JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
ANALISIS PENGARUH PEREKONOMIAN MAKRO DAN MIKRO YANG BERPENGARUH PADA RISIKO SISTEMATIS SAHAM Ming Chen STIE Musi Palembang
[email protected] Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perekonomian makro (kurs, inflasi, suku bunga SBI dan jumlah uang beredar) dan mikro (Asset Growth dan Debt to Equity) terhadap risiko sistematis pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data tahunan untuk variabel makroekonomi selama tahun 2006-2012 dan data bulanan yang akan diolah menjadi data tahunan untuk variabel mikro dan risiko sistematis selama periode januari 2006 sampai Desember 2012. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa tingkat inflasi, kurs, jumlah uang beredar, tingkat suku bunga SBI, DER dan Aset Growth berpengerahu secara simultan terhadap risiko sistematis saham. Tingkat inflasi, kurs, dan jumlah uang beredar tidak berpengaruh secara parsial terhadap risiko sistematis saham sedangkan DER dan asset growth berpengaruh secara parsial terhadap risiko sistematis saham. Kata Kunci : Makro, Mikro, Risiko Sistematis Saham Abstract: This research was conducted to determine the influence of mcro economy (exchange rate, inglation, interest rate of SBI and the amount of supplied money) and micro economy (asset growth and debt to equity) to the systematic risk in LQ-45 companies listed in Indonesia Stock Exchange. Annual data for macro economic variables during the period of 2006-2012 and monthly data were processed into annual data for micro variables and systematic risk during the period of January 2006 to December 2012. The data were analyzed by multiple regression analysis. The result showed that inflation and exchange rate, money supply, interest rate of SBI, DER and Asset growth simultaneously influence the systematic risk of stocks. Thus, the inflation n exchange rate and money suplly do not partially affect the systematic risk of stock. Meanwhile, DER and Asset growth partially influence the systematic risk of stocks. Key words : Macro, Micro, The Systematic Risk of Stocks.
PENDAHULUAN
sekuritas di antara sekuritas-sekuritas lainnya
Latar Belakang
yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi.
Pasar
modal
pada
Risiko tinggi tercermin dari ketidakpastian
prinsipnya merupakan pasar untuk sekuritas
return yang akan diterima oleh investor di
jangka panjang baik berbentuk hutang
masa datang. Terdapat dua aspek yang
maupun
serta
melekat dalam suatu investasi yaitu tingkat
berbagai produk turunannya. (Tandelilin,
pengembalian (return) yang diharapkan dan
2010).
risiko
ekuitas
Saham
(capital
market)
(modal
merupakan
sendiri)
salah
satu
75
tidak
tercapainya
return
yang
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 diharapkan. Risiko yang tinggi pada saham
merupakan terjadinya penyimpangan atas
berhubungan
keuntungan
dengan
kondisi
ekonomi
yang
diharapkan.
Misalkan
makro, seperti resesi ekonomi, gejolak
terdapat suatu perusahaan yang tidak efisien
politik, dan lain sebagainya serta industri dan
dalam
karakteristik perusahaan. (Hamzah, 2005).
menyebabkan
Pasar modal laksana pendulum petunjuk
menggunakan hutang yang tinggi dalam
arah, dimana naik dan turunnya umumnya
produksinya yang mengakibatkan biaya tetap
mengekspresikan realitas gambaran dari
perusahaan menjadi tinggi dan apabila suatu
kondisi
saat
ekonomi,
politik
sekaligus
operasi
produksinya.
Hal
perusahaan
perusahaan
tersebut
gagal,
ini
tersebut
maka
optimisme menatap masa depan (Susanto,
kepentingan investor dalam mendapatkan
2002). Pasar modal di Indonesia pernah
laba
mengalami tantangan yang cukup berat sejak
terancam. Oleh karena itu, investor juga
akhir
dengan
perlu melihat seberapa besar risiko yang
perekonomian
harus ditanggungnya dalam berinvestasi.
tahun
1997,
terguncangnya
bersamaan
sendi-sendi
diperusahaan
tersebut
Indonesia akibat hantaman krisis ekonomi
Beberapa
yang melanda hampir seluruh kawasan Asia.
melakukan penelitian untuk mengetahui
Krisis ini ditandai dengan menurunnya nilai
pengaruh variabel ekonomi makro dan mikro
kurs, meningkatnya suku bunga deposito,
terhadap
dan SBI yang berada diatas 60 persen per
Makaryanawati dan Ulum (2008), Hamzah
tahun, serta jumlah uang beredar yang
(2005), Haryanto dan Riyatno (2007), Ocran
meningkat
(2010), dan Tandelilin (1997). Penelitian
cukup
signifikan
diikuti
peneliti
risiko
sebelumnya
menjadi
sistematik
Makaryanawati
Selama periode krisis ini kondisi pasar
menemukan bahwa tingkat suku bunga
modal pun ikut terpuruk, Indeks Harga
berpengaruh
Saham Gabungan mengalami koreksi yang
sistematik saham namun tingkat likuiditas
cukup besar dari kisaran harga 726 pada
yang ditunjukkan oleh rasio lancar (current
pertengahan tahun 1997 menjadi kurang
ratio) tidak berpengaruh signifikan terhadap
lebih 260. Penurunan laba yang dialami
risiko investasi saham.
Dalam penelitian
sebagian besar emiten, penurunan aktivitas,
yang
Hamzah
nilai transaksi, dan kesulitan finansial yang
menemukan bahwa secara simultan variabel
dialami
yang
makro, karakteristik perusahaan dan industri
diperoleh dari krisis ekonomi yang terjadi.
berpengaruh terhadap beta saham syariah.
Faktor yang secara teoritis dipertimbangkan
Dalam
dalam investasi saham adalah risiko. Risiko
menemukan bahwa variabel fundamental
konsekuensi
76
Ulum
seperti
peningkatan inflasi yang cukup tajam.
merupakan
dan
telah
signifikan
dilakukan
oleh
penelitian
terhadap
Tandelilin
(2008)
risiko
(2005)
(1997)
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 secara simultan berpengaruh terhadap beta
1. Apakah terdapat pengaruh antara kurs,
saham sedangkan variabel makro secara
inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang
simultan tidak berpengaruh terhadap beta
beredar, DER dan asset Growth secara
saham.
Dalam penelitian yang dilakukan
simultan (bersama-sama) terhadap risiko
oleh Haryanto dan Riyatno (2007) selain
sistematis saham pada perusahaan LQ-
menemukan bahwa tingkat suku bunga
45?
berpengaruh
risiko
2. Apakah terdapat pengaruh antara kurs,
sistematik saham, ditemukan juga pengaruh
inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang
yang signifikan antara nilai kurs dan risiko
beredar, DER dan asset growth secara
sistematik. Penelitian yang dilakukan Ocran
parsial (sendiri-sendiri) terhadap risiko
(2010) menemukan bahwa Perekonomian
sistematis saham pada perusahaan LQ-
Negara Ghana tidak berpengaruh pada resiko
45?
sistematik
signifikan
saham
terhadap
karena
saham
yang
terdaftar di Ghana Bursa Efek adalah saham
Tujuan Penelitian
defensive dengan tingkat beta kurang dari
Berdasarkan rumusan masalah yang telah
satu. Adanya pertentangan dalam kajian-
dinyatakan diatas, maka tujuan dari peneltian
kajian
ini adalah sebagai berikut:
sebelumnya
dan
berdasarkan
fenomena yang ada, dirasakan perlu untuk
1.
Ingin menganalisis pengaruh kurs,
melakukan penelitian lain yang mengkaji
inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang
mengenai pengaruh kurs, inflasi, tingkat
beredar, debt to equity dan asset
suku bunga SBI, jumlah uang beredar, debt
growth
to equity dan asset growth terhadap risiko
sama) terhadap risiko sistematis saham
sistematis saham pada perusahaan LQ-45.
pada perusahaan LQ-45.
Berdasarkan uraian diatas maka judul dari
2.
secara
simultan
(bersama-
Ingin menganalisis pengaruh kurs,
penelitian ini adalah Analisis Pengaruh
inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang
Perekonomian Makro dan Mikro Terhadap
beredar, debt to equity dan asset
Risiko Sistematis Saham :Studi Empiris
growth secara parsial (sendiri-sendiri)
Pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek
terhadap risiko sistematis saham pada
Indonesia.
perusahaan LQ-45.
Rumusan Masalah Penelitian
Manfaat Penelitian
Terkait dengan beberapa hal di atas maka
Hasil
dapa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak,
dirumuskan
pertanyaan
penelitian
sebagai berikut :
penelitian
antara lain : 77
ini
diharapkan
dapat
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 1. Secara Teoritis
Teori Portofolio
Sebagai input dan bahan perbandingan
Konsep dari resiko portofolio pertama kali
mengenai
diperkenalkan oleh Markowitz (1950). Teori
konsep
pengetahuan
dan
teori
akuntansi
ilmu
keuangan,
portofolio
merupakan
teori
khususnya mengenai faktor-faktor yang
berhubungan
mempengaruhi risiko sistematis saham.
portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko
2. Secara Praktis
portofolio
1) Investor
mengenai
yang
yang
dapat
pengembalian
diterima,
serta
menunjukkan cara pembentukan portofolio
Sebagai bahan pertimbangan bagi
yang optimal. Teori portofolio ini saling
investor
membuat
berkaitan dengan teori pasar modal yang
mengenai
berdasar pada pengaruh keputusan investor
pemilihan jenis saham perusahaan
terhadap harga sekuritas serta menunjukkan
dan waktu berinvestasi dengan tepat
hubungan yang seharusnya terjadi antara
di pasar modal Indonesia.
pengembalian dan risiko sekuritas jika
agar
keputusan
dapat
investasi
2) Regulator/Pemerintah
investor membentuk portofolio yang sesuai
Sebagai bahan pertimbangan bagi
dengan teori portofolio.
pemerintah
menentukan
Dalam membentuk suatu portofolio terdapat
mempengaruhi
permasalahan yakni terdapat banyak sekali
makroekonomi
kemungkinan portofolio yang dibentuk dari
kebijakan
dalam yang
variabel-variabel terkait pasar modal.
kombinasi aktiva beresiko yang tersedia di
3) Bursa Efek Indonesia
pasar. Portofolio yang dipilih oleh investor
Sebagai bahan pertimbangan bagi
adalah portofolio optimal. Portofolio optimal
para pialang yang bekerja di Bursa
ditentukan dengan menggunakan model
efek Indonesia dalam melakukan
Markowitx atau model indeks tunggal.
analisis saham.
Untuk menentukan portofolio yang optimal
4) Bagi Peneliti
dengan model-model ini yang pertama kali
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dibutuhkan adalah menentukan portofolio
dibermanfaat bagi semua pihak dan
optimal.
dapat
memberikan
bukti
empiris
mengenai analisis pengaruh faktor-
Risiko Sistematis Saham
faktor
Dalam melakukan investasi, investor selalu
yang
berpengaruh
terhadap
risiko sistematis.
memperhatikan
return
yang
diharapkan
dengan risiko yang harus ditanggung atas investasinya. Hubungan risiko dan return 78
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 yang
diharapkan
dari
suatu
investasi
return yang diharapkan pada suatu periode
merupakan hubungan searah dan linier.
tertentu tidak dapat direaliasikan.
Semakin besar risiko yang ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang
Inflasi dan Risiko Sistematis Saham
diharapkan.
yang
Inflasi merupakan kenaikan harga-harga
investor
secara umum dan terus menerus untuk
Hubungan
menyebabkan
tidak
inilah semua
berinvestasi pada aset yang menawarkan
periode
tingkat return yang tinggi. Di samping
variabel makroekonomi yang dapat sekaligus
memperhatikan return yang tinggi, investor
menguntungkan
juga harus mempertimbangkan tingkat risiko
perusahaan. Pada dasarnya inflasi yang
yang harus ditanggung. Risiko ini timbul
tinggi tidak disukai oleh pelaku pasar modal
karena adanya ketidakpastian.
karena akan meningkatkan biaya produksi
Investor yang tidak terlalu menyukai risiko
yang akan berdampak buruk pada harga
akan menempatkan sebagian investasinya
produk yang dijual dan pendapatan. Namun
pada
SBI
disisi lain inflasi juga akan meningkatkan
(Sertifikat Bank Indonesia). Investasi pada
harga jual produk perusahaan tersebut. Jika
SBI dapat dikatakan tidak berisiko karena
margin pendapatan lebih tinggi daripada
Bank
margin
aset
risiko
Indonesia
rendah
dapat
seperti
dipastikan
akan
waktu
biaya
tertentu.
dan
maka
Inflasi
adalah
merugikan
perusahaan
suatu
akan
melunasi kewajibannya pada saat jatuh
memperoleh keuntungan dari inflasi tetapi
tempo.
hal sebaliknya yang lebih sering terjadi.
Karena
resikonya
yang
sangat
rendah, maka investasi pada SBI hanya dapat
Hooker (2004) menemukan bahwa tingkat
memberikan
inflasi
return
yang
relatif
kecil.
mempengaruhi
secara
signifikan
Investasi pada obligasi mempunyai risiko
terhadap harga saham. Makin tingginya
yang lebih tinggi, tetapi masih lebih rendah
inflasi
dibandingkan risiko saham. Investasi pada
perusahaan.
obligasi mempunyai risiko tidak dapat
perusahaan merupakan informasi yang buruk
dilunasi kewajibannya pembayaran bunga
bagi para investor di bursa saham sehingga
dan/atau
dapat mengakibatkan turunnya harga saham
pelunasan
obligasi
apabila
makin
menurunkan
profitabilitas
Turunnya
profitabilitas
perusahaan yang mengeluarkan obligasi
perusahaan
mengalami kesulitan keuangan. Sedangkan
menurunnya risiko yang akan ditanggung
investasi pada saham mempunyai risiko yang
oleh investor.
lebih tinggi lagi. Investasi pada saham mempunyai risiko yang tinggi dikarenakan
79
tersebut,
sehingga
akan
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 Tingkat Suku Bunga SBI dan Risiko
Jumlah
Sistematis
Sistematis
Tingkat bunga merupakan alat penyimpan
Jumlah
kekayaan dan sebagai variabel penghubung
keseluruhan uang yang berada di tangan
antara pasar uang dan pasar barang atau
masyarakat. Semakin tinggi jumlah uang
harga dari penggunaan uang untuk jangka
beredar dalam masyarakat maka masyarakat
waktu tertentu. Kaum klasik berpendapat,
memiliki kelebihan dana untuk melakukan
bunga merupakan harga dari penggunaan
investasi. Jumlah uang beredar dengan
loanable funds atau harga yang terjadi di
pertumbuhan
pasar dana investasi dalam suatu periode
pengaruh positif terhadap ekonomi dan pasar
tertentu.
modal
Kenaikan
menyebabkan
suku
investor
bunga
Beredar
uang
beredar
yang
secara
dan
adalah
wajar
jangka
Risiko
nilai
memberikan
pendek.
Namun
berminat
pertumbuhan yang drastis akan memicu
melakukan investasi karena bunga pinjaman
inflasi yang tentunya memberikan pengaruh
yang harus dibayarkan menjadi lebih tinggi.
negatif terhadap pasar modal (Nugroho,
Pada kondisi ini investor lebih tertarik untuk
2008).
menyimpan dana di bank dan memperoleh
Jumlah uang beredar memiliki pengaruh
pendapatan dari bunga tabungan sehingga
terhadap risiko sistematik dimana jika
pasar
menarik.
jumlah uang beredar dalam masyarakat
Peningkatan suku bunga akan mendorong
cukup tinggi, maka terjadi peningkatan daya
peningkatan biaya pada perusahaan yang
beli masyarakat. Peningkatan daya beli yang
memiliki jumlah kewajiban yang besar.
didukung
Peningkatan biaya ini akan menurunkan laba
produk
perusahaan dan kemampuan perusahaan
pendapatan
untuk
dikarenakan
saham
menjadi
membagikan
menurunnya perusahaan mengurangi berinvestasi
kurang
akan
Uang
laba
tidak
dividen. dan
membagikan minat pada
Dengan
kemampuan dividen
investor perusahaan
oleh akan
peningkatan
penawaran
memberikan
tambahan
bagi
perusahaan.
produk
yang
Hal
ini
dihasilkan
perusahaan dapat diserap penuh oleh pasar.
akan
Dengan
meningkatnya
pendapatan
untuk
perusahaan maka perusahaan akan memiliki
tersebut
laba bersih yang ikut meningkat. Laba bersih
sehingga banyak investor yang melepaskan
yang
investasinya. Semakin banyak investor yang
mendorong terjadinya peningkatan terhadap
melepaskan atau menjual saham maka harga
dividen yang akan dibagikan kepada para
saham perusahaan tersebut akan turun dan
investor. Hal ini akan memancing investor
akhirnya berimbas pada penurunan return
untuk membeli saham perusahaan tersebut
serta risiko sistematik. (Kewal, 2011)
dengan 80
mengalami
maksud
peningkatan
untuk
akan
memperoleh
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 pembagian dividen. Tingginya permintaan
menunjukkan proporsi ekuitas yang
terhadap saham akan mendorong terjadinya
rendah untuk membiayai aktiva. (Ang,
peningkatan harga saham. Harga saham yang
1997).
meningkat akan mendorong peningkatan return ekspektasi investor sekaligus risiko
2. Asset Growth dan Risiko Sistematis
sistematik saham yang harus ditanggung
Variabel
investor.(Nugroho, 2008)
asset
growth
didefinisikan sebagai perubahan atau tingkat perubahan tahunan dari aktiva total. Asset Growth adalah rata-rata
1. Debt to Equity Ratio dan Risiko
pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila
Sistematis Salah satu proksi yang digunakan
kekayaan awal suatu perusahaan adalah
untuk mencerminkan financial leverage
tetap jumlahnya, maka pada tingkat
berpengaruh terhadap risiko sistematis
pertumbuhan asset yang tinggi berarti
adalah Debt to equity Ratio (DER). DER
besarnya kekayaan akhir perusahaan
merupakan komponen rasio leverage.
tersebut semakin besar, demikian pula
Rasio
sebaliknya.
ini
menunjukkan
kekuatan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban
Tingkat pertumbuhan asset yang
jangka pendek dan jangka panjangnya.
cepat menunjukkan bahwa perusahaan
Debt
menjelaskan
sedang melakukan ekspansi. Apabila
hubungan perbandingan total hutang
ekspansi ini mengalami kegagalan maka
terhadap total modal sendiri. Variabel
akan meningkatkan beban perusahaan
ini dirumuskan sebagai berikut :
untuk menutup pengembalian biaya
to
equity
ratio
𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒉𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
ekspansi yang pada akhirnya akan
DER = 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒎𝒐𝒅𝒂𝒍 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 ………………
menyebabkan
(6) Debt
to
memberikan
equity
ratio
gambaran
tertagihnya
para investor menjual sahamnya di perusahaan tersebut karena minat dan harapan para pemodal turun. Hal ini
hutang
menyebabkan perubahan return saham
perusahaan. Semakin tinggi debt to equity
ratio,
ditanggung
maka
investor
risiko akan
itu
kurang prospektif maka menyebabkan
mengenai
sehingga dapat diberikan gambaran tidak
perusahaan
menjadi kurang prospektif. Apabila
dapat
struktur modal yang dimiliki perusahaan
risiko
nilai
yang besar yang berakibat pada beta
yang
saham perusahaan yang besar. Asset
semakin
Growth diprediksi akan mempunyai
tinggi. Debt to equity ratio yang tinggi
hubungan yang positif dengan beta 81
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 saham.
Asset
growth
menunjukkan
terhadap
risiko
sistematis
saham
pada
pertumbuhan per tahun pemakian aktiva.
perusahaan LQ-45. Penelitian ini termasuk
Asset
ke
growth
yang
tinggi
akan
dalam
jenis
penelitian
kausalitas,
berimplikasi pada tingkat resiko yang
penggolongan penelitian ditinjau dari sifat
tinggi pula. Hal ini dapat dijelaskan
eksplanasi
bahwa pemakaian aktiva yang tinggi
Eksplanasi ilmu adalah jenis penjelasan ilmu
akan memberikan tanggungan terhadap
yang dihasilkan dari suatu penelitian. Sifat
pengembalian investasi yang tinggi dan
eksplanasi ilmu dapat dibedakan menjadi
merupakan resiko yang tinggi apabila
penelitian
tidak
kausalitas komparatif. Penelitian kausalitas
dapat
menutup
pengembalian
investasi tersebut. (Muljono, 2002).
ilmu
(Ferdinand,
kausalitas
dan
2006).
penelitian
merupakan penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat antara beberapa konsep/variabel atau
Kurs (X1)
beberapa
strategi
yang
dikembangkan
manajemen. Penelitian ini mencari hubungan
Inflasi (X2)
sebab akibat antara indikator-indikator faktor
Risiko Sistem atis (Y)
SBI (X3) JUB (X4)
yang berpengaruh terhadap risiko sistematis pada perusahaan LQ-45.
DER (X5)
Jenis dan Sumber Data
AS (X6)
Jenis data penelitian termasuk ke dalam data
Gambar 2.1. Kerangka Teoritis
kuantitatif dengan periode pengamatan dari tahun 2006 sampai tahun 2012. Sumber data
Hubungan Antara Tingkat Inflasi, Jumlah
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Uang Beredar, Tingkat Suku Bunga SBI,
data sekunder berupa data yang mendukung
Debt to Equity dan Asset Growth terhadap
variabel
Risiko Sistematis.
eksogen penelitian ini, yaitu : tingkat inflasi,
penelitian.
Data
dari
variabel
tingkat bunga SBI, kurs rupiah, Jumlah uang METODE PENELITIAN
beredar, DER dan Asset Growth.
Ruang Lingkup Penelitian
Data dari variabel endogen adalah risiko
Penelitian
ini
ingin
melihat
pengaruh
sistematis saham. Objek penelitian, yaitu
variabel-variabel makroekonomi yaitu kurs,
Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dari
inflasi, suku bunga SBI, jumlah uang
tahun 2006 sampai tahun 2012. Data
beredar, debt to equity dan asset growth
diperoleh dari informasi dan laporan dari 82
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia dan
tahun tersebut kondisi ekonomi dalam
Biro Pusat Statistik.
keadaan stabil, sedangkan pada tahun 2006 terjadi gejolak bursa saham yang
Populasi dan Sampel
menyebabkan Indonesia terkena dampak
Di Bursa Efek Indonesia terdapat berbagai
yang cukup signifikan yang dilanjutkan
perusahaan go public dalam berbagai bidang
dengan 2008 terjadi krisis global, 2010
usaha antara lain pertanian, pertambangan,
dengan adanya krisis eropa. Hal ini
industri dasar dan kimia, aneka industri,
menyebabkan harga saham berfluktuasi
industri barang konsumsi, property dan real
sehingga
estate, infrastruktur, utilitas dan transportasi,
sampai 2012.
keuangan, perdagangan, jasa dan investasi.
Indonesia,
2006
periode 2006 sampai 2012.
perusahaan-
3. Perusahaan yang menjadi sampel adalah
perusahaan yang memenuhi kriteria ranking
perusahaan yang masuk dalam indeks
tinggi pada: (1) total transaksi, (2) nilai
LQ-45 minimal selama 6 kali selama
transaksi,
transaksi.
periode 2006 sampai dengan 2012.
Saham-saham ini lalu dikumpulkan menjadi
Pemilihan sampel ini diambil karena
satu dan disebut sebagai LQ45. Pada
risiko
penelitian ini perusahaan LQ45 dipilih
perusahaan-perusahaan
sebagai populasi.
perdagangan yang teraktif.
dan
dipilih
periode
2. Menerbitkan laporan keuangan selama
Dari sejumlah saham yang terdaftar di Bursa Efek
diambilnya
(3)
frekuensi
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
secara
purposive
yang
sampling
perusahaan
adalah
perusahaan
masuk
dalam
melakukan
dijadikan yang
indeks
sampel
dilihat
dari
mempunyai
yang stock
tidak split.
pernah
Stock
split
merupakan salah satu cara perusahaan
sahamnya
LQ-45
dapat
4. Perusahaan yang menjadi sampel adalah
berdasarkan kriteria-kriteria: 1. Perusahaan
saham
untuk
yang
meningkatkan
sahamnya
dengan
perdagangan melakukan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
pemecahan saham sehingga harga saham
periode 2006 sampai 2012. Alasan
menjadi rendah. Tujuan dari pemilihan
mengapa
2006
sampel ini adalah jika perusahaan
sampai dengan 2012 adalah karena pada
melakukan stock split maka harga saham
tahun
2005
perusahaan tersebut menjadi bias dan
Indonesia sedang melakukan perbaikan
tidak bisa mencerminkan risiko yang
dari
ditanggung.
diambilnya
2000
krisis
sampai
moneter
periode
dengan
yang
melanda
Indonesia pada tahun 1998 dan pada 83
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 Berdasarkan kriteria diatas, maka terdapat 30
kuantitatif
dari
variabel-variabel
perusahaan yang menjadi sampel penelitian
mempengaruhi,
yang memenuhi kriteria yang diatas.
simultan terhadap beta saham. Alat bantu
secara
parsial
yang
maupun
yang digunakan dalam penelitian ini adalah software komputer program SPSS 13.0
Metode Pengumpulan Data Metode
pengumpulan
data
menggunakan teknik dokumentasi
dengan
(Statistical Package for Social Science).
yaitu
Pengujian
teknik pengumpulan data yang dilakukan
dilakukan
dengan
regresi
berganda dengan model sebagai berikut :
dengan cara mencatat data dari laporanlaporan yang ada dari beberapa sumber.
Y = bo+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+e
Sumber tersebut dapat berupa informasi atau
Dimana :
laporan dari Bursa Efek Indonesia, Bank
Y
= Risiko sistematis
Indonesia ataupun dari Biro Pusat Statistik.
X1
= Kurs
Data dari variabel kurs, inflasi, suku bunga
X2
= Inflasi
SBI dan jumlah uang beredar yang akan
X3
= tingkat suku bunga
diolah merupakan data bulanan dengan
X4
= jumlah uang beredar
melakukan metode interpolasi linier, data
X5
= debt to equity (DER)
dari variabel DER dan Asset Growth akan
X6
= Asset Growth
diambil
b1-b6 = koefisien regresi dari tiap-tiap
dari
laporan
keuangan
yang
diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya
variabel independen
sedangkan
e
risiko
sistematis
akan
= error term.
menggunakan perhitungan model indeks Uji Asumsi Klasik
tunggal.
a. Pengujian Normalitas Data Teknik Analisis Data
Menurut Ghozali (2011) uji normalitas
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
bertujuan untuk menguji apakah dalam
mengetahui
antara
model regresi, variabel penggangu atau
variabel independen dan variabel dependen
residual memiliki distribusi normal. Uji t dan
dengan skala pengukuran atau rasio dalam
uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
sebuah persamaan linier, oleh karena itu
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi
dalam penelitian ini digunakan analisis
ini dilanggar maka uji statistic manjadi tidak
regresi linier berganda. Metode analisis
valid untuk jumlah sampel yang kecil. Uji
dalam penelitian ini menggunakan data
normalitas dilakukan dengan menggunakan
kuantitatif
Kolmogrov Smirnov Tes dengan ketentuan:
pengaruh
untuk
hubungan
memperkirakan
secara 84
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 1. Jika probabilitas > 0,05 maka data
jika
berdistribusi normal
berbeda
disebut
heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011). Model regresi yang baik
2. Jika probabilitas < 0,05 maka data tidak
jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam
berdistribusi nol
penelitian
ini
untuk
menguji
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji b. Pengujian Multikolinieritas
park. Uji park mengemukakan metode
Menurut
Ghozali (2011) multikolinieritas
bahwa variance (S2) merupakan fungsi dari
bertujuan untuk menguji apakah model
variabel-variabel independen. Dasar analisis
regresi ditemukan adanya korelasi antar
dalam uji park, apabila koefisien parameter
variabel bebas (independen). Untuk menguji
untuk variabel independen dari persamaan
asumsi multikolonieritas digunakan VIF
regresi signifikan secara statistik hal ini
(Variance
menunjukkan bahwa dalam data model
Inflation
Factor).
Dasar
pengambilan keputusan:
empiris
1.)
Besarnya VIF dan tolerance
heteroskedastisitas
a) Mempunyai nilai VIF disekitar
parameter untuk variabel independen tidak
angka 1 nilai
tolerance
dan
terdapat
sebaliknya
jika
homoskedastisitas pada model tidak dapat
mendekati 1 Besarnya
diestimasi
signifikan secara statistik maka asumsi
b) Mempunyai
2.)
yang
korelasi
ditolak. antarvariabel
independen
d. Pengujian Hipotesis Statistik
Koefisien korelasi antarvariabel independen
Pengujian
haruslah lemah (dibawah 0,5) jika korelasi
memperhatikan dua pengujian, yaitu uji
kuat
parsial (uji t) dan uji Anova (uji F).
maka
terjadi
problem
multikolinieralitas.
a.
hipotesis
dilakukan
dengan
Uji Parsial (uji t) Untuk mengetahui seberapa besar
c. Pengujian Heteroskedastisitas
pengaruh variabel independen secara
Heteroskedastisitas adalah suatu situasi yang
individu diukur dengan menggunakan
menunjukkan setiap residual yang dibatasi
uji t statistik. Uji t adalah uji yang
oleh nilai tertentu merupakan nilai varians
digunakan untuk menguji hubungan
konstan. Uji heteroskedastisitas bertujuan
regresi secara parsial. Pengujian ini
menguji apakah dalam model regresi terjadi
dilakukan untuk mengukur tingkat
ketidaksamaan varians dari residual satu
signifikasi
pengamatan ke pengamatan lain tetap, yang
terhadap variabel terikat. Pengaruh
dapat disebut sebagai homoskedastisitas dan
hipotesis terhadap koefisien regresi 85
setiap
variabel
bebas
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014
b.
secara parsial menggunakan uji t
memberikan hampir semua informasi
pada tingkat kesalahan α. Dasar
yang
pengambilan
memprediksikan
keputusan
dengan
dierlukan
untuk
variabel-variabel
melihat tingkat probabilitas.
dependen.
Jika probabilitas < 0,05 : H0 ditolak
koefisien
Jika probabilitas > 0,05 : H0 diterima
memiliki suatu kelemahan, yaitu
Uji anova (uji F)
terdapatnya
Untuk mengetahui seberapa besar
jumlah variabel independen yang
pengaruh
independen
dimasukkan kedalam model. Agar
terhadap variabel dependen. Uji F
terhindar dari bias tersebut, maka
adalah uji yang dilakukan untuk
digunakan nilai adjusted R2, dimana
membuktikan
variabel-
nilai adjusted R2 mampu naik atau
variabel bebas secara keseluruhan
turun apabila terjadi penambahan
terhadap variabel terikat pada analisis
satu variabel independen (Ghozali,
regresi. Pengujian dilakukan pada uji
2011).
variabel
pengaruh
Tetapi
penggunaan
determinasi
suatu
bias
tersebut
terhadap
F dengan tingkat keyakinan 95%.
c.
Dasar pengambilan keputusan dengan
HASIL
melihat tingkat probabilitas.
PEMBAHASAN
Jika probabilitas < 0.05 : H0 ditolak
Statistik Dekriptif
dan Ha diterima
Analisis deskriptif adalah analisis yang
Jika probabilitas > 0.05 : H0 diterima
menggambarkan suatu data yang akan dibuat
dan Ha ditolak
baik sendiri maupun secara kelompok.
Koefisien Determinasi (R2)
Tujuan analisis deskriptif untuk membuat
Koefisien
determinasi
(R2)
pada
PENELITIAN
DAN
gambaran secara sistematis data yang faktual
dasarnya mengukur seberapa jauh
dan
kemampuan
hubungan antar fenomena yang diselidiki
menerangkan
model
dalam
variabel
dependen.
akurat
mengenai
fakta-fakta
serta
atau diteliti.
Nilai koefisien determinasi adalah
Berdasarkan hasil yang diperoleh dengan
diantara nol dan satu. Nilai R2 yang
melakukan pengujian statisktik deskriptif
kecil memperlihatkan kemampuan
dapat diketahui karakteristik data penelitian
variabel
dalam
yang digunakan. Statistik deskriptif untuk
menjelaskan variabel-variabel sangat
masing-masing variabel, yaitu inflasi, kurs,
terbatas. Nilai yang mendekati satu
tingkat suku bunga BI, jumlah uang beredar,
independen
berarti variabel-variabel independen 86
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 DER, asset growth dan risiko sistematis
1,06302. Tingkat inflasi memiliki nilai
saham (beta) disajikan dalam Tabel 4.1.
minimum sebesar -0,96%, nilai maksimum sebesar 1,11%, mean sebesar -0,001% dan
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Ketera
N
ngan
deviasi standar sebesar 0,60690%. Kurs
Mini
Maksi
Me
Std.
mum
mum
an
Devi
memiliki nilai minimum sebesar -0,17, nilai maksimum sebesar 0,13, mean sebesar
ation Beta
Inflasi
Kurs
1
-
1,063
Jumlah
7
0,0
02
minimum sebesar -0,88, nilai maksimum
1
077
1
-3,24
memiliki
nilai
sebesar 0,71, mean sebesar 0,0019 dan deviasi standar sebesar 0,36209. Debt to
7
0,0
90
equity memiliki nilai minimum sebesar -
1
010 0,13
7
2,92, nilai maksimum sebesar 2,84, mean
0,0
0,071
sebesar 0,0085 dan deviasi standar sebesar
002
46
0,65556. Asset growth
1 JUB
beredar
0,606
-0,17
1,11
uang
-
1
-0,96
3,59
0,0002 dan deviasi standar sebesar 0,07146.
1
memiliki nilai
minimum sebesar -8,7, nilai maksimum -0,88
0,71
7
0,0
0,362
sebesar 8,96, mean sebesar 0,0008 dan
019
09
deviasi standar sebesar 1,05670.
0,0
0,655
Uji Asumsi Klasik
085
56
a. Pengujian Normalitas Data
1 DER
1
-2,92
2,84
7 1 AS
1
Uji normalitas bertujuan untuk menguji -08,7
7
8,96
0,0
1,056
apakah
008
70
pengganggu atau residual memiliki distribusi
dalam
model
regresi,
variabel
1
normal. Uji statistik yang digunakan untuk
Sumber : data diolah
menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnof
Berdasarkan data pada tabel di atas, terlihat
(K-S).
jumlah data penelitian sebanyak 171 data
normalitas
yang dikumpulkan per tahun selama 7 tahun
berdistribusi secara normal maka perlu
dari tahun 2006 sampai tahun 2012. Beta
dilakukanya
saham memiliki nilai minimum sebesar -
menggunakan
3,24, nilai maksimum sebesar 3,59, mean
pengujian setelah dilakukannya tranformasi
sebesar -0,0077 dan deviasi standar sebesar
data tetap data tidak berdistribusi secara 87
Dalam
melakukan
terjadi
masalah
pengujian data
transformasi
data
logaritma
natural.
tidak
dengan Hasil
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 normal
sehingga
data
outlier
perlu
logaritma natural. Hasil pengujian setelah
dikeluarkan. Hasil pengujian menyatakan
dilakukannya tranformasi data tetap terjadi
bahwa data berdistribusi secara normal
multikolinearitas sehingga data outlier perlu
setelah data outlier dikelaurkan sebanyak 47
dikeluarkan.
data. Berikut ini hasil pengujian normalitas
Hasil pengujian setelah data outlier
dengan menggunakan Kolmogorof-Smirnof
dikeluarkan teryata masih menunjukkan
(K-S).
terjadinya multikolinearitas sehingga perlu mengeluarkan
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Keterangan
Kolmogorov-
memiliki
BI. Setelah dikeluarkan variabel tingkat suku
Signifikansi
1,287
yang
kolerasi yang tinggi yaitu tingkat suku bunga
bunga BI hasil pengujian dinyatakan tidak
Smirnof (K-S) Residual
variabel
terjadi multikolinearitas. Berikut ini hasil
0,073
pengujian
Sumber : data diolah
multikolinearitas
setelah
dikeluarkannya variabel tingkat suku bunga. Berdasarkan Tabel 4.2, nilai signifikansi
Hasil
pengujian
multikolinieritas
sebesar 1,287 atau probabilitas diatas 5%
substruktur 1 terlihat pada Tabel 4.3.
pada
(0,073 > 0,05). Maka dapat disimpulkan data Tabel 4.3. Hasil Uji Multikoliearitas
residual berdistribusi normal.
Variabel
Tolerance
VIF
DIFF
0,472
2,117
DIFF (ln_kurs,1)
0,936
1,068
DIFF (ln_jub,1)
0,487
2,052
asumsi
DIFF (ln_der,1)
0,977
1,024
multikolonieritas digunakan VIF (Variance
DIFF (ln_AS,1)
0,938
1,066
Inflation Factor) dan nilai tolerance. Dasar
Sumber: data diolah
b. Pengujian Multikolinearitas
(ln_inflasi,1)
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi
(independen).
pengambilan
antar
Untuk
variabel menguji
keputusan
adalah
bebas
variabel
eksogen mempunyai nilai VIF disekitar
Pada Tabel 4.3 terlihat nilai Tolerance untuk
angka 1 dan mempunyai nilai tolerance
semua variabel eksogen mendekati angka 1
mendekati 1. Dalam melakukan pengujian
dan nilai VIF berada disekitar angka 1
multikolinearitas
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi
masalah
multikolinearitas
maka
diperlukannya
transformasi
dengan
menggunakan
data
terjadi masalah multikolinieritas.
88
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 versi 13.0. Dari tabel 4.5 persamaan regresi
c. Pengujian Heterokedastisitas Uji
heteroskedastisitas
bertujuan
untuk
sebagai berikut: Y = -0,005 – 0,163 DIFF(ln_infl,1) + 2,154
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
DIFF(ln_kurs,1)
–
0,369
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model
DIFF(ln_JUB,1)
–
0,276
regresi yang baik adalah homoskedastisitas
DIFF(ln_DER,1)
+
0,220
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam
DIFF(ln_AS,1)
model ini untuk menguji heteroskedastisitas Tabel 4.5. Hasil Persamaan Regresi
menggunakan uji park.
Model
zed
Tabel 4.4. Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel
T-test
Signifikansi
DIFF(ln_inf,1)
-0,109
0,913
DIFF(ln_kurs,1)
0,537
0,592
DIFF(ln_JUB,1)
-1,486
0,139
DIFF(ln_DER,1)
1,729
0,086
DIFF(ln_AS,1)
1,342
0,181
Coeficients B
4.4
di
atas
menunjukkan
(Contants)
memiliki tingkat signifikan di atas 5% atau Variabel
independen
DIFF(ln_infl,1), DIFF(ln_JUB,1),
baik
DIFF(ln_kurs,1), DIFF(ln_DER,1),
T
di atas 0,05 atau signifikan pada tingkat 5%,
-
0,0
0,0
05
70
l,1)
0,1
0,8
63
70
0,187
1,131
-
DIFF(ln_ku
2,1
rs,1)
54
DIFF(ln_JU
-
B,1)
0,3
1,1
69
94
1,9
0,309
ER,1)
0,2
2,2
76
85
,1)
20
0,121
-
-
DIFF(ln_AS 0,2
0,944
0,385
0,059
05
DIFF(ln_D
hal ini berarti model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.
0,078
-
dan
DIFF(ln_AS,1) memiliki tingkat signifikan
-
Signifik ansi
DIFF(ln_inf
nilai
koefisien parameter untuk variabel eksogen
0,05.
Std.er ror
Sumber : data diolah
Tabel
Unstandardi
0,076
-
2,8
0,234
0,024
0,005
77
Sumber : data diolah
Hasil Persamaan Regresi Penelitian ini menggunakan analisis regresi
Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa
berganda dengan bantuan program SPSS
variabel inflasi, jumlah uang beredar, debt to 89
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 equity
mempunyai
hubungan
yang
simultan dilakukan dengan uji F. Untuk
negatif/berlawanan dengan risiko sistematis
menentukan
saham. Sedangkan kurs dan asset growth
diterima/ditolak
mempunyai hubungan positif dengan risiko
pengambilan keputusannya. Jika tingkat
sistematis saham. Kontanta sebesar -0,005
signifikan < atau sama dengan 0,05 maka
menyatakan bahwa jika tidak ada variabel
hipotesis
inflasi, kurs, JUB, DER dan Asset growth
signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak.
maka risiko sistematis saham sebesar -0,005.
1.
Koefisien
-0,163
Hipotesis pertama dalam penelitian ini
setiap
menggunakan uji F. Dari pengujian tersebut
penambahan/kenaikan 1% tingkat inflasi
secara keseluruhan diperoleh hasil seperti
akan menurunkan beta saham sebesar 0,163.
yang terlihat pada tabel 4.6 bahwa F hitung
Koefisien kurs sebesar 2,154 menunjukkan
dari
bahwa setiap penambahan/kenaikan Rp. 1
serentak
kurs maka akan meningkatkan beta saham
signifikansi
sebesar
hipotesis pertama diterima.
inflasi
menunjukkan
sebesar bahwa
2,154.
Koefisien
jumlah
uang
apakah
suatu
maka
diterima
hipotesis
ada
namun
jika
dasar
tingkat
Hipotesis pertama
keempat
variabel
tersebut
secara
3,970
dengan
tingkat
adalah
sebesar
0.002
ini
berarti
beredar sebesar -0,369 menunjukkan bahwa setiap penambahan/kenaikan Rp.1 jumlah
Tabel 4.6. Hasil Uji F
uang beredar maka akan menurunkan beta
Keterangan
F
Signifikansi
saham sebesar 0,369. Koefisien debt to
Residual
3,970
0,002
equity sebesar -0,276 menunjukkan bahwa
Sumber : data diolah
setiap penambahan/kenaikan 1% DER maka akan menurunkan beta saham sebesar 0,276.
Berdasarkan hasil pengujian uji F maka
Demikian juga dengan koefisien dari asset
dapat
growth sebesar 0,220 menunjukkan bahwa
signifikan antara variabel-variabel inflasi,
setiap penambahan/kenaikan 1 asset growth
kurs, jumlah uang beredar, debt to equity dan
akan meningkatkan beta saham sebesar
asset growth terhadap risiko sistematis
0,220.
saham pada perusahaan LQ-45.
disimpulkan
ada
pengaruh
yang
2. Hipotesis Kedua Pengujian Hipotesis
Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji t. Uji t ini dapat dilihat dari
dillakukan
secara parsial dan simultan.
harga t-tabel dan nilai signifikansi. Harga t-
Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan
tabel untuk df dengan jumlah sampel 171
dengan uji t, sedangkan hipotesis secara 90
kedua
dalam
penelitian
ini
JURNAL NOMINAL / VOLUME III NOMOR 2 / TAHUN 2014 adalah 1,9739.Dari tabel 4.7. didapat dari uji
tidak berpengaruh secara signifikan
t:
terhadap risiko sistematis saham. b. Dari tabel 4.8. diatas didapat t-hitung
Tabel 4.7. Hasil Uji t Variabel
DIFF(ln_infl,
dari variabel kurs adalah 1,905. Jadi
Standardi
t_te
Signifika
t-hitung
1,905