gunadarma 10502085 skripsi fpsi

ALTRUISME RELAWAN MEDIS BENCANA GEMPA YOGYAKARTA FARAH RISMA FITRIA, DRA. RETNANINGSIH, MSI Skripsi, Fakultas Psikologi,...

0 downloads 77 Views 25KB Size
ALTRUISME RELAWAN MEDIS BENCANA GEMPA YOGYAKARTA FARAH RISMA FITRIA, DRA. RETNANINGSIH, MSI Skripsi, Fakultas Psikologi, 2008

Universitas Gunadarma http://www.gunadarma.ac.id

kata kunci : altruisme relawan medis gempa Abstraksi : Altruisme adalah kepedulian yang tidak mementingkan kepentingan diri sendiri melainkan untuk kebaikan orang lain (Baron & Byrne, 2005). Pada kenyataannya, begitu banyak bencana yang terjadi menimpa sebagian besar masyarakat Indonesia. Salah satunya bencana gempa yang terjadi pada Sabtu pagi, 27 Mei 2006 menimpa wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Sehingga tidak sedikit dampak yang ditimbulkan baik materiil maupun non materiil dari bencana tersebut bagi korbannya. Saat bencana terjadi, disinilah kepedulian dan solidaritas sesama manusia dibutuhkan untuk membantu meringankan orang lain yang menderita. Banyak orang secara sukarela, iklhas menyediakan waktu dan tenaga untuk dapat membantu di saat terjadi bencana dan mereka biasa menyebut dirinya sebagai relawan yang senantiasa siap jika dibutuhkan. Oleh karena itu dalam situasi bencana sangat dibutuhkan para relawan, tidak hanya relawan umum tetapi juga relawan yang memiliki kemampuan dalam bidang medis seperti perawat yang menjadi relawan bencana Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran altruisme relawan medis bencana gempa Yogyakarta, untuk mengetahui secara mendalam mengapa para relawan medis bencana gempa Yogyakarta memiliki altruisme demikian dan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kegiatan relawan medis terhadap altruisme personal. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dari tiga relawan gempa Yogyakarta baik laki-laki atau perempuan berusia antara 30 40 tahun dengan masing-masing satu significant other. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan wawancara dengan subjek dan significant others. Dalam proses wawancara ini, untuk membantu proses pengumpulan data maka peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara, panduan observasi, alat perekam dan alat tulis. Setelah dilakukannya penelitian pada kasus subjek 1, subjek 2 dan subjek 3, maka didapat hasil bahwa ketiga subjek tersebut memiliki gambaran perilaku altruisme yang tinggi karena dalam berbagi, bekerja sama,

menyumbang, menolong, kejujuran, berderma dan mempertimbangkan hak dan kesejahteraan, mereka lebih memfokuskan pada kepentingan orang lain dan ditunjukkan dengan lebih berempati pada orang lain, percaya terhadap dunia yang adil,memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi, memiliki locus of control internal dan tidak egois. Disamping itu faktor-faktor yang menyebabkan altruisme subjek adalah faktor situasional seperti model, kemampuan yang dimiliki dan faktor pribadi seperti perasaan, faktor sifat (trait), agama. Dari kegiatan yang dilakukan para relawan menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif bagi relawan itu sendiri. Damapak positif yang diterima relawan diantaranya tingkat rasa kepedulian dan kemanusiaan subjek terhadap penderitaan orang lain menjadi tinggi, para relawan dapat mengaplikasikan ilmunya sehingga dapat berguna bagi orang lain, dapat memperoleh teman dan penagalaman baru dan menciptakan kesenangan tersendiri dalam diri mereka ketika dirinya mampu menolong orang yang membutuhkan. Selain dampak positif yang diperoleh mereka juga merasakan dampak negatifnya dari keikutsertaan mereka menjadi relawan seperti dari segi waktu, dengan situasi yang darurat menuntut para relawan untuk selalu siapa siaga memberikan bantuan hal ini mengakibatkan mereka menjadi kehilangan waktu beristirahat untuk diri sendiri. Untuk relawan yang telah berkeluarga, terpaksa harus jauh dari keluarga sehingga tidak mempunyai waktu untuk bersama keluarga.