BAB II KAJIAN PUSTAKA

Download Berikut Klasifikasi pari manta menurut Bancroft (1829):. Kingdom ... (ikan bertulang rawan), pada kelas ini ter...

0 downloads 501 Views 352KB Size
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1

Klasifikasi Pari Manta Pari adalah Elasmobranchii, yaitu binatang yang memiliki skeleton yang

terbentuk dari kartilago tulang lunak. Elasmobranchii terbagi menjadi dua yaitu Selachii atau hiu dan Batoidea atau pari (Compagno et al. 2005). Genus Manta sendiri terbagi menjadi dua spesies, Manta alfredii yang tinggal di perairan dangkal, dan Manta birostris yang hidup di samudra. Manta birostris baru ditemukan tahun 2008, namun jumlah spesies dalam genus hingga saat ini masih menjadi perdebatan (Marshall et al. 2009). Berikut Klasifikasi pari manta menurut Bancroft (1829):

Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

SubPhylum

: Vertebrata

Class

: Chondrichthyes

Subclass

: Elasmobranchii

Superorder

: Batoidea

Order

: Myliobatiformes

Family

: Mobulidae

Subfamily

: Myliobatidae

Genus

: Manta

Species

: Manta birostris dan Manta alfredii

Beberapa perbedaan Manta birostris dan Manta Alfredi dapat dilihat pada Gambar 3:

Gambar 1. Perbedaan Manta birostris dan Manta alfredi (Evgeny 2010)

Perbedaan antara Manta birostris dan Manta alfredi terletak pada warnanya, pada Manta birostris terdapat tanda warna yang jelas di bagian dorsal (punggung), sedangkan pada Manta alfredi terdapat gradasi warna. Pada bagian ventral (perut) Manta birostris tidak terdapat noktah di antara kedua baris insang dan memiliki warna hitam di dekat mulut sementara Manta alfredi memiliki noktah, diantara kedua baris insang namun bagian mulut tetap berwarna terang. Perbedaan lainnya adalah pada bagian pangkal ekor Manta birostris terdapat tonjolan tulang belakang sedangkan pada Manta alfredi tidak ada (Evgeny 2010). Pada penampakan sekilas Manta birostris memilki ukuran relatif besar, setidaknya

memiliki lebar 700 cm dan maksimum 910 cm (Compagno 1999), sedangkan Manta alfredi kira-kira hanya memiliki lebar 500 cm (Marshall et al. 2009). Perbedaan antar spesies lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Perbedaan M. birostris dengan M. alfredi Karakteristik

M. birostris

M, alfredi

Warna (dorsal)

Batas warna yang jelas pada

Gradasi warna pada bagian

bagian dorsal

dorsal

Tidak ada noktah diantara

Ada noktah diantara insang

Noktah (ventral)

insang Pangkal ekor

2.2.

Terdapat tonjolan tulang

Tidak terdapat tonjolan tulang

belakang

belakang

Ukuran

700-900 cm

+/- 500 cm

Habitat

Laut lepas, pesisir

Pesisir, perairan karang

Struktur dan Anatomi Manta Manta berasal dari bahasa Spanyol yang berarti selimut disebabkan hewan ini

berbentuk sangat lebar, sedangkan pari merupakan anggota dari kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan), pada kelas ini terdapat dua sub-kelas, Elasmobranchii yaitu hiu dan pari, dan Holocephali atau chimera (hiu hantu). Pari manta hanya memiliki warna hitam dan putih, namun memiliki corak yang unik, di sisi ventral (perut) , tiap individu memiliki yang berbeda, sehingga corak ini dapat berfungsi layaknya sidik jari pada manusia, dan dapat membantu dalam penghitungan populasi pari manta dengan metode photo tagging (Rubin dan Kumli 2002).

Gambar 2. Anatomi Pari Manta (Fishes of the Western North Atlantic, 1948)

Bagian tubuh atas disebut sisi dorsal, sedangkan bagian tubuh bawah disebut sisi ventral. Pada bagian mulut, terletak di depan tubuh, inilah yang membedakannya dengan mobula yang memiliki mulut di bagian bawah tubuhnya. Mulut pari manta tidak memiliki gigi karena berfungsi untuk menyaring plankton. Pada bagian dekat mulutnya terdapat cephalic lobe atau sirip depan yang berfungsi membantu memasukkan plankton kedalam mulut, namun ketika berenang dapat digulung untuk menambah kecepatan. Pari manta memiliki lima pasang insang pada bagian bawah tubuhnya yang berfungsi sebagai alat pernafasan insang juga berfungsi menyaring makanan yang masuk bersama air melewati mulut (Deakos 2010). Pari manta memiliki sepasang sirip pektoral yang sangat besar di kedua sisi tubuhnya, sirip dan dorsal yang berukuran kecil di belakang tubuhnya, dan sirip belakang ekor yang membentuk ekor yang panjang (Rosenberger 2001). Kulit pari manta terdiri dari denticles, yaitu struktur yang menyerupai gigi, yang mendukung aliran air saat berenang yang memiliki lapisan mucus yang tipis untuk melindungi dari bakteri dan infeksi (Deakos 2010). Anatomi pari manta dapat dilihat pada Gambar 4.

2.3

Cara Makan Pari Manta Pari manta merupakan planktivora atau hewan yang memakan organisme

mikroskopis terutama zooplankton. Pada penelitian di perairan Meksiko dan Karibia (Graham 2012), pari manta diketahui memakan ikan dan udang kecil, serta telur ikan. Pari manta makan dengan cara menyaringnya lewat insang / filter feeder (Graham 2012). Gambar 5 memperlihatkan rantai makanan pada pari manta :

Produsen Fitoplankton Konsumen I Zooplankton Konsumen II Pari Manta Konsumen II Hiu / Paus pembunuh Pengurai Gambar 3. Rantai Makanan pada Pari Manta

Sirip depan (cephalic lobes) membantunya dalam meningkatkan efisiensi, dengan mengalirkan air kedalam mulut dan memasukkan lebih banyak plankton. Insang mengalirkan air ke luar, menyaring plankton dan mendistribusikannya ke dalam tubuh (Rubin dan Kumli 2002, Deakos 2010). Proses pengambilan makanan oleh pari manta dapat dilihat pada Gambar 6 :

. Gambar 4. Proses Penyaringan Makanan (Martin, R. Aidan, ReefQuest Centre for Shark Research, 2003)

Pari manta dapat menyesuaikan cara makan dengan kondisi lingkungan, jika zooplankton terdapat di kolom perairan maka pari manta akan berenang dengan mulut terbuka, jika zooplankton terkonsentrasi pada suatu tempat mereka berenang, melompat, bahkan berputar untuk mendapatkan kantung makanan yang melimpah, jika zooplankton terkonsentrasi di dasar perairan mereka akan menghisapnya dengan mulut terbuka, dan jika zooplankton terkonsentrasi di permukaan mereka akan melakukan gerakan cepat ke permukaan atau “torpedoing”, hal yang serupa terjadi pada organisme pemakan plankton lain seperti basking shark dan whale shark (MantaWatch 2012, Sims and Quayle 1998 dan Wilson et. al 2001 dalam Dewar 2008). Kemunculan plankton di perairan terbuka banyak terjadi di sekitar zona upwelling dan kumpulan pulau-pulau. Upwelling yang membawa banyak nutrisi disebarkan oleh angin kemudian menciptakan kondisi yang sesuai untuk peningkatan kesuburan perairan yang menjadikan area tersebut feeding ground bagi pari manta (Dewar 2008).

2.4

Daur Hidup dan Reproduksi Pari Manta Pada musim kawin terdapat proses yang kompleks, di Kepulauan Yaeyama,

Jepang dilaporkan seekor betina diikuti oleh beberapa ekor jantan (Homma et al. 1999), sedangkan di Maladewa dilaporkan seekor betina dikejar 1-21 ekor jantan (Stevens dan Rubin 2008), hal ini diperkirakan adalah proses seleksi dalam perkawinan. Tanda perkawinan pada betina adalah luka gigitan pada sayap atau bekas goresan clasper (organ kelamin jantan) pada kloaka (organ kelamin betina) (Marshall dan Bennet 2010 dalam IUCN). Pari manta adalah ovovivipar, mereka tidak memiliki plasenta, namun dari telur yang menetas dalam perut induknya (Deakos 2010). Dokumentasi kelahiran pari manta pertama kali diambil di Okinawa Churaumi Aquarium di Jepang, setelah periode mengandung selama 12 bulan seekor induk melahirkan pari manta dengan diameter sekitar 1,8 meter dengan berat 66 kilogram (Okinawa Churaumi Aquarium 2010). Pari manta betina mencapai kedewasaan pada umur 8-10 tahun, namun dalam beberapa populasi mereka tidak kawin sebelum 15 tahun. Pari manta memiliki daur melahirkan 5 tahun sekali dan hanya mengeluarkan dua sampai tiga individu dalam sekali proses melahirkan (MantaWatch 2012). Daur hidup yang panjang dan sangat sedikit menjadikan pari manta sangat sulit untuk menstabilkan populasi dalam menghadapi kerusakan lingkungan dan penangkapan berlebihan (Reynolds et al. 2005 dalam Deakos 2010). Dengan jangka waktu hidup yang relatif lama (sampai 40 tahun), pari manta dapat mencapai ukuran yang sangat besar. Pari manta terbesar dalam sejarah tercatat dengan berat dua ton, dengan lebar sembilan meter, ditangkap di New Jersey, U.S. tahun 1933, dengan jenis kelamin betina yang melahirkan sesaat setelah ditangkap (MantaWatch 2012). Pari manta terbesar dalam sejarah dapat dilihat pada Gambar 7 :

. Gambar 5. Pari Manta Terbesar dalam Sejarah 2.5

Tingkah Laku Pari Manta Pari manta memiliki bentuk tubuh hidrodinamis, sayap yang besar, memiliki

kemampuan untuk berenang jarak jauh, tercatat lebih dari 250 kilometer per minggu, dengan kecepatan berenang lebih dari 14 knot, dan dapat menyelam lebih dari kedalaman 200 meter. Pari manta harus berenang terus menerus untuk mendapat oksigen dari air, sama seperti ikan hiu (MantaWatch 2012). Menurut Deakos (2010) dan Jaine (2012), Tingkah laku pari manta dapat dibagi menjadi : 1) Berenang / Cruising : Ketika pengamatan, pari manta hanya berenang. 2) Makan / Feeding : Pari manta membuka mulut melawan arus, melakukan gerakan menghisap di perairan, atau melakukan gerakan mengambil makanan ke permukaan. 3) Membersihkan diri / Cleaning :

Pari manta berenang berputar di Cleaning station, dimana ikan-ikan kecil memakan kotoran yang menempel di tubuh pari manta. 4) Kawin / Mating : Pari manta jantan dan betina melakukan perkawinan, seekor betina dikejar puluhan jantan. 5) Lainnya / Others : Terkadang pari manta melakukan manuver berputar berkali kali di air, atau melakukan lompatan ke udara (Breaching). Hal ini belum

diketahui

tujuannya,

namun

ilmuwan

menduga

pari

manta

berkomunikasi, membersihkan parasit atau bahkan hanya bermain. Hal ini sangat memungkinkan mengingat pari manta adalah ikan yang memiliki ukuran otak yang paling besar dibandingkan dengan rasio tubuh (Northcutt 1977). 2.6

Distribusi dan Habitat Pari Manta Pari manta dapat ditemukan di seluruh dunia pada daerah beriklim tropis dan

sub-tropis di Samudra Pasifik, Atlantik, dan Hindia diantara tropic Cancer and Capricorn / 30o utara dan selatan ekuator (Marshall et al. 2009). Distribusi pari manta dapat pada Gambar 8 :

Gambar 6. Distribusi Pari Manta (MantaWatch 2012)

Manta birostris (Oceanic Manta) memiliki distribusi lebih luas, ditemukan di laut lepas, dan lebih bersifat migrasi. Sedangkan Manta alfredi (Reef Manta) dapat di temukan di pesisir terutama di kumpulan pulau kecil dan atol dekat dengan terumbu karang dan daerah yang mengalami upwelling, dimana air dari dasar perairan naik dengan suhu rendah dan kaya akan nutrisi (Clarck 2010). Pada Penelitian kali ini akan difokuskan pada salah satu spesies, yaitu Manta alfredi. Spesies ini dapat ditemukan di perairan dangkal yang berada disekitar bebatuan dan terumbu karang dimana terjadi upwelling yang produktif, biasanya dekat pesisir yang berjarak beberapa kilometer dari daratan (Deakos 2010). Manta alfredi biasanya berkumpul disekitar sumber makanan pada lokasi yang spesifik di terumbu karang yang dikenal dengan stasiun pembersihan (Losey 1972), dimana terdapat ikan-ikan pembersih yang dapat menghilangkan parasit yang menempel pada tubuh pari manta. Manta alfredi diketahui sangat setia pada stasiun pembersihan (cleaning station) dan tempat mencari makan (feeding station) yang spesifik (Homma et al. 1999), hal ini membuat lokasi pari manta bagi ekoturisme sangat mudah diprediksi (Clarck 2001, Dewar et al. 2008), salah satunya di perairan Karang Makassar, Taman Nasional Komodo. Pada beberapa tempat, salah satunya di Maladewa, penyelam dapat menemukan pari manta di titik yang sama setiap kali melakukan penyelaman, hal ini membuktikan bahwa tingkat kesetiaan pada suatu tempat (pada siang hari) sangat tinggi (Deakos 2010). Catatan jangka panjang pada suatu habitat menyatakan bahwa M. alfredi memiliki jangkauan tempat tinggal yang kecil (Dewar et al. 2008, Homma et al., 1999, Marshall 2009). Area dengan produktivitas tinggi dapat menghilangkan kebutuhan pari manta dalam bermigrasi ke tempat lain (Clark 2001), dengan tersedianya sumber makanan sepanjang tahun. Bukti lain menunjukkan bahwa tidak adanya perpindahan antarpulau pada populasi pari manta di Kona, Hawai‘i (Clark 2001). Walaupun sebagian besar Manta alfredi terlihat berdiam sepanjang tahun, beberapa populasi tergantung pada musim (Dewar et al. 2008), di Kepulauan

Maladewa M. alfredi diketahui bermigrasi ke bagian lain pulau tergantung pada musim dan angin muson yang mempengaruhi kelimpahan plankton (Anderson et al. 2008; Homma et al. 1999 dalam Deakos 2010), namun beberapa migrasi terjadi harian, antara stasiun pembersihan dan tempat mencari makan (Homma et al. 1999). 2.7

Populasi Pari Manta Populasi pari manta secara keseluruhan tidak diketahui secara pasti, Manta

birostris diperkirakan memilki subpopulasi regional antara 100-1000 individu, sedangkan Manta alfredi yang menetap di perkirakan memiliki subpopulasi 100-2000 individu dan memiliki ciri yang khas pada tiap daerah (Marshall et al. 2011, Marshall et al. 2009; Deakos et al. 2011 dalam Manta Ray of Hope Project Report 2011). Tabel 2 menunjukkan populasi pari manta yang dihimpun oleh Manta Ray of Hope Project Report tahun 2011:

Tabel 2. Populasi Pari Manta (Manta Manta Ray of Hope Project Report (2011). Wilayah

Grup

Estimasi

Sumber

Jumlah Republic of Maldives

M. alfredi

5,000 - 6,000

G. Stevens pers. comm.

Ningaloo, Australia

M. alfredi

1,200 - 1,500

F. McGregor 2009

Southern Mozambique

M. alfredi

802

Marshall et al. 2011

Mozambique

M. birostris

600

Marshall 2009

Mexico (Revillagigedos Is.)

M. birostris

>350

Rubin and Kumli per. comm.

Maui, Hawaii

M. alfredi

350

M. Deakos pers. comm.

Yaeyama Islands, Japan

M. alfredi

300

Homma et al. 1999

Lady Elliot Island, Australia

M. alfredi

~300

K. Townsend pers. comm.

Komodo, Indonesia

M. alfredi

~300

KMP 2011, unpubl.

Isla de la Plata, Ecuador

M. birostris

~300

M. Harding pers. comm.

Kona, Hawaii

M. alfredi

181

MPRF 2011

Yap, Micronesia

M. alfredi

~ 100

Marshall et al. 2011

Mexico (Isla Holbox)

M. birostris

~ 100

Marshall et al. 2011a

Flower Garden Banks, US

M. birostris

> 70

Graham et al 2008 & unpubl.

2.8

Faktor Lingkungan Beberapa faktor yang mempengaruhi kemunculan pari manta di suatu perairan

antara lain pasang surut dan kesuburan perairan. Pasang surut dikarakterisasi oleh naik dan turunnya permukaan laut yang berirama setelah periode beberapa jam. Pasang naik biasanya disebut sebagai pasang (flod), sedangkan pasang turun dinamakan surut (ebb). Sebelumnya telah diketahui bahwa ada hubungan antara pasang surut dengan Matahari dan Bulan. Pasang surut dalam keadaan tertinggi pada saat Bulan sedang purnama atau baru, dan waktu-waktu pasang surut yang tinggi pada lokasi tertentu dapat diperkirakan jika dihubungkan dengan posisi bulan di langit. Pergerakan relatif Bumi, Matahari dan Bulan cukup rumit, maka mengakibatkan pengaruh mereka akan peristiwa pasang surut menghasilkan pola-pola kompleks. Meskipun begitu, jarak gaya-gaya yang ditimbulkan oleh pasang surut dapat dirumuskan dengan tepat, walaupun respon lautan atas gaya-gaya ini dimodifikasi oleh efek-efek permanen topografi dan efek sementara dari pola-pola cuaca (BRKP 2009). Bulan dan pasang surut memberi pengaruh kuat pada kemunculan pari manta di T.N. Komodo, kemunculan lebih tinggi pada bulan penuh dan bulan baru. Pari manta di T.N. Komodo diketahui lebih banyak muncul pada saat pasang dibanding pada saat surut. Pasang terjadi pada saat arus bergerak dari Selatan ke Utara dan surut pada saat arus bergerak dari Utara ke Selatan (Dewar 2008). Beberapa faktor yang mempengaruhi berkumpulnya nutrisi di T.N. Komodo : 1.

Arus pasang surut yang kuat dan batimetri yang kompleks akan menghasilkan upwelling dan meningkatkan produktifitas perairan (Field dan Gordon 1996; Kinkade et al. 1996 dalam Dewar 2008).

2.

Arus pasang surut yang ekstrem dan garis pantai yang rumit pada selatan T.N. Komodo mengakumulasi zooplankton (Sugimoto 1975 dalam Dewar 2008).

3.

Pasang surut juga menciptakan arus internal yang membuat lapisan permukaan membawa material dari laut lepas ke pesisir (Shanks 1983 dalam Dewar 2008).

2.9

Faktor Pariwisata Industri pariwisata sangat berkembang di T.N. Komodo, terlebih sejak

ditetapkan sebagai salah satu keajaiban dunia (New Seven Wonders) pada tahun 2011, jumlah pengunjung mengalami peningkatan yang signifikan (Lampiran 1). Industri pariwisata bahari sedikit banyak berpengaruh terhadap kemunculan pari manta, dengan ukuran tubuhnya yang besar dan sebagai ikan dengan ukuran otak paling besar, pari manta merupakan hewan yang sangat sensitif dan perasa. Pada penelitian kali ini faktor pariwisata yang di uji adalah jumlah kapal dan penyelam yang ada di perairan Karang Makassar pada setiap penyelaman. Kapal pariwisata yang ada di perairan Karang Makassar biasanya berukuran besar dengan membawa kapal cepat berukuran kecil untuk aktifitas penyelaman, banyaknya jumlah kapal di suatu perairan dapat menyebabkan kebisingan di kolom perairan juga menghalangi pari manta yang sedang mencari makan di permukaan. Banyaknya penyelam juga dapat menggangu aktifitas pari manta, dengan ukuran yang besar pari manta membutuhkan ruang gerak yang luas sekitar radius 3 meter dari penyelam, sehingga dapat leluasa berenang dan menghindari kecelakaan bagi penyelam. Pari manta memiliki kulit yang sangat tipis, sehingga lapisan kulit akan rusak jika tersentuh dan dapat menyebabkan infeksi. Pari manta juga sangat sensitif terhadap gelembung dan sinar kamera yang diakibatkan oleh penyelam, seringkali pari manta terkejut dan langsung berenang menjauh. Etika penyelaman untuk melihat pari manta telah dibuat untuk melindungi pari manta, penyelam dan lingkungan selain itu para penyelam dapat membantu dalam pengumpulan data distribusi pari manta dengan Photo ID dan dapat diunggah secara online pada Mantatrax.com (MantaWatch 2012). Etika penyelaman dan Photo ID dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.