tetntang ttet etntang etnograf et masyarakat, etnografi. e. Tubagus P. Svarajati. PHoTAGoGoS., Terang – Gelap Fotografi Indonesia. Penerbit Suka Buku. Semarang. 2013 Dalam buku ini menelisik pesan, makna dan hal – hal yang tersirat dalam wacana fotografi.

11 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

F. Tinjauan Pustaka Koentjaraningrat (1985: 120) mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud yaitu : 1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, dan peraturan. 2. Wujud tersebut menujukan ide dari kebudayaan sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang atau pun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat

di

mana kebudayaan

yang bersangkutan

itu hidup.

an ideal ini diseb ebut eb ut ppul ula tata kelakua ul Kebudayaan disebut pula kelakuan, hal ini menunjukan daya iide deal de al mempu puny pu nyai ny ai ffungsii me mengat bahwa budaya ideal mempunyai mengatur, mengendalikan, dan ah k kep epad ep adaa ti ad tin nda daka kan, ka n, kelakuan kkel elakua el uann pe ua memberi arah kepada tindakan, perbuatan manusia dalam ebag eb agai sop ag opan op an ssan antu an tun. tu n. K Keb ebud eb udayaa ud aann id aa masyarakat sseb sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat tiad adat ad at yyang se seka kara ka rang ra ng bban anya an yak di ya disi simp si mpan dalam arsip, tape dan mp atau adat istiadat sekarang banyak disimpan komputer. budayaan sebag agai ag ai ssua uatu ua tu kompleks aktivitas serta tindakan 3. Wujud kebudayaan sebagai suatu berpola dari manusia dalam masyarakat.Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karna menyangkut tindakan dan kelalakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasikan karna dalam sitem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan yang lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.

12 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

4. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia Wujud yang terakhir ini disebut kebudayaan fisik. Di mana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat) sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto yang berwujud besar ataupun kecil. Subtansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam jiwa wa kkep epada masyarak ep masyarakat yang memberi ji kepada masyarakat itu sendiri baik dalam rupa pa ssi istem pen enge en geta ge tahu huan. Si hu Sist stem st em ppengetahuan yang dimiliki bentuk atau beru berupa sistem pengetahuan. Sistem iall me meru rupaka ru kann su ka suat atuu ak at akum umul um ulasi da ul dari ri pper mahluk sosial merupakan suatu akumulasi perjalanan hidupnya dalam ha m mem emaham em amii : am hal berusaha memahami ekit ek itar it ar a. Alam Sekitar lora dii da daer erah er ah tempat tem empat ti em tingga gall ga b. Alam flora daerah tinggal auna di daerah tem empa em patt ti pa tinggal c. Alam fauna tempat d. Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya e. Tubuh manusia f. Sifat dan tingkah laku sesama manusia g. Ruang dan waktu Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu:

13 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

1) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya 2) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/ resmi (disekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi). 3) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut but sebagai komunikasi komu muni mu nika ni kasi ka si simboliks.

14 Perpustakaan ISI Yogyakarta