HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN

Download HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN. MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI. STATUS SOSIAL EKONOMI OR...

0 downloads 225 Views 4MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Studi Kasus: Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Disusun Oleh: MARIA GAMPANG SRI MURDANI 021334039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Studi Kasus: Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten

SKRIPSI

Disusun Oleh: MARIA GAMPANG SRI MURDANI 021334039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Saat hidup tak terangkai sempurna Banyak berkat terselubung di balik kepedihan dan pencobaan Ya, kita tak dapat melihat apa yang Allah rencanakan Namun lewat penderitaan kita menjumpai kasih Allah, Serta dapat merasakan damai yang dilimpahkan-Nya dari surga” (Kathy C. Miller) “Berbuatlah sebanyak mungkin kebaikan, Melalui sebanyak mungkin cara, Di sebanyak mungkin tempat, Pada sebanyak mungkin waktu, Kepada sebanyak mungkin orang, Sejauh mungkin, Sesuai kemampuanmu” (Alm. Rm. Pablo,CMF) “Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya” (Pengkotbah 3:11) “Roh Kudus datang menolong dalam kelemahan kita dan menjadi pengantara kita” (bdk Rm 8:26)

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan teristimewa untuk: Tuhan Yesus Kristus Bunda Maria Yang Melindungiku Almarhum Bapakku Dominicus Suparno Ibuku AY. Sri Hastuti Kakak-kakakku: Elizabeth Setyo Sri Kenyo Weningsih Chatarina Sri Tunjung Dwi Anggani Yohanes Aris Sri Sadono Chatarina Mirah Sri Wismanti Margaretha Widayati Dampit Sri Karenan Almarhum Widoyo Dampit Sri Parikenan Almarhum Gampang Sri Murdono Sahabat -sahabatku J

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 September 2007 Penulis

Maria Gampang Sri Murdani

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA Studi Kasus: : Siswa-siswi Jurusan Penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten Maria Gampang Sri Murdani Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2007 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua; (2) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua; (3) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua pada siswa – siswi jurusan penjualan di SMK Negeri I, SMK Kristen 2 dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember 2006. Populasi penelitian berjumlah 268 orang terdiri dari 118 siswa SMK Negeri I, 92 siswa SMK Kristen 2, dan 58 siswa SMK Katolik. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua ( t hitung = 11,423 > t tabel = 1,66); (2) ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua ( t hitung =10,354 > t tabel =1,65); (3) ada hubungan positif positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua ( t hitung = 8,347 > t tabel = 1,67).

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT AND THE INTEREST OF BEING AN ENTREPRENEUR OF VOCATIONAL SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS OBSERVED FROM THE ECONOMICAL AND SOCIAL STATUS OF THE PARENTS A Case Study on: Students of Marketing Department of the State Vocational Senior High School, Christian 2 Vocational Senior High School, and Catholic Vocational Senior High School in Klaten Regency Maria Gampang Sri Murdani Sanata Dharma University Yogyakarta 2007 This research aims to know whether: there is any relationship between the entrepreneurship spirit and the interest of being an entrepreneur observed from (1) the kind of occupation of the parents; (2) the income level of the parents; (3) the educational level of the parents of the students of marketing department in the State Vocational Senior High School, Christian 2 Vocational Senior High School, and Catholic Vocational Senior High School in Klaten Regency. Data collecting was done in December 2006. The population of the research were 268 students consist of 118 students of State Vocational Senior High School, 92 students of Christian 2 Vocational Senior High School, and 58 students of Catholic Vocational Senior High School. The data were collected by using questionnaire and interviews methods. To examine the research hypotheses, data were analyzed by using the methods of product moment from Pearson correlation analysis. Research findings shows that: there is a positive and significant correlation between the entrepreneurship spirit and the interest of being an entrepreneur observed from (1) the kind of occupation of the parents ( t count = 11,423 > t table = 1,66); (2) the income level of the parents ( t count = 10,354 > t table = 1,65); (3) the educational level of the parents ( t count = 8,347 > t table = 1,67).

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat Berwirausaha Siswa SMK Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua ”. Tujuan penulisan skripsi ini salah satunya adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali hambatanhambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu atas terselesainya skripsi ini,

penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-

besarnya kepada: 1.

Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Bapak Laurentius Saptono, S.Pd,. M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing yang telah bersedia untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

4.

Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. yang telah bersedia mendampingi penulis dalam proposal penelitian memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran.

5.

Bapak S. Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si. dan Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan saat menguji penulis.

6.

Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi (Ibu Indah, Ibu Rita, Ibu Catur, Ibu Cornel, Pak Muhadi, Pak Heri, Pak Bambang, Pak Joko, Pak

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Singo), Program Studi Ekonomi (Ibu Wigati, Pak Teguh, Pak Rubi, Pak Indra, Pak Vianney) dan seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma yang telah mengajar dan mendidik dengan sabar kepada penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7.

Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi, Mbak Aris dan Pak Wawik dan Sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi, Mbak Titik yang telah melayani penulis dengan sabar selama kuliah hingga selesainya skripsi ini.

8.

Bapak dan Ibu karyawan, serta petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

9.

Bapeda Kabupaten Klaten, yang telah memberikan ijin penelitian di SMK Negeri I, SMK Katolik dan SMK Kristen 2 Klaten.

10.

Keluarga besar SMK Negeri I Klaten, Bapak Drs. M.Sami selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Ibu Siti Mualifah selaku Kaprolin yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian, Bapak Tri Joko selaku Kepala Kantor/TU, siswa-siswi kelas 3 Penjualan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung kelancaran skripsi ini.

11.

Keluarga besar SMK Katolik Klaten, Bapak FY. Parintyatma, BA selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Bapak Joko Widodo selaku Wakasek yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian, Bapak Harto, Bapak Gino, siswa-siswi kelas 3 Penjualan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung kelancaran skripsi ini.

12.

Keluarga besar SMK Kristen 2 Klaten, Bapak Drs. Sutomo Wardoyo selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan ijin penelitian, Ibu Dra. Sekti B. dan Ibu Riwi H, BA yang telah bersedia mendampingi penulis saat penelitian, Bapak Sabar, Ibu Tri Muryani, Ibu Sarniatun, siswa-siswi kelas 3 Penjualan yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner demi mendukung kelancaran skripsi ini..

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13.

Alm. Bapakku D. Suparno, Be danik wis lulus ki....kutau babe lagi tersenyum bahagia di surga matur suwun sanget atas pengorbanan, kerja keras, perhatian ma kasih sayangnya yang tulus, kangen nie mijitin....buat Ibuku AY.Sri Hastuti, mamex makasi yach atas semua perhatian, doa en kasih sayangnya.

14.

Mba Yok makasi atas pengorbanan, bantuan secara moril & material, doa, semangat, perhatian serta kasih sayangnya yang tulus, mba Tunjung, mas Aris, mba Wiwid, mba Mira makasi atas segala bantuan dan semangat, keponakanku Topik n Fajar thanx untuk kelucuan n ramenya suasana.

15.

My Close friends, Elfira (liong) akhirnya qta bisa lulus bareng yach 09.00 a.m thanx 4 everything smoga qta tetap jadi sahabat yang oke di mata Tuhan ciee..., Sisil (lontong) Jeng muter- muter sekolahan lagi yuks trus sightseeing again ye, Ruri seneng dech dinyanyiin en digitarin lagu- lagunya Mr. Big jadi happy lho...Santi wah dah kerja ne..., Flora (fofo) jalan-jalan lagi yuk?!? tp kapan yach..., Desi allow dora kapan-kapan curhat lagi yach..., Watik akhirnya qta bisa lulus bareng 01.00 p.m thanx atas kebersamaannya n abang pak dokter flash, Ana seneng dech nyanyi- nyanyi bareng walopun agak fals sich hehe..., Mita (mithong) ayo cepet selesain skripsinya yach, semangat!!! Sisil man’02 yuks ke warnet lagi...kangen nie ma kebun salakmu turi, Yessi, Gama n Ndaru thanx dah jadi sobatku dari kecil moga qta tetap jadi sahabat.

16.

Temen-temen kost Brojowikalpo No.2B Dewi “tuyul memble” n family, Yudha, Retno “Nonox”, Anna, Nuning, Tian, Shinta, Silvi, Sulis, mba Rica “tante”, mba Andri, mba Anna, mba Ota, Ana, Tita thanx our bright days, I’ll be missing you all....J

17.

C. Titahena UKDW ’01 thanx for your spirit akhirnya aku bisa lulus juga yach..., Irwan MSD’04 thanx power pointnya, Nanang, kak Yosi n mas Cahyo, Ndari, Pho-pho thanx doa n semangatnya,

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sr. Stela doain aku selalu ya suster..., mba Endang laris yo mba..., Yuli ‘bom-bom’moga jadi hairstylish yang keren. 18.

Temen-temen PAK A 2002 à Edi, Yuli, Hanick, Trisna, Rita (Susi), Lieya, Ninuk, Shila, Etha, Febri, Santi, Ika, Br.Tadius, Nanik, Siska, Moko, Titet, Aji, Adi, Krestee, Rita stero, Erni, Rosa, Emi, Vero, Yeni seneng dech bisa sekelas bareng X-an smoga ini bisa jadi kisah klasik yang pantas untuk dikenang thanx 4 everything, don’t forget me...

19.

Temen-temen PAK B 2002à Fera, Eri, Yoyok, Imas, Siska, Muntari, Lusi, Yuni, Dwi, Adi, Goris, Tyas, Bowo, Dita, Indri, Lamdos, Kris, Didik, dll.

20.

Temen-temen PAK C 2002 à Banu, TM, Uci, Toro, MM, Cipluk, Suprapti, Wulan, Tiara, Sarinah, Heri, Clara, Thomas, Dewi, Dika, Nina, Astuti, Ima, Risa, Lia, Esti, dll.

21.

Agung kapan jahitin baju buat aku ne...moga jadi desainer yang oks punya ya bo..., Adven n Merita, Ade, Alex, Frans, Rizki, Vika ke gua kerep lagi yuks...Yanu n Lippo ke perpus yuks...kakak n adek angkatan PAK thanx atas kebersamaan saat kuliah di kelas bareng X-an, Adel, Siska, Wulan, Ida, Indah, Sari Utami, Joyo n Vita,dll.

22.

Temen-temen Cana Community (Lektor dan Misdinar) à Mbak Nita n Papi, Mbak Marga, Mbak Mety, Mas Max, Mas Eric, Mas Yoyok, C’Vivi, Sisil, Lely, Mas Paus, Mas Ichad, Mas Arfi, Marina, Dewi, Ambro, Yudi, Ari, Eka, Elkana, Si kembar Vero dan Sabeth, Felic, Gaga, Indah, Lusi, Putri, Vina, Ika Andar, Sepri, Paskal, Silvi, Jeli, Anton, Santi, Ria, Mita, Dita, frater-frater angin mamiri,dll thanx ya atas pengalaman berorganisasi, cabelotis nya n latihan vokal.

23.

Keluarga Kapel St. Bellarminus - Mrican dan Campus Ministry USD à Pak Budi, Mas Kris, Mas Jalur, Frater Ardi, Frater Didik, Frater Beny, Suster Gracia, Suster Irene, Romo Wiryono S.J., Romo Andalas S.J., Romo Agung S.J., Romo Hari S.J., Romo Baskoro S.J., Romo Sudiarja S.J., Romo Prapto S.J., Romo Heliarko S.J., Romo Pram S.J., Romo Subanar S.J., Romo Harjanto, Romo Sarwanto, Romo Spillane, Romo Budi dan Romo Ari

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(terima kasih atas doa dan nasehat-nasehatnya, ‘bertumbuh bersama dalam melayani’. 24.

Buat diri pribadiku ayo langkahkan kaki, tegarkan hati, kuatkan diri, tuk menggapai asa yang tinggi, tetap semangat!!!keep smileJ

25.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selama ini dengan ketulusan hati telah memberikan bantuan dan dorongan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis

Maria Gampang Sri Murdani

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii MOTTO .........................................................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................

vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................

ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix BAB I

: PENDAHULUAN ..................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................

1

B. Batasan Masalah ................................................................

4

C. Rumusan Masalah ..............................................................

4

D. Tujuan Penelitian ...............................................................

5

E. Manfaat Penelitian .............................................................

5

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA .........................................................

7

A. Jiwa Kewirausahaan ..........................................................

7

B. Minat Berwirausaha ........................................................... 12 C. Status Sosial Ekonomi ....................................................... 16 D. Hubungan diantara Variabel Penelitian ............................. 25 E. Kerangka Pemikiran Teoritik ............................................ 29 F. Rumusan Hipotesis ............................................................ 31 BAB III

: METODE PENELITIAN ....................................................... 32 A. Jenis Penelitian ................................................................... 32 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 32 C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 32 D. Populasi Penelitian ............................................................. 33 E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ............................. 33 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 38 G. Pengujian Validitaas dan Reliabilitas ................................ 38 H. Teknik Analisis Data ......................................................... 44

BAB IV

: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................... 52 A. Deskripsi Data ................................................................... 52 B. Analisis Data ...................................................................... 57 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................. 68

BAB V

: KESIMPULAN,

KETERBATASAN

PENELITIAN

DAN SARAN .......................................................................... 79 A. Kesimpulan ........................................................................ 79

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Keterbatasan Penelitian .................................................... 80 C. Saran .................................................................................. 81 DAFTAR PUSTAKA

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

halaman Lampiran I

Data Induk Penelitian .............................................................. 83

Lampiran II

Statistik Deskriptif , Uji Validitas dan Reliabilitas.................. 121

Lampiran III Uji Normalitas dan Linearitas ................................................. 127 Lampiran IV Perhitungan Kategori Kecendrungan Variabel (PAP II) dan Perhitungan Uji- T .................................................................... 129 Lampiran V

Uji Hipotesis Penelitian............................................................ 134

Lampiran VI Surat Ijin Penelitian, Tabel, Kuesioner ................................... 138

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siswa siap bekerja baik bekerja secara mandiri (wirausaha) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada (Kurikulum SMK Edisi 2004). Sebagai penyelenggara pendidikan tingkat menengah, SMK berkewajiban untuk mempersiapkan lulusan untuk mampu bersaing di dunia kerja. Faktor utama yang menentukan mampu tidaknya bersaing adalah seberapa jauh lulusan memiliki kompetensi dibidangnya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta

kemampuan

menghasilkan

produk

unggul.

Namun

demikian,

kemampuan SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang unggul/berkualitas masih disangsikan oleh sebagian masyarakat. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas diharapkan lebih produktif dan mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Kualitas SDM tersebut sering diukur berdasarkan tingkat penyelesaian jenjang pendidikan formal. Tetapi, fakta menunjukkan bahwa persentase penduduk yang bekerja pada periode tahun 1996-2004 dengan pendidikan rendah (tidak sekolah, belum tamat SD dan tamat SD) mengalami penurunan sebesar 11,8%. Sementara penduduk bekerja yang mempunyai pendidikan tertinggi SMP,

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

SMA dan Perguruan Tinggi masing- masing mengalami kenaikan 7,1%, 2,6%, 2,3% (BPS, 2005:40). Bank Dunia (2003), mengasumsikan bahwa setiap pertumbuhan ekonomi satu persen akan mampu menambah lapangan kerja bagi 400.000 orang. Padahal, angkatan kerja setiap tahun di Indonesia berjumlah kurang lebih 3 juta jiwa. Ini berarti sejak saat ini angka penganggur akan terus bertambah dengan jumlah paling tidak 1,6 juta orang. Dalam Jurnal Ekonomi Pembangunan (2005:64), menyebutkan bahwa sejak tahun 1997 sampai tahun 2004 jumlah pengangguran terbuka di Indonesia terus meningkat dari sebesar 4,18 juta jiwa menjadi kurang lebih sebesar 11,35 juta jiwa. Menghadapi kenyataan tersebut, SMK sebagai penyelenggara pendidikan kejuruan yang siap kerja perlu untuk meningkatkan kualitas lulusan agar mampu bekerja maupun menciptakan usaha sendiri. Hal ini didukung pemberitaan Media Indonesia (12/02/2004) yang menyebutkan bahwa lulusan SMK yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi hanyalah 10% saja. Artinya, lulusan SMK lebih banyak memilih terjun ke dunia kerja daripada melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian peran pendidikan menengah kejuruan yang senantiasa berorientasi siswa untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan berwirausaha menjadi sangat penting. Fakta pengangguran di atas menunjukkan bahwa minat siswa untuk berwirausaha masih rendah. Faktor yang diduga menyebabkannya adalah masih rendahnya jiwa kewirausahaan siswa SMK. Adapun maksud dari jiwa kewirausahaan adalah seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

pikiran dan angan-angan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Oleh karena itu, pihak SMK perlu meningkatkan jiwa kewirausahaan dengan siswa diberi kesempatan untuk mengelola usaha kecil misalnya mengelola koperasi sekolah. Derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha diduga berbeda untuk status sosial ekonomi orang tua yang berbeda. Dalam penelitian ini status sosial ekonomi yang dimaksud mencakup: jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan orang tua. Pada jenis pekerjaan orang tua sebagai wirausaha, diduga derajat hubunga n jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pekerjaan orang tuanya bukan wirausaha. Hal ini disebabkan anak berada dalam lingkungan dimana mereka sehari- hari melihat cara kerja orang tuanya berwirausaha. Pada tingkat pendapatan orang tua tinggi, diduga derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pendapatan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan orang tua memiliki ketersediaan modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha. Sementara ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua tinggi, diduga derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pendidikan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, orang tua akan

lebih memiliki pengetahuan dan wawasan dan

menularkannya pada anak, semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas diharapkan lebih produktif dan mampu untuk menciptakan pekerjaan sendiri. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis mengambil judul penelitian

“HUBUNGAN

ANTARA

JIWA

KEWIRAUSAHAAN

DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa-siswi jurusan penjualan pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten.

B. Batasan Masalah Penelitian ini memfokuskan perhatian pada tinggi atau rendahnya minat berwirausaha siswa SMK. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya minat berwirausaha. Penelitian memfokuskan pada faktor jiwa wirausaha. Secara lebih spesifik dalam penelitian ini akan diselidiki apakah ada derajat hubungan yang berbeda antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua? 2. Apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat ber

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

wirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua? 3. Apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua?

D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. 2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. 3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

E. Manfaat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan memberikan manfaat– manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk menyiapkan lulusan yang mempunyai jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

2. Memberikan masukan bagi pengembangan literatur dan penelitian dalam bidang kewirausahaan. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan dasar bagi penelitian–penelitian sejenis pada waktu yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.

Jiwa Kewirausahaan 1. Pengertian Kewirausahaan Kata wirausahawan merupakan terjemahan dari kata entrepreneur. Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis ”entrependre“ yang berarti “bertanggung jawab“. Wirausahawan adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola dan mengatur risiko suatu usaha bisnis (Machfoedz dan Machfoedz, 2004:1). Menurut Drucker, kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). Menurut Zimmere (Suryana, 2003:4), kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang, sedangkan, inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan Zimmere, dalam (Suryana, 2003:2). Jadi kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 ( Priyono dan Soerata, 2004:16), tentang “Gerakan

Nasional

Memasyarakatkan

dan

Membudayakan

Kewirausahaan” pada poin 1 menyatakan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Dalam modul Pelatihan CEFE (Creation of Enterpreses Formation of Entrepreneurs) yang diadakan oleh proyek PIKM Provinsi DIY Kanwil Departemen perindustrian Provinsi DIY Tanggal 5 Mei sampai dengan 13 Juni 1995 (Priyono dan Soerata, 2004:16), disebutkan bahwa kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif untuk memanfaatkan peluang usaha. 2. Ciri dan Watak Kewirausahaan Ciri dan watak kewirausahaan dikemukakan oleh para ahli secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

beragam. Wirausahawan mempunyai ciri yang dominan, yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik daripada teman sekerja ataupun atasannya. Wirausaha memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan kesuksesan (Machfoedz dan

Machfoedz,

2004:5).

Menurut Longenecker, dkk (2001:23), seseorang yang menjadi wirausaha mempunyai kebutuhan yang tinggi akan keberhasilan, keinginan untuk mengambil risiko yang moderat, percaya diri yang tinggi dan keinginan untuk berbisnis. Meredith menyatakan bahwa berwirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber daya. Oleh sebab itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan atau karir dimana seseorang dalam menjalankannya memiliki ciri–ciri dan watak (Suryana, 2003:8), sebagai berikut : Tabel 2.1 Ciri dan Watak Kewirausahaan No. Ciri-ciri 1 Percaya diri 2

3

4 5 6

Watak Ketidaktergantungan dan optimisme Berorientasi pada tugas Kebutuhan untuk berprestasi, dan hasil berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat dan inisiatif Pengambilan risiko Kemampuan untuk mengambil risiko yang wajar dan suka tantangan Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, menanggapi saran-saran dan kritik Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel Berorientasi ke masa Pandangan ke depan depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

Ciri-ciri atau karakter wirausaha menurut Priyono dan Soerata (2004:20) antara lain: a. b. c. d. e. f. g.

h. i. j. k.

Segala tindakan berorientasi pada pencapaian tujuan. Tegar dan tahan uji, ulet dan tidak mudah patah semangat. Menetapkan standar sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah ditentukan. Bersikap optimis dan berpikir positif. Bekerja keras dan cerdas (smart). Menandai keberhasilan dan kegagalan pada dirinya sendiri, semuanya dijadikan alat sebagai cara untuk mawas diri. Pengambil risiko yang moderat, ia tidak akan melangkah untuk mengambil risiko manakala analisis dan nalurinya berkata “jangan”. Tanggap dan menerima ide-ide baru. Termotivasi oleh tugas bukan karena imbalan. Independen dan mandiri. Selalu menciptakan suasana yang riang dan menggairahkan. Dalam penelitian ini, ciri-ciri kewirausahaan seperti tabel 2.1

dijadikan indikator dalam penyusunan instrumen karena dalam ciri-ciri tersebut telah mencakup beberapa ciri yang dikemukakan oleh para ahli, dan ciri-ciri yang dikemukakan oleh Meredith, dalam (Suryana, 2003:14) di atas meliputi watak-watak yang sebaiknya dimiliki dan dikembangkan oleh seseorang yang ingin menjadi wirausaha. Semakin banyak seseorang memiliki atau menunjukkan watak tersebut, maka semakin kuat jiwa kewirausahaan orang tersebut. 3. Pengertian Jiwa Kewirausahaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1995:416), pengertian jiwa didefinisikan sebagai, “seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan–angan, dsb)“.

Menurut

Ahmadi (1992:1), jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur perbuatan pribadi (personal behavior) manusia. Definisi tersebut hampir sama yang dikatakan oleh Nasution (1950:10), jiwa adalah sesuatu yang abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sebagian laku, pikiran, perasaan dan kemauan seseorang dan yang memberi corak kepadanya. Istilah wirausaha pada waktu yang lalu lebih dikenal dengan istilah wiraswasta, keduanya mempunyai pengertian yang sama. Wirausaha/wiraswasta berasal dari kata “wira” yang berati utama, gagah, luhur dan teladan. “Swa” yang berarti sendiri, “sta” yang berarti berdiri. Jadi wirausaha/wiraswasta adalah orang-orang yang mempunyai sifat kewiraswastaan atau kewirausahaan seperti: keberanian mengambil risiko, keutamaan dan keteladanan dalam menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri (Priyono dan Soerata, 2004:15). Menurut Prawirokusumo (Suryana, 2003:11), wirausaha adalah seseorang yang melakukan upaya- upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Menurut Suryana (2003:2), jiwa kewirausahaan adalah orang yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda), dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan). Faktor pemicu yang berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

lingkungan sosial meliputi keluarga, orang tua dan pergaulan kelompok (Suryana, 2003:41). Berdasarkan konsep kewirausahaan, ciri dan watak kewirausahaan, jiwa kewirausahaan adalah adanya kepercayaan atas kemampuan diri sendiri, dalam setiap tindakan selalu berorientasi pada tugas dan hasil, selalu berani menghadapi dan mengambil risiko, mempunyai jiwa kepemimpinan dalam setiap aktivitas, dalam melakukan usaha selalu bersifat orisinalitas dan memiliki pandangan jauh ke depan. Dalam hal ini inti dari jiwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha.

B.

Minat Berwirausaha Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat kuat dan penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak berminat sebelumnya. Pengertian minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1995:656), adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, keinginan. Sejalan dengan itu menurut Mapiare (1982:62), minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka atau kecenderungan yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Ini berarti selain karena perasaan senang, orang yang berminat terhadap suatu objek juga mempunyai harapan-harapan untuk memperoleh manfaat dari objek tersebut. Kalau memberikan manfaat dia akan cenderung untuk memilih objek tersebut. Menurut Witherington (1963:90), minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar, kalau tidak demikian minat itu tidak mempunyai arti sama sekali. Menurut The Liang Gie (1995:16), minat melahirkan perhatian wajar yang tidak dipaksakan dengan tenaga kemauan. Minat melahirkan perhatian wajar yang tidak dipaksakan akan memudahkan terciptanya konsentrasi dan menjadi benteng pelindung melawan gangguan-gangguan perhatian apapun dari luar. Minat selain memungkinkan pemusatan pikiran, juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keriangan hati akan

memperbesar

daya

kemampuan

belajar

seseorang

dan

juga

membantunya tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya itu. Menurut William Amstrong (The Liang Gie, 1995:133), ada 10 (sepuluh) cara untuk memperoleh minat sebagai berikut: 1. 2.

Hendaknya berusaha menetapkan apa yang ingin diperbuatnya dan ke mana akan menuju. Tetapkan suatu alasan bagi pekerjaan yang dilakukan dan dengan demikian membersihkannya dari unsur pekerjaan yang membosankan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

3. 4. 5.

6. 7. 8. 9.

10.

Hendaknya berusaha menentukan tujuan hidupnya: ingin menjadi apa? Lakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk menangkap keyakinan dan pengabdian diri pada pelajaran yang bersangkutan. Hendaknya membangun suatu sikap yang positif, yaitu mencari minat- minat yang baik ketimbang alasan-alasan penghindar yang buruk. Hendaknya menerapkan keaslian dan kecerdasannya dalam mata pelajaran sebagaimana dilakukannya pada kegemarannya. Berlakulah jujur terhadap diri sendiri. Praktekkan kebajikan-kebajikan dari minat dalam ruang kuliah, yaitu tampak dan berbuat seakan-akan sungguh berminat. Hendaknya menggunakan nalurinya menghimpun untuk mengumpulkan keterangan. Hal ini tidak saja membantu perkembangan minat, melainkan juga konsentrasi. Janganlah takut untuk menggunakan rasa ingin tahu.

Menurut Freeman (The Liang Gie, 1995:135), ada 10 (sepuluh) cara untuk memperoleh minat sebagai berikut: 1.

2. 3. 4. 5. 6.

7.

8. 9.

10.

Hendaknya menyingkirkan pengganggu-pengganggu yang tak penting dan tak dikehendaki seperti misalnya suara, rasa lapar, dan rasa dingin. Kesampingkanlah urusan-urusan mendesak lainnya dengan cara mencatatnya atau menyusun jadwal penyelesaiannya. Tekanlah pikiran-pikiran yang tak dikendaki dengan cara secepatnya beralih ke topik yang sedang dipelajari. Hendaknya memahami apa yang sedang dipelajarinya. Punyailah suatu minat yang hidup terhadap mata pelajaran di luar jam studi. Hendaknya menggunakan banyak sumber-sumber ide dan keterangan sehingga memperoleh banyak sudut pandangan terhadap suatu mata pelajaran dan membangkitkan minatnya. Janganlah berusaha mempelajari suatu mata pelajaran secara tersendiri, melainkan berusaha mempertalikannya sepanjang waktu dengan kehidupan sehari-hari. Hendaknya berusaha membaca suatu buku mengenai sejarah sesuatu mata pelajaran. Usahakan mengetahui pertalian mata pelajaran itu dengan mata pelajaran lainnya dan bagaimana mata pelajaran itu dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan film- film, acara-acara televisi dan radio yang berhubungan dengan mata pelajaran itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

Mengenai cara untuk mengembangkan minat terhadap mata pelajaran yang tak disenangi, Colin Woodley (The Liang Gie, 1995:135), menyatakan bahwa dengan mempelajarinya secara sungguh-sungguh dan baik. Menurut Winkel (1984:30), minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Mengenai munculnya minat. Winkel memberikan urutan- urutan untuk mencapai minat sebagai berikut.

Perasaan

Sikap

Minat

Bila dihubungkan dengan minat seseorang untuk berwirausaha, mula- mula seseorang akan merasa senang terhadap wirausaha. Perasaan tersebut muncul karena seseorang telah mengenal dan karena dia memandang bahwa berwirausaha dapat memberikan manfaat dan berharga bagi dirinya, maka timbullah sikap yang positif. Dia akan selalu memperhatikan, berusaha mendekati dan menyesuaikan dirinya dengan sikap wirausaha. Dengan demikian dapat dikatakan minat seseorang untuk berwirausaha telah muncul. Dengan pengertian minat dan pengertian berwirausaha yang telah diuraikan di atas, maka dapat diberikan pengertian minat berwirausaha sebagai suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perasaan senang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

menaruh perhatian pada sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dikelompokkan menjadi dua golongan (Winkel, 1984:27), adalah: a.

Minat secara intrinsik Minat secara intrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar.

b.

Minat secara Ekstrinsik Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang berdasarkan suatu dorongan atau pengaruh dari luar individu.

C.

Status Sosial Ekonomi Status adalah tempat atau posisi dalam suatu kelompok. Menurut Mahmud (1989:99), status sosial ekonomi keluarga antara lain mencakup tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan orang tua serta fasilitas khusus dan barang-barang berharga yang ada di rumah seperti radio, televisi, mesin cuci, dan sebagainya. Menurut Soekanto (1982:233), status adalah tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok berhubungan dengan kelompok lainnya didalam kelompok yang lebih besar lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

Menurut Winkel (1983:164), status adalah kebutuhan akan kedudukan/posisi tertentu dalam masyarakat, sesuai peranan atau tugas seseorang dalam masyarakat. Menurut Hartomo dan Arnicun Azis (1983:195), status sosial adalah kedudukan seseorang (individu) dalam suatu kelompok pergaulan hidupnya. Pekerjaan biasanya merupakan akibat dari pendidikan dan merupakan penentu utama meskipun bukan satu–satunya mengenai mengenai berbagai pendapatan. Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak dapat diartikan bahwa sikap, cita–cita, minat, motivasi anak terhadap suatu obyek akan dipengaruhi oleh keadaan ekonomi orang tuanya. Menurut Gerungan (1989:57), dalam kondisi ekonomi keluarga yang cukup, seseorang akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam- macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alat. Dari pendapat tersebut di artikan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai

kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan

kemapuannya daripada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah. Dari berbagai pendapat ya ng telah dikemukakan di atas dalam penelitian ini penulis hanya membatasi tiga unsur saja yaitu: 1. Jenis Pekerjaan Orang Tua Definisi

jenis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai

Pustaka, 1995:410), adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan dan sebagainya) yang khusus; macam, sedangkan pekerjaan adalah suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

bentuk atau macam

kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh penghasilan. Menurut Tanlain (2002:13), bekerja adalah semua kegiatan yang dilakukan tiap orang untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis pekerjaan orang tua siswa yang satu belum tentu sama dengan jenis pekerjaan orang tua siswa yang lain. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Pekerjaan pokok Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Sifat dari pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok, yang disebut sebagai pekerjaan dengan penghasilan tambahan. b. Pekerjaan Sampingan Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan sampingan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan ini sama seperti halnya pekerjaan pokok yaitu tidaklah sama untuk masing- masing orang. Dalam penelitian ini penulis membedakan jenis pekerjaan menjadi dua jenis, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

1) Wirausaha 2) Bukan wirausaha Dalam hal ini penulis akan melihat hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua yang berwirausaha dan bukan berwirausaha. 2. Tingkat Pendapatan Orang Tua Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang. Untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu rumah tangga, maka sebuah keluarga harus berusaha agar memperoleh pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi kebutuhannya. Menurut Maslina (Sumardi dan Hans-Dieter Evers, 1982:322), pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil keluarga yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam keluarga. Menurut Gilarso (1991:63), pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Menurut Depdikbud (1978:24), pend apatan adalah semua penghasilan yang diterima, baik berupa barang maupun nilai uang yang diperoleh dari pihak lain sebagai balas jasa yang diberikan. Menurut Sumardi dan Hans-Dieter Evers (1982:99), pada umumnya

tingkat

pendidikan

berpengaruh

terhadap

pend apatan

masyarakat, makin tinggi pendidikan suatu masyarakat makin tinggi pula pendapatan serta status sosial masyarakat tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

Menurut Biro Pusat Statistik (Sumardi dan Hans-Dieter Evers, 1982:92), pendapatan dan penerimaan keluarga dapat berbentuk: a. Pendapatan berupa uang, yakni segala penghasilan berupa uang yang bersifat regular dan diterima sebagai balas jasa. Sumbernya adalah gaji dan upah, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, hasil investasi seperti bunga dan pensiun. b. Pendapatan berupa barang yakni segala pendapatan yang sifatnya regular akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa, tetapi dapat diterima dalam bentuk barang dan jasa. Misalnya tunjangan beras, tunjangan kesehatan dan lain- lain. c. Pendapatan lain- lain dari penerimaan barang dan jasa, yakni segala penerimaan bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Misalnya penjualan barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian dan penagihan piutang. 3. Tingkat Pendidikan Orang Tua Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1995:232), pendidikan diartikan sebagai sebuah proses pengubahan tingkah laku seseorang atau kelompok orang, dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Definisi tersebut hal yang hampir sama yang dikatakan oleh Supriyatno (2002:12), pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam menciptakan suasana belajar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

secara aktif untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, sikap spiritual, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, melalui kegiatan bimbingan, latihan dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Menurut Saduloh (2003:55), pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, yang berlangsung sepanjang hayat. Menurut Mapiare (1982:106), tingkat pendidikan yang tinggi sebagai satu diantara batu loncatan untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan merupakan dasar bagi kesuksesan dan kemajuan jabatan yang dicapai yang pada akhirnya memudahkan bagi seseorang untuk dapat diterima dengan baik dalam masyarakatnya. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berpikir, perasaan, dan sikap mental. Pendidikan dikatakan suatu proses, bahwa pendidikan tidak akan pernah berhenti tetapi akan terus berlangsung seumur hidup manusia. Melalui pendidikan, seseorang memperoleh pengalaman, mampu mengembangkan hal-hal yang baru dan akhirnya akan menimbulkan kesejahteraan dan kedamaian pada orang itu sendiri. Dengan pendidikan yang cukup, seseorang akan lebih mudah menunjukkan identitas dirinya pada masyarakat, seseorang akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan cakrawala kehidupan karena masyarakat sudah mengetahui

identitasnya

dengan

melihat

tingkat

pendidikannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

sehingga akan lebih mempermudah bagi orang itu sendiri untuk menyatakan diri sebagai anggota masyarakat di dalam masyarakat tempat dia berada. Menurut Tanlain (2002:43), pendidikan dapat diklasifikasikan dalam: a.

Pendidikan formal (pendidikan sekolah) Pendidikan formal adalah suatu bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Karakteristik pendidikan fo rmal adalah sebagai berikut. a) Pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan berjenjang b) Ada

persyaratan

yang

cukup

ketat

mengenai

waktu

pendidikan, isi pendidikan c) Penggunaan metode formal dan ada penilaian formal terhadap hasil. b. Pendidikan informal Pendidikan informal adalah kegiatan pendidikan yang berlangsung seiring

dengan

berlangsungnya

kegiatan

hidup

sehari- hari.

Karakteristik pendidikan informal adalah sebagai berikut. a) Pendidikan tidak direncanakan dan diatur secara khusus b) Pendidikan terpadu seiring dengan kehidupan sehari- hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

c) Tidak menggunakan metode formal dan tidak ada penilaian formal c. Pendidikan non formal Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan tetap. Pendidikan non formal berbentuk kursus, pusat latihan untuk peningkatan ketrampilan kerja. Karakteristik pendidikan no n formal adalah sebagai berikut. a) Pendidikan direncanakan dan diatur secara khusus dan berjenjang b) Ada persyaratan yang cukup lunak mengenai waktu dan peserta c) Jangka waktu pendek dan isi pendidikan bersifat praktis untuk peningkatan ketrampilan kerja dengan tujuan meningkatkan usaha dan taraf hidup d) Menggunakan metode formal untuk menilai hasil Dalam Tanlain (2002:46), jenjang pendidikan dibagi menjadi empat yaitu. a.

Pendidikan dasar

: tamatan pra sekolah, SD atau sederajat.

b.

Pendidikan lanjutan

: tamatan SMP atau sederajat.

c.

Pendidikan Menengah : tamatan SMA atau sederajat.

d.

Pendidikan Tinggi

: tamatan D1, D2, D3, D4, S1, S2, S3.

Tingkat

orang

pendidikan

tua

maksudnya

adalah

tingkat

pendidikan tertinggi yang berhasil dicapai orang tua, dalam hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang, yaitu bukan hanya berpengaruh terhadap tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Kemampuan orang tua menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi menjadi pemicu dan semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa anak juga akan meniru orang tuanya. Brembeck (Bahar, 1989:127), menyatakan bahwa dorongan orang tua baik disengaja maupun tidak disengaja akan tetap mempengaruhi aspirasi anak terhadap pendidikan. Semakin banyak anak merasakan adanya dorongan dari orang tuanya semakin besar pengaruhnya terhadap aspirasi anak tersebut terhadap pendidikan. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih tinggi menunjukkan nilai yang lebih baik dalam kemampuan akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah.

D.

Hubungan Diantara Variabel Penelitian 1. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Jenis pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Adanya pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

yang mendominasi suatu daerah akan sangat berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan. Apabila dalam masyarakat banyak dijumpai wirausahawan yang berhasil, maka akan mempengaruhi minat berwirausaha bagi seseorang. Begitu pula dalam lingkungan keluarga, orang tua yang mempunyai jenis pekerjaan berwirausaha anak tersebut akan mempunyai kecakapan khusus dalam bidang wirausaha yang dapat menyebabkan anak tersebut juga ingin terjun dalam bidang wirausaha. Bermula dari keinginan ini akan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan minat berwirausaha. Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua digolongkan menjadi dua yaitu pekerjaan wirausaha dan pekerjaan bukan wirausaha. Jenis pekerjaan orang tua yang berbeda diduga akan membedakan hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Orang tua sering mengambil peranan penting dalam pemilihan jabatan pekerjaan sang anak karena rasa tanggung jawab terhadap masa depan anak. Pada siswa yang pekerjaan orang tuanya adalah wirausaha, diduga derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya bukan wirausaha. Hal ini disebabkan anak berada dalam kondisi lingkungan pekerjaan berwirausaha yang dalam kehidupan sehariharinya terbiasa melihat cara kerja orang tuanya yang berwirausaha. Seorang anak sejak kecil mempelajari perilaku dan kebiasaan orang tuanya dalam berusaha. Perilaku dan kebiasaan orang tua ini diterapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

dalam kehidupan sehari- hari yakni sifat mandiri (misalnya anak dibiarkan mencoba pakaian sendiri), percaya diri, sikap tidak takut gagal, bertanggung jawab, tidak cepat puas, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya (misalnya memberi semangat dan dorongan pada anak dengan memuji). Sifat-sifat tersebut bersifat pengulangan sehingga menjadi kebiasaan. Anak yang memiliki sifat-sifat di atas cepat atau lambat akan terdorong untuk membuka usaha pribadi sesuai dengan minat dan bakatnya. Sementara pada siswa dimana pekerjaan orang tuanya bukan wirausaha derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih rendah. Hal ini disebabkan anak tidak berada dalam kondisi lingkungan pekerjaan berwirausaha. Kondisi tersebut membuat anak tidak terbiasa dengan pekerjaan berwirausaha sehingga anak kurang berminat dalam berwirausaha. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal jenis pekerjaan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. 2. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil keluarga yang dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam keluarga. Dalam kondisi ekonomi keluarga cukup, seseorang akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam–macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

tidak ada alat–alat. Jadi anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya dari pada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah. Tinggi/rendahnya pendapatan orang tua diduga menentukan derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Pada siswa dimana pendapatan orang tuanya tinggi, maka derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang pendapatan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan pada siswa dimana pendapatan orang tua tinggi, tersedia modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha. Hal ini semakin menguatkan jiwa kewirausahaan dan minat siswa. Sedangkan semakin rendah pendapatan orang tua, maka derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha akan lebih rendah. Hal ini disebabkan orang tua tidak memiliki ketersediaan modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal tingkat pendapatan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. 3. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengaan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

Tingkat pendidikan orang tua dimaksudkan sebagai tingkatan pendidikan formal yang berhasil ditamatkannya. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki akan membawa pengaruh luas pada kehidupan seseorang, yaitu tidak hanya berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan teknologi

tetapi

juga

berpengaruh

pada

pekerjaan,

kekayaan,

penghasilan, dan status sosial dalam masyarakatnya. Secara umum orang tua yang dapat menyelesaikan pendidikan formal yang cukup tinggi mempunyai pengaruh dalam pekerjaan, kekayaan, penghasilan, dan penerimaan yang baik di masyarakat. Bahkan secara umum pula kecakapan seseorang dalam bidang tertentu diperoleh dari hasil belajar, baik pendidikan formal maupun non formal, dan menentukan pemilihan jenis pekerjaan. Dengan sendirinya anak merasa tertarik untuk dapat menyelesaikan pendidikan formal seperti orang tuanya. Tinggi/rendahnya pendidikan orang tua diduga menentukan derajat tinggi/rendahnya hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin tinggi pula kualitasnya. SDM yang berkualitas diharapkan lebih produktif dan mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Tingkat pendidikan merupakan dasar bagi kesuksesan dan kemajuan jabatan yang dicapai yang pada akhirnya memudahkan bagi seseorang untuk dapat diterima dengan baik dalam masyarakat. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin tinggi derajat hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Sedangkan semakin rendah tingkat pendidikan orang tua maka semakin rendah derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa. Hal ini disebabkan orang tua kurang memperhatikan anak untuk lebih produktif dan lebih berinisiatif untuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal tingkat pendidikan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha.

E.

Kerangka Pemikiran Teoritik 1. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan seseorang mempunyai perasaan senang terhadap wirausaha yang muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Jenis pekerjaan orang tua adalah macam pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua sebagai sumber penghasilan yang diduga berpengaruh pada tingkat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. 2. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan seseorang mempunyai perasaan sena ng terhadap wirausaha yang muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Tingkat pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil keluarga untuk mencukupi kebutuhan dalam keluarga yang diduga berpengaruh pada tingkat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. 3. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Minat berwirausaha adalah kecenderungan seseorang mempunyai perasaan senang terhadap wirausaha yang muncul dari kemampuan berpikir kreatif dan bertindak inovatif. Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkatan pendidikan formal orang tua yang berhasil ditamatkan yang diduga berpengaruh pada tingkat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Berdasarkan kajian teoritis, berikut ini digambarkan model penelitian sebagai berikut. Jenis Pekerjaan Jiwa Kewira usahaan

Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendapatan

Minat Berwira usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

F.

Rumusan Hipotesis 1. Ada hubungan yang positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. 2. Ada hubungan yang positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. 3. Ada hubungan yang positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN

1.

Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada SMK Negeri I, SMK Kristen 2, SMK Katolik di Kabupaten Klaten. Studi kasus merupakan penelitian terhadap obyek tertentu, sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang diteliti saja.

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK – SMK eks SMEA yang berada di SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik di Kabupaten Klaten. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2006 – Januari 2007.

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian ini me-

32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

liputi kepala sekolah, guru dan siswa. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah jiwa kewirausahaan, minat berwirausaha, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua.

C.

Populasi Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas III Penjualan SMK Negeri I Klaten, SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Katolik Klaten. Berdasarkan survai awal penelitian ini, didapat jumlah populasi siswa kelas III jurusan penjualan SMK Negeri I sebanyak 118 siswa, SMK Kristen 2 sebanyak 92 siswa, SMK Katolik sebanyak 58 siswa. Jadi total keseluruhan populasi siswa kelas III Penjualan berjumlah 268 siswa. Dalam penelitian ini, seluruh populasi diambil sebagai sarana penelitian sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Penelitian populasi (Arikunto, 1996:115), adalah pendekatan semua elemen yang ada didalam wilayah penelitian. Alasan dari pemilihannya adalah karena siswa kelas III sudah menempuh mata pelajaran kewirausahaan dengan kompetensi mengelola usaha kecil.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Jiwa Kewirausahaan Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesua33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

tu yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha. Pengukuran variabel jiwa kewirausahaan dalam penelitian ini didasarkan pada 12 (dua belas) indikator (Priyono dan Soerata, 2004:20) yang meliputi: (a) percaya diri; (b) berorientasi pada tugas dan hasil; (c) pengambilan risiko; (d) kepemimpinan; (e) keorisinilan; (f) berorientasi ke masa depan; (g) tegar dan tahan uji, ulet dan tidak mudah patah semangat; (h) menetapkan standarnya sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah ditentukan; (i) pekerja keras dan cerdas (smart); (j) independen dan mandiri; (k) bertanggung jawab; (l) fleksibel. Berikut

ini

dijadikan

tabel

operasionalisasi

variabel

jiwa

kewirausahaan: No Indikator . 1. Percaya diri 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Berorientasi pada tugas dan hasil Pengambilan risiko Kepemimpinan Keorisinilan Berorientasi ke masa depan Tegar dan tahan uji, ulet dan tidak patah semangat. 8. Menetapkan standarnya sendiri dan bergerak berdasarkan targettarget yang telah ditentukan. 9. Pekerja keras dan cerdas (smart) 10. Independen dan mandiri. 11. Bertanggung jawab 12. Fleksibel

34

Pertanyaan Positif No. 6,9,16,18,24, 31 1,22,25,8,33 2,13,30 3,19 4 5,10,20,21 12,26 7

15,32,34 14 17 28

Pertanyaan Negatif No.

27

11,23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala pendapat sebagai berikut: Pertanyaan Negatif

Pertanyaan Positif Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

4 3 2 1

1 2 3 4

2. Variabel minat berwirausaha Minat berwirausaha adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian pada sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, melakukan pendekatan, memperhatikan dengan seksama melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Pengukuran variabel minat berwirausaha dalam penelitian ini didasarkan pada 8 (delapan) indikator yang meliputi: (a) ketertarikan; (b) perasaan senang; (c) keinginan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha; (d) harapan untuk memperoleh manfaat; (e) pendirian; (f) kemampuan; (g) konsentrasi; (h) rasa ingin tahu. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat berwirausaha: No.

Indikator

1. 2.

Ketertarikan Perasaan senang Keinginan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha. Harapan untuk memperoleh manfaat.

3.

4.

Pertanyaan Positif No. 1,2 3,4,5,6,8 9,10

11

35

Pertanyaan Negatif No. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

5. 6. 7. 8.

Pendirian Kemampuan Konsentrasi Rasa ingin tahu

12 13,14,15,16 18, 19,20

17

Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala pendapat sebagai berikut: Pertanyaan Positif Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

Pertanyaan Negatif

4 3 2 1

Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju

1 2 3 4

3. Variabel jenis pekerjaan orang tua Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk atau macam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi dua yaitu: a. Wirausaha b. Bukan wirausaha Skala pengukuran variabel ini adalah nominal. Skor = 2 untuk wirausaha dan skor = 1 untuk bukan wirausaha. 4. Variabel tingkat pendapatan orang tua Tingkat pendapatan orang tua adalah besarnya pendapatan orang tua yang bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat pendapatan digunakan untuk membedakan antara orang tua siswa yang mempunyai jumlah pendapatan tinggi dan

36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

orang tua yang mempunyai jumlah pendapatan rendah. Untuk mengukur variabel tingkat pendapatan orang tua siswa dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu batas minimum pendapatan standar di Kabupaten Klaten. Dalam hal ini Upah Minimum Kota/Kabupaten di Jawa Tengah tahun 2005, yang telah ditetapkan melalui SK Gubernur Jateng No. 561/64/2005 tanggal 21 November 2005. Upah Minimum Kabupaten Klaten sekarang ini yang berlaku adalah sebesar Rp 480.250,00 (http://www.mediaindo.co.id/berita.asp? id.82410). Dari pernyataan di atas maka dalam penelitian ini membedakan jumlah pendapatan sebagai berikut: a. Pendapatan rendah Jumlah pendapatan = Rp 480.250,00 b. Pendapatan sedang Jumlah pendapatan antara Rp 480.251,00 – Rp 960.500,00 c. Pendapatan tinggi Jumlah pendapatan = Rp 960.501,00 Skala pengukuran variabel ini adalah ordinal. Skor = 1 untuk pendapatan rendah, skor = 2 untuk pendapatan sedang dan skor = 3 untuk pendapatan tinggi. 5.

Variabel tingkat pendidikan orang tua Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan yang berhasil dicapai orang tua dalam hal ini jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan, yaitu SD, SMP, SMA, S1, S2, S3. Jenjang pendidi-

37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

kan diukur berdasarkan empat kategori yaitu : a. Pendidikan Dasar : tamatan pra sekolah, SD atau sederajat (skor 1). b. Pendidikan Lanjutan : tamatan SMP atau sederajat (skor 2). c. Pendidikan Menengah : tamatan SMA atau sederajat (skor 3). d. Pendidikan Tinggi : tamatan D1, D2, D3, D4, S1, S2, S3 (skor 4).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner Kuesioner merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang jiwa kewirausahaan, minat berwirausaha siswa, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan orang tua. 2. Wawancara Wawancara merupakan dialog yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan. Metode ini diperlukan untuk mendapat data-data untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode kuesioner.

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas 1. Pengujian Validitas Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan mampu mengukur yang seharusnya diukur

38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

(sahih) atau tidak. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor jawaban masing- masing item pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan.

Uji validitas digunakan

dengan rumus Korelasi Product Moment Pearson (Arikunto,2005:327), yaitu: r=

n∑ X 1Y1 − (∑ X 1 )(∑ Y 1 )

{n∑ X − (∑ X ) }{n∑ Y − (∑ Y ) } 2 1

2

2

2

1

Keterangan: r Yi Xi N

: : : :

Koefisien korelasi Skor total setiap item tes ke- i Skor masing- masing item tes ke- i Jumlah item pertanyaan Untuk menentukan apakah instrumen

ini valid atau tidak, maka

ketentuannya sebagai berikut. •

Jika

r hitung ≥ rtabel

dengan tingkat kepercayaan 95%, maka

instrumen tersebut valid •

Jika

r hitung

≤ r tabel

dengan tingkat kepercayaan 95%, maka

instrumen tersebut tidak valid Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan dengan responden siswa-siswi kelas II Penjualan dengan jumlah 30 di SMK Katolik Klaten. Uji validitas dilakukan terhadap item- item pertanyaan variabel jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha. Uji validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir, sehingga lima puluh empat (54) pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas.

39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

a.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan. Ada tiga puluh empat (34) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk jiwa kewirausaha an adalah sebagai berikut (lampiran II,hal 123): Tabel 3.1 Rangkuman Uji Validitas untuk Jiwa Kewirausahaan Butir No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nilai r tabel 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 40

Nilai r hitung 0,316 0,298 0,320 0,406 0,334 0,389 0,318 0,270 0,316 0,388 0,387 0,559 0,367 0,240 0,340 0,328 0,316 0,268 0,254 0,356 0,393 0,325 0,425 0,265 0,257 0,279 0,275 0,352 0,333 0,380 0,285 0,305 0,307

Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

34 0,239 Sumber : Data Prapenelitian

0,262

Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel jiwa kewirausahaan menunjukkan bahwa sebanyak tiga puluh empat butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan me mbandingkan nilai r hitung

dengan nilai rtabel .

Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,239. Dari hasil r hitung

perhitungan

diperoleh

bahwa

keseluruhan

nilai

semuanya menunjukkan angka yang lebih besar dari dari

pada rtabel . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel jiwa kewirausahaan adalah valid. b.

Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Berwirausaha. Ada dua puluh (20) butir pertanyaan pada variabel minat berwirausaha. Rangkuman uji validitas untuk variabel minat berwirausaha adalah sebagai berikut (lampiran II,hal 125): Tabel 3.2 Rangkuman Uji Validitas untuk Minat Berwirausaha Butir No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Nilai r tabel 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239 0,239

41

Nilai r hitung 0,334 0,635 0,384 0,415 0,265 0,309 0,309 0,415 0,295

Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

10 0,239 11 0,239 12 0,239 13 0,239 14 0,239 15 0,239 16 0,239 17 0,239 18 0,239 19 0,239 20 0,239 Sumber : Data Prapenelitian

0,393 0,304 0,277 0,502 0,272 0,257 0,677 0,302 0,263 0,531 0,264

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat berwirausaha menunjukkan bahwa sebanyak dua puluh butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung

dengan nilai rtabel . Dengan

jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05, maka diperoleh nilai rtabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai r hitung

semuanya

menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada rtabel . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel minat berwirausaha adalah valid. 2. Pengujian Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan Koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikan 5% (Arikunto, 1987:236). Rumus Alpha:

42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

2  k   ∑σ b  rn =   1 − σ 2   k − 1  t 

Keterangan: rn : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 ∑σ b : Jumlah varians butir σ t2

:

Varians total

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 13.0. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dengan dk = n-2 (dk=30-2=28) menunjukkan nilai r tabel

= 0,239. Hasil perhitungan nilai

r untuk variabel jiwa kewirausahaan nilai r hitung pada variabel minat berwirausaha nilai r hitung

= 0,832, sementara

= 0,796 (lampiran II,hal

125). Dengan demikian instrumen penelitian ini dapat diandalkan atau reliabel. Rangkuman hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Jiwa Kewirausahaan Minat Berwirausaha

Nilai r tabel 0,239

Nilai r hitung 0,832

Status reliabel

0,239

0,796

reliabel

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik yaitu valid dan reliabel.

43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

G. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data Analisis ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dari penelitian di lapangan yang meliputi karakteristik responden, variabel jiwa kewirausahaan, minat berwirausaha siswa, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua. Untuk keperluan deskripsi data digunakan statistik deskriptif untuk setiap variabel. 2. Uji Normalitas dan Liniearitas a. Pengujian Normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah distribusi data setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas distribusi data setiap variabel, digunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 13.0. Jika α hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini di bawah α = 0,05, maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika masing- masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal. Adapun rumus uji Kolmogrov-Smirnov (Gozali, 2002:36), sebagai berikut: D = Max Fo ( X

i

) − S N (X i )

Keterangan: D = Deviasi maksimum Fo ( X i ) = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

Sn

= Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai Fhitung > dari nilai Ftabel pada taraf signifikasi 5% (α =

0,05 ), maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel maka distribusi data dikatakan normal. b. Pengujian Linieritas Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier

antara variabel bebas dengan terikat.

Pengujian

dilakukan dengan uji F (Sudjana, 1992:332), dengan rumus sebagai berikut: F=

S 2TC Se 2

Keterangan: F = Nilai F untuk garis regresi 2 S TC = Varians tuna cocok Se 2 = Varians kekeliruan Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien Fhitung diperoleh dari SPSS 13.0. Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel , maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier. Sebaliknya jika nilai Fhitung < nilai Ftabel , maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier. 3. Pengujian Hipotesis a. Hipotesis Pertama

45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

Hipotesis pertama diuji menggunakan korelasi product moment dari pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Langkah- langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut. 1) Rumusan Hipotesis Ho=?=o; tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Ha=?>o; ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. 2) Pengujian Hipotesis a) Bukan wirausaha rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

2

2

b) Wirausaha rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

Keterangan: rxy

= koefisien validitas

X

= hasil pengukuran 46

2

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

Y

= kriteria yang dipakai

N

= jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono, 1999:183), adalah sebagai berikut: Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Sangat Rendah

0,20 – 0,399

Rendah

0,40 – 0,599

Sedang

0,60 – 0,799

Tinggi

0,80 – 1,000

Sangat Tinggi

4) Pengujian Signifikansi Koefisien Korelasi Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380), dengan rumus:

t=

r n−2 1− r2

Keterangan: r

= koefisien korelasi

n

= jumlah sampel

r2

= koefisien determinasi

5) Kriteria Pengujian atau pengambilan keputusan Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%. Ho ditolak jika t

hitung

> t tabel

47

. Ini berarti ada hubungan positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48

antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. b. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua diuji menggunakan korelasi product moment dari pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada hubungan antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Langkah- langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis kedua adalah sebagai berikut. 1) Rumusan Hipotesis Ho=?=o; tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua Ha=?>o; ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua 2) Pengujian Hipotesis a) Di bawah Rp 480.250, 00

rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

2

2

b) Antara Rp 480.251, 00 – Rp 960.500, 00

rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

48

2

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

c) Di atas Rp 960.501, 00

rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

2

2

Keterangan: rxy

= koefisien validitas

X

= hasil pengukuran

Y

= kriteria yang dipakai

N

= jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono, 1999:183), adalah sebagai berikut: Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Sangat Rendah

0,20 – 0,399

Rendah

0,40 – 0,599

Sedang

0,60 – 0,799

Tinggi

0,80 – 1,000

Sangat Tinggi

4) Pengujian signifikansi koefisien korelasi Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380),dengan rumus:

t=

r n−2 1− r2

Keterangan: r

= koefisien korelasi

n

= jumlah sampel

r2

= koefisien determinasi

49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

5) Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%. Ho ditolak jika t

> t tabel

hitung

. Ini berarti ada hubungan positif

antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. c. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga diuji menggunakan korelasi product moment dari pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Langkah- langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga adalah sebagai berikut: 1) Rumusan Hipotesis Ho=?=o; tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua Ha=?>o; ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. 2) Pengujian Hipotesis a. Pendidikan dasar (SD atau sederajat) rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

50

2

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

b. Pendidikan lanjutan (SMP atau sederajat) rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

2

2

c. Pendidikan menengah (SMA atau sederajat) rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

2

2

d. Pendidikan tinggi (D1,D2,D3,D4,S1,S2,S3) rxy =

N (∑ XY ) − (∑ X )(∑ Y )

{N (∑ X )− (∑ X ) }{N (∑Y ) − (∑Y ) } 2

2

2

2

Keterangan: rxy

= koefisien validitas

X

= hasil pengukuran

Y

= kriteria yang dipakai

N

= jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono, 1999:183), adalah sebagai berikut: Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Sangat Rendah

0,20 – 0,399

Rendah

0,40 – 0,599

Sedang

0,60 – 0,799

Tinggi

0,80 – 1,000

Sangat Tinggi

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

4) Pengujian signifikansi koefisien korelasi Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380), dengan rumus:

t=

r n−2 1− r2

Keterangan: r

= koefisien korelasi

n

= jumlah sampel

r2

= koefisien determinasi

5) Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5%. Ho ditolak jika t

hitung

> t tabel

. Ini berarti ada hubungan positif

antara jiwa kewirausahaan (X) dengan minat berwirausaha (Y) ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 sampai dengan Januari 2007. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 3 pada 3 SMK di Kabupaten Klaten yaitu SMK Negeri 1 Klaten, SMK Kristen 2, dan SMK Katolik. Jumlah responden penelitian adalah 268 siswa. Keseluruhan responden tersebut telah mengisi kuesioner secara lengkap sehingga jumlah sumber data penelitian ini adalah 268 kuesioner. Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat uraian tentang responden dari masing- masing sekolah. Tabel 4.1 Responden Penelitian Nama Sekolah SMK Negeri 1 Klaten SMK Kristen 2 Klaten SMK Katolik Klaten Jumlah

Jumlah 118 92 58 268

Frekuensi Relatif (%) 44 34 22 100

Berikut ini disajikan deskripsi data variabel- variabel penelitian ini. 1. Deskripsi Responden a. Jenis Kelamin Responden Tabel 4. 2 Jenis Kelamin Responden No

1 2

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

Negeri 1 f fr(%) 6 5 112 95 118 100

53

Nama SMK Kristen 2 f fr(%) 3 3 89 97 92 100

Total f 4 54 58

Katolik fr(%) 7 93 100

f 13 255 268

fr(%) 5 95 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki- laki di sekolah sebanyak 13 siswa (5%) dan perempuan sebanyak 255 siswa (95%). Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian besar responden penelitian ini berjenis kelamin perempuan. b. Asal Sekolah Tabel 4. 3 Asal Sekolah Siswa Asal Sekolah Negeri Swasta Jumlah Sumber: Data Primer

Frekuensi 118 150 268

Frekuensi Relatif (%) 44 56 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berasal dari sekolah negeri sebanyak 118 siswa atau 44% dan siswa yang berasal dari sekolah swasta sebanyak 150 siswa atau 56%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden penelitian ini berasal dari sekolah swasta. 2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Jiwa Kewirausahaan Deskripsi jiwa kewirausahaan didasarkan pada Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II (lampiran IV,hal 129): Tabel 4. 4 Jiwa Kewirausahaan Skor 117 – 136 101 – 116 91 – 100 81 – 90

t tabel = 1,66, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha adalah positif dan signifikan. (b)

Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha (lampiran V,hal 134):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

Tabel 4.12 Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Jenis Pekerjaan Orang Tua Wirausaha

Minat Berwirausaha Minat Berwirausaha

Pearson Correlation

Jiwa Kewirausahaan

1

.692(**)

. 144

.000 144

.692(**)

1

.000 144 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

. 144

Jiwa Kewirausahaan

Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Hasil perhitungan untuk jenis pekerjaan orang tua wirausaha menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,692. Koefisien korelasi sebesar 0,692 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai t hitung

= 11,423

(lihat lampiran IV,hal 131). Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = 144-2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung

= 11,423 > t tabel = 1,66,

maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha adalah positif dan signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

b. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua 1) Rumusan Hipotesis II H0 = Tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Ha = Ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. 2) Pengujian Hipotesis (a) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua rendah (lampiran V,hal 135): Tabel 4.13 Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua Rendah

Minat Berwirausaha

Jiwa Kewirausahaan

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation

Minat Jiwa Berwirausaha Kewirausahaan 1 .623(**) . .000 171 171

Sig. (2-tailed) N

.623(**)

1

.000 171

. 171

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendapatan orang tua rendah menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,623. Koefisien korelasi sebesar 0,623 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

pendapatan rendah adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai t hitung

= 10,354 (lihat lampiran

IV,hal 131). Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = 171-2 adalah 1,65 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa t hitung

= 10,354 > t tabel = 1,65, maka dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua siswa rendah adalah positif dan signifikan. (b) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua sedang (lampiran V,hal 135): Tabel 4.14 Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendapatan Orang Tua Sedang

Minat Berwirausaha Minat Berwirausaha

Jiwa Kewirausahaan

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Jiwa Kewirausahaan

1

.739(**)

. 97

.000 97

.739(**)

1

.000 97

. 97

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendapatan orang tua sedang menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,739. Koefisien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

korelasi sebesar 0,739 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan sedang adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai t hitung

= 10,691 (lihat lampiran

IV,hal 132). Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = 972 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung

= 10,691 > t tabel = 1,66, maka

dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua siswa sedang adalah positif dan signifikan. c. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua 1) Rumusan Hipotesis III H0 = Tidak ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Ha = Ada hubungan positif antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. 2) Pengujian Hipotesis (a) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat (lampiran V,hal 137):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

Tabel 4.15 Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SD atau sederajat

Minat Berwirausaha Minat Berwirausaha

Jiwa Kewirausahaan

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation

Jiwa Kewirausahaan

1

.540(**)

. 143

.000 143

.540(**)

1

.000 143

. 143

Sig. (2-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat menunjukkan bahwa besarnya rhitung =0,540. Koefisien korelasi sebesar 0,540 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat adalah positif dengan kategori derajat hubungan sedang. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai t hitung

= 7,618 (lihat lampiran IV,hal 132). Nilai t tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan db = 143-2 adalah 1,66 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa t hitung

= 7,618 >

t tabel = 1,66, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat adalah positif dan signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

(b) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat (lampiran V,hal 136): Tabel 4.16 Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SMP Minat berwirausaha Minat berwirausaha

Jiwa Berwirausaha

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation

Jiwa Berwirausaha

1

.702(**)

. 63

.000 63

.702(**)

1

.000 63

. 63

Sig. (2-tailed) N ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,702. Koefisien korelasi sebesar 0,702 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan denga n minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai t hitung

= 7,699 (lihat lampiran IV,hal 132). Nilai t tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan db = 63-2 adalah 1,67 (lihat lampiran VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa t hitung

= 7,699 >

t tabel = 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat adalah positif dan signifikan. (c) Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat (lampiran V,hal 136): Tabel 4.17 Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha ditinjau dari Tingkat Pendidikan Orang Tua SMA Minat berwirausaha Minat berwirausaha

Pearson Correlation Sig. (2-tailed)

Jiwa Berwirausaha

N Pearson Correlation

Jiwa Berwirausaha

1

.777(**)

.

.000

60

60

.777(**)

1

Sig. (2-tailed) N

.000

.

60

60

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil perhitungan untuk tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat menunjukkan bahwa besarnya rhitung = 0,733. Koefisien korelasi sebesar 0,733 menunjukkan bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat adalah positif dengan kategori derajat hubungan tinggi. Sementara hasil pengujian signifikansi pada taraf 5% diperoleh hasil perhitungan nilai t hitung

= 8,347 (lihat lampiran IV,hal 133). Nilai t tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan db = 62-2 adalah 1,67 (lihat lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

VI,hal 141). Dari analisis menunjukkan bahwa t hitung

= 8,347 >

t tabel = 1,67, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat adalah positif dan signifikan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1.

Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha menunjukkan rhitung = 0,692 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai

t hitung

= 11,423 lebih besar dari t tabel = 1,66. Hal ini berarti

bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua wirausaha adalah positif dan signifikan. Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha menunjukkan rhitung = 0,663 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai t hitung

= 9,782 lebih besar dari t tabel = 1,66. Hal ini

berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

adalah positif dan signifikan. Hasil kedua analisis menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikansi antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Pada siswa yang pekerjaan orang tuanya adalah wirausaha, derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya bukan wirausaha. Deskripsi data penelitian ini menunjukkan bahwa jenis pekerjaan orang tua siswa yang berwirausaha ada 144 orang atau 53,7% dan jenis pekerjaan orang tua siswa bukan wirausaha ada 124 orang atau 46,3%. Jenis pekerjaan orang tua wirausaha dalam penelitian ini antara lain pedagang, pengusaha konveksi, pemilik toko, usaha kue, warung makan, salon, bengkel, usaha belut goreng, usaha gerabah. Jenis pekerjaan bukan wirausaha dalam penelitian ini antara lain petani, PNS, pegawai swasta, buruh, pensiunan, tukang kayu, tukang becak, dan guru. Deskripsi jiwa kewirausahaan dengan kriteria sangat tinggi sebanyak (20 siswa / 7,5%), tinggi sebanyak (134 siswa / 50%), cukup sebanyak (85 siswa / 31,7%), rendah sebanyak (28 siswa / 10,4%), dan sangat rendah sebanyak (1 siswa / 0,4%). Dalam deskripsi di atas tampak bahwa jiwa wirausaha

terkategori tinggi, hal ini karena siswa yang

memiliki jiwa wirausaha berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan, percaya diri, mandiri, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya. Deskripsi minat berwirausaha dengan kriteria sangat tinggi sebanyak (55 siswa / 20,5%), tinggi sebanyak (116 siswa / 43,3%),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

cukup sebanyak (64 siswa / 23,9%), rendah sebanyak (24 siswa / 8,9%), dan sangat rendah (9 siswa / 3,4%). Dalam deskripsi di atas tampak bahwa minat berwirausaha terkategorikan tinggi, hal ini karena siswa yang

memiliki

minat

berwirausaha

memiliki

rasa

ketertarikan,

kemauan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha dan kemampuan. Kemungkinan yang terjadi jika seseorang hanya memiliki jiwa wirausaha tidak disertai dengan ketertarikan, kemauan, dan kemampuan dalam dirinya, seseorang tidak akan memiliki keberanian yang

lebih

tinggi

untuk

membuka

usaha

(Lukman,

http://www.skyscrapercity.com /archive/index.php/t-341629html). Hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha yang berbeda pada jenis pekerjaan orang tua berbeda kemungkinan besar disebabkan pada anak yang berasal dari orang tua yang memiliki pekerjaan berwirausaha dalam kehidupan sehari- hari terbiasa melihat cara kerja orang tuanya. Seorang anak sejak kecil mempelajari perilaku dan kebiasaan orang tuanya dalam berusaha. Perilaku dan kebiasaan orang tua ini diterapkan dalam kehidupan seharihari yakni sifat mandiri (misalnya anak dibiarkan mencoba pakaian sendiri), percaya diri, sikap tidak takut gagal, bertanggung jawab, tidak cepat puas, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya (misalnya memberi semangat dan dorongan pada anak dengan memuji). Sifat-sifat tersebut bersifat pengulangan sehingga menjadi kebiasaan. Anak yang memiliki sifat-sifat di atas cepat atau lambat akan terdorong untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

membuka usaha pribadi sesuai dengan minat dan bakatnya (Levianti, http://www.republika.co.id

/koran_detail.asp?id=232090).

Sementara

yang orang tua bukan wirausaha memiliki jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha rendah kemungkinan besar anak tidak terbiasa dengan pekerjaan berwirausaha. Anak memiliki sikap mudah menyerah pada nasib, malas, tidak percaya diri, dan tidak mandiri. Sikap-sikap tersebut ada dalam diri anak karena tidak ada pembiasaan dari orang tua bukan

wirausaha

(Levianti,

http://www.republika.co.id

/koran_detail.asp?id=232090). Selain itu, orang tua kurang memberi dukungan terhadap anak untuk berwirausaha karena orang tua tidak menginginkan

anaknya

terjun

ke

dunia

wirausaha

dan

lebih

mengarahkan

menjadi pegawai. Orang tua yang bukan wirausaha

menganggap bahwa wirausaha penuh dengan penipuan dan sumber penghasilan tidak stabil. Budaya masyarakat menjadi pegawai memang tidak tumbuh tiba-tiba melainkan pada jaman penjajahan Belanda, masyarakat dididik agar terbiasa menjadi pekerja demi keuntungan Belanda

(Buchari

Alma,

http://www.pikiran

rakyat.com

/letak/1102/03/06.htm). 2.

Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua rendah menunjukkan rhitung = 0,623 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

nilai t hitung

=10,354 lebih besar dari t tabel =1,65. Hal ini berarti bahwa

hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua rendah adalah positif dan signifikan. Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua sedang menunjukkan rhitung = 0,739 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai t hitung

= 10,691 lebih besar dari t tabel = 1,66. Hal ini berarti bahwa

hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua sedang adalah positif dan signifikan. Hasil kedua analisis menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikansi antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Artinya semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua semakin tinggi derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha dibandingkan siswa yang tingkat pendapatan orang tuanya rendah. Deskripsi data penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah orang tua siswa berpendapatan rendah di bawah Rp 480.250,00 adalah 171 orang atau 63,8%, tingkat pendapatan orang tua sedang antara Rp 480.251,00 – Rp 960.500,00 ada 97 orang atau 36,2% dan tidak ada siswa yang berasal dari pendapatan orang tua tinggi (di atas Rp 960.501,00 Deskripsi jiwa kewirausahaan dengan kriteria sangat tinggi sebanyak (20 siswa / 7,5%), tinggi sebanyak (134 siswa / 50%), cukup sebanyak (85 siswa / 31,7%), rendah sebanyak (28 siswa / 10,4%), dan sangat rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74

sebanyak (1 siswa / 0,4%). Dalam deskripsi di atas tampak bahwa jiwa wirausaha terkategori tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki jiwa wirausaha berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan, percaya diri, mandiri, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya. Deskripsi minat berwirausaha dengan kriteria sangat tinggi sebanyak (55 siswa / 20,5%), tinggi sebanyak (116 siswa / 43,3%), cukup sebanyak (64 siswa / 23,9%), rendah sebanyak (24 siswa / 8,9%), dan sangat rendah (9 siswa / 3,4%). Dalam deskripsi di atas tampak bahwa minat berwirausaha terkategorikan tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki minat berwirausaha memiliki rasa ketertarikan, kemauan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha dan kemampuan. Kemungkinan ya ng terjadi jika seseorang hanya memiliki jiwa wirausaha tidak disertai dengan ketertarikan, kemauan, dan kemampuan dalam dirinya, seseorang tidak akan memiliki keberanian yang lebih tinggi untuk membuka usaha (Lukman,

http://www.skyscrapercity.com

/archive/index.php/t-

341629html). Hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha yang berbeda pada tingkat pendapatan orang tua kemungkinan besar disebabkan pada anak yang berasal dari orang tua yang dalam kondisi ekonomi keluarga cukup, seseorang akan mendapat

kesempatan

yang

lebih

luas

untuk

mengembangkan

bermacam- macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alat (Gerungan, 1988:181). Jadi anak yang berasal dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75

keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya daripada anak yang berasal dari keluarga ekonominya rendah. Hal ini disebabkan pada siswa dimana pendapatan orang tua tinggi, tersedia modal material yang berupa fasilitas, sarana dan biaya misalnya untuk membuka usaha karena dalam berwirausaha

diperlukan

modal,

ketekunan

dan

kemampuan

(WRM/DAI, http://wrm- indonesia.org/index.php?option). Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Lukman bahwa semua bisnis

itu

membutuhkan

modal

(http://www.skyscrapercity.com

/archive/index.php/t-341629html). Jadi tingkat pendapatan orang tua yang tinggi mampu mendukung anak untuk mengembangkan wirausaha berbeda dengan orang tua yang mempunyai penghasilan rendah hampir seluruh penghasilan akan habis untuk kebutuhan primer (Gilarso, 1991:65). Orang tua yang berpenghasilan rendah membuat anak merasa sedih, malu, dan minder. Orang tua yang miskin tidak mungkin mendapatkan modal uang yang cukup oleh sebab untuk membeli makan sehari- hari saja tidak cukup. Anak yang orang tua berpenghasilan rendah setelah tamat sekolah kemudian mencari kerja bukan untuk menjadi pencipta kerja, karena modal uang memegang perana n penting dalam berwirausaha (Setiyanto, 2005:209). Menurut Setyawan (1993:54), dana tetap lumayan dipersoalkan oleh para calon wirausaha. 3. Hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76

Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,540 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai t hitung

= 7,618 lebih besar dari t tabel = 1,66. Hal ini

berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat adalah positif dan signifikan. Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,702 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai t hitung

= 7,699 lebih

besar dari t tabel = 1,67. Hal ini berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat adalah positif dan signifikan. Hasil analisis hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,733 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai t hitung

= 8,347 lebih besar dari t tabel = 1,67. Hal ini

berarti bahwa hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat adalah positif dan signifikan. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikansi antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77

Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua semakin tinggi derajat hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha dibandingkan siswa yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah. Deskripsi data penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat ada 143 orang atau 53,4%, tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat ada 63 orang atau 23,5%, tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat 62 orang atau 23,1% dan tidak ada siswa yang berasal dari orang tua berpendidikan tinggi. Deskripsi jiwa kewirausahaan dengan kriteria sangat tinggi sebanyak (20 siswa / 7,5%), tinggi sebanyak (134 siswa / 50%), cukup sebanyak (85 siswa / 31,7%), rendah sebanyak (28 siswa / 10,4%), dan sangat rendah sebanyak (1 siswa / 0,4%). Dalam deskripsi di atas tampak bahwa jiwa wirausaha terkategori tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki jiwa wirausaha berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan, percaya diri, mandiri, dan selalu berusaha lebih baik dari sebelumnya. Deskripsi minat berwirausaha dengan kriteria sangat tinggi sebanyak (55 siswa / 20,5%), tinggi sebanyak (116 siswa / 43,3%), cukup sebanyak (64 siswa / 23,9%), rendah sebanyak (24 siswa / 8,9%), dan sangat rendah (9 siswa / 3,4%). Dalam deskripsi di atas tampak bahwa minat berwirausaha terkategorikan tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki minat berwirausaha memiliki rasa ketertarikan, kemauan/dorongan untuk terlibat dalam kegiatan wirausaha dan kemampuan. Kemungkinan yang terjadi jika seseorang hanya memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78

jiwa wirausaha tidak disertai dengan ketertarikan, kemauan, dan kemampuan dalam dirinya, seseorang tidak akan memiliki keberanian yang

lebih

tinggi

untuk

membuka

usaha

(Lukman,

http://www.skyscrapercity.com /archive/index.php/t-341629html). Hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha yang berbeda pada tingkat pendidikan orang tua berbeda kemungkinan besar disebabkan pada anak yang berasal dari orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi pada umumnya berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat, makin tinggi pendidikan suatu masyarakat makin tinggi pula pendapatan serta status sosial masyarakat tersebut (Sumardi dan Hans Dieter-Evers, 1982:99). Oleh karena itu, orang tua yang dapat menyelesaikan pendidikan formal yang cukup tinggi mempunyai pengaruh dalam pekerjaan, kekayaan, dan penghasilan. Anak yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi yang tinggi cenderung mempunyai aspirasi yang tinggi terhadap pendidikan (Bahar, 1989:128). Dengan sendirinya anak merasa tertarik untuk dapat menyelesaikan pendidikan formal seperti orang tuanya. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas diharapkan lebih produktif dan mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (BPS, 2005:40), misalnya dengan berwirausaha.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

A.

Kesimpulan Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1.

Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk jenis pekerjaan orang tua wirausaha menunjukkan rhitung = 0,692 dan hasil pengujian t hitung

= 11,423 lebih besar dengan t tabel = 1,66. Hasil

perhitungan analisis koefisien korelasi untuk jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha menunjukkan rhitung = 0,663 dan hasil pengujian t hitung

2.

= 9,782 lebih besar dengan t tabel = 1,66.

Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendapatan orang tua rendah menunjukkan rhitung = 0,623 dan hasil pengujian t hitung

= 10,354 lebih besar dengan t tabel = 1,65. Hasil

perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendapatan orang

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80

tua sedang menunjukkan rhitung = 0,739 dan hasil pengujian t hitung

=

10,691 lebih besar dengan t tabel = 1,66. 3.

Ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendidikan orang tua SD atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,540 dan hasil pengujian t hitung

= 7,618 lebih besar dengan t tabel =

1,66. Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendidikan orang tua SMP atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,702 dan hasil pengujian t hitung

= 7,699 lebih besar dengan t tabel = 1,67.

Hasil perhitungan analisis koefisien korelasi untuk tingkat pendidikan orang tua SMA atau sederajat menunjukkan rhitung = 0,733 dan hasil pengujian t hitung

B.

= 8,347 lebih besar dengan t tabel = 1,67.

Keterbatasan penelitian Data penelitian didasarkan pada jawaban responden atas kuesio ner yang dibagikan kepada siswa, sehingga kebenaran hasil penelitian ini sangat tergantung pada kejujuran siswa dalam mengisi kuesioner. Meskipun peneliti sebelumnya sudah berusaha meyakinkan bahwa jawaban responden akan dijamin kerahasiaanya. Hal demikian mungkin menyebabkan hasil analisis dalam penelitian tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81

C.

Saran 1. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua, penulis menyarankan agar orang tua yang pekerjaannya berwirausaha untuk mengikut sertakan langsung anak dalam usaha, agar anak dapat belajar tentang dunia usaha itu sendiri. Misalnya jika orang tua membuka toko sepulang sekolah dan setelah menyelesaikan pekerjaan rumah anak diajak untuk ikut bertanggung jawab menjaga toko dan melayani pembeli. Untuk orang tua yang pekerjaan bukan wirausaha penulis menyarankan untuk membiasakan sikap wirausaha kepada anak dengan kemandiriannya (misal, anak diminta untuk menjalankan apapun rencananya dan mengatur jadwalnya sendiri), bertanggung jawab (anak diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu atau mencuci), pantang menyerah (misalnya, saat anak bangun kesiangan orang tua tetap meyakinkan kepada anak kalau tidak akan terlambat masuk sekolah), selalu memberi semangat dan dorongan kepada anak dengan memuji dan menanamkan kejujuran dalam kehidupan sehari- hari. 2. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua, penulis menyarankan untuk orang tua yang mempunyai tingkat pendapatan cukup agar melatih anak mengelola uang dengan baik (misalnya membelanjakan uang hanya boleh dipakai untuk kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82

yang benar-benar perlu, menyisihkan uang jajan untuk ditabung dan diberi modal untuk mencari uang dengan bisnis kecil-kecilan (misalnya, jika anak suka memasak sebaiknya orang tua memberi modal untuk membuat kue dan menjualnya di kantin sekolah). Untuk orang tua yang mempunyai tingkat pendapatan rendah penulis menyarankan untuk bersikap selektif (misalnya, memilih sekolah negeri untuk pendidikan, memilih jenis makanan yang disukai semua anggota keluarga), membiasakan anak untuk gemar menabung walaupun uang saku yang diberikan sedikit dan penuh perhitungan dalam membelanjakan uang serta selalu memberi semangat kepada anak untuk tidak merasa minder dengan kemampuan ekonomi keluarga yang pas-pasan atau bahkan kurang. 3. Sejalan dengan hasil penelitian ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, penulis menyarankan agar orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi untuk selalu memberi semangat untuk terus melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan rendah penulis menyarankan agar orang tua memberi dukungan

untuk terus

melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan memberi semangat kepada anak untuk tidak me rasa malu dan minder karena orang tuanya berpendidikan rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Ahmadi, Abu. 1982. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta Bahar, Aswandi. 1989. Dasar-dasar Kependidikan. Riau: Depdikbud Depdikbud. 1978. Ekonomi Umum. Jakarta: Depdikbud Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco Ghozali, Imam. 2002. Statistik Non Parametrik. Semarang: Universitas Diponegoro Gilarso, T. 1991. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: Kanisius Nasution, Amir Hamzah. 1950. Ilmu Djiwa Sederhana. Medan: Tagore Hartomo dan Arnicun Azis. 1983. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara Levianti. 2006. “Membesarkan Calon http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=232090

Pengusaha”.

Longenecker,dkk. 2001. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat Lukman. 2006. “Semua Bisnis Membutuhkan http://www.skyscrapercity.com/archive/index.php/t-341629

Modal”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1995. Jakarta: Balai Pustaka Kurikulum SMK Edisi 2004. 2004. Jakarta: Depdiknas Mahmud, Dimyati.1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud Mapiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional ___________. 1982. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional Machfoedz, Mas’ud dan Mahmud Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu Pendekatan Sosial. Yogyakarta: AMP YKPN Media Indonesia. 2004. “ Pemerintah Perlu Tingkatkan Jumlah dan Kualitas SMK”. Edisi 12/02/2004

83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Pada Anak . 2006. http://wrmindonesia.org/index.php?option=content&task=view&id=294 Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak 2005.http://www.ummigroup.co.id/cetak.php?id=27

Dini.

Priyono, Susilo dan Soerata PS. 2005. Kiat Sukses Kewirausahaan. Yogyakarta: Palem Pustaka Sadulloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sardjono, djoko. 2005. “Ketenagakerjaan”. http://www.mediaindo.co.id/. 27 November Ekonomi Umum. 1978. Jakarta: Depdikbud Setiyanto. 2005. Orang Tua Ideal Dari Perspektif Anak . Jakarta: Grasindo Setyawan, Joe. 1993. Strategi Efektif Berwirausaha.Jakarta: PT Gramedia Soebagyo, Daryono. 2005. “Analisis Pengaruh Kesempatan Kerja, Tingkat Beban/Tanggungan dan Pend idikan Tinggi terhadap Pengangguran di Propinsi Dati I Jawa Tengah”. Ekonomi Pembangunan. Volume 6, NoI/I Juni,p.64-77 Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi. Jakarta: Rajawali Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta Sumardi, Mulyanto dan Hans-Dieter Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok . Jakarta: CV Rajawali Supriyatno. 2005. “Otonomi dan Transformasi Paradigma Pendidikan”. Cahaya Akti Januari-Maret Suryana. 2003. Kewirausahaan Suatu Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat Tanlain, Wens. 2002. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma The Liang Gie. 1995. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Liberty Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85

Witherington. 1963. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penerbitan Franklin Wahyudin, Dadan. 2007. “Menyiasati Penghasilan Yang Terbatas”. Intisari April,p.192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI