1 KAJIAN AGRONOMIS JAGUNG DAN KACANG IIIJAU

Download adalah sistem tanam yaitu monokultur jagung, monokultur kacang hijau dan tumpangsari jagung dengan kacang hijau...

1 downloads 193 Views 7MB Size
1 KAJIAN AGRONOMIS JAGUNG DAN KACANG IIIJAU SEBAGAI TANAMAN PEI{YELA PADA PERTANAMAN DAMAR MLJDA (Agathis sp) DI LAHAN HUTAN PRODIJKSI AGRONOMIC STUDY ON CORN AND MANGBEAN AS INTER CROP OF YOUNG RES/N IN FOREST PRODUCTION AREA Oleh : Supartoto, Purwandaru Widyasunu, dan Endang Setyaningsih Jurusan Budidaya, Fakultas Pertanian LJNSOED Diterimn : 29 Oktober2002; disetujui : 4 Nopember2002 ABSTRAK Tujuanpenelitianini adalahmencarisistemtanam,pemupukandankombinasiterbaik pertumbuhan,kandunganN, P dan antarapola tanamdan pemupukanuntuk menghasilkan K dalam daun jagung dan daun kacang hijau tertinggi dan hasil terbaik pada sistem agroforestry.Rancanganyang digunakanadalahSplit Plot Design, sebagaipetak utama adalahsistem tanam yaitu monokulturjagung, monokultur kacang hijau dan tumpangsari jagung dengan kacang hijau dan sebagaianak petak adalah pemupukan, yaitu tanpa pemupukan,pupuk kandang5 tor/ha, pupuk kandang10 ton/ha dan pupuk NPK buatan dengandosis 200:100:100. Hasil penelitianmenunjukkanbahwa pada tanamanjagung, sistemtanam tumpangsaricenderungmeningkatkanhasil panen 43.1 persendibandingkan monokultur.Pemberianpupuk kandang 10 ton/ha cenderungmeningkatkanpernrmbuhan dan hasil. Tumpangsari dengan pemberian pupuk kandang mirmpu meningkatkan pertumbuhan, kandunganN dalamdaundanhasil. KandunganP dan K tertinggi dalamdaun jagungdiperolehpada kombinasiperlakuanpupuk kandangl0 ton/ha denganmonokultur. Padatanamankacanghrjau, perlakuanmonokulturmemberikanhasil lebih tinggi dibanding nrmpangsari.Pemberia.npupuk baik organik maupuninorganik belum mampu menaikkan pertumbuhandan hasil kacang hijau. Pada penanamanmonokultur, pemberian pupuk kandangmampu menaikkan pertumbuhandan kandunganhara namun belum mampu meningkatkan hasilkacanghijau. Katakunci : jagung, kacanghijau, sistemtanam,pemupuknn. ABSTRACT The aim of this researchis to find out the right croppingsystem,fertilization, andthe bestcombinationbetweencropping systemand fertilization to obtain the highest growths, absorptionof N, P and K and yield of corn and mungbeanin agro-forestrysystem.This researchwas carried out at dry land of resin productionforest in elevationof 700 meters abovesealevel with soil type is Andosol,from May to September 2001.A split plot design was used with basic design was RandomizedComplete Block Design, factorial three replicates.The main plot was cropping system,consistedof corn monoculture,mungbean monocultureand multiple cropping of corn and mungbean.While the sub plot was fertilization that was control, farmyard manure 5 ton/ha and 10 ton/ha, and N, P, K fertilizerwith dosage200, 100,and 100kg/ha.The resultshowedthat in corn, the multiple croppingincreasedthe yield up to 43.1 Vo, corrLpzred with corn monoculture.While additionof farmyard manureof l0 ton/ha increasedthe growth and yield of corn. Multiple KajianAgronomisJagungdan KacangHijau sebagaiTanaman... (Supartoto,dkk.)

2 croppingwith additionof farmyardmanureincreasedthe growth, N contentand yields. The highestP and K on corn were obtainedin monoculturewith addition of farmyard manure10 ton/ha. For mungbean, monoculture yielded higher compared with multiple cropping. Addition of organic and inorganic fertilizer did not increasethe growth and yield of mungbean.Monoculture with addition of farmyardmanuregave more increaseof growth and nutrientcontent,but it still could not increasethe yield. Key word : corn, mungbean, croppingsystem,fertilization. PENDAHULUAN \ Tanamandamar telah menjadisalah satu komoditas kayu potensial di Pulau Jawa. Di hutan produksi lereng selatan Gunung Slamet, damar merupakan tanaman hutan produksi yang menjadi andalanprogram tebang-tanam.Sebagian lahan hutan pasca tebangandamar telah diperbolehkan oleh Perhutani untuk ditanami dengan tanaman pangan oleh penduduksekitar. Sistem usahatani yang menggabungkanusaha kehutanandengan pertanian disebut sitem pertanian hutan (agroforestry). Pada prinsipnya, sistem pertanian hutan diarahkan untuk mempertahankan kondisi dinamis bahan organik tanah, dan sedapat mungkin memanipulasi agar ekosistempertaniansamasepertiekosistem hutan yang dapat dilakukan dengan cara mengatur sistem tanam ataupun tumpangsari antara tanaman pangan (contoh: jagung) denganlegum (contoh: kacang hijau) dan pemberian bahan organik. Pengaturan sistem tanam dimaksudkan. agar tanah selalu tertutup kanopi seperti ekosistemhutan, sehingga kehilanganbahanorganikyang disebabkan oleh erosi dapat dikurangi. Selain itu;

!

penanamandengan kacang hijau diharapkan dapat memelihara kesuburan tanah kar ena simbiosisnya dengan Rhizobium leguminosarum bv. Phaseoli (Singleton, et el., L992). Selanjutnya, biomassa tanaman tumpangsari tersebut akan mendukung ketersediaan bahan organik pertanian. Pemberian pupuk organikdiharapkandapatmenambahbahan organik tanah yang mampu memantapkan agregattanahsehinggabahanorganik yang terkandung dalam tanah tidak mudah tercuci atau hilang karena erosi. Bahan organik mendukung pertumbuhan dan meningkatkankandunganhara yang dapat diserap oleh tanaman sehingga dapat meningkatkanhasil tanamanbaik tanaman pertanianmaupuntanamanhutan. Dalam upaya mewujudkankeluaran tersebut maka perlu dilaksanakan penelitian untuk mengkaji potensi dan pemanfaatankembali tumpangsarijagungkacanghijau sebagaisalahsatu carauntuk mendukungdinamika pemeliharaanbahan organik tanah pada sistem pertanianhutan dan pemanfaatanpupuk organik. Penelitian ini bertujuan(1) mengetahuisistemtanam (tumpangsariatau monokultur) yang tepat untuk menghasilkanpertumbuhandan hasil yangpalingbaik padasistemyangberbasis

Pedesaan Jurnal Pembangunan Vol. II No. 3 Desember2002 : 1-9

ISSN : l4ll-9250

3

pertanian hutan; (2) mengetahui pemupukan(enis dan dosis pupuk) yang tepatuntuk menghasilkanpertumbuhandan hasil terbaik yang digunakanpada sistem pertanianhutan; dan (3) untuk mengetahui interaksi dan kombinasi pemupukandan pola tanam terbaik yang mampu memberikanpertumbuhan, serapan hara N, P danK palingtinggi danhasilterbaik. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di lahan keringhutanproduksidamarpetak37 A di Limpakuwus, Baturraden dengan jenis tanahandosolpada ketinggiantempat 700 meter di atas permukaan laut dan di l a b o r ato ri u m Il mu T a n a h Fakultas Pertanian.UniversitasJenderalSoedirman. Penelitiandilaksanakanpada bulan Mei sampai Oktober2001. R a n c a n g a np e r c o b a a n y a n g digunakan adalahSplit Plot Designdengan r a n c a n g a nd a s a r R a n c a n g a n A c a k KelonrpokLengkap. Sebagaipetak utama adalah perlakuan sistem tanam, yaitu nronokultur jagung, monokultur kacang hrjau dan tumpangsari jagung dengan kacanghijau dan sebagaianakpetakadalah pemupukan,yaitu tanpa pemupukan, pupuk kandang5 tor/ha, pupuk kandang l0 ton/ha dan pupuk NPK buatandengan dosis 200:100:100.Perlakuandicobakan secara faktorialdandiulangtiga kali. Variabel yang diamati adalah kandungan N, P dan K dalamdaunjagung dankacanghijau, komponenpertumbuhan dan hasil pada tanaman jagung yang meliputitinggi tanaman,jumlah daun tiap KajianAgronomisJagungdan Kacang

tanaman,bobot kering akar, bobot kering batang, bobot kering tongkol berklobot, bobot kering tongkol tanpa klobot dan bobot biji tiap tanaman, serta komponen pertumbuhandan hasil pada tanaman kacanghijau yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun trifoliat tiap tanaman,bobot kering akar, bobot kering brangkasan, jumlah cabang tiap tanaman, jumlah polongtiap tanaman,bobot kering polong tiap petakefektif dan bobot kering biji tiap petakefektif. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji F untuk mengetahuikeragamannya,jika terdapat perbedaan akan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) padataraf5 persen. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Sistem Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil jagung dan Kacang Hijau Pada Pertanaman Damar 1. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Berdasarkananalisisstatistik,sistem tanam tidak membelikan pengaruh yang nyata terhadap semua komponen pertumbuhan. Perlakuan monokultur jagung cenderungmemberikanhasil yang lebih baik pada variabel tinggi tanaman sebanyak127,97 cm, jumlah daun 10,75 helai dan bobot kering akar sebesar26,39 g, bobot kering batang sebesar79,07 g. Hal ter sebut diduga kar ena pada pertumbuhanawal tanamanjagung pada perlakuan tumpangsari dengan kacang hijau, sudahberkompetisi dengan kacang

14'

4 hijau padasalahsatu masakritisnya. Salah satu masa kritis bagi jagung adalah saat berkecambahdan saat awal pertumbuhan. Menurut Aldrich dan Leng (1965 dalam Suprihati, lgg2), gangguanpada saatawal pertumbuhan akan menimbulkan gang-

yang ternaungi cenderung mengalami penurunan laju penimbunan fotosintat sehinggapertumbuhanterhambat. Analisis statistik menunjukkan bahwa sistem tanam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering polong per

guan permanen yang akan berpengaruh terhadapfasepertumbuhanselanjutnya. Analisis statistik menunjukkan bahwa sistem tanam tidak memberikan pengaruhyang nyata terhadapkomponen hasil padatanamanjagung. Namun,perla-

petak efektif dan jumlah polong baik total maupunisi, namun keduanyamenunjukkan pola tanggap yang sama dengan bobot kering biji yang berpengaruhnyata pada

kuan sistemtanam tumpangsaricenderung memberikan hasil yang lebih baik dibanding monokultur jagung, baik pada variabel bobot kering tongkol berklobot (63,07 g), bobot kering tongkol tanpa klobot (54,12 g) dan bobot kering biji per tanamansebesar42,06 g. Hal tersebut sesuai dengan pendapatIsgianto et al. (1980) yang menyatakanbahwa produksi jagung naik 60 persen ketika ditumpangwalaupun sarikandengankacang-kacangan tidak dilakukantindakanpenyiangan. 2. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman KacangHijau Berdasarkanhasil analisisstatistik, sistem tanam berpengaruhnyata terhadap bobotkering akar, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadapbobot kering brangkasan, tinggi tanaman,jumlah daun trifoliat per tanamandan jumlah cabangtotal/produktif tiap tanaman. Semua variabel menunjukkan bahwa perlakuan monokultur kacang hijau cenderungmenaikkannilai variabelvaribel tersebut.Hal tersebutsesuaipula dengan pendapat Heynest (1980 dalam Harumningsih,1990)batya padatanaman

perlakuan sistem tanam yaitu monokultur kacanghijau memberikanhasil yang lebih baik dibanding perlakuan fumpangsari. Menurut Surahman(1974), makin banyak jumlah tanaman pada tumpangsari akan menurunkanjumlah bunga, cabang dan produksi tanaman. Hal tersebut dapat dipahami karena kacang hijau Yang ditanam secara monokultur memberikan jarak tanam yang relatif ideal, sehingga persaingancahayamataharidan unsurhara relatif sedikit. Akibatnya tanaman akan mempunyai peluang untuk tumbuh optimal, sehinggamemungkinkanpertumbuhan generatiflebih baik yang tercermin dari bobot kering biji yang lebih tinggi padamonokulturdibandingtumpangsari. B. Pengaruh Pemupukan TerhadaP Pertumbuhan dan Hasil Jagung dan Kacang Hijau pada Pertanaman Damar l. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Hasil analisisstatistik menunjukkan bahwa perlakuanpemupukanberpengaruh nyata pada variabel bobot kering akar dan bobot kering batang. Pemberian pupuk kandang 10 ton/ha menaikkan kedua variabel tersebut yaitu masing-masing

Pedesaan Vol. II No. 3 Desember2002 : 1.-9 Jurnal Pembangunan

ISSN : l4ll-9250

)

sebesar38,41 g dan 162,49 g. Pada variabeltinggi tanamandan jumlah daun, pemupukantidak memberikan pengaruh yang nyata. Namun demikian, perlakuan pupukkandang10 ton/ha cenderungmemberikantinggi lebih baik dibandingperlakuanlain yaitu mencapai146,5cm. Pada jumlahdaun, perlakuantidak berpengaruh nyata, diduga karena adanya pengaruh yangtidaknyatadari tinggi tanaman. Pada komponen hasil, analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan pemupukanberpengaruh nyata terhadap bobotkering tongkol berklobot.Perlakuan yang rnemberikanhasil tertinggi adalah perlakuanpupuk kandang10 ton/ha, yaitu sebesar78,68 g. Pada variabel bobot kering tongkol tanpa klobot dan bobot kering biji tiap tanaman, perlakuan pemupukantidak memberikan pengaruh yang nyata. Pola tanggapyang terdapat pada kedua variabel tersebut adalah pemberian pupuk kandang cenderung meningkatkan keduavariabeltersebut. Pemberian pupuk kandang rnemberikanpertumbuhandan hasil yang lebih baik pada tanamanjagung, karena pupuk kandang mengandungunsur hara lebih kompleksdan lebih tersediaselamasiklus hiduptanaman,baik unsur hara mikro dan makrolain selainunsurN, P danK. Selain itu pupuk kandangmampu mempertahankan struktur tanah tetap remah sehingga merangsangpertumbuhan akar. Sistem perakaranyang baik mampumeningkatkan penyerapanunsur hara dan air sertadapat meningkatkan akrivitas metabolisme di dalam akar, yang selanjutnya akan

memacupertumbuhandan perkembangan tajuk dan mempengaruhihasil. 2. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau Pemupukan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua komponen pertumbuhan kacang hijau, artinya bahwasemuavariabelmemberikan tanggap yang sama terhadap perlakuan pemupukan yang dicoba. Namun, pemberian pupuk kandang 10 ton/ha cenderung meningkatkan tinggi tanaman (20,08 cm), jumlah daun trifoliat tiap tanaman (6,83), jumlah cabang total,' produktif (z,L7ll,ll), bobot kering akar (0,33 g) dan bobot kering brangkasan ( 2 , 2 8 g ). P e n i n g k a t a n k o m p o n e n pertumbuhanini diduga disebabkanoleh perbaikansifat fisik dan kimia tanahakibat pupukkandangsehinggapenyerapan unsur haraoleh perakaranmeningkat.Kondisiim selanjutnyamemacu aktivitas fotosintesis dalam tanaman dan menghasilkan fotosintatdalam jumlah cukup yang dapat memacupertumbuhanvegetatiftanaman. Analisis statistik menunjukkan bahwapemupukantidak berpengaruhnyata terhadap komponen hasil, namun pemberian pupuk NPK buatan dengan dosis 200:100:100cenderungmeningkatkan komponenhasil sepertibobot kering polongper tanaman(4,05 g), bobotkering biji per petakefektif (1,02 g), sertajumlah polongisi yaitu 1.17buah. Padapenelitianini, tanamankacang hijau mengalamicekaman(stress)akibat iklim yang kurang menguntungkanbagi budidayanya, sehingga kacang hijau

Kajian AgronomisJagungdan KacangHijau sebagaiTanaman... (Supartoto,dkk.\

6 membutuhkanunsur hara yang lebih cepat tersediadalam hal ini adalahNPK buatan. Pupuk kandang, di sisi lain, walaupun mempunyaiunsur hara yang lebih lengkap, lamun memerlukan waktu lebih panjang untuk menunjukkan pengaruh terhadap ketersediaanhara. Penyebab lain kecenderunganpeningkatan hasil pada pemupukan dengan NPK buatan adalah kacang hrjau termasuk dalam tanaman legum yang dapat memfiksasi N maka kandungan N yang relatif tinggi pada pupuk kandangmenyebabkanpeningkatan ketersediaanN. Tidak seimbangnyaunsur N dengan P dan K dapat menyebabkan produksi rendah karena pertumbuhan vegetatif yang berlebihan (Sutejo dan Kartasapoetra,1987). C. Pengaruh Kombinasi Perlakuan Pemupukan dan Sistem Tanam Terhadap Pertumbuhan, Kandungan N, P dan K dan Hasil Tanaman Tumpangsari L. Pertumbuhan, Kandungan NPK Daun dan Hasil TanamanJagung Berdasarkananalisisstatistik,tidak ada interaksiantarapemupukandan sistem tanam pada semuakomponenpertumbuhan. Akan tetapi, secaraumum kombinasi perlakuan pupuk kandang 10 ton/ha dejagungdan kacanghijau ngantumpangsari mempunyai kecenderunganmemberikan pertumbuhanterbaik pada jagung. Hal tersebut diduga karena pemberianpupuk kandang mampu memperbaiki sifat fisik tanah sehingga dapat memacu perakaran,dan kacanghijau perkembangan dapat mensuplai N yang berguna untuk pertumbuhanvegetatifjagung.

Kombinasi perlakuan sistem tanam dengan pemupukan tidak memberikan interaksiyang nyata terhadapserapanN, P dan K pada daun jagung. Pada sistem tanam monokultur dan tumPangsari, semakintinggi dosis pupuk kandang,maka N, P dan K yang diserap tanamanakan P semakintinggi. Secaraumum kandungan dan K tertinggi dicapai pada kombinasi perlakuan pupuk kandang 10 ton/ha dengan monokultur jagung dibanding perlakuan lain. Hal ini karena dalam tumpangsari terjadi persaingan dalam memperebutkanunsur hara sehingga serapanuntuk P dan K pada tumpangsari lebih rendahdibandingsistemmonokultur. Kandungan N terbesar diperoleh pada kombinasi pupuk kandang 10 ton/ha dengan tumpangsari jagung dan kacang hrjau. Hal tersebut diduga karenajagung mendapattambahan N yang berasaldari kacang hijau yang ditumpangsarikan sehinggakandungan N meningkat. Pemberianpupuk buatancenderungmenghasil'serapan hara yang lebih sedikit kan dibandingpemberianpupuk kandang.Hal ini disebabkanpupuk buatanmudahhanyut terkena erosi terutama pada lahan miring sepertipenelitianini (Gambar1). Secara statistik, perlakuan sistem tanar.ndenganpemupukantidak memberikan interaksi nyata pada komponenhasil. Namun demikian, kombinasi perlakuan yang menghasilkanbobot kering biji per tanamanterbaik adalah perlakuan pupuk kandang 5 ton/ha dengan tumpangsari jagung dan kacang hijau yaitu sebesar 50,90g.

Pedesaan Vol. II No. 3 Desember2002 : l-9 Jurnal Pembangunan

ISSN : l4ll-9250

Z,J -o o\

Y EL

z

I

'1.5

EIN

c

([

q7} g

:}

E

(!

)(

&P

1

i"trKj

0.5 n E b F F F F F F 9 O r : r : c \ r N t D a ] > < Y Y Y Y Y Y Y

kombinasiperlakuan

Keterangan : K0 : tanpapupuk Tl : jagungmonokultur : Kl pupuk kandang5 tlha T2 : kacanghijau monokultur : pupuk KZ kandang10 t/ha T3 : Tumpangsarijagung dankacanghijau K3 : pupukNPK dengandosis200:100:100 Gambar 1. Hubungan antara kombinasi perlakuan dengan kandungan NPK dalam daun jagung

2. Pertumbuhan, Kandungan NPK dalam daun dan Hasil KacangHdau lnteraksi antara perlakuan sistem tanamdenganpemupukantidak ditemukan pada komponen pertumbuhan. Namun demikian, kombinasi perlakuan terbaik yang menghasilkan bobot kering akar, bobot kering brangkasandan jumlah daun trifoliat per tanaman adalah kombinasi antara pupuk kandang 10 ton/ha dengan monokultur kacang hijau. Pada variabel tinggi tanaman kacang hijau kombinasi terbaik adalah antara pupuk kandang 10 ton/hadengantumpangsarijagung dengan kacanghijau yaitu sebesar23,50 cm. Hal i n i d i ka re n a ka n a d a n ya pengar uh penaunganjagung yang menyebabkan etiolasikacanghijau. Padavariabel kandunganhara N, P

dan K daunkacanghijau, kombinasiantara sistem tanam dengan pemupukantidak memberikaninteraksi yang nyata, akan tetapi kandunganN, P dan K tertinggi dicapai pada kombinasi perlakuanpupuk kandang 10 ton/ha dengan monokultur kacang hijau. Pemberian pupuk buatan sedikit meningkatkan serapan hara dibandingkankontrol (Gambar2). Berdasarkan analisis statistik. kombinasi terbaik untuk menghasilkan bobot kering polong dan bobot kering biji per tanaman adalah kombinasi antara pupuk NPK buatan dengan monokultur kacang hijau. Perlakuan monokultur kacang hijau dengan pupuk yang lebih cepattersediadapatmemberikanhasil yang baik yaitu 2.03 g per tanaman.

Kajian Agronomis Jagungdan Kacang Hijau sebagaiT anaman... (Supartoto,dkk.\

4

S s.s

xz, G

3

2.5 E

E 1.b 5

? c

1

s 0.5 o oI F F

(

Y

Y

(') F

\

)

F

c\l

I

C

ga s\t so F 6 6

I

Y ) < : d

k o m b i n as i p e r l ak u a n

Gambar2. Hubunganantara kombinasiperlakuandengankandunganNPK dalam daun kacanghijau

KESIMPIJLAN Berdasarkanhasil dan pembahasan makadapatditarik kesimpulanberikut : 1. Perlakuan sistem tanam tidak mempengaruhipertumbuhandan hasil tanamanjagung, namun sistem tanam tumpangsarimemberikan hasil panen berupa bobot kering biji per tanaman tertinggisebesar42,06 g ataunaik 43,1 persen dibandingkanmonokultur yang mencapai29,39g. 2. Pada kacang hrjau perlakuan sistem tanam monokultur cenderung memberikan pertumbuhan dan hasil lebih baik dibandingkansistem tanam tumpangsaridengan bobot kering biji per tanamanI,T2g dibanding0,I4g. 3. Pupuk kandang 10 ton/ha cenderung meningkatkanpertumbuhan dan hasil jagung dibanding puPuk kandang 5 ton/ha dan pupuk NPK buatan dengan bobot kering biji sebesar menghasilkan 43,97g per tanaman.

4. P e r l a k u a n p e m u p u k a n t i d a k

mempengaruhipertumbuhandan hasil kacang hijau, tetapi pemberianpupuk kandang 10 ton/ha cenderung meningkatkan pertumbuhan. Bobot kering blji tertinggi diperoleh pada pemberian pupuk NPK dosis yaitu sebanyak1,02 gPer 200:100:100 tanaman(510kg/ha). 5 . Pada tanaman jagung, serapan N tertinggi dicapaijika dipupuk 10 ton/ha pupuk kandang dan ditumpangsari dengankacang hijau, sedangkanpada kacang hijau serapan N tertinggi dicapaijika dipupuk dengan 10 ton/ha pupuk kandang dan ditanam secara rnonokultur. 6. Serapan hara P dan K baik Pada tanamanjagung maupun kacang hijau cenderungmeningkat pada pemberian pupuk kandang 10 ton/ha dengan sistemtanammonokultur.

Pedesaan Vol. II No. 3 Desember2002 : l-9 Jurnal Pembangunan

ISSN : l4ll-9250

9

7. Pemberian pupuk kandang 5 ton/ha dengan sistem tanam tumpangsari adalah kombinasi terbaik yang menghasilkanbobot kering bli per tanamantertinggi sebesar50,9 gram (1,84 ton/ha) pada tanamanjagung dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya. 8. Kombinasi antara pupuk NPK dengan monokulturkacanghijau menghasilkan biji per tanamantertinggi,yaitu 2,03 g atau(1015kg/ha). UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kami sampaikan kepadaKetua Program Studi Agronomi danDirektur proyek DUE BACTH II atas dukungandananyasehinggapenelitianini dapatterlaksana. DAF"TARPUSTAKA Harumningsih,R.E. 1990. PengaruhSaat PenyisipanKacangPanjangdan Jarak TanamJagungTerhadapHasil Kacang PanjangDalam TumpangsariDengan Jagung.FakultasPertanianUNSOED, Purwokerto,84 hal. Isgianto, W., Siti, Mardiyah dan P. Hasan. 1980. PengaruhMasa Tanam dan Jarak Tanam TerhadapPopulasi

Hama, Pertumbuhandan Hasil Tafttman JagungBila Ditumpangsarikan DenganKacangTanah. RisalahHasil PenelitianTanamanPangan,Balittan, Malang,Pp. 6l-71. Singleton,P.W., B.B. Bohlool,and P.L. Nakao. 1992. Legume Responseto RhizobialInoculationin The Tropics: Myths and Realities.ftr: Lal., R., and P.A. Sanchez. 1992. Myths and Science of Soils of The Tropics. Proceeding of an International by Division ASymposiumsponsored 6 of The American Society of Agronomy,The World Associationof and The Soil andWaterConservation, Soil and Water ConservationSociety, in Las Vegas, Nevada, 17 October 1989.SSSASpec.PublicationNo. 29. Pp. 135-155. Suprihati, R. 1992. Pengaruh Waktu Tanam Kedelai dalam Pertanaman TumpangsaridenganJagungterhadap Per tumbuhan dan Hasil Kedua Tanaman. Fakultas Pertanian IPB. Bogor,70 hal. Surahman.1974. Adaptasidan Distribusi Tana.man Pertanian. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB, Bogor,Pp. 85-88. Sutejo, M.M. dan A.G. Kartasapoetra. 1980. Pupuk dan Cara Pemupukan. RinekaCipta, Jakarta,I77 hal.

KajianAgronomisJagungdan KacangHijau sebagaiTanaman... (Supatoto,dkk.\