BAB I PENDAHULUAN

Download F1/benih awal, benih induk/F2, benih tebar/F3, dan benih siap tanam/F4), produk jamur tiram (jamur tiram putih,...

0 downloads 140 Views 598KB Size
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sanggar Tani Media Agro Merapi atau yang juga sering disebut ST. Media Agro Merapi dikenal sebagai pusat pengembangan, pelatihan, dan magang khususnya dalam cara berbudidaya jamur bagi petani yang berorientasi ke arah agribisnis dan agro industri yang lebih baik dan tepat guna. Sampai saat ini, ST. Media Agro Merapi mampu menghasilkan bibit jamur/benih jamur sendiri dengan teknik kultur jaringan (produksi benih F1/benih awal, benih induk/F2, benih tebar/F3, dan benih siap tanam/F4), produk jamur tiram (jamur tiram putih, jamur tiram orange, jamur tiram kuning, jamur tiram cokelat,dll), cara budidaya jamur (jamur Shiitake, jamur Ling Zhie, jamur Tiram, dan jamur Kuping), teknik pengeringan (jamur Tiram, jamur Shiitake, jamur Ling Zhie, dan jamur Kuping), serta aneka olahan jamur (jamur crispy, sirup, teh, dan kapsul jamur). Selain pengembangan produk, ST. Media Agro Merapi juga melakukan kegiatan yang bersifat jasa. Program itu berupa kegiatan penelitian dan pengembangan, dimana kami bekerjasama dengan LIPI, serta dalam bentuk pelatihan dan magang yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran dan pelatihan dalam bidang agribisnis jamur dengan cara yang baik dan benar.

1

Produksi di dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan yang cukup penting. Dikarenakan apabila kegiatan produksi di suatu perusahaan terhenti maka kegiatan di dalam perusahaan tersebut akan terhenti pula. Oleh sebab itu maka perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi secara efektif dan efisien dalam mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya dan aktivitas di dalamnya sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan tersebut. Pada saat ini, mutu dan kualitas mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu usaha, baik itu usaha kecil, usaha menengah, maupun usaha besar, baik manufaktur amupun jasa. Dalam era persaingan yang sangat ketat antara usaha yang satu dengan yang lain telah menjadikan kualitas ataupun mutu produk sebagai sesuatu yang harus diperhatikan oleh setiap pengusaha untuk menjadikan tolak ukur untuk memenangkan persaingan. Kualitas yang baik akan membuat suatu usaha tetap dicintai oleh konsumen atau pelangganya. Dalam era persaingan saat ini, yang dilihat dari suatu perusahaan bukan hanya seberapa besar tingkat produktivitas dan seberapa besar tingkat harga produk ataupun jasa, namun juga pada kualitas mutu produk atau jasa tersebut. Penerapan pengendalian kualitas dalam suatu usaha akan baik jika penerapan pengendalian mutu di lakukan dengan baik pula. Pada dasarnya suatu usaha akan sangat sulit untuk menerapkan kualitas mutu pada produk atau jasa yang diproduksinya, karena dengan menjalankan prosedur-prosedur yang sesuai dengan konsep pengendalian mutu akan menambah biaya produksi yang di keluarkan. Namun seiring dengan selera konsumen yang 2

terus menerus berubah, dan jika suatu usaha tidak memperhatikan kualitas atau mutu produk yang di produksinya akan sangat sulit untuk di pasarkan karena akan tersaingi oleh produk yang sejenis yang di keluarkan oleh perusahaan lain dengan menawarkan produk yang berkualitas tinggi. Demikian halnya dengan ST. Media Agro Merapi, yang bergerak di bidang budidaya jamur. Dengan kualitas atau mutu yang baik akan dapat membedakan ST. Media Agro Merapi dengan usaha budidaya jamur lain yang berada di sekitar Yogyakarta. Dengan latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk mengetahui apakah pengendalian kualitas mutu yang dilakukan oleh ST. Media Agro Merapi ini dapat menekan tingkat kesalahan dan kerusakan produk yang terjadi serta langkah – langkah yang dapat di ambil untuk memperbaiki masalah yang terjadi sehingga tingkat kesalahan atau kerusakan dapat ditekan sekecil mungkin. Dalam penelitian mengenai pengendalian kualitas mutu ini penulis member judul Analisis Pengendalian Kualitas Mutu Produksi Pada Sanggar Tani Media Agro Merapi.

1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakan yang sudah diketahui, terdapat beberapa masalah yang di rumuskan sebagai berikut : 1. Apakah proses produksi pada ST. Media Agro Merapi berada pada batas – batas pengendalian kualitas mutu? 3

2. Jenis kesalahan atau kerusakan apa saja yang terjadi dalam proses produksi? 3. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan atau kerusakan produk?

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Proses produksi Pada penelitian ini hanya memfokuskan pada proses produksi pembuatan produk bibit jamur dan baglog jamur tiram putih pada ST. Media Agro Merapi. Budidaya jamur yang dilakukan oleh ST. Media Agro Merapi menghasilkan bibit dalam bentuk botol kaca yang sering disebut F3 dan baglog yang sering disebut F4. F3 dan F4 yang dihasilkan oleh ST. Media Agro Merapi dalah jenis jamur tiram putih, tiram orange, tiram kuning, tiram merah muda, jamur kuping, jamur shiitake dan jamur ling zhi. Proses pembuatan bibit F3 dan F4 sama untuk semua jenis jamur yang akan di produksi. Dalam penelitian ini, penulis lebih spesifik memfokuskan pada proses produksi pembuatan bibit F3 dan baglog F4 jamur tiram putih karena kedua jenis produk ini paling banyak diminati oleh pembeli atau konsumen.

4

2. Definisi produk cacat Proses produksi jamur tiram putih (F3) dan baglog jamur tiram putih (F4) terdapat empat tahapan yang harus diproses, yaitu pencampuran bahan, sterilisasi, inokulasi dan inkubasi. Setelah keempat proses ini dijalankan barulah dapat diketahui adanya bibit jamur tiram putih (F3) dan baglog jamur tiram putih (F4) yang mengalami kerusakan. Produk cacat atau rusak dikarenakan misellium jamur tiram putih yang tidak berkembang dengan baik. Hal yang menyebabkan kerusakan misellium jamur adalah suhu, pH, kelembaban, kandungan air, O2, CO2, dan kualitas kultur jamur. Misellium jamur harus tumbuh optimal pada suhu 25 °C dan kelembaban udara pada 85-95 % serta pH pada 5,5-6,5. Sedangkan kerusakan yang sering dialami oleh jamur tiram putih dikarenakan bibit jamur terkontaminasi oleh kotoran, hama dan jamur lain dari luar. Beberapa jenis kerusakan atau cacat pada produksi jamur tiram putih antara lain : a. Bibit kosong Tidak terdapat bibit pada botol F3 dan baglog F4, hal ini ditandai dengan warna serbuk yang tidak berubah setelah inkubasi.

5

Gambar 1.1 Kerusakan bibit kosong pada bibit jamur F3

Gambar 1.2 Kerusakan bibit kosong pada baglog F4

6

b. Bletong Kerusakan dikarenakan dari bibit awal yang kurang baik, sehingga dalam proses pembuatan bibit jamur F3 dan baglog F4 terjadi kerusakan atau bletong. Hal ini ditandai dengan warna serbuk yang bolong – bolong cokelat putih.

Gambar 1.3 Jenis kerusakan bletong pada bibit jamur F3

7

Gambar 1.4 Jenis kerusakan bletong pada baglog F4 c. Terkontaminasi Kerusakan diakibatkan oleh adanya kotoran atau jamur dari luar, hal ini ditandai dengan timbulnya warna lain selain warna putih dan cokelat pada botol F3 dan baglog F4. Terkontaminasi mikroba ditandai dengan munculnya noda hitam pada permukaan media botol F3 dan baglog F4. Kontaminasi ini menyebabkan adanya persaingan pertumbuhan mikroba dengan misellium jamur tiram.

8

Gambar 1.5 Bibit jamur F3 yang terkontaminasi mikroba

Gambar 1.6 Baglog F4 yang terkontaminasi mikroba d. Lobang Kerusakan ini hanya terjadi pada baglog F4, yang dikarenakan oleh plastic yang digunakan baglog F4 sobek dan menimbulkan lubang.

9

Gambar 1.7 Baglog F4 yang berlobang pada plastiknya

1.4 Batasan Penelitian Agar penelitian yang akan dilakukan dapat berfokus pada masalah yang telah di rumuskan, maka penelitian ini di berikan batasan dan asumsi sebagai berikut : 1. Kerja praktek pada ST. Media Agro Merapi sebagai objek kerja praktek dan studi kasusnya. 2. Melakukan pengamatan mulai dari proses pembibitan jamur hingga proses pemasaranya. 3. Jamur yang dipilih adalah jamur yang palaing banyak diminati konsumen yaitu jamur tiram putih dan bibit jamur tiram putih.

10

4. Penelitian difokuskan pada produk cacat yaitu jamur tiram putih yang cacat. 5. Jenis penelitian ini lebih spesifik lagi memfokuskan pada proses produksi pembuatan bibit jamur (F3) dan baglog (F4) karena jamur tiram putih ini paling banyak diminati konsumen.

1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis proses pengendalian kualitas mutu produksi bibit botol (F3) jamur tiram dan baglog (F4) jamur tiram pada ST. Media Agro Merapi. 2. Menganalisis prosentase setiap jenis kerusakan pada proses produksi bibit botol (F3) jamur tiram dan baglog (F4) jamur tiram dengan menggunakan analisis pareto. 3. Menganalisis sebab terjadinya kesalahan atau kerusakan produk bibit botol (F3) jamur tiram dan baglog (F4) jamur tiram dengan menggunakan diagram sebab akibat.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Untuk mengetahui pengendalian kualitas mutu produksi pada usaha ST. Media Agro Merapi, dan sebagai pengembangan teori yang telah di pelajari.

11

2. Bagi Perusahaan Untuk mengetahui secara pasti pengendalian kualitas mutu produksi pada ST. Media Agro Merapi sehingga produk – produk yang dihasilkan dapat menjadi lebih berkualitas.

12