JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN MATEMATIKA

Download kemampuan komunikasi matematis tertulis pada level 4 (sangat baik) pada ketiga indikator yaitu mampu merepresen...

4 downloads 405 Views 215KB Size
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS TERTULIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PADA SISWA KELAS XI MIPA 1 SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Triana Jamilatus Syarifah1), Ponco Sujatmiko2), Rubono Setiawan3) 1)

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta 1) [email protected]

2),3)

Alamat Instansi: Gedung D lantai 1, FKIP, Jalan Ir. Sutami No. 36A, Jawa Tengah 57126 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan kemampuan dan mengetahui tingkat komunikasi matematis tertulis siswa kelas XI MIPA 1 SMA Batik 1 Surakarta yang memiliki gaya belajar visual. (2) Mendeskripsikan kemampuan dan mengetahui tingkat komunikasi matematis tertulis siswa kelas XI MIPA 1 SMA Batik 1 Surakarta yang memiliki gaya belajar auditorial. (3) Mendeskripsikan kemampuan dan mengetahui tingkat komunikasi matematis tertulis siswa kelas XI MIPA 1 SMA Batik 1 Surakarta yang memiliki gaya belajar kinestetik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah 6 siswa kelas XI MIPA 1 dengan masing – masing 2 orang siswa tiap gaya belajar (Visual, Auditorial dan Kinestetik) yang memiliki kemampuan awal sama. Subyek penelitian ini di tentukan melalui teknik purposive sampling. Sumber data berasal dari siswa yang menjadi subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tugas. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, adapun instrumen bantu berupa angket gaya belajar, tes uraian komunikasi matematis tertulis, rubrik komunikasi matematis tertulis dan pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data pada penelitian ini menggunakan teknik triangulasi waktu yaitu membandingkan data wawancara berbasis tugas I dan II Hasil penelitian ini adalah: (1) Siswa dengan gaya belajar visual mempunyai kemampuan komunikasi matematis tertulis pada level 4 (sangat baik) pada ketiga indikator yaitu mampu merepresentasikan ide-ide matematis kedalam model matematika atau tulisan, menggambarkan ide-ide matematis secara visual, dan menggunakan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara lengkap dan benar. (2) Siswa dengan gaya belajar auditorial mempunyai kemampuan komunikasi matematis tertulis pada level 2 (sedang) yaitu siswa kurang mampu dalam merepresentasikan ide-ide matematis kedalam model matematika atau tulisan, menggambarkan ide-ide matematis secara visual, dan kurang mampu menggunakan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara lengkap dan benar. (3) Siswa dengan gaya belajar kinestetik mempunyai kemampuan komunikasi matematis tertulis pada level 2 (sedang) yaitu siswa kurang mampu dalam merepresentasikan ide-ide matematis kedalam model matematika atau tulisan, namun siswa sangat baik dalam menggambarkan ide-ide matematis secara visual, serta siswa mampu dalam menggunakan lambang, notasi, dan persamaan matematika secara lengkap. Kata Kunci : Komunikasi Matematis, Komunikasi Matematis Tertulis, Gaya Belajar Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

1

bantu berpikir, alat untuk menemu-

PENDAHULUAN Komunikasi menurut Barelson dan

Steiner

[1]

adalah

proses

atau mengambil keputusan tetapi

transmisi informasi, gagasan, emosi,

matematika juga sebagai alat untuk

keterampilan dan sebagainya dengan

mengkomunikasikan

menggunakan simbol-simbol, kata-

dengan jelas, tepat dan ringkas,

kata, gambar, grafis, atau angka.

kedua adalah sebagai aktivitas sosial

Pada umumnya, komunikasi dilaku-

dalam pembelajaran matematika di

kan secara lisan atau tulisan yang

sekolah,

dapat dimengerti oleh kedua belah

interaksi antarsiswa dan juga sebagai

pihak. Komunikasi tentunya berperan

sarana komunikasi guru dan siswa.

pula

Dengan

dalam proses pembelajaran

yaitu

berbagai

sebagai

demikian

ide

wahana

komunikasi

matematika, karena melalui komu-

merupakan proses penting dalam

nikasi, seorang siswa dapat menyam-

pembelajaran

paikan gagasan atau ide-ide, pema-

melalui komunikasi, siswa dapat

haman serta pendapatnya kepada

merenungkan dan mengklarifikasi

guru,

ide-ide

teman

sebaya,

kelompok

matematika,

matematis

mereka,

karena

serta

ataupun seluruh kelas. Hal tersebut

siswa dapat menuangkan argumen-

juga telah diungkapkan pemerintah

tasinya. Selain itu dengan memahami

dalam Permendiknas no 22 [2]

kemampuan komunikasi matematis

“Melalui pembelajaran matematika,

siswa, guru dapat menilai pola pikir,

siswa diharapkan dapat mengkomu-

kemampuan dan sejauh mana pema-

nikasikan gagasan dengan simbol,

haman siswa mengenai materi yang

tabel, diagram, atau media lain untuk

telah diajarkan.

memperjelas keadaan atau masalah”.

2

kan pola, menyelesaikan masalah

Pada kenyataanya, didunia pendi-

Baroody [3] menyatakan bahwa

dikan kemampuan komunikasi mate-

sedikitnya ada dua alasan penting

matis siswa masih jauh dari harapan

mengapa komunikasi dalam pembe-

dan tujuan pendidikan. Hal tersebut

lajaran matematika perlu ditumbuh-

terlihat dari hasil studi pendahuluan

kembangkan

pertama

yang dilakukan peneliti di SMA

matematika tidak hanya sekedar alat

Batik 1 Surakarta, ketika siswa

disekolah,

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

dihadapkan dengan berbagai soal,

– coba menyelesaikan. Keberagaman

terlihat

gaya belajar tersebut ternyata berpe-

bahwa

beberapa

siswa

sebenarnya memahami makna soal

ngaruh

yang diberikan tetapi mengalami

mengungkapkan ide–ide matematis-

kesulitan untuk mengkomunikasikan

nya serta mempresentasikan hasil

ide–ide matematisnya. Akibatnya,

diskusinya didepan kelas. Ada siswa

siswa tidak dapat menyelesaikan soal

yang memberikan ilustrasi gambar,

dan memberikan penjelasan jawaban

ceramah, video maupun mengguna-

dengan tepat. Selain observasi, dida-

kan

patkan pula hasil wawancara peneliti

wawancara tersebut diperkuat oleh

dengan guru mata pelajaran mate-

Arifin [4] yang menyatakan bahwa

matika kelas XI MIPA 1 yaitu Drs.

pembelajaran

Joko Dwi Heru yang mengungkap-

dikenal sebagai aktivitas menyelesai-

kan bahwa kemampuan siswa dalam

kan soal cerita, membuat pola, meng-

mengkomunikasikan ide-ide mate-

interpretasikan gambar, membukti-

matisnya diduga berkaitan dengan

kan teorema, menggunakan bahasa

cara atau gaya belajar siswa dalam

simbol dan lain–lain. Untuk mengua-

menyerap, mengolah dan mengatur

sai semua itu terdapatlah perbedaan

informasi yang diperolehnya pada

respon dari masing–masing siswa

saat

tersebut

yang menunjukkan bahwa ternyata

dikarenakan ketika proses pembela-

siswa memiliki cara belajar dan

jaran berlangsung, khususnya saat

berpikir yang berbeda–beda yang

diskusi

kelompok

siswa

belajar

kemudian

dengan

beragam

gaya

belajar.

belajar. Bandler dan Grinder [5] juga

Beberapa siswa ada yang belajar

menyatakan bahwa hampir semua

dengan cara menyajikan permasala-

orang cenderung memiliki salah satu

han kedalam gambar terlebih dahulu,

gaya belajar yang berperan untuk

ada yang berdiskusi dengan teman,

pembelajaran,

dan ada pula yang langsung mencoba

komunikasi. Nugraheni [5] men-

pembelajaran.

Hal

alat

terhadap

peraga.

cara

Paparan

matematika

dikenal

sebagai

pemrosesan

siswa

hasil

lebih

gaya

dan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

3

definisikan

gaya

sebagai

sehingga siswa dengan gaya belajar

siswa

visual akan lebih suka belajar dengan

menyerap dan mengkomunikasikan

cara melihat, mengamati, dan meng-

informasi dengan efektif yang ter-

gambarkan sesuatu. Siswa dengan

lihat pada pola bicara, cara belajar,

gaya belajar auditorial memanfaat-

cara mengerjakan tugas, cara meres-

kan kemampuan pendengaran untuk

pon orang lain, dan kegiatan lain

mempermudah proses belajar. Oleh

yang disukai. Gunawan [6] juga

sebab itu, siswa dengan gaya belajar

menyatakan bahwa seseorang akan

auditorial akan lebih banyak belajar

lebih mudah belajar dan berkomuni-

dengan mendengarkan dan berbicara.

kasi dengan gaya belajarnya sendiri.

Siswa dengan gaya belajar kinestetik

Selain itu Rose dan [5] juga menya-

lebih banyak menggunakan fisiknya

takan pendapat serupa yaitu dengan

sebagai alat belajar yang optimal.

memahami gaya belajar diri sendiri

Kegiatan fisik yang dilakukan siswa

dapat membantu menyerap informasi

dengan

lebih cepat dan mudah sehingga

misalnya mempraktekkan langsung

dapat berkomunikasi lebih efektif

apa yang sedang dipelajarinya.

kecenderungan

dengan

orang

belajar

atau

lain.

cara

Berdasarkan

belajar

kinestetik

Danaryanti & Noviani [8] dalam

beberapa pendapat ahli diatas, dapat

penelitiannya menyatakan bahwa :

disimpulkan bahwa semua orang

a. Kemampuan komunikasi matematis siswa bergaya belajar visual lebih tinggi dibandingkan siswa bergaya belajar auditorial maupun kinestetik, ini terlihat dari rata-rata skor kemampuan komunikasi matematisnya dan nilai akhir siswa dalam menyelesaikan soal uraian matematika. b. Gaya belajar siswa kelas berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis dalam menyelesaikan soal uraian matematika.

memiliki gaya belajar yang berperan pada cara seseorang untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi kepada orang lain secara efektif. De Potere dan Hernacki [7] menyatakan bahwa gaya belajar dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual lebih banyak menggunakan indera penglihatan untuk membantu belajar, 4

gaya

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan ketiga gaya

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

belajar akan meyebabkan perbedaaan

diterapkan NCTM [9] yaitu kemam-

pula dalam cara siswa mengkomuni-

puan Penalaran dan Pembuktian

kasikan ide–ide matematisnya secara

(Reasoning and Proof), Komunikasi

tertulis. Penting bagi pendidik untuk

(Communication), Koneksi (Connec-

memahami berbagai

macam cara

tion), Representasi (Representation),

belajar siswa yang dapat dijadikan

dan Pemecahan Masalah (Problem

referensi untuk guru dalam menen-

Solving).

tukan strategi, metode atau model yang

tepat

dalam

pembelajaran

LACOE [10] menyatakan kemampuan komunikasi tertulis dapat

matematika sehingga kemampuan

berupa

komunikasi matematis siswa dapat

kata-kata,

gambar,

tergali dengan baik.

sebagainya

yang

TINJAUAN PUSTAKA

proses berpikir siswa. Komunikasi

Kemampuan

komunikasi

kemampuan

penggunaan tabel,

dan

menggambarkan

me-

tertulis juga dapat berupa uraian

rupakan salah satu syarat penting

pemecahan masalah atau pembuktian

yang harus dimiliki siswa dalam

matematika yang menggambarkan

mempelajari

kemampuan siswa

matematika,

karena

dalam meng-

dengan memiliki kemampuan komu-

organisasi berbagai konsep untuk

nikasi siswa dapat mengkomunikasi-

menyelesaikan masalah.

kan gagasan, ide, maupun pikirannya

Menurut NCTM [8] kemampuan

sehingga dapat dimengerti oleh orang

komunikasi matematis tertulis adalah

lain. Komunikasi matematis sendiri

kemampuan siswa dalam hal menje-

merupakan salah satu standar yang

laskan suatu algoritma, memecahkan

diterapkan oleh National Council of

masalah, mengkonstruksi, menjelas-

Teachers of Mathematics (NCTM)

kan sajian fenomena dunia nyata

bagi semua sekolah dan lembaga

secara grafis, kata-kata, kalimat,

pendidikan yang mengajarkan mate-

persamaan, dan tabel serta kemam-

matika kepada siswanya. Standar

puan

proses kemampuan matematis yang

tentang gambar-gambar geometri.

siswa

memberikan

dugaan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

5

Wahyudin [11] juga menyatakan bahwa

kemampuan

komunikasi

matematis adalah kemampuan seseorang untuk :

Berdasarkan beberapa pendapat ahli

tersebut,

disimpulkan

maka

bahwa

gambar, dan diagram ke dalam ide matematika.

dapat

kemampuan

situasi dan

relasi matematika, secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar. 3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. 4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika. 5. Membaca dengan pemahaman suatu

presentasi

matematika

komunikasi matematis tertulis adalah

tertulis.

kemampuan mengekspresikan dan

Sedangkan indikator kemampuan

menyatakan

ide-ide

menggunakan

bahasa

matematika

komunikasi

matematika

NCTM [3] dapat dilihat dari:

secara tertulis sebagai representasi

matematis

1) Kemampuan

menurut

mengekspresikan

dari suatu ide atau gagasan dalam

ide-ide matematis melalui lisan,

menyelesaikan masalah.

tulisan, dan mendemonstrasi-

Untuk komunikasi diperlukan

menilai

kemampuan

matematis indikator

tertulis,

kannya serta menggambarkannya secara visual.

komunikasi

2) Kemampuan memahami, meng-

matematis tertulis yang bertujuan

interpretasikan, dan mengeva-

untuk mengukur kemampuan komu-

luasi ide-ide matematis baik

nikasi

secara lisan, tulisan, maupun

matematis

tertulis

siswa.

Menurut Sumarno [12] indikator yang

menunjukkan

kemampuan

komunikasi matematika adalah:

dalam bentuk visual lainnya. 3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika

6

benda nyata,

2. Menjelaskan ide,

(1) menulis pernyataan matematis; (2) menulis alasan atau penjelasan dari setiap argumen matematis yang digunakannya untuk menyelesaikan masalah matematika; (3) menggunakan istilah, tabel, diagram, notasi atau rumus matematis dengan tepat; (4) memeriksa atau mengevaluasi pikiran matematis orang lain. para

1. Menghubungkan

dan

struktur-

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

strukturnya ide-ide

untuk

serta

menyajikan

menggambarkan

hubungan-hubungan

dengan

model-model situasi. Indikator komunikasi matematika untuk penelitian ini mengacu kepada indikator

dari

NCTM

namun

diuraikan menjadi lebih sederhana tanpa mengurangi poin–poin penting dalam

indikator

komunikasi

kemampuan

matematis

tertulis.

Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan

merepresentasikan

ide-ide matematis kedalam model matematika atau tulisan. 2) Kemampuan

menggambarkan

ide-ide matematis secara visual. 3) Kemampuan menggunakan lambang,

notasi, dan

persamaan

matematika secara lengkap dan

lebih

mudah.

menyadari

bahwa

mempunyai

cara

Guru

harus

setiap

siswa

optimal

dalam

mempelajari infomasi baru. Dengan memperhatikan gaya belajar yang paling menonjol pada siswa, maka guru

diharapkan

dapat

menye-

lenggarakan pembelajaran yang tepat bagi siswa. Menurut DePorter dan Hernacki [7], seseorang dapat memiliki tiga jenis gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya

belajar

kinestetik,

atau

disingkat V-A-K. Seseorang dengan gaya belajar visual akan lebih suka belajar dengan cara melihat, seorang auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar, dan seorang kinestetik belajar lewat gerakan atau sentuhan.

Penelitian

Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap mengolah

dan

METODE PENELITIAN

benar.

dan

membantu dirinya belajar lebih cepat

informasi

[7].

Seseorang yang memahami gaya belajarnya akan dapat mengambil

ini

merupakan

penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah 6 siswa kelas XI MIPA 1 dengan masing – masing 2 orang siswa tiap gaya belajar (visual, auditorial

dan

kinestetik)

yang

langkah – langkah yang tepat untuk Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

7

memiliki kemampuan awal sama.

Rubric

Subyek penelitian ini di tentukan

Department of Education. Rubrik

melalui teknik purposive sampling.

tersebut peneliti modifikasi untuk

Adapun hasil pemilihan subjek

disesuaikan

Maryland

dengan

kebutuhan

penelitian.

berikut:

modifikasi tersebut dapat dilihat pada Tipe Gaya Belajar Visual Visual Auditorial Auditorial Kinestetik Kinestetik

Inisial V-1 V-2 A-1 A-2 K-1 K-2

menjadi

Kemampuan Awal Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

subjek

penelitian.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara berbasis tugas. Instrumen utama dalam

penelitian

ini adalah peneliti sendiri, adapun instrumen bantu berupa angket gaya belajar,

tes

uraian

komunikasi

matematis tertulis, rubrik komunikasi matematis

tertulis

dan

pedoman

wawancara. Penilaian rubrik yang digunakan untuk

mengukur

kemampuan

komunikasi matematis secara tertulis adalah Maine Holistic Rubric for Mathematics yang dibuat oleh Maine Department Maryland

of Math

Education

rubrik

hasil

tabel 2 berikut:

Sumber data berasal dari siswa yang

Adapun

State

penelitian dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1 Subjek Penelitian

8

oleh

dan

Communication

Tabel 2 Rubrik Komunikasi Matematis Tertulis Level Kriteria  Menyajikan permasalahan kedalam model matematika maupun tulisan dengan benar, serta dapat memberikan alasan secara logis.  Menggunakan lambang, notasi dan persamaan matematika 4 yang sangat efektif, akurat, dan menyeluruh, untuk menggambarkan operasi, konsep, dan proses.  Jawaban benar, menunjukkan strategi penyelesaian yang tepat dan runtut.  Menyajikan permasalahan kedalam model matematika maupun tulisan dengan benar, namun tidak dapat memberikan alasan secara logis.  Menggunakan lambang, notasi dan persamaan matematika yang sebagian efektif, 3 akurat, dan menyeluruh, untuk menggambarkan operasi, konsep, dan proses.  Menunjukkan strategi yang tepat, tetapi jawaban tidak benar karena salah perhitungan.  Jawaban benar dan menunjukkan strategi yang tepat

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

tetapi tidak dituliskan dengan benar.  Menyajikan permasalahan kedalam model matematika maupun tulisan dengan benar, namun tidak dapat memberikan alasan secara logis.  Menggunakan lambang, notasi dan persamaan matematika yang minimal efektif, akurat, dan menyeluruh, untuk menggambarkan operasi, konsep, dan proses. 2  Solusi yang diberikan benar namun strateginya tidak sesuai dan ada beberapa bagian yang tidak dituliskan.  Beberapa bagian menunjukkan jawaban salah dan strategi yang kurang sesuai.  Beberapa bagian dituliskan strategi yang sesuai dan beberapa bagian yang lain tidak sesuai.  Tidak dapat menyajikan permasalahan kedalam model matematika maupun tulisan dengan benar, serta tidak dapat memberikan alasan secara logis.  Tidak dapat menggunakan lambang, notasi dan persamaan matematika untuk 1 menggambarkan operasi, konsep, dan proses.  Adanya penjelasan tertulis tentang cara mengerjakan meskipun tidak terselesaikan.  Strategi penyelesaian tidak tepat, sehingga penyelesaian tidak akan mengarah pada jawaban yang tepat.

0

 Tidak ada jawaban yang diberikan. Teknik analisis data yang digu-

nakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data pada penelitian ini menggunakan

teknik

triangulasi

waktu yaitu membandingkan data wawancara berbasis tugas I dengan data wawancara berbasis tugas II. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Siswa dengan Gaya Belajar Visual Berdasarkan rubrik komunikasi matematis tertulis yang telah dibuat, penjelasan yang diberikan kedua subjek tersebut berada pada level

4

yaitu

komunikasi subjek

kemampuan

matematis

berada

pada

tertulis kategori

sangat tinggi. Adapun kategorinya seperti berikut:  Menyajikan dalam

permasalahan ke-

model

matematika

maupun tulisan dengan benar, serta dapat memberikan alasan secara logis.  Menggunakan lambang, notasi dan persamaan matematika yang sangat

efektif,

akurat,

dan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

9

menyeluruh untuk menggambarkan operasi, konsep, dan proses.  Jawaban benar, menunjukkan strategi penyelesaian yang tepat

h. Subjek mampu memberi alasan mengenai

per-

samaan lingkaran dengan pusat (0,0) dan (a,b). i. Subjek mampu menggunakan

dan runtut. Dengan ‘demikian didapatkan

lambang, notasi dan persamaan

kemampuan komunikasi matema-

matematika secara lengkap dan

tis tertulis siswa bergaya belajar

benar.

visual yaitu:

Hasil analisis tersebut sesuai

a. Subjek

mampu

memahami

masalah secara keseluruhan. b. Subjek

mampu

menuliskan

c. Subjek

mampu

dengan

ciri–ciri

gaya

belajar

visual yang dikemukakan oleh DePorter dan Hernacki [7] terhadap indikator 1,2, dan 3. Siswa

informasi dengan lengkap. menyatakan

dengan

gaya

belajar

visual

langkah atau strategi dalam

mengingat dengan asosiasi visual

menyelesaikan masalah.

sehingga hanya dengan mengingat alasan

suatu kejadian atau gambar siswa

yang logis terhadap penye-

sudah mampu memperoleh infor-

lesaian masalah.

masi dengan baik. Selanjutnya

d. Subjek

memberikan

mampu

memvisuali-

informasi tersebut akan di buat ke

sasikan

suatu

permasalahan

dalam ide–ide matematis untuk

dengan

tepat

berdasarkan

menyelesaikan permasalahan yang

e. Subjek

informasi yang ada pada soal.

disajikan dengan rapi dan teratur.

menjelaskan

Hal tersebut dikarenakan siswa

langkah atau strategi mem-

dengan gaya belajar visual adalah

visualisasikan suatu permasala-

seorang perencana dan pengatur

han dengan runtut dan benar.

jangka panjang yang baik. Sesuai

g. Subjek mampu mengubah suatu

dengan hasil tes tertulis, dapat

f. Subjek

mampu

permasalahan

kedalam

samaan lingkaran.

per-

disimpulkan bahwa siswa dengan gaya belajar visual sangat baik dalam

10

penggunaan

indikator 1 (kemampuan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

merepresentasikan ide-ide mate-

sehingga siswa sangat teliti dan

matis kedalam model matematika

hati–hati dalam menuliskan lam-

atau tulisan).

bang,

Siswa dengan gaya belajar visual juga sangat baik pada indikator 2 (kemampuan menggambarkan

ide-ide

notasi

dan

persamaan

matematika. 2. Siswa

dengan

Gaya

Belajar

Auditorial

matematis

Berdasarkan rubrik komuni-

secara visual). Hal tersebut sesuai

kasi matematis tertulis yang telah

dengan

belajar

dibuat, penjelasan yang diberikan

visual yang rapi, teratur, memen-

kedua subjek tersebut berada

tingkan penampilan, dan lebih

pada level 2 yaitu kemampuan

suka membaca atau

komunikasi matematis

ciri–ciri

gaya

memper-

berada

pada

tertulis

hatikan ilustrasi gambar yang

subjek

dituliskan oleh guru di papan tulis.

sedang.

Siswa dengan gaya belajar visual

seperti berikut:

sangat mudah mengingat dalam

 Menyajikan permasalahan ke-

Adapun

kategori

kategorinya

bentuk visual, sehingga hanya

dalam

dengan melihat cara menggambar

maupun tulisan dengan benar,

lingkaran yang telah dicontohkan

namun tidak dapat memberi-

guru, siswa dapat mengkonstruk

kan alasan secara logis.

sendiri Terakhir,

ide–ide siswa

matematisnya. dengan

gaya

model

matematika

 Menggunakan lambang, notasi dan

persamaan

matematika

belajar visual juga sangat baik

yang sebagian efektif, akurat,

untuk indikator 3 (kemampuan

dan menyeluruh, untuk meng-

menggunakan

gambarkan operasi, konsep,

lambang,

notasi,

dan persamaan matematika secara

dan proses.

lengkap dan benar). Hal tersebut

 Solusi yang diberikan benar

sesuai dengan ciri gaya belajar

namun strateginya tidak sesuai

visual yang teliti terhadap detail Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

11

dan ada beberapa bagian yang

masalahan dengan runtut dan

tidak dituliskan.

benar.

 Beberapa bagian menunjukkan jawaban salah dan

strategi

mampu

mengubah

suatu permasalahan kedalam persamaan lingkaran.

yang kurang sesuai.  Beberapa

g. Subjek

bagian

dituliskan

h. Subjek

mampu

memberi

dan

alasan mengenai penggunaan

beberapa bagian yang lain

persamaan lingkaran dengan

tidak sesuai.

pusat (0,0) dan (a,b).

strategi

yang

sesuai

Dengan demikian diperoleh karakteristik

siswa

bergaya

i. Subjek kurang mampu menggunakan lambang, notasi dan

belajar auditorial yaitu:

persamaan matematika secara

a. Subjek

lengkap dan benar.

mampu

memahami

masalah secara keseluruhan. b. Subjek

mampu

menuliskan

informasi dengan lengkap.

Hasil analisis tersebut sesuai dengan ciri–ciri gaya belajar auditorial

yang

dikemukakan

c. Subjek mampu menyatakan

oleh DePorter dan Hernacki [7]

langkah atau strategi dalam

terhadap indikator 1,2, dan 3.

menyelesaikan masalah.

Hasil tes tertulis siswa dengan

d. Subjek tidak mampu memberi-

gaya belajar auditorial menun-

kan alasan yang logis terhadap

jukkan bahwa

siswa dapat

penyelesaian masalah.

menyelesaikan

permasalahan

e. Subjek tidak mampu mem-

dengan tepat, dapat merepresen-

visualisasikan suatu perma-

tasikan ide – ide matematisnya ke

salahan dengan tepat berdasar-

dalam suatu persamaan lingka-

kan informasi yang ada pada

ran, serta menuliskan jawabannya

soal.

dengan runtut. Namun alasan

f. Subjek tidak mampu men-

yang diberikan kurang tepat,

jelaskan langkah atau strategi

siswa hanya mengira–ngira dan

memvisualisasikan suatu per-

menuliskan jawaban berdasarkan informasi yang diketahuinya. Hal

12

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

tersebut sesuai dengan ciri–ciri

masalah

orang auditorial bahwa mereka

pekerjaan

belajar

visualisasi. Dalam penelitian ini,

dan

dengan

mendengarkan

mengingat

didiskusikan

dengan

pekerjaan-

yang

melibatkan

apa

yang

siswa

dengan

gaya

belajar

daripada

yang

auditorial sama sekali tidak dapat

dilihat. Sehingga siswa auditorial

memvisualisasikan

akan maksimal kemampuannya

masalahan

dalam menyelesaikan permasala-

gambar. Hasil wawancara juga

han ketika belajar dengan ber-

menunjukkan bahwa siswa dapat

diskusi. Akan tetapi di dalam tes

menjelaskan ide-ide matematis-

komunikasi matematis

tertulis

nya, meskipun ide–ide matematis

ini, siswa diharuskan bekerja

tersebut kurang tepat. Hal ini

sendiri, sehingga kemampuannya

menunjukkan bahwa walaupun

tidak termaksimalkan. Dengan

siswa

demikian,

auditorial

dapat

disimpulkan

ke

dengan

suatu

dalam

gaya

memiliki

perbentuk

belajar kesulitan

bahwa siswa dengan gaya belajar

dalam hal visualisasi mereka

visual

memiliki

bagus

sedang

pada

kemampuan indikator

1

dalam

berbicara

dan

diskusi.

(kemampuan merepresentasikan

Terakhir, untuk indikator 3

ide-ide matematis kedalam model

(kemampuan menggunakan lam-

matematika atau tulisan).

bang,

notasi, dan

persamaan

Kemudian siswa dengan gaya

matematika secara lengkap dan

belajar auditorial memiliki ke-

benar) siswa dengan gaya belajar

mampuan

pada

auditorial juga kurang baik dalam

indikator 2 (kemampuan meng-

indikator ini. Hasil tes tertulis

gambarkan

matematis

menunjukkan siswa salah dalam

secara visual). Hal tersebut sesuai

menuliskan beberapa lambang

dengan ciri–ciri gaya belajar

atau

auditorial

tersebut sesuai dengan ciri–ciri

kurang

ide-ide

yaitu

baik

mempunyai

notasi

matematika.

Hal

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

13

orang auditorial bahwa mereka

yang sebagian efektif, akurat,

belajar

dan

dengan

mendengarkan

untuk

dan mengingat apa yang didisku-

menggambarkan operasi, kon-

sikan

sep, dan proses.

daripada

yang

dilihat.

Padahal matematika merupakan

 Solusi yang diberikan benar

suatu ilmu abstrak yang terdiri

namun strateginya tidak sesuai

dari lambang–lambang atau suatu

dan ada beberapa bagian yang

notasi

tidak dituliskan.

yang

penulisannya dipelajari

tata tidak

dengan

mendengarkan

cara dapat

3. Siswa

jawaban salah dan

lain

yang kurang sesuai.

orang

dengan

gaya

 Beberapa bagian menunjukkan

hanya

menjelaskan atau berdiskusi. belajar

kinestetik

 Beberapa strategi

bagian yang

strategi

dituliskan

sesuai

dan

beberapa bagian yang lain

Berdasarkan rubrik komuni-

tidak sesuai.

kasi matematis tertulis yang telah

Dengan demikian diperoleh

dibuat, penjelasan yang diberikan

karakteristik siswa bergaya belajar

kedua subjek tersebut berada pada

kinestetik yaitu:

level 2 yaitu kemampuan komuni-

a. Subjek

kasi

matematis

tertulis

siswa

dengan gaya belajar kinestetik berada

pada

Adapun

kategori

kategorinya

sedang. seperti

berikut:

dalam

model

matematika

maupun tulisan dengan benar, namun

tidak

dapat

mem-

berikan alasan secara logis.  Menggunakan lambang, notasi dan

mampu

memahami

masalah secara keseluruhan. b. Subjek

mampu menuliskan

informasi dengan lengkap. c. Subjek sebagian mampu menyatakan langkah penyelesaian

 Menyajikan permasalahan ke-

14

menyeluruh,

persamaan

matematika

masalah berdasarkan perintah soal dan sebagian tidak. d. Subjek tidak mampu memberikan alasan yang logis terhadap penyelesaian masalah. e. Subjek mampu memvisualisasikan

suatu

permasalahan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

dengan

tepat

berdasarkan

informasi yang ada pada soal. f. Subjek

mampu

persamaan

lingkaran

dengan

cukup baik, serta mampu menulis-

menjelaskan

kan jawabanya dengan runtut,

langkah atau strategi mem-

namun alasan yang di berikan

visualisasikan suatu permasala-

kurang tepat, siswa hanya mengira

han dengan runtut dan benar.

- ngira dan menuliskan jawaban

g. Subjek mampu mengubah suatu permasalahan

kedalam

per-

samaan lingkaran.

informasi

penggunaan

yang

diketahuinya. Selanjutnya, ketika menyelesaikan

h. Subjek mampu memberi alasan mengenai

berdasarkan

soal

mengenai

kedudukan titik terhadap ling-

per-

karan, siswa tidak dapat men-

samaan lingkaran dengan pusat

jawab soal sesuai dengan teori

(0,0) dan (a,b).

kedudukan titik terhadap ling-

i. Subjek menuliskan lambang,

karan, akan tetapi siswa menjawab

notasi dan persamaan mate-

menggunakan gambar.

matika beberapa bagian tidak

sebut sesuai dengan ciri–ciri orang

lengkap dan benar.

kinestetik bahwa mereka belajar

Hasil analisis tersebut sesuai dengan kinestetik

ciri–ciri

gaya

belajar

yang dikemukakan

Hal ter-

melalui manipulasi dan praktek. Sehingga

ketika

di

hadapkan

dengan suatu permasalahan, maka

oleh DePorter dan Hernacki [7]

mereka

terhadap indikator 1,2, dan 3.

terlebih dahulu dalam keadaan

Hasil tes tertulis siswa dengan

real.

gaya belajar kinestetik menun-

menyukai belajar konsep dengan

jukkan bahwa siswa dapat menye-

menangani objek secara langsung

lesaikan

dengan

atau dengan menggunakan alat

baik. Siswa gaya belajar kinestetik

peraga. Sedangkan selama proses

juga dapat merepresentasikan ide–

pembelajaran guru jarang sekali

ide matematisnya kedalam suatu

menggunakan alat peraga, guru

permasalahan

akan

Selain

itu

mengubahnya

siswa

lebih

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

15

lebih banyak memberikan materi

matematika secara lengkap dan

yang diikuti latihan soal. Dengan

benar) siswa dengan gaya belajar

demikian, siswa dengan gaya

kinestetik

belajar kinestetik belum mampu

kategori sedang. Siswa mampu

menginterpretasikan pengetahuan

menuliskan lambang, notasi dan

yang dimilikinya serta mengeva-

persamaan

luasi idenya atau dapat disimpul-

benar. Selain itu, ketika diwawan-

kan bahwa

carai mengenai penggunaan per-

siswa dengan gaya

belajar kinestetik

berada

lingkaran

pada

dengan

kemampuan

samaan lingkaran, siswa juga

merepresentasikan ide-ide mate-

mampu menjelaskan perbedaan

matis kedalam model matematika

penggunaan persamaan lingkaran

atau tulisan berada pada kategori

dengan pusat (0,0) atau (a,b). Hal

sedang.

tersebut dikarenakan mereka lebih

Kemudian siswa dengan gaya belajar kinestetik

sangat baik

menyukai buku–buku yang berorientasi

pada

plot

sehingga

pada indikator 2 (kemampuan

pengetahuannya mengenai peng-

menggambarkan ide-ide matema-

gunaan

tis secara visual). Hal tersebut

persamaan

sesuai

baik.

dengan

ciri–ciri

gaya

belajar kinestetik yang belajar melalui manipulasi dan praktek. Oleh

16

juga

karena

itu,

ketika

di

lambang,

notasi

matematika

atau cukup

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

dari

penelitian

ini

adalah:

hadapkan dengan permasalahan

a. Siswa dengan gaya belajar visual

yang berhubungan dengan visuali-

mempunyai kemampuan komuni-

sasi, siswa tidak merasa kesulitan

kasi matematis tertulis pada level

bahkan ketika diwawancarai siswa

4 (sangat baik) pada ketiga indi-

dapat menjelaskan dengan runtut

kator yaitu mampu merepresen-

dan benar.

tasikan ide-ide matematis ke-

Terakhir, untuk indikator 3

dalam model matematika atau

(kemampuan menggunakan lam-

tulisan, menggambarkan ide-ide

bang,

matematis secara visual, dan

notasi,

dan

persamaan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

menggunakan lambang, notasi,

matematika secara lengkap dan

dan

benar.

persamaan

matematika

secara lengkap dan benar. b. Siswa

dengan

gaya

Berdasarkan belajar

simpulan

yang

dibuat, dapat diberikan saran sebagai

auditorial mempunyai kemam-

berikut:

puan

matematis

a. Siswa hendaknya lebih sering

tertulis pada level 2 (sedang)

berlatih mengerjakan soal uraian

dengan rincian siswa kurang

maupun

mampu dalam merepresentasikan

kontekstual

ide-ide matematis kedalam model

penyelesaian

matematika atau tulisan, meng-

lengkap

gambarkan

matematis

tersebut ditujukan untuk melatih

secara visual, dan kurang mampu

siswa agar memiliki kemampuan

menggunakan lambang, notasi,

komunikasi

dan

yang baik.

komunikasi

ide-ide

persamaan

matematika

secara lengkap dan benar. c. Siswa

dengan

gaya

suatu

dan

permasalahan

dengan

langkah

yang

runtut,

terstruktur.

matematis

Hal

tertulis

b. Sebaiknya guru dalam pembelabelajar

jaran melakukan diskusi kelom-

kinestetik mempunyai kemam-

pok, diskusi antar murid dengan

puan

guru, menugaskan

komunikasi

matematis

presentasi

tertulis pada level 2 (sedang)

kelompok, dan melakukan pem-

dengan rincian siswa kurang

belajaran dengan alat peraga.

mampu dalam merepresentasikan

Sehingga siswa dengan gaya

ide-ide matematis kedalam model

belajar auditorial dan kinestetik

matematika atau tulisan, namun

juga

siswa

puannya, bukan hanya siswa

sangat

baik

dalam

menggambarkan ide-ide matematis secara visual, serta siswa mampu

dalam

termaksimalkan

kemam-

dengan gaya belajar visual saja. c. Untuk peneliti lain dapat meneliti

menggunakan

kemampuan komunikasi matema-

lambang, notasi, dan persamaan

tis siswa secara lisan dengan

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

17

harapan

dapat

memberikan

deskripsi mengenai kemampuan komunikasi secara lisan pada masing – masing gaya belajar. DAFTAR PUSTAKA [1] Wikipedia, (2016, 8 Agustus). Definisi Komunikasi. Diperoleh pada 10 Oktober 2016, dari https://id.wikipe dia.org/wiki/Daftar_definisi_ komunikasi [2] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional. [3] Husna, Ikhsan, M., & Fatimah, S. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Pejuang, 1(2), 5. [4]

18

Sulistiyorini, E. (2016, 10 Oktober). Komunikasi Siswa SMP dalam Menyajikan Penyelesaian Masalah Geometri. Kompasiana. Diperoleh pada 10 Oktober 2016, dari http://www. kompasiana. com/endang_ sulistiyorini72 / komunikasi-siswa-smp-dalam -menyajikan-penyelesaianmasalah geometri 56a533bb 81afbdff16ac7087

[5] Wulandari, S., Mirza, A., & Sayu, S. (2014). Kemampuan komunikasi matematis siswa ditinjau dari gaya belajar pada SMA Negeri 10 pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), 3(9), 3-10. [6] Utomo, R.S. (2015). Eksperimentasi Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) yang Berbasis Pengembangan Intuisi ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VII semester ganjil. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [7] DePorter, B. & Hernacki,M. (2013). Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terj. Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Mizan Pustaka. [8] Danaryanti, A. & Noviani, H. (2015). Pengaruh Gaya Belajar Matematika Siswa Kelas VII Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Di SMP. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2), 204 – 212. [9] National Council of Teacher of Mathematics. 2000. Executive Summary Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. [10]Mahmudi, A. (2009). Komunikasi dalam Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

Matematika. Jurnal UNHALU, 8(1), 3

MIPA

11]Mayasari, D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Komunikasi Matematis Tertulis Siswa Kelas Xi IPA 5 SMAN 1 Purwosari Pasuruan. Jurnal Online Universitas Muhammadiyah Malang, 1(2), 1-2 [12] Darkasyi, M., Johar, R., & Ahmad, A. (2014). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Motivasi Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Quantum Learning pada Siswa SMP Negeri 5 Lhokseumawe. Jurnal Didaktik Matematika, 1(1), 5

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.I No.2 Maret 2017

19