HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN

Download betapa pentingnya penggunaan APD. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan si...

0 downloads 245 Views 183KB Size
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PENGELASAN DI BENGKEL LAS KOTA MANADO Meilany Rorimpandey*), Paul Kawatu**), Djon Wongkar**) *) Mahasiswa Bidang Minat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **) Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK Proses pengelasan merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai risiko dan bahaya yang dapat meningkatkan kasus kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Untuk itu perlu adanya pengendalian bahaya salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Manfaat penggunaan APD saat melakukan proses pengelasan sangat besar dalam pencegahan kecelakan kerja atau penyakit akibat kerja. Berdasarkan kenyataan pada saat observasi masih banyak pekerja pengelasan yang tidak menggunakan APD saat bekerja dan kurang memahami betapa pentingnya penggunaan APD. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja pengelasan di bengkel las kota Manado. Penelitian ini merupakan survei analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional (potong lintang). Populasi penelitian ini yaitu seluruh pekerja pengelasan yang sesuai observasi ada 10 bengkel las dengan 60 pekerja yang terdapat di Kota Manado. Sampel ditentukan secara purposive sampling sebanyak 52 pekerja pengelasan. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Analisis hubungan menggunakan uji Spearman rank pada tingkat kepercayaan 95% dan α = 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar (82,1%) pekerja pengelasan memiliki pengetahuan baik, 15,4% pengetahuan cukup, dan 1,9% pengetahuan kurang. Sebagian besar (71,2%) memiliki sikap positif dan 28,8% sikap negatif. Tindakan baik sebesar 50% dan tindakan kurang 50%. Hasil uji Spearman rank untuk pengetahuan dengan tindakan penggunaan APD mempunyai nilai p = 0,012 dan untuk sikap dengan tindakan penggunaan APD mempunyai nilai p = 0,003. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja pengelasan dan terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja pengelasan. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Alat Pelindung Diri, Pekerja Pengelasan

ABSTRACT Welding process is one of the activities that have risks and hazards that may increase the incidence of occupational accidents and occupational diseases. For that we need one hazard control using Personal Protective Equipment (PPE). Benefits of use PPE when performing welding process is very large in the prevention of work accidents or occupational diseases. Based on the fact at the time of observation are still many workers who do not use the welding PPE at work and lack of understanding of how important the use of PPE. This study was conducted to determine the relationship between knowledge and attitudes with action on the use of personal protective equipment welders in welding workshop city of Manado. This study is an analytical survey by using a cross-sectional design (cross-sectional). The population is all welders appropriate welding there are 10 observations welding workshop with 60 employees located in the city of Manado. Samples was determined by purposive sampling as many as 52 welders. The instrument used was a questionnaire. Analysis of the relationship using spearman rank test at the level of confidence 95% and α = 0.05. The results showed that the majority (82.1%) have good knowledge of welders, 15.4% adequate knowledge, and 1.9% less knowledge. Most (71.2%) had a positive attitude and a 28.8% negative attitudes. Good action by 50% and 50% less action. Results of Spearman rank test for knowledge of the action has the use of PPE p = 0.012 and attitudes with actions use of PPE have value p = 0.003. Based on the results of this study concluded that there is a relationship between knowledge and action use of PPE in welders and the relationship between attitudes and actions use of PPE in welders. Keywords: Knowledge, Attitude, Action, Personal Protective Equipment, Welders

dekatnya. Saat melakukan wawancara awal

PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat penting untuk diperhatikan bagi semua tenaga kerja. Pada kenyataannya keselamatan dan kesehatan kerja juga masih sangat kurang

dengan para pekerja bahaya yang sering terjadi dalam melakukan pengelasan yaitu adanya rasa nyeri pada mata dan kulit yang menimbulkan luka bakar akibat percikan api. Pengelasan

memadai dan kurang mendapat perhatian dari instansi terkait serta masih banyak tenaga kerja yang kurang memperhatikan keselamatan dan

Di Indonesia berdasarkan laporan kasus kecelakaan kerja dari PT. Jamsostek yang sekarang sudah menjadi Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) sesuai data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Penduduk menyebutkan cenderung meningkat dan data terakhir pada tahun 2011 tercatat sebanyak 99.491 kasus kecelakaan kerja (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Penduduk, 2013). Sesuai data Proyek dari Departemen Kesehatan,

panas, pancaran busur nyala dan polusi udara oleh gas-gas baik yang berasal dari terbakarnya

terkena jaringan tubuh atau terhisap dalam jangka

pada bulan Maret 2012 setiap tahun hampir 100 orang pekerja di bagian pengelasan mengalami cedera sewaktu melakukan pekerjaan karena sedikit saja kelalaian atau tindakan berbahaya dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja (Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan

Salah satu usaha atau pekerjaan di Sulawesi Utara yang memiliki risiko dan bahaya yang dapat meningkatkan kasus kecelakaan yaitu

pekerjaan

di

bidang

pengelasan. Risiko tidak hanya melibatkan pekerja pengelasan dalam melakukan pekerjaan, tetapi juga bagi mereka yang berada di

lama

akan

menyebabkan

dapat meninggalkan cacat permanen atau bahkan kematian. Selanjutnya pengelasan juga menyebabkan timbulnya risiko kebakaran dan peledakan sehingga perlu adanya tindakan pencegahan kebakaran

terhadap maupun

terjadinya gangguan

bahaya kesehatan

(Widharto, 2013). Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya risiko dan bahaya pengelasan yaitu dengan

menggunakan

alat

pelindung

diri

(APD). Sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimana setiap pekerja harus menjaga keselamatan dan kesehatan dengan memakai alat-alat pelindung diri.

Kesejateraan, 2012).

waktu

gangguan kesehatan yang cukup serius dan

Tenaga Kerja dan Kesejateraan yang dicetak

terjadi

penggunaan

coating maupun gas pelindung, yang jika

kesehatan untuk diri sendiri.

kerja

menyangkut

Penggunaan

APD

merupakan

tahap

terakhir dari hirarki pengendalian bahaya. Berdasarkan pengamatan awal banyak pekerja pengelasan yang kurang memahami betapa pentingnya penggunaan APD. Padahal bahaya yang ditimbulkan dari proses pengelasan sangat memicu terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Faktor pengetahuan dan

sikap sangat berpengaruh terhadap penggunaan

tahun 5,8%. Berdasarkan masa kerja, responden

APD sehingga Penulis ingin untuk melakukan

yang paling banyak adalah masa kerja ≤ 10

penelitian

antara

tahun yaitu sebesar 67,3% dan yang paling

tindakan

sedikit masa kerja ≥ 21 tahun yaitu sebesar

pengetahuan

tentang dan

“Hubungan sikap

dengan

penggunaan APD pada pekerja pengelasan di bengkel las kota Manado”.

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional

13,5%.

(potong lintang).

Penelitian bertempat di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, pada bulan Juni sampai Oktober 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pengelasan yang

Variabel Pengetahuan: Baik Cukup Kurang Sikap: Baik Kurang Tindakan: Baik Kurang

n

%

43 8 1

82,7 15,4 1,9

37 15

71,2 28,8

26 26

50 50

sesuai observasi pada 10 bengkel las dengan 60 pekerja yang terdapat di Kota Manado. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling. Jumlah

sampel

pada

penelitian ini adalah 52 responden.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian karakteristik responden pada 52

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

pekerja pengelasan di bengkel las Kota Manado

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa

yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki,

sebesar 82,7% atau sebanyak 43 responden

menunjukkan bahwa responden berdasarkan

memiliki pengetahuan baik, sebesar 15,4% atau

pendidikan yang paling banyak adalah tingkat

sebanyak 8 responden memiliki pengetahuan

pendidikan SMA/SMK yaitu sebesar 61,5%

cukup dan sebesar 1,9% atau sebanyak 1

sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat

responden

pendidikan SD 5,8%. Dapat diartikan bahwa

Banyak responden yang mengetahui pengertian

pendidikan pekerja pengelasan tergolong baik.

APD, fungsi APD, jenis-jenis APD bahkan

Berdasarkan umur, responden yang paling

bahaya

banyak adalah berumur 21-35 tahun yaitu

pengelasan.

sebesar 57,7% dan paling sedikit berumur ≤ 21

memiliki

yang

pengetahuan

ditimbulkan

dari

kurang.

proses

Sunaryo mengatakan bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. merupakan

Kognitif domain

atau

pengetahuan

(Azwar, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Noviandry (2013), pekerja yang memiliki sikap positif

untuk

lebih banyak sebesar 84,8% daripada pekerja

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan

yang memiliki sikap negatif sebesar 15,2%.

diperlukan sebagai dorongan psikis dalam

Hasil penelitian ini berbeda dengan Chepkener

menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari,

(2013) yang menyatakan bahwa kalangan

sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

pekerja Jua Kali memiliki sikap buruk terhadap

merupakan

tindakan

keselamatan mata yang berhubungan dengan

seseorang (Kholid, 2012). Hasil penelitian yang

pekerjaan karena penyediaan APD tidak selalu

dilakukan oleh Noviandry (2013) pada 46

membuat pekerja patuh menggunakan APD.

stimulasi

terpenting

sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap

terhadap

pekerja pengelasan di Kelurahan Gondrong memiliki

pengetahuan

baik

lebih

Suatu sikap belum otomatis terwujud

banyak

dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap

sebesar 78,3% dari pada pekerja yang memiliki

menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor

pengetahuan kurang baik sebesar 21,7%.

pendukung

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi

yang

suatu

kondisi

yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa

emosional

terhadap

sebesar 50% atau sebanyak 26 responden

(Notoatmodjo,

2012).

memiliki tindakan baik dan sebesar 50% atau

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebesar

sebanyak 26 responden memiliki tindakan

71,2% atau sebanyak 37 responden memiliki

kurang. Hasil penelitian dengan melakukan

sikap baik (positif) dan sebesar 28,8% atau

wawancara singkat setelah pengambilan data

sebanyak 15 responden memiliki sikap kurang

melalui kuesioner tindakan penggunaan APD

(negatif).

masih rendah karena adanya pekerja yang

stimulus

bersifat

atau

sosial

Sikap dikatakan sebagai suatu respons

kurang memiliki kesadaran untuk menggunakan

evaluatif. Respons evaluatif berarti bahwa

APD, penyediaan APD di setiap bengkel yang

bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu

masih kurang bahkan adanya pekerja yang tidak

timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam

nyaman dalam menggunakan APD. Hasil

diri

penelitian banyak responden yang menjawab

individu

yang

memberi

kesimpulan

terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-

kadang-kadang

buruk,

menggunakan APD.

positif-negatif,

menyenangkan-tidak

menyenangkan, yang kemudian mengkristal

bahkan

tidak

pernah

Tindakan responden yang kurang dalam penggunaan APD dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor internal (berupa respons) dan faktor ekstenal (berupa stimulus) sangat berpengaruh terhadap tindakan penggunaan

Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan Penggunaan APD dan Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan Penggunaan APD Pada Pekerja Pengelasan Di Bengkel Las Kota Manado

APD. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri seseorang dalam merespons stimulus

Pengetahuan

Baik Cukup Kurang

Sikap

Baik Kurang

dari lingkungannya. Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik fisik

Tindakan Baik Kurang n % n % 23 44,2 20 75 3 5,8 5 9,6 0 0 1 1,9 25 48,1 22 69,2 1 1,9 4 7,7

Hubungan

p

0,012

0,003

maupun nonfisik dalam bentuk sosial, budaya, Berdasarkan tabel 2 diketahui hasil

ekonomi dan politik (Maulana, 2009). Tindakan

penggunaan

APD

sangat

penting karena dapat mencegah timbulnya

pengolahan data menggunakan uji Spearman Rank dengan bantuan program Statistical

penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat

Program

suatu pekerjaan. Berdasarkan penelitian yang

menghasilkan

dilakukan oleh Rikmiarif (2012) pada sampel

sebesar 0,012 yang menyatakan bahwa terdapat

penelitian sebanyak 50 responden menyatakan

hubungan antara pengetahuan dengan tindakan

bahwa ada hubungan antara penggunaan alat

penggunaan

pelindung diri pernafasan dengan kapasitas vital

Notoadmodjo

paru (uji kolerasi spearman, p = 0,0001).

perilaku

Pekerja yang tidak menggunakan masker yang

pengetahuan saja (faktor predisposisi), akan

standar dan secara statistic, hal ini memperbesar

tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor pendukung

risiko untuk terjadinya gangguan fungsi paru.

(ketersediaan APD) dan faktor pendorong

Namun hasil analisis yang dilakukan oleh

(pengawasan dan peraturan).

Deviandhoko (2012) pada sampel penelitian

for

Social nilai

Hasil

probabilitas

APD.

Teori

(2012)

tidak

Sciences

value)

Bloom

dalam

menjelaskan

bahwa

hanya

penelitian

(p

(SPSS)

dipengaruhi

ini

sama

oleh

dengan

sebanyak 78 responden menyatakan bahwa

penelitian yang dilakukan oleh Noviandry

tidak ada hubungan antara penggunaan APD

(2013) pada 46 pekerja pengelasan dari 12

dengan gangguan fungsi paru pada pekerja

bengkel yang ada di Kelurahan Gondrong,

pengelasan di Kota Pontianak (uji Chi Square, p

Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang yaitu

= 1,000). Keterbatasan modal pemilik usaha,

menyatakan

keadaan lingkungan kerja dan ketidaknyamanan

pengetahuan dengan penggunaan APD pada

penggunaan APD yang menjadi faktor pemicu

industri pengelasan informal. Berbeda dengan

sehingga hasilnya tidak ada hubungan.

penelitian yang dilakukan oleh Tijani (2014) di

terdapat

hubungan

antara

Osogbo, Nigeria dengan sampel penelitian

sebanyak

110

pekerja

pengelasan

yang

kesadaran dapat mempengaruhi sikap dan

menyatakan bahwa pekerja pengelasan kurang

perilaku.

memiliki pengetahuan yang memadai tentang

kesehatan dan keselamatan kerja akan membuat

penggunaan APD dan pengaruhnya terhadap

pekerja lebih rentan terhadap penyakit.

terjadinya kecelakaan kerja. Faktor pendidikan menjadi salah satu pemicu tidak ada hubungan. Berdasarkan tabel 2 diketahui hasil pengolahan

data

tentang

Sebagian diantara hasil-hasil penelitian memperlihatkan adanya indikasi hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku dan sebagian lain menunjukkan bukti betapa lemahnya hubungan

didapatkan nilai probabilitas (p value) sebesar

antara sikap dengan perilaku. Temuan-temuan

0,074

hubungan

telah

kesadaran

dilakukan,

yang

yang

Rendahnya

menyatakan

antara

sikap

bahwa

terdapat

penelitian mengenai hubungan antara sikap dan

dengan

tindakan

perilaku memang belum konklusif. Banyak

penggunaan APD. Sesuai dengan teori perilaku

penelitian

Bloom yang menjelaskan bahwa perilaku

hubungan yang sangat lemah bahkan negatif,

merupakan fungsi dari faktor predisposisi yaitu

sedangkan sebagian penelitian lain menemukan

faktor yang ada dalam diri individu yang

adanya hubungan yang meyakinkan (Azwar,

didalamnya

2013).

terdapat

sikap

dari

individu

(Notoatmodjo, 2012).

yang

menyimpulkan

adanya

Sikap tidak sama dengan perilaku dan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

perilaku tidak selalu mencerminkan sikap

oleh Noviandry (2013) pada 46 pekerja

seseorang. Individu sering kali memperlihatkan

pengelasan dari 12 bengkel yang ada di

tindakan bertentangan dengan sikapnya. Akan

Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh,

tetapi, sikap dapat menimbulkan pola-pola cara

Kota Tangerang menyatakan terdapat hubungan

berpikir

antara sikap dengan penggunaan APD pada

sebaliknya,

industri pengelasan informal. Hasil penelitian

mempengaruhi

yang dilakukan oleh Kusuma (2013) dengan

masyarakat, baik dalam kehidupan sehari-hari

sampel penelitian berjumlah 22 responden

maupun dalam hal mebuat keputusan yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap

penting dalam hidup (Maulana, 2009).

tertentu

dalam

pola-pola

masyarakat

cara

tindakan

berpikir dan

dan ini

kelakuan

dengan penggunaan alat pelindung wajah pada pekerja

las

listrik

Kawasan

Simongan

Semarang.

1. Hasil

Dari hasil survei yang dilakukan oleh Tam dan Fung pada industri konstruksi di Hongkong dengan menggunakan kuesioner dan wawancara

KESIMPULAN

terstruktur,

ditemukan

bahwa

penelitian

mengenai

tentang APD pada menyatakan

bahwa

pengetahuan

pekerja responden

pengelasan memiliki

pengetahuan yang baik (82,1%) lebih banyak dibandingkan

dengan

responden

yang

memiliki pengetahuan cukup (15,4%) dan

pada proses pengelasan diharapkan untuk

kurang (1,9%).

lebih meningkatkan kesadaran

2. Hasil penelitian mengenai sikap penggunaan APD

diri

pada

pekerja

pengelasan

tentang

pentingnya penggunaan APD sehingga dapat terhindar dari kecelakaan kerja atau penyakit

menyatakan bahwa sikap positif (71,2%)

akibat

lebih banyak dibandingkan dengan sikap

diharapkan dapat memperhatikan penyediaan

negatif (28,8%).

APD

3. Hasil

penelitian

mengenai

tindakan

penggunaan APD pada pekerja pengelasan menyatakan

bahwa

responden

memiliki

kerja.

bagi

Bagi

pemilik

pekerjanya

dan

bengkel

perlunya

pengawasan serta aturan penggunaan APD saat melalukan proses pengelasan. 3. Dapat dilakukan penelitian selanjutnya untuk

tindakan baik (50%) dan tindakan kurang

mengetahui

(50%).

mempengaruhi tindakan penggunaan APD

4. Terdapat

hubungan

antara

pengetahuan

faktor-faktor

lain

yang

pada pekerja pengelasan.

dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja pengelasan di bengkel las kota Manado.

DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori dan

5. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan APD pada pekerja

Pengukurannya.

Yogyakarta:

Pustaka

Pelajar.

pengelasan di bengkel las Kota Manado. Chepkener, A. 2013. Knowledge, Attitude and Practice of Eye Safety Among Jua Kali

SARAN

Industry Workers In Nairobi, Kenya. 1. Pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja

Provinsi/Kota

memperhatikan

kiranya

lebih

pekerja

pengelasan,

mensosialisasikan

akan

pentingnya

penggunaan

dan

APD

perlu

adanya

Tesis. Nairobi: Faculty of Medicine, Department

of

Ophthalmology,

University of Nairobi. (Online), (http:// erepository.uonbi.ac.ke/bitstream/handle). Diakses pada tanggal 9 Agustus 2014.

pengawasan bagi usaha-usaha kecil menegah khususnya di bengkel-bengkel las yang ada di kota Manado terlebih dalam penggunaan

Kesejahteraan.

2012.

Pemberitahuan

Tentang Pencegahan Kecelakaan Dalam

APD. 2. Pekerja pengelasan yang pengetahuannya sudah baik hendaknya dipertahankan untuk menggunakan

Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja Dan

APD.

Untuk

pekerja

pengelasan yang belum menggunakan APD

Pekerjaan Pengelasan Dan Sebagainya. (Online), (http://www.jitco.or.jp/downlo ad/data/saigaibousi_Indonesia.pdf). Diakses pada tanggal 19 April 2014.

Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan: Dengan

Kapasitas Vital Paru. Unnes Journal of

Pendekatan Teori Perilaku, Media dan

Public Health, (Online), Vol. 1, No. 1,

Aplikasinya

Agustus 2012, Hal 12-17, (http://journal.

Untuk

Mahasiswa

dan

Praktisi Kesehatan. Jakarta: Rajawali

unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/do

Press.

wnload/175/183). Diakses pada tanggal 9

Kusuma,

R.

2013.

Hubungan

Antara

Agustus 2014.

Pengetahuan, Sikap dan Kenyamanan

Tam, V. W. Y., Fung, H. W. 2008. A Study Of

Dengan Penggunaan Alat Pelindung

Knowledge, Awareness, Practice and

Wajah Pada Pekerja Las Listrik Kawasan

Reccomendations Among Hong Kong

Simongan Semarang. Skripsi. Semarang:

Construction Workers On Using Personal

Jurusan

Masyarakat

Respiratory Protective Equipment at

Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas

Risk. The Open Construction and Builing

Negeri Semarang (Online), (http://lib.

Technology Journal, (Online), Vol. 2,

unnes.ac.id/18513/1/6450408041.pdf).

Hal.

Diakses pada tanggal 9 Agustus 2014.

net/profile/Vivian_Tam2). Diakses pada

Ilmu

Kesehatan

Maulana, H. DJ. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Kesehatan.

Jakarta:

Rineka

tanggal 9 Agustus 2014.

Safety Devices By Welders In Osogbo, Nigeria. International Journal of Recent Scientific Research, (Online), Vol. 5, No.

Cipta.

2, Noviandry,

(http://www.researchgate.

Tijani, A. 2014. Assessment Of The Use Of

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku

69-8,

I.

2013.

Faktor-Faktor

Yang

Berhubungan Dengan Perilaku Pekerja Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Informal

Pada

Industri

Pengelasan

Di

Kelurahan

Gondrong,

Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas Islam Negeri. (Online), (http://repository.uinjkt. ac.id/dspace/bitstream).

Diakses

pada

tanggal 9 Agustus 2014. Rikmiarif, D. 2012. Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Pernapasan Dengan Tingkat

Februari

2014,

Hal.

397-402,

(http://www.recentscientific.com/assessm ent-use-safety-devices-welders-osogbonigeria). Diakses pada tanggal 9 Agustus 2014. Widharto, S. 2013. Welding Inspection. Jakarta: Mitra Wacana Media.